Dimana:
T
P
l
d
27
D. Langkah Kerja
1. Membuat garis diameter pada setiap akhir specimen sehingga garis dimeter
berada pada aksial yang sama
2. Memusatkan salah
satu
strip kayu lapis sehingga berada pada
pertengahan alat splitting test sehingga nantinya menjadi alas benda uji
3. Meletakan benda uji diatas strip plywood yang telah dilakukan sebelumnya
dan menyelaraskannya sehingga benda uji berada ditengah-tengah strip
plywood
4. Memasang besi penahan yang terdapat pada alat sehingga benda uji tetap
pada posisinya dan memudahkan pada saat mengangkat alat beserta benda
uji ke mesin penekan.
5. Menempatkan strip plywood yang kedua diatas benda uji sehingga kedua
strip kayu lapis menjepit dan sejajar dengan benda uji
6. Menempatkan besi diatas plywood yang kedua.
7. Meletakkan besi plat pada mesin penekan sehingga menjadi alas untuk
alat splitting test pada saat waktu penekanan berlangsung
8. Meletakkan alat splitting tes pada mesin penekan
9. Melakukan pembebanan secara terus menerus dengan laju konstan 100200 psi/menit dari pemecahan tegangan tarik sampai keruntuhan terjadi
(tingkat beban 11.000-22.000 lb/menit
10. Mencatatat benda beban maksimum yang terjadi.
11. Mengambil data dari hasil pengujian (menghitung kerikil yang terbelah
dengan membagi dua bagian).
E. Data pengujian
Tanggal pengujian
Mutu beton (fc)
Jumlah sampel
Ukuran benda uji
Faktor koreksi
: 1 Desember 2014
: 22,3 MPa
:6
: Selinder 15cm x 30 cm
: 1,2
Tabel 4.1. Data pengujian tarik belah benda uji silinder tanpa bahan tambah
No
1
2
3
Umur
Ukuran Benda Uji
P
Kode
(hari)
(mm) t (mm)
(N)
28
D
150
299
250000
28
E
150
298,7
270000
28
F
150
300
240000
28
Tabel 4.2. Data pengujian tarik belah benda uji silinder dengan bahan tambah
No
1
2
3
Umur
Ukuran Benda Uji
P
Kode
(hari)
(mm) t (mm)
(N)
28
A
150
295,7
240000
28
B
150
299,3
270000
28
C
150
298,3
240000
F. Analisa Perhitungan
1. Nilai segregasi
Beton dengan bahan tambah
a. Sampel A
x 100
= 55,26
x 100
= 44,74
42
34
29
43
b. Sampel B
x 100
= 40,28
x 100
= 59,72
c. Sampel C
29
x 100
= 51,32
x 100
= 48,68
39
37
42
44
39
37
40
38
= 48,84
x 100
= 51,16
e. Sampel E
x 100
= 51,32
x 100
= 48,68
f. sampel F
x 100
= 51,28
x 100
= 48,72
Silinder Sampel A
T=
= 3,45 MPa
Silinder Sampel B
30
T=
= 2,84 MPa
Silinder Sampel C
T=
= 3,56 MPa
Silinder Sampel D
T=
Silinder Sampel E
T=
= 3,55 MPa
= 3,84 MPa
Silinder Sampel F
T=
= 3,40 MPa
= ( 0,4 0,6 )
= 0,6
= 19,245 - 2,45
= 2,46 Mpa
=16,79
Tabel 4.3. Hasil pengujian benda uji silinder dengan bahan tambah
31
No
1
2
3
Umur
(hari)
28
28
28
Kode
A
B
C
t (mm)
295,7
299,3
298,3
P
(N)
240000
200000
250000
Rata-rata
Kuat Tarik
Belah
(MPa)
3,45
2,84
3,56
3,28
Tabel 4.4. Hasil pengujian benda uji silinder tanpa bahan tambah
32
G. Kesimpulan
Dari hasil pengujian laboratorium kuat tarik belah diperoleh hasil kuat
tarik belah sebesar 3,28 MPa untuk silinder tanpa bahan tambah dan 3,60
MPa untuk
dipereroleh kuat tarik belah sebesar 2,46 Mpa dan untuk segragasi baik
karena semua agregat tercampur dengan baik pada saat pencampuran dan
pada saat pemadatan agregat tersusun dengan baik.
H. Gambar Alat
Mesin Molen
Meja Getar
Sendok Material
33
Timbangan Agregat
I. Dokumentasi
Memasang flywood
Pengujian kuat
34
35