Anda di halaman 1dari 12

ELEMEN MESIN

Uji Bending

Disusun oleh:

RAPI SANJAYA SIMATUPANG 5153220011


TOGA H.A SIMATUPANG 5153220016

D3 TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA
sehingga laporan Uji Bending ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya saya berharap dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Medan, 2 Mei 2017


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak struktur dan mesin memiliki komponen yang harus menahan beban
yang menyebabkan bending (tekukan). Setelah proses bending terjadi biasanya
diikuti oleh direct stress, transverse shear, dan torsional shear. Pada percobaan kali
ini, akan dilihat sifat material yang mengalami bending akibat pembebanan 3
sumbu (3 aksial stress).
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah suatu
pelat dapat dikatakan layak atau tidak untuk digunakan. Cara itu adalah dengan
pengujian keuletan, kekerasan, kegetasan, elastisitasnya, dan dari segi yang lainnya.
Cara pengujian yang dilakukan adalah dengan Uji Bending, Uji Impact, Uji
Rockwell, Uji Vickers, dan masih banyak cara pengujian yang lainnya. Uji Bending
adalah pengujian tekuk,yang dilakukan dengan menekuk atau menekan suatu bahan
uji sampai mancapai titik batas kegetasannya. Pengujian Bending sangat penting
dilakukan karena tanpa adanya pengujian ini akan melanggar peraturan-peraturan
akan penggunaan suatu bahan. Pengujian Bending yang dilakukan saat saya
melakukan pengamatan yaitu pada bahan yang berbeda secara struktur namun
memiliki jenis yang sama.

B. Tujuan Praktikum
Adapun maksud dan tujuan praktikum bending test adalah sebagai berikut:
1) Untuk Mengetahui Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Kekuatan Suatu
material.
2) Untuk Mengetauhi Bagaimana Keadaan Beberapa Material Dengan Struktur Yang
Berbeda Setelah dilakukan Pengujian Yang Sama.
3) Untuk Mengetahui Material Seperti Apa yang Baik Digunakan.

C. Waktu dan Tempat


Praktikum bending test kelompok 2 D3-Teknik Mesin dilaksanakan pada hari kamis
tanggal 6 April 2017 pukul 10.30 WIB 16.00 WIB berlokasi di Universitas Negeri
Medan.
BAB II
Dasar Teori

Teori Bending
Kekakuan adalah ketahanan suatu material terhadap deformasi elastis.
Modulus Elastisitas (E) adalah harga kekakuan suatu material pada daerah elastis.
Modulus elastis juga berarti perbandingan tegangan dengan regangan pada daerah
elastis. Material yang lentur (tidak kaku) adalah material yang dapat mengalami
regangan bila diberi tegangan atau beban tertentu. Tegangan atau beban yang
diberikan pada specimen uji haruslah dibawah harga beban maksimum agar
specimen tidak mengalami deformasi plastis.
Uji lengkung (bending test) merupakan salah satu bentuk pengujian untuk
menentukan mutu suatu material secara visual.
Pada pengujian kekuatan lentur dan kekerasan dilakukan dengan pemberian
beban pada material sehingga secara bersamaan mulai terbentuk tegangan tarik,
tekan, dan geser. Beban tersebut akan maksimum pada permukaan spesimen, serta
bernilai nol pada neutral axis-nya. Secara umum pengujian dilakukan dengan
menggunakan dua tipe pembebanan, yakni: 3 point bending dan 4 point bending.
Berikut ini merupakan skema pengujian keduanya beserta diagram gaya geser serta
momen lenturnya.
Saat material diberi beban pada daerah elastis, maka akan timbul tegangan
pada penampang melintang sebagai akibat dari momen lentur.
Gambar distribusi tegangan:
Cara dalam melakukan pengujian lengkung (bending). Point bending ini
memiliki 2 tipe, yaitu: threepoint bending dan four point bending.Perbedaan dari
kedua cara pengujian ini hanya terletak dari bentuk danjumlah point yang
digunakan, three point bending menggunakan 2 point padabagian bawah yang
berfungsi sebagai tumpuan dan 1 point pada bagian atas yangberfungsi sebagai
penekan sedangkan four point bending menggunakan 2 pointpada bagian bawah
yang berfungsi sebagai tumpuan dan 2 point (penekan) pada bagian atas yang
berfungsi sebagai penekan. Selain itu juga terdapat beberapa kelebihan dan
kelemahan dari cara pengujian three point dan four point.

Tabel. Kelebihan dan Kekurangan Metode Uji Three Point Bending dan Four
Point Bending (Khamid, 2011)
Three Point Bending Four Point Bending
Kelebihan
+ Kemudahan persiapan spesimen dan + Penggunaan rumus perhitungan
pengujian lebih mudah
+ Pembuatan point lebih mudah + Lebih akurat hasil pengujiannya
Kekurangan
- Kesulitan menentukan titik tengah - Pembuatan point lebih rumit
persis, karena jika posisi tidak - 2 point atas harus bersamaan
ditengah persis penggunaan rumus menekan benda uji. Jika salah satu
berubah point lebih dulu menekan benda uji
- Kemungkinan terjadi pergeseran, maka terjadi three
sehingga benda yang diuji pecah/patah point bending, sehingga rumus yang
tidak tepat di tengah maka rumus yang digunakan berbeda.
digunakan kombinasi tegangan
lengkung dengan tegangan geser
BAB III
METODE PENGUJIAN

1. Alat Dan Bahan

a. Alat
Mesin Bending

Jangka Sorong

b. Bahan
1 Batang AS sepeda motor Jupiter Z
Panjang = 18 cm = 180 mm
Diameter = 10 mm

2. Langkah Pengujian

Menyiapkan peralatan yang akan di perlukan


Nyalakan mesin bending, pastikan keamanan mesin terjamin oleh praktikan
Turunkan pencekam mesin bending agar material dapat masuk ke dalam
pencekam mesin bending
Masukan material pada pencekam mesin bending, ukur sisi kanan dan kiri
pencekam sesuai yang telah ditentukan
Lalu turunkan kembali pencekam perlahan sampai ujung pencekam
menyentuh material, agar material tidak lepas pada saat proses
pembendingan/penekukan
Pada mesin setting pada mesin bending
Pada saat mesin bending Mulai beroperasi, maka pada layar komputer akan
muncul data-datanya
data hasil dari uji bending tersebut akan tersimpan dalam komputer.
Lalu data tersebut dibuat perhitungannya dengan rumus dan membuat
grafiknya
Lakukan langkah yang sama untuk masing-masing material.
BAB IV
HASIL PENGUJIAN

Tabel data pengujian bending pada poros sepeda motor jupiter Z


NO Variable Value
1 Moment of Inertia 490.625
2 Modulus 98.125
3 Moment Bending 10089.45
4 Bending Stress 102.82
5 Bending Strain 0.028824

D^3 1000
L^2 32400
Max F 224.21

Column1 Column2 Column3 Column4 Column5


MAXIMUM MOMENT : 10.089 [kGf.m]
MAXIMUM STRESS : 102.77 [kGf/mm^2]

Uji Bending
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1
HASIL PERHITUNGAN

MOMEN BENDING :
Mb = 102.82 kg x 60 mm
= 6169.2 kgmm

ELASTISITAS
Wb (E) = /32 x d3
= 3.14/32 x 103
= 0.098125 x 1000
= 98.125 mm3

BENDING STRESS
b = Mb/Wb
= 6169.2 kgmm/98.125 mm3
= 62.870 kg/mm2

MOMEN INERSIA
I = /64 x d4
= 3.14/64 x 104
= 4906.25 mm3

ANALISIS DATA

Uji bending dilaksanakan dengan pemberian beban pada spesimen baik


dengan prinsip 3-point bending maupun 4-point bending. Pada 3-point bending
momen maksimum hanya terbentuk pada satu titik, yaitu pada titik pemberian
beban uji. Dalam pengujian ini kami menggunakan 3-point bending.

Spesimen yang digunakan dalam percobaan ini adalah poros sepeda motor
jupiter z. Setelah pengujian, spesimen menekuk (mengalami deformasi plastis)
tanpa ada retakan dan tidak patah. Tebal spesimen mengalami perbedaan, dimana
tebal didalam tekukan (daerah tekanan) menjadi lebih gendut dibanding tebal di
luar tekukan (daerah terikan). Fenomena tersebut diakibatkan karena sentroid
spesimen turun pada titik pembebanan. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa spesimen uji bersifat ulet.
BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN

Hal tersebut dikarenakan tegangan dan regangan yang dihasilkan oleh material
tersebut berbeda-beda
Uji bending dapat dilakukan pada benda yang dapat mengalami deformasi plastis
dan deformasi elastis. Pengujian dilakukan dengan memberikan pembebanan
pada specimen hingga patah. Namun dalam percobaan kali ini specimen hanya
mengalami deformasi plastis dan tidak patah.

Anda mungkin juga menyukai