Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN LAB UJI BAHAN-2

KUAT LENTUR BALOK BETON

AGNES FRETTY SIHOTANG


2105022014
KELOMPOK:1(SATU)
KELAS:SI-3E

Dosen pengampu:Rhini Wulan Dary,S.T.,M.T.

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
A. JUDUL
Kuat Lentur Beton.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Tujuan pengujian ini adalah untuk memperoleh nilai kuat lentur betonguna keperluan
perencanaan dan pelaksanaan.

2. Tujuan khusus
2.1 Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian kuat lentur beton,
2.2 Dapat menggunakan peralatan pengujian kuat lentur beton dengan baik dan benar,
2.3 Dapat mencatat, menghitung dan menganalisa data pengujian kuat lentur beton,
2.4 Dapat membandingkan dan menyimpulkan besarnya nilai kuat lentur beton yang diperoleh
dengan standart yang digunakan.

C. REFERENSI
Pengujian menggunakan (SNI 4431:2011) Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik
pembebanan.

D. TEORI SINGKAT
Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa
bahan tambahan. Selanjutnya melalui proses hidrasi akan membentuk massa padat. Campuran
tersebut bilamana dituangkan dalam cetakan, kemudian dibiarkan maka akan mengeras seperti
batuan. Salah satu sifat beton yang merugikan adalah sifat keruntuhan getasnya terhadap beban
tarik dan momen lentur. Daktilitas beton yang rendah dapat mengakibatkan penurunan kekuatan
tekan yang cepat pada kondisi sesaat setelah tercapainya beban maksimum, sehingga
memungkinkan keruntuhan tiba-tiba pada elemen struktur beton.

Dengan menggunakan prinsip keseimbangan statika dapat ditentukan  besar momen dan geser
yang terjadi pada setiap penampang balok yang  bekerja menahan beban. Perhatian lebih lanjut
tentunya menentukan kemampuan balok tersebut menahan beban dengan cara memperhitungkan
tegangan-tegangan pada penampang balok sebenarnya rumit dan hasil  perhitungan yang tepat
dapat diperoleh berdasarkan teori elastisitas, akan tetapi dengan menggunakan asumsi-asumsi dan
penyederhanaan tertentu dapat dikembangkan hubungan matematik cukup tepat untuk
mengungkapkan tegangan - tegangan lentur dan geser tersebut.

LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN 2 1


E. PERALATAN
1. Mesin kuat tekan. 3. Timbangan

2. Pelat dudukan benda uji. 4. Plat tambahan 2 titik

F. BAHAN
Beton yang telah di curring dan di keringkan.

G. PROSEDUR
1. Marking atau membuat penandaan pada benda uji. Buat garis pada setiap ujung spesimen
menggunakan perangkat yang sesuai yang akan memastikan bahwa kedua garis tengah tersebut
berada pada bidang aksian yang sama.

2
2. Penimbangan spesimen benda uji.

3. Meletakan spesimen benda uji pada pelat dudukan di mesin kuat tekan dan mengatur posisi
garis yang telah ditandain pada sepesimen benda uji terhadap pelat beban tambahan dua titik.
4. Pemberian pembebanan dilakukan sampai benda uji hancur.

5. Ambil benda uji yang telah selesai diuji, yang dapat dilakukan dengan menurunkan plat
perletakan benda uji atau menaikkan alat pembebanannya.

3
6. Ukur dan catat lebar dan tinggi tampang lintang patah dengan ketelitian 0,25 mm sedikitnya
pada 3 tempat dan ambil harga rata-ratanya.
7. Ukur dan catat jarak antara tampang lintang patah dari tumpuan luar terdekat pada 4 tempat di
bagian tarik pada arah bentang dan ambil harga rata-ratanya.

H. DATA

Nomor benda uji 1 2


Umur benda uji (hari) 28 28

Lebar benda uji (cm) 15 15

Tinggi benda uji (cm) 15 15

Panjang benda uji (cm) 59 59

Berat benda uji (KG) 32,5 32

Volume benda uji (cm3) 13275 13275

Berat volume (kg/M3) 24,5 24,5

Beban maksimum (n) 34000 31000

Jarak bentang (cm) 45 45

Lebar tampak lintang = b (cm) 15 15

Tinggi tampak lintang = h (cm) 15 15

Kuat lentur uji (mpa) 4,44 4,05


(Rumus disesuaikan dengan pola patah
benda uji)

Kuat lentur rata-rata(MPa) 4,245

4
I. ANALISA DATA DAN GRAFIK

1. Volume benda uji=lebar benda uji×tinggi benda uji×panjang benda uji=15×15×59=13.275cm 3


1
2. Karena benda uji patah pada bentang tengah maka menggunakan rumus 1 yaitu
3
P× L
dengan L=Jarak bentang
B H3
P × L 34000× 45
= = 453333,33 N/cm 2
B H3 15 × 152

Satuannya yang disyaratkan MPa,1 MPa= 101971 kg/m2


Maka 34000N = 3400 kg
31000N = 3100 kg
45cm = 0,45 m
15 cm = 0,15 m
P × L 3400 ×0,45 2
3= 2 = 453333,33 kg/m = 4,44 MPa
B H 0,15× 0,15
P × L 3100 ×0,45 2
3= 2 = 413333,33 kg/m = 4,05MPa
B H 0,15× 0,15
4,44+ 4,05
Rata rata = = 4,245 MPa
2

Anda mungkin juga menyukai