Modul C
Uji Bending
Oleh:
Kelompok 2
Muhammad Iqbal Nurhasan 13720009
Prasetyo Wibisono 13720013
Ghatsa Zahira Shofa 13720026
William Livanrio 13720036
Muhammad Prawira Dahlan 13720063
1.2 Tujuan
1. Menentukan modulus elastisitas material ST 37 hasil pengujian bending.
2. Menentukan kekuatan luluh material ST 37 hasil pengujian bending.
3. Menentukan kekuatan lentur material ST 37 hasil pengujian bending.
4. Menentukan kekerasan awal dan akhir material ST 37 hasil pengujian
bending.
5. Menentukan kondisi akhir material ST 37 hasil pengujian bending.
2
BAB II
TEORI DASAR
a. Three-Point Bending
Three-point bending adalah cara pengujian yang menggunakan 2 tumpuan
dan 1 penekan.
3
b. Four-Point Bending
Four-point bending adalah cara pengujian yang menggunakan 2 tumpuan
dan 2 penekan
Kelebihan dan kekurangan dari masing masing pengujian three-point bending dan
four-point bending adalah sebagai berikut:
c. Diagram gaya normal, gaya geser, dan momen bending pada spesimen yang diuji
three-point bending.
4
Gambar 2.3 Diagram gaya geser (kiri) diagram momen bending
(kanan) [ 2 ]
Pada Gambar 2.3 momen maksimum hanya terdapat pada 1 titik dan posisinya
berada di tengah spesimen atau ½ L, posisi dimana pembebanan three-point
bending diterapkan pada spesimen.
Tegangan yang dirasakan pada sumbu netral spesimen ketika uji bending bernilai
nol. Sedangkan tegangan maksimum berada pada permukaan spesimen dimana
salah satu permukaan mengalami tegangan tarik dan permukaan lainnya mengalami
tegangan tekan[3].
e. State of stress dan lingkaran mohr permukaan atas, bawah dan sumbu netral
spesimen.
5
Gambar 2.5 State of stress dan lingkaran mohr permukaan atas
State of stress pada bagian atas neutral axis akan mengalami tegangan tekan
sehingga lingkaran mohr berada pada nilai sigma yang negatif, yaitu di sebelah kiri.
Sementara untuk state of stress pada bagian bawah neutral axis akan mengalami
tegangan tarik sehingga lingkaran mohr berada pada nilai sigma yang positif, yaitu
di sebelah kanan.
axis [ 4 ]
Pada neutral axis spesimen tidak merasakan tegangan tekan atau tarik, yang
dirasakan adalah tegangan geser maksimum, maka dari itu pusat lingkaran mohrnya
terletak di (0,0).
𝐹𝐿3
𝐸=
48𝛿𝐼
6
Sementara, nilai flexural strength dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai
berikut.
𝑀𝑐
𝜎𝑚𝑎𝑥 =
𝐼
7
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
8
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
9
4.2. Pengolahan Data
4.2.1. Kurva Beban-Defleksi Uji Bending Baja ST-37
Kurva Beban-Defleksi
16
14
12
Beban (kN)
10
8
6
4
2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Defleksi (mm)
𝑀𝑐
𝜎=
𝐼
𝐹𝐿 1
ℎ
𝜎= 4 2
1 3
12 𝑏ℎ
𝐼 = 11201 𝑚𝑚4
𝑐 = 9.59 𝑚𝑚
10
2 13 0.107
3 20 0.161
4 25 0.214
5 30 0.268
6 33 0.321
7 39 0.374
8 42 0.428
9 45 0.482
10 50 0.535
11 54 0.589
12 57 0.642
13 64 0.696
14 73 0.749
15 210 0.803
Tegangan Normal-Defleksi
1.2
y = 0.3742x + 0.2376
Tegangan Normal (kN/mm)
1 R² = 0.5564
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Defleksi (mm)
𝑀𝑐
𝜎=
𝐼
11
𝐹𝑚𝑎𝑥 𝐿
Dimana 𝑀 = , 𝐹𝑚𝑎𝑥 merupakan beban maksimum yakni sebesar 27.8 kN.
4
𝐹𝐿3
𝐸=
48𝛿𝐼
Kurva Beban-Defleksi
25
20 y = 6.9919x + 4.4388
R² = 0.5561
Beban (kN)
15
10
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Defleksi (mm)
𝐹
Pada Gambar 4.3 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐 dengan nilai 𝑚 = 𝛿 = 6.9919 , maka perhitungan
12
Kurva Offset Stress-Offset Strain
0.9
0.8
Offset Stress (kN/mm2)
0.7
0.6
0.5
0.4 0.42, 0.428
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Offset Strain (mm)
Berdasarkan kurva pada Gambar 4.4 Nilai yield strength dari baja ST-37 adalah
428 MPa.
Material
Sifat Data Praktikum Data Literatur
Modulus Elastisitas 203.2 GPa 210 GPa[5]
Yield Strength 428 MPa 225-235 MPa[5]
Flexural Strength 892.56 MPa 428.6 MPa[6]
Kekerasan Awal 39.37 HRA -
Kekerasan Akhir 51.53 HRA -
Kondisi Akhir Spesimen mengalami pengelupasan pada lapisan
luar
13
BAB V
ANALISIS DATA
Setelah dilakukan uji bending, kondisi fisik akhir spesimen terlihat seperti
huruf V, namun spesimen tidak mengalami patah atau retak hanya berdeformasi
plastis saja. Berdasarkan Gambar 4.1 Kurva Beban-Defleksi dapat dilihat bahwa
setelah deformasi elastis, material baja ST-37 mengalami deformasi plastis dengan
laju pertambahan elongasi yang cukup besar. Kondisi akhir ini penting untuk
mengetahui kualitas material secara visual setelah benda ditekuk.
Beberapa sifat mekanik yang didapat dari hasil praktikum ini adalah
modulus elastisitas, yield strength, dan flexural strength. Modulus elastisitas yang
didapat dari hasil praktikum dengan data literatur tidak mengalami perbedaan yang
cukup signifikan. Pada praktikum didapat modulus elastisitas sebesar 203.2 GPa
sementara pada literatur nilai modulus elastisitas baja ST-37 adalah 210 GPa. Nilai
yield strength yang didapat dari hasil praktikum adalah 428 MPa dan pada literatur
nilainya adalah 225-235 MPa. Nilai flexural strength yang didapat pada praktikum
ini adalah 892.56 MPa dan data yang didapat dari literatur adalah 428.6 MPa.
Perbedaan sifat mekanik yang didapat dari hasil praktikum dan data literatur
kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penempatan posisi beban
yang tidak tepat di tengah spesimen atau ketika dalam proses pengujian bending
beban atau spesimen tersebut bergeser sehingga perhitungan dalam rumus berbeda.
14
Kesalahan dalam membaca besar defleksi juga menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan perbedaan data sifat mekanik tersebut.
Pengujian nilai kekerasan awal dilakukan pada ruas spesimen yang tidak
terdeformasi plastis. Sementara pengujian nilai kekerasan akhir dilakukan pada ruas
spesimen yang terdeformasi plastis. Untuk nilai kekerasan yang didapat dari hasil
praktikum ini kemungkinan tidak valid karena spesimen yang digunakan pada uji
keras masih terdapat lapisan korosi pada bagian luarnya. Dari beberapa data
percobaan uji keras yang diambil, kemungkinan nilai yang didapat bukanlah nilai
kekerasan dari material tersebut melainkan nilai kekerasan pada lapisan korosinya.
15
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Nilai modulus elastisitas (E) berdasarkan hasil percobaan adalah 203.2 GPa
2. Nilai yield strength berdasarkan hasil percobaan adalah 428 MPa
3. Nilai flexural strength berdasarkan hasil percobaan adalah
4. Nilai kekerasan awal sebesar 39.37 HRA dan kekerasan akhir sebesar 51.53
HRA
5. Kondisi akhir dari spesimen tersebut tidak mengalami patah namun
membengkok seperti huruf V setelah dilakukan pengujian three-point
bending lapisan terluarnya juga mengalami pengelupasan.
6.2 Saran
Saran untuk praktikum ini adalah material yang akan dilakukan uji keras
sebaiknya digrinding sampai semua lapisan korosinya hilang karena ketika
praktikum kemarin, spesimen yang dilakukan uji keras masi terlihat kotor. Jadi ada
kemungkinan nilai kekerasannya merupakan hasil uji keras dari permukaan yang
mengalami korosi bukan nilai kekerasan dari material tersebut.
16
DAFTAR PUSTAKA
[1] ASTM E 855-90, “Standard Test Method for Bend Testing of Metallic Flat
Materials for Spring Applications Involving Static Loading”
[2] Palgunadi, D. (2013). Bab II Teori dasar. Uji Bending, 5–18.
2011.
[4] "L1 Modul C: Uji Bending," Youtube Teknik Material ITB, 6 Februari 2022
[Online]. Available: https://youtu.be/1_DjuE5MdhE. [Accessed 3 Maret
2022].
17
LAMPIRAN
18