KOMPUTER APLIKASI
2. Struktur beton bertulang seperti tergambar menggunakan mutu beton f’c = 30 MPa,
tulangan utama menggunakan fy = 410 MPa dan tulangan geser menggunakan fy = 240
MPa. Desainlah elemen struktur kolom, balok, dan ringbalknya, jika beban-beban yang
bekerja seperti pada tabel, lalu gambarkan penampang kolom, balok dan ringbalknya.
Penyelesaian :
1. Membuka program SAP 2000 dengan cara klik kiri 2 kali icon pada desktop.
2. Untuk memulai penggambaran pada SAP 2000, terlebih dahulu memilih New Model
yang akan digunakan yaitu pilih File → New Model.
3. Muncul kotak dialog New Model pilih satuan yang digunakan yaitu kN.m.C kemudian
pilih Grid Only.
4. Mucul kotak dialog Quick Gird Lines, kemudian memasukkan data pada number of grid
lines dan grid spacing. Pilih OK.
Jumlah Grid x
Jumlah Grid y
Jumlah Grid z
Jarak Grid x
Jarak Grid y
Jarak Grid z
Z4
Jarak (m)
X 4 5
Z3 Z 4 4
Z2
Z1
X1 X2 X3 X4
5. Setelah memasukkan data pada quick grid lines dan di klik OK, akan muncul tampilan
seperti di bawah ini.
Tutup salah satu view
6. Setelah salah satu view di tutup, akan muncul tampilan 3 D, kemudian di ubah menjadi
2 D dengan koordinat X – Z view, sehingga tampilannya berubah seperti di bawah ini.
7. Ubah jarak kolom dan balok sesuai gambar struktur beton pada soal dengan klik kiri 2X
grid yang dibuat tadi, sehingga muncul kotak dialog Define Grid System Data. Pada X
Grid Data bagian C ganti menjadi 8 dan bagian D ganti menjadi 13 serta pada Z Grid
data bagian Z2 ganti menjadi 4,25 dan bagian Z3 ganti menjadi 8,25. Setelah selesai klik
OK 2 kali dan tampilan grid berubah seperti gambar di bawah ini.
8. Membuat material.
Pada menu bar pilih Define lalu Materials.
Muncul kotak dialog Define Materials seperti di bawah ini, klik Add New Materials.
Muncul kotak dialog Material Property Data, masukkan data material yang akan
digunakan yaitu mutu beton f’c 30 MPa. Pilih OK.
Setelah semua data dimasukkan dan di pilih OK, muncul kembali kotak dialog define
materials. Pada kolom materials bertambah dengan nama materials yaitu f’c 30 MPa.
Buat kembali material tulangan dengan pilih/klik Add New Materials.
Muncul kotak dialog Material Property Data, masukkan data material yang akan
digunakan yaitu tulangan utama fy 410 MPa. Pilih OK.
Pilih OK
Setelah semua data dimasukkan dan di pilih OK, muncul kembali kotak dialog define
materials. Pada kolom materials bertambah dengan nama materials yaitu fy 410 MPa.
Buat kembali material tulangan dengan pilih/klik Add New Materials.
Muncul kotak dialog Material Property Data, masukkan data material yang akan
digunakan yaitu tulangan geser fy 240 MPa. Pilih OK.
Setelah semua data dimasukkan dan di pilih OK, muncul kembali kotak dialog define
materials. Pada kolom materials bertambah dengan nama materials yaitu fy 240 MPa.
Pilih OK.
Membuat penampang kolom ukuran 30 x 30 cm, pilih Define pada menu bar lalu pilih
Section Properties lalu Frame Section.
Muncul kotak dialog Frame Properties kemudian pilih Add New Property.
Setelah di klik Add New Property, muncul kotak dialog Add Frame Section Property.
Pilih Concrete pada Frame Section Property Type dan pilih Rectangular.
Pilih Concrete
Pilih Rectangular
Muncul kotak dialog Rectangular section. Pada Section Name isi Kolom 25 x 25 cm
lalu plih f’c 30 MPa pada material kemudian masukkan dimensi pada Depth (Tinggi)
= 0,25 m dan Width (Lebar) = 0,25 m lalu pilih Concrete Reinforcement.
Nama Kolom
Mutu Beton
7. Pilih OK
8. Pilih OK
Setelah pilih Ok muncul kembali kotak dialog Frame Properties dan kolom ukuran 25
x 25 cm tampil pada kolom Properties. Buat kembali balok dengan pilih Add New
Property.
Setelah di klik Add New Property, muncul kotak dialog Add Frame Section Property.
Pilih Concrete pada Frame Section Property Type dan pilih Rectangular.
Muncul kotak dialog Rectangular section. Pada Section Name isi Balok 20 x 40 cm
lalu plih f’c 30 MPa pada material kemudian masukkan dimensi pada Depth (Tinggi)
= 0,4 m dan Width (Lebar) = 0,2 m lalu pilih Concrete Reinforcement.
2
3
Setelah di OK, muncul kembali kotak dialog Rectangular section. Pilih OK.
Catatan : Tulangan utama tidak muncul pada penampang yang di desain menandakan
bahwa yang di desain adalah balok/beam.
Setelah pilih Ok muncul kembali kotak dialog Frame Properties dan balok ukuran 20
x 40 cm tampil pada kolom Properties. Buat kembali ring balok dengan pilih Add
Copy Of Property.
Muncul kotak dialog Rectangular section. Pada Section Name ubah menajdi
RingBalok 15 x 15 kemudian masukkan dimensi pada Depth (Tinggi) = 0,15 m dan
Width (Lebar) = 0,15 m. Karena ringbalok sama dengan balok jadi langsung pilih
OK.
Setelah pilih Ok muncul kembali kotak dialog Frame Properties dan ringbalok
ukuran 15 x 15 cm tampil pada kolom Properties kemudian pilih OK.
9. Setelah selesai membuat penampang yang akan digunakan, kita dapat memulai
menggambar struktur beton. Perlu diperhatikan ketika menggambar yaitu pada saat
penarikan garis harus dari kiri ke kanan dan dari bawah ke atas.
10. Untuk membuat garis klik icon Draw Frame pada toolbar atau pilih Draw Draw
Frame/Cable/Tendon pada menu bar. Setelah di klik icon Draw Frame muncul kotak
dialog Properties Of Object, untuk memilih penampang yang akan digunakan.
11. Memberi perletakan jepit pada semua joint bagian bawah. Klik semua joint bagian bawah
sehingga jointnya menjadi tanda silang lalu pilih Assign → Joint → Restraints kemudian
muncul kotak dialog Joint Restraints lalu pilih perletakan Roll kemudian pilih OK.
Pilih Jepit
Pilih OK
13. Membuat beban. Pilih Define lalu pilih Load Patterns, kemudian muncul kotak dialog
Define Load Patterns.
14. Mengisi nama dan tipe beban pada kotak dialog Define Load Patterns. Contoh : Beban
mati di isi pada Load Pattern Name dengan Dead dan type beban DEAD dan secara
otomatis kolom Self Weight Multiplier akan terisi sendiri dengan angka 1 lalu pilih Add
New Load Pattern. Buat kembali beban hidup dengan type LIVE dengan Self Weight
Multiplier di isi angka nol dan beban angin dengan type Wind dengan cara–cara seperti
beban hidup. Setelah selesai lalu pilih OK.
15. Membuat kombinasi pembebanan dengan Define lalu pilih Load Combinations, kemudian
muncul kotak dialog Define Load Combinations, kemudian pilih Add New Combo lalu
muncul kotak dialog Load Combination Data.
16. Muncul kotak dialog Load Combination Data pilih Add New Combo.
17. Mengisi kombinasi beban pada kotak dialog Load Combination Data.
1,4 D
1,2 D + 1,6 L
1,2 D + 1,0 L + 1,6 W
1,2 D + 1,0 L - 1,6 W
0,90 D + 1,6 W
0,90 D - 1,6 W
Contoh : kombinasi beban 1,2 D + 1,0 L + 1,6 W
a. Isi nama kombinasi beban dengan 1,2 D + 1,0 L + 1,6 W
b. Pada Load Case Name pilih DEAD dan Scale Factor isi dengan 1,2 lalu klik Add.
c. Isi kembali pada Load Case Name pilih HIDUP dan Scale Factor isi dengan 1,0
lalu klik Add.
d. Setelah di klik Add, isi kembali pada Load Case Name pilih ANGIN dan Scale
Factor isi dengan 1,6 lalu klik Add.
e. Setelah kombinasi beban dengan 1,2 D + 1,0 L + 1,6 W sudah di buat pilih OK.
Pilih DEAD
Klik Add
Pilih ANGIN
Klik Modify
19. Setelah di pilih OK muncul kembali kotak dialog Define Load Combinations dan
kombinasi beban yang telah di buat yaitu 1,2 D + 1,0 L - 1,6 W sudah muncul pada kotak
dialog seperti di bawah ini, dan buat kembali kombinasi beban dengan klik Add New
Combo dan ikuti langkah-langkahnya seperti pada poin 16.
20. Setelah kombinasi beban telah di buat seperti di bawah ini klik OK.
Pilih OK
Muncul Kotak dialog Joint Forces. Pada Load Pattern Name pilih DEAD dan
untuk Units pilih kN lalu masukkan beban mati sebesar -20 kN pada Force
Global Z.
Pilih DEAD
Pilih OK
Input beban merata bentuk trapezium, klik batang yang akan di bebani beban
mati bentuk trapezium q1 dan q3 = 6 kN/m, Pilih Assign lalu pilih Frame Loads
kemudian pilih Distributed..
Pilih Absolute Distance From End-I kemudian pada jarak 0 isi bebannya 0, lalu
pada jarak 1,5 m dan 3,5 m isi bebannya 6 kN dan pada jarak 5 m isi bebannya 0.
Pilih Replace Existing Loads, lalu Pilih OK.
Pilih DEAD
Pilih Absolute
Distance From End-I
Input beban merata bentuk segitiga, klik batang yang akan di bebani beban mati
bentuk segitiga q2 = 5,3 kN/m, Pilih Assign lalu pilih Frame Loads kemudian
pilih Distributed.
Pilih DEAD
Pilih Absolute
Distance From End-I
b. Input Beban Hidup (langkah-langkah untuk input beban hidup sama dengan
langkah input beban mati pada nomor 21 poin a, hanya Load Pattern Name diganti
menjadi HIDUP)
Muncul Kotak dialog Joint Forces. Pada Load Pattern Name pilih ANGIN dan
untuk Units pilih kN lalu masukkan beban angin sebesar 6,5 kN pada Force
Global X.
Pilih ANGIN
Pilih OK
Input beban angin W1 = 3,25 kN, dengan klik joint yang akan di bebani beban
angin. Pilih Assign lalu pilih Joint Loads kemudian pilih Forces (beban titik
pada joint).
Muncul Kotak dialog Joint Forces. Pada Load Pattern Name pilih ANGIN dan
untuk Units pilih kN lalu masukkan beban angin sebesar 3,25 kN pada Force
Global X.
Pilih ANGIN
Pilih OK
22. Sebelum struktur di running, terlebih dahulu memilih model analisisnya dengan pilih
Analyze lalu pilih Set Analysis Options, muncul kotak dialog Analysis Options kemudian
pilih Plan Frame (XZ Plane) lalu pilih OK.
23. Setelah semua beban di input ke struktur, langkah selanjutnya adalah menganalisis
struktur yang telah di gambar dengan pilih/klik Run Analysis pada toolbar atau tekan F5
pada keyboard kemudian muncul kotak dialog Set Load Cases To Run.
24. Klik MODAL pada kotak dialog Set Load Cases To Run lalu klik Run/Do Not Run Case
dan pilih Always Show.
25. Setelah Run/Do Not Run Case di klik maka MODAL berubah menjadi Do Not Run pada
kolom Action kemudian klik Run Now untuk melihat pergoyangan struktur.
26. Sebelum di chek strukturnya telebih dahulu di Design Combos dengan langkah pilih/klik
Design lalu pilih Steel Frame Design lalu pilih Select Design Combos dan muncul kotak
dialog Design Load Combinations Selection.
27. Pindahkan kombinasi beban List Of Load Combinations ke Design Load Combinations
dengan klik beban kombinasinya lalu Add, setelah semua kombinasi bebannya sudah
pindah lalu pilih OK.
Jangan di centang
28. Mengubah standar yang digunakan sesuai dengan standar yang digunakan di Indonesia
yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI). Pilih OK.
Catatan : Karena pada SAP 2000 tidak ada standar Indonesia (SNI) maka digunakan
ACI 318-99 dan dilakukan penyesuaian terhadap factor reduksi (Ø).
29. Untuk mengetahui luas tulangan pokok yang digunakan, pilih Design lalu pilih Concrete
Frame Design Lalu pilih Start Design/Check Of Structure atau langsung klik icon
Start Design/Check Of Structure pada toolboard.
30. Untuk mengecek tulangan geser yang digunakan, pilih Design lalu pilih Concrete Frame
Design Lalu pilih Display Design Info dan muncul kotak dialog Display Concrete Design
Result (ACI 318-99), pilih Shear Reinforcing pada Design Output lalu pilih OK.
31. Mendesain balok B1 dan B2 serta kolom K1 dan K2 dengan gambar detail.
B2
K2
B1
K1
Digunakan Ø 12 → A = ¼ D2
= ¼ x 3,14 x 122
= 113,04 mm2
AS 625
Jumlah tulangan yang digunakan = = = 5,53 ≈ 6 D 12
A ∅ 12 113,04
Desain balok B1 :
Ukuran balok B1 = 20 x 40 cm
Selimut beton = 3 cm
Digunakan Ø 10 → A = ¼ D2
= ¼ x 3,14 x 102
= 78,5 mm2
Daerah Tumpuan :
AS 303
Tulangan tarik = = = 3,85 ≈ 4 D 10
A ∅ 10 78,5
AS 198
Tulangan tekan = = = 2,52 ≈ 3 D 10
A ∅ 10 78,5
Daerah Lapangan :
AS 249
Tulangan tarik = = = 3,17 ≈ 4 D 10
A ∅ 10 78,5
AS 98
Tulangan Tekan = = = 1,25 ≈ 2 D 10
A ∅ 12 78,5
Desain balok B2 :
Ukuran balok B2 = 15 x 15 cm
Selimut beton = 3 cm
Digunakan Ø 8 → A = ¼ D2
= ¼ x 3,14 x 82
= 50,24 mm2
Daerah Tumpuan :
AS 61
Tulangan tarik = = = 1,2 ≈ 2 Ø 8
A ∅ 8 50,24
AS 38
Tulangan tekan = = = 0,75 ≈ 2 Ø 8
A ∅ 8 50,24
Daerah Lapangan :
AS 25
Tulangan tarik = = = 0,50 ≈ 2 Ø 8
A ∅ 8 50,24
AS 19
Tulangan tekan = = = 0,38 ≈ 2 Ø 8
A ∅ 8 50,24