PENDAHULUAN
Melalui uji bending ini, kita dapat melihat perilaku material yang mengalami jenis
pembebanan tersebut. Standar pengujian lentur untuk material logam yang
berbentuk pelat mengacu pada ASTM E pengujian bending dilakukan khusus
untuk material yang getas, karena material yang getas tidak cocok digunakan
untuk uji tarik. Bentuk spesimen uji tarik terlalu rentan untuk material getas.
Selain itu grip pada uji tarik dapat membuat material getas patah terlebih dahulu.
Oleh karena itu pengujian bending ini perlu dilakukan. Contoh nyata dari beban
yang mengalami bending sendiri yaitu jembatan penyebrangan, meja, kursi,
chassis mobil, excavator, dan lain-lain
𝐹𝐿 1
𝑀𝑟 × ℎ
𝜎𝑓𝑙𝑒𝑥𝑢𝑟𝑎𝑙 = = 1
4 2
……………………….…….(1)
𝐼 𝑏×ℎ3
12
12 𝐹𝐿ℎ
𝜎𝑓𝑙𝑒𝑥𝑢𝑟𝑎𝑙 = ………….………………….…..(2)
8𝑏ℎ3
3 𝐹𝐿
𝜎𝑓𝑙𝑒𝑥𝑢𝑟𝑎𝑙 = 2𝑏ℎ2……………….…………………(3)
Keterangan:
𝜎 = Flexural stress
𝐹 = Force/Load
𝐿 = Panjang Span/Support span
𝑏 = Lebar/Width
ℎ = Tebal/Depth (mm)
Untuk melalakukan uji bending ada faktor dan aspek yang harus diperhatikan,
dipertimbangkan dan dimengerti, yaitu:
a. Tekanan
Tekanan adalah perbandingan gaya yang terjadi dengan luasan benda yang
dikenai gaya. Besarnya tekanan yang terjadi dipengaruhi oleh dimensi benda
yang diuji. Dimensi mempengaruhi tekanan yang terjadi, karena semakin
besar dimensi benda uji yang digunakan, maka semakin besar pula gaya yang
terjadi. Selaim itu alat penekan yang digunakan menggunakan sistem hidrolik.
Hal lain yang mempengaruhi besar tekanan adalah luas penampang yang
digunakan, maka daya pompa harus lebih besar dari daya yang dibutuhkan.
Dan motor harus bisa melebihi daya pompa, perhitungan tekanan (Soelarso &
Tahara, 1983):
𝐹
𝑝 = 𝐴………………………….………...(4)
Keterangan:
𝑘𝑔𝑓
𝑝 = Tekanan (𝑒𝑖𝑛2 )
𝐹 = Gaya/beban (𝑘𝑔𝑓)
𝐴 = Luas Penampang (𝑚2 )
𝑃×𝑄
𝑝= …………………………….…….(5)
600
Keterangan:
𝑝 = Tekanan (𝑏𝑎𝑟)
𝑃 = Daya (𝑘𝑤)
𝑄 = Laju aliran (1/𝑚𝑖𝑛)
Benda uji yang sudah teruji menggunakan alat uji bending memiliki perbedaan
dalam kemampuan kekuatan atau tegangan lengkung (𝜎), lenturan atau defleksi
(𝛿) sudut yang terbentuk oleh lenturan atau sudut defleksi dan elastisitas (E).
Berdasarkan data yang didapatkan setelah pengujian, maka kegunaan benda atau
material bisa ditentukan.
𝑀.𝑐
𝜎= …………………………………….…(6)
𝐼
Keterangan:
𝜎 = Kekuatan (𝑃𝑎)
𝑀 = Momen lentur pada penampang melintang yang ditinjau (𝑁𝑚)
𝑐 = Jarak dari sumbu netral ke elemen yang ditinjau (𝑚)
𝐼 = Momen inersia penampang
Untuk spesimen yang memiliki penampang berupa segi empat, maka tegangan
normal maksimumnya adalah:
𝑃𝐿 ℎ
( )( )
𝜎= 4 2
𝑏ℎ3
……………….….…………………(7)
( )
12
Keterangan:
𝑃 = Beban yang bekerja (𝑁)
𝐿 = Panjang spesimen (𝑚)
𝑏 = Lebar spesimen (𝑚)
ℎ = Tebal spesimen (𝑚)
b. Strain Hardening
Strain hardening adalah fenomena yang terjadi pada material ketika pengujian
bending, fenomena ini menyebabkan material tersebut menjadi lebih keras
dan kuat ketika mengalami deformasi plastis
Data yang langsung diperoleh dari Universal Testing Machine ini adalah
perubahan panjang sampel terhadap setiap besar gaya yang diberikan. Hasil ini
akan dikonversikan ke dalam bentuk grafik strain-strength. Data awal inilah yang
kemudian dianalisa lebih lanjut menggunakan komputer untuk mendapatkan
parameter-parameter yang sebelumnya telah didapatkan. Mesin UTM memiliki
komponen-komponen penting, yaitu:
a. Upper Cross Head
Bagian atas dari mesin UTM, pada bagian ini terdapat pencekam atau grip
untuk menahan material ketika ditarik. Bagian ini juga dapat bergerak naik
dan turun menyesuaikan dari kebutuhan.
b. Jarak untuk spesimen uji
Jarak ini berfungsi sebagai tempat spesimen uji tarik, panjang jarak ini
menyesuaikan dari pajang material uji tarik. Meskipun sudah ditentukan oleh
standard atau code minimal panjang spesimen uji tarik namun panjang dari
spesimen yang akan diuji dari pihak pelanggan terkadang berbeda beda.
c. Movable Cross Head
Bagian yang dapat berpindah pindah, bisa digerakkan ke atas atau ke bawah
sesuai dengan panjang spesimen. Untuk bagian atas sebagai pencekam
spesimen, sedangkan jika digunakan untuk mencekam mandril saat uji
bending digunakan yang bagian bawah.
d. Meja
Meja ini digunakan sebagai peletakkan mataras uji bending, jadi harus
dipastikan meja ini sangat kuat dan mampu menahan tekanan saat uji bending
berlangsung.
e. Indikator beban
Kita dapat mengetahui besar beban yang kita berikan dari load indicator,
untuk jenis indikator beban ini bervariasi ada yang sudah digital dan juga ada
yang masih analog tergantung dari mesinnya.
f. Speed Control
Berfungsi untuk mengatur kecepatan penurunan dan kecepatan saat
mengangkat pencekam.
g. Komputer
Untuk mesin UTM terbaru biasanya sudah dilengkapi dengan 1 set komputer
lengkap dengan printer untuk mencetak hasil pengujian. Jadi dalam komputer
tersebut terdapat software yang sudah terinstall dan conect dengan mesin
UTM, dari software tersebut menghasilkan out put dari hasil pengujian tidak
dapat dirubah atau sesuai dengan hasil pengujian. Selain untuk mencetak
komputer tersebut dapat digunakan untuk memasukkan variable atau dimensi
material yang diuji seperti tebal dan lebar material sertajenis material.
h. Extensometer
Digunakan untuk mengukur perubahan panjang material saat dilakukan uji
tarik.
i. Jangka Sorong
Digunakan untuk mengukur perubahan panjang material saat dilakukan uji
tarik dan digunakan untuk mengukur spesimen sebelum pemasangan ke mesin
uji
Beberapa bagian alat yang digunakan dalam pengujian UTM sebagai adalah:
a. Load Cell
Load cell dapat disebut sebagai jantungnya mesin UTM, karena ini adalah
sensor pengukur pada beban/benda yang mana alat ini akan menentukan
tingkatan akurasi pada hasil akhir pengujian. Load cell juga membutuhkan
waktu kalibrasi yang tepat sesuai dengan frekuensi penggunaan-nya.
b. Rangka mesin/load frame
Rangka pada mesin merupakan salah faktor yang akan menjadi pertimbangan
besar pada saat kapasitas beban maksimum untuk UTM. Umumnya, UTM
diklarifikasikan mejadi 2 kategori berdasarkan pada kapasitas pada bingkai .
c. Universal Testing Machine Single Column & Double Column
Mesin UTM dengan kolom ganda memiliki Max Load Capacity yang lebih
baik dibandingkan dengan mesin dengan kolom tunggal.
d. Rentang Ekstensi
Eksistensi maksimum yang dapat disediakan oleh mesin UTM disebut dengan
rentang eksistensi. Beberapa pengujian yang dilakukan membutuhkan ekstensi
mesin agar lebih dapat bergantung pada properti perpanjangan pada sampel,
sementara itu, pengujian lain juga dapat digunakan dengan menggunakan
ekstensi yang lebih rendah.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
b. Jangka Sorong
f. Memastikan kunci pada TestControl II posisi Set Up dan kunci pada Power
Pack ON.
g. Menekan tombol ON pada TestControl IIi.
h. Membuka menu SET UP TESTING SYSTEM berisi flowchart jika tanpa
Extensometer. Apabila menggunakan Extensometer, maka arahkan garis
panah DigiClip SN:255864 ke Standard Extensometer.
b. Data Spesimen
Spesimen yang digunakan pada praktikum kali ini adalah triplek.
1. Spesimen 1
𝐿0 = 99,45 𝑚𝑚
𝑏0 = 15,30 𝑚𝑚
𝑎0 = 3,95 𝑚𝑚
2. Spesimen 2
𝐿0 = 100,65 𝑚𝑚
𝑏0 = 15,55 𝑚𝑚
𝑎0 = 4 𝑚𝑚
Kedua spesimen memiliki perbedaan yang tidak terlalu signifikan serta memiliki
sifat-sifat mekanik yang sama, Kedua spesimen mengalami retak, karena grafik
tidak mengalami penurunan yang signifikan setelah patah yang dimana berarti
material tidak patah.
Pada kedua grafik juga ditunjukkan naik perlahan, kemudian turun dan naik lagi
yang dimana disitu adalah area deformasi elastisitas hingga. Lalu grafik bergerak
naik sampai pada suatu titik beban diangkat, grafik berhenti tertulis.
Dilihat dari data percobaan kedua spesimen, dapat dilihat bahwa spesimen 2 dapat
menahan beban lebih besar dibandingkan spesimen 1 karena memiliki kekuatan
flexural dan modulus elastisitas yang lebih besar dari spesimen satu.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan pada praktikum kali ini adalah:
a. Modulus elastisitas pada spesimen 1 adalah 11,38618 MPa dan modulus
elastisitas pada spesimen 2 adalah 16,25212 MPa.
b. Kekuatan pada spesimen 1 adalah 65.048 MPa dan kekuatan pada spesimen
2 adalah 71.856 MPa.
c. Fenomena yang terjadi pada spesimen uji tekan jika dilihat dari kurva uji, bisa
dilihat bahwa spesimen memiliki keuletan yang tinggi dan juga bisa dilihat
bahwa spesimen mengalami patah ulet
6.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini dan untuk praktikum seterusnya adalah:
a. Praktikan dijelaskan lebih rinci dalam menggunakan alat praktikum dan
diberikan kesempatan untuk menggunakan alat praktikum.
b. Praktikan diberikan waktu berdiskusi secara berkelompok setelah melakukan
observasi.
c. Memberikan kebebasan terhadap praktikan memilih spesimen yang akan diuji
d. Memberikan arahan secara struktur dan tidak melewati satupun prosedur
DAFTAR PUSTAKA