Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

Untuk Memenuhi Mata Kuliah BAHAN TEKNIK


Dosen Pengampu Reza Arfi Faisal, M.T

Disusun Oleh :
BAGUS MULYA SAPUTRA (20021046)
DIII TEKNIK MESIN
KELAS 2D

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM
UJI TARIK, UJI KEKERASAN, UJI IMPEK

Disusun Oleh:

BAGUS MULYA SAPUTRA (20021046)


2D

Telah disahkan pada :

Hari/Tanggal :

Tempat :

Pukul :

Oleh :

Tegal, 15 Juli 2021

Mengetahui dan menyetujui

Dosen Mata Kuliah Mahasiswa

Reza ArfinFaisal, M.T BAGUS MULYA SAPUTRA

i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.………………………………………….………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………….…………………….…ii
BAB I PENDAHULUAN………………………….………………………………………….1
A. Latar belakang………………………………...………...…………………….………...1
BAB II PEMBAHASAN…………………………….………………………………...………2
A. Pengujian Tarik ( Tensile Test )…………….…………..……………………....……..2
B. Pengujian kekerasan……………………………………………………….…………..3
C. Pengujian Impact………………………...………..………………………………..….3
BAB III PENELITIAN………………….…………………………………………………….4
A. Pengujian Kekerasan…………….…...………………………………………………. 4
B. Pengujian Impact……………….…………………...…………………………………4
C. Pengujian Tarik……………….……………………………………………………….5

BAB IV PENUTUP……………….…………………………………………………………..6

A. Kesimpulan…………..………………………………………………………………..6
B. Saran………………..…………………………………………………………………6

LAMPIRAN……………….…………………….……………………………………………7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Material adalah sebuah masukan dalam produksi. Material seringkali adalah bahan
mentah yang belum diproses, tetapi kadang kala telah diproses sebelum digunakan untuk
proses produksi lebih lanjut. Material teknik adalah jenis material yang banyak dipakai dalam
proses rekaya dan industri. Material teknik memiliki 6 golongan : Logam, Polimer, Karet,
Gelas, Keramik, Hibrida.
Dalam pembuatan suatu konstruksi diperlukan material dengan spesifikasi dan sifat-
sifat yang khusus pada setiap bagiannya. Sebagai contoh dalam pembuatan konstruksi sebuah
jembatan. Diperlukan material yang kuat untuk menerima beban diatasnya. Material juga
harus elastis agar pada saat terjadi pembebanan standar atau berlebih tidak patah. Salah satu
contoh material yang sekarang banyak digunakan pada konstruksi bangunan atau umum
adalah logam.
Meskipun dalam proses pembuatannya telah diprediksikan sifat mekanik dari logam
tersebut, kita perlu benar-benar mengetahui nilai mutlak dan akurat dari sifat mekanik logam
tersebut. Oleh karena itu, sekarang ini banyak dilakukan pengujian-pengujian terhadap
sampel dari material.
Pengujian ini dimaksudkan agar kita dapat mengetahui besar sifat mekanik dari
material, sehingga dapat dlihat kelebihan dan kekurangannya. Material yang mempunyai sifat
mekanik lebih baik dapat memperbaiki sifat mekanik dari material dengan sifat yang kurang
baik dengan cara alloying

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengujian Tarik ( Tensile Test )

Pengujian tarik adalah suatu pengukuran terhadap bahan untuk mengetahui keuletan
dan ketangguhan suatu bahan terhadap tegangan tertentu serta pertambahan panjang
yang dialami oleh bahan tersebut. Pada uji tarik (Tensile Test) kedua ujung benda uji
dijepit, salah satu ujung dihubungkan dengan perangkat penegang.

Regangan diterapkan melalui kepala silang yang digerakkan motor dan alongasi
benda uji, dengan pergerakan relatif dari benda uji

Pengujian dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis suatu material, khususnya


logam diantara sifat-sifat mekanis yang dapat diketahui dari hasil pengujian tarik
adalah sebagai berikut:

1. Kekuatan tarik

2. Kuat luluh dari material

3. Keuletan dari material

4. Modulus elastic dari material

5. Kelentingan dari suatu material

6. Ketangguhan.

1. Kekuatan Tarik

Kekuatan tarik atau kekuatan tarik maksimum (Ultimate Tensile Strength) (UTS)
adalah beban maksimum dibagi luas penampang lintang awal benda uji.

2. Pengukuran Batas Luluh (Yielding)


Batas luluh adalah titik yang menunjukkan perubahan dari deformasi elastis ke
deformasi plastis.Tegangan dimana deformasi atau batas luluh mulai teramati
tergantung pada kepekaan pengukuran regangan.

3. Pengukuran Keuletan.
Keuleten adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan beban pada daerah plastis
tanpa terjadi perpatahan.

4. Modulus Elastisitas
Modulus Elastisitas adalah ukuran kekuatan suatu bahan akan keelastisitasannya.

5. Kelentingan (Resilience)
Kelentingan adalah kemampuan suatu bahan untuk menyerap energi pada waktu
berdeformasi secara elastis dan kembali ke bentuk awal apabila bebannya
dihilangkan.

2
6. Ketangguhan (Toughness)
Ketangguhan (Toughness) adalah kemampuan menyerap energi pada daerah plastik.

B. Pengujian kekerasan

adalah pengujian yang paling efektif untuk menguji kekerasan dari suatu material.

Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical properties) dari
suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya untuk material
yang dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan (frictional force) dan
deformasi plastis. Deformasi plastis sendiri suatu keadaan dari suatu material ketika
material tersebut diberikan gaya maka struktur mikro dari material tersebut sudah
tidak bisa kembali ke bentuk asal artinya material tersebut tidak dapat kembali ke
bentuknya semula. Lebih ringkasnya kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan
suatu material untuk menahan beban identasi atau penetrasi (penekanan).

C. Pengujian Impact

Pengujian impak merupakan suatu pengujian yang mengukur ketahanan bahan


terhadap beban kejut. Inilah yang membedakan pengujian impak dengan pengujian
tarik dan kekerasan dimana pembebanan dilakukan secara perlahan-lahan.
Pengujian impak merupakan suatu upaya untuk mensimulasikan kondisi operasi
material yang sering ditemui dalam perlengkapan transportasi atau konstruksi
dimana beban tidak selamanya terjadi secara perlahan-lahan, melainkan datang
secara tiba-tiba. Contoh deformasi pada bumper mobil pada saat terjadinya
tumbukan kecelakaan.

3
BAB III

HASIL PENELITIAN

A. PENGUJIAN KEKERASAN

NO Benda UJI Kondisi Indentasi Indentasi Jejak ( MM ) BHN BHN Keterangan


rata- rata
d1 d2 d ave
D = 2,5 mm 1 923,5 929,7 0,9266 202,1
1 P = 18,40 Kg 2
T = 10 detik 3
4
5

B. PENGUJIAN IMPAK

Material = BAJA ST 14

Metode = CHARPY

Beban Impak = 29,82 Joule

NO G R α β Cos α Cos β B H W Ao I
(MM) (MM)
(N) (M) (J) (mm 2) (J/mm2)

1 39,82 0,72 140 105 -0,76 -0,26 9,98 9,10 1433,52 90,818 15,78

4
C.PENGUJIAN TARIK

Kode sampel C1

Diameter awal (mm) 11,58

Luas penampang mula-mula (mm2) 105,26

Gauge Length (Panjang ukur) / lo (mm) 96

Beban tarik maksimum (kN) 63,7516

Kuat tarik (N/mm2) 605,64

Beban luluh (kN) 43,4316

Kuat luluh (N/mm2) 412,67

Panjang ukur akhir (mm) 120,16

Regangan total (%) 25,56

Diamter akhir (mm) 8,16

Luas penampang akhir (mm2) 52,65

Kontraksi (%) 49,98

Keterangan

5
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Prinsip dasar uji tarik yaitu dengan menarik suatu spesimen/benda kerja dengan alat
yang telah di atur sehingga gaya atau beban mengalami deformasi plastis.selain itu
pada kurva − ∆ dan − menunjukan setiap material mengalami penurunan beban
setelah mencapai necking dan sampai benda/material putus.

B. Saran
Dari kedua spesimen yang telah dilakukan pengambilan data percobaan tersebut
merupakan sebuah material yang mempunyai sifat mekanis yang berbeda. Keduanya
memiliki fungsi masing-masing dalam penggunaan bahan material. Dalam halnya
Polimer, polimer sangat baik penggunaannya dalam pembuatan material seperti
plastik, pvc, jas hujan dan pembungkus makanan. Sedangkan Zincalume
penggunaannya bisa dalam pembuatan material seperti kontruksi atap rumah dan
pembungkus glasswool.

6
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai