Anda di halaman 1dari 28

TUTORIAL SAP 2000 – BANGUNAN BERTINGKAT

Oleh : FADIL (2101171092)


FAKULTAS TEKNIK SIPIL M1

Mendefinisikan struktur beserta analisisnya

1. Klik New model ( )

2. Ubah satuan menjadi Kg, m, C


3. Pilih 3D Frame (Bangunan Bertingkat)

Kemudian akan muncul tampilan berikut :


Klik ok > klik kanan > edit grid
Isikan data parameter sebagai berikut :

Number of Stories adalah jumlah tingkat (isikan 3)


Story Height adalah tinggi setiap tingkat (isikan 5)
Number of Bays, X adalah panjang bentang searah sumbu X (isikan 5)
Bay Widh, X adalah panjang tiap span X (isi kansesuai yg ada digambar sebelumnya )
Number of Bays, Y adalah panjang bentang searah sumbu Y (isikan 11)
Bay Widh, Y adalah panjang bentang span Y (isikan sesuai yg ada di gambar sebelumnya )
4. Klik tampilan X-Y Plane, untuk menampilkan sumbu X-Y dari Atas

5. Setelah tampilan nya aktif, lalu klik ( ) untuk menempatkan detail gambar dilantai
bawah
6. Lalu Block semua bagian gambar
7. Klik Assign, Joint, Restraints, karena yang pertama dilakukan adalah mengedit tumpuan

8. Lalu akan muncul tampilan seperti gambar dibawah, pilih ( ) anggap bangunan ini
menggunakan sendi jepit

9. Pendefinisian pertama, kita harus mengetahui material apa yang digunakan

Klik Define- kemudian klik Material ( )

 Pada SAP 2000 menyedikan 2 material standar yaitu A992Fy50 (Baja) dan 4000Psi
(Beton)
jika ingin membuat material baru, bisa mengguanakan Add New Material
 Dengan mendefinisikan Material Type : Steel/ Bajal, Concrete/ Beton, Alumunium,
Rebar/Tulangan, Tendon/Kabel, Atau Other/ Lainnya)
 Ada beberapa parameter yang harus diketahui untuk membuat material baru, seperti :
- Weight Per Unit Volume (berat per volume/ massa jenis)
- Modulus of Elasticity, E (modulus elastisitas/ perbandingan antara tegangan dan
regangan amterial tersebut)
- Poisson’s Ratio, U (Perbandingan Antara perpanjangan dan perpendekan akibat
beban, deformasi axial vs deformasi lateral)
- Coefficient of Thermal Expansion, A (Faktor muai akibat suhu)
- Shear Modulus (Modulus geser, secara otomatis di definisikan)
10. Klik Add Material, akan muncul tampilan seperti berikut :

11. Setelah itu klik Modify/Show Material, disini kalian bisa mengedit data dari material yang akan
digunakan
Material Name and Display Color, untuk mengganti nama material (isikan Beton SNI
Fc25Mpa)
Material Type, jenis material yang digunakan (isikan Concrete)
Material Grade, untuk merubah kuat tekan beton (isikan 2500 psi)
Weight per Unit Volume, berat jenis harus sesuai dengan PPURG dalam kasus ini
menggunakan beton bertulang (isikan 24 kN/m)
Modulus of Elasticity, E juga diatur dalam PPURG (isikan 23500 MPA)
Poisson’s Ratio, U menggunakan 0.17 untuk beton
Specified Concrete Compressive Strength, Fc (isikan 25 MPA)
12. Kemudian Klik Add Material, untuk mendesain Tulangan Pokok
13. Setelah itu klik Modify/Show Material, disini kalian bisa mengedit data dari material yang akan
digunakan

Material Name and Display Color, untuk mengganti nama material (isikan Tulangan Pokok)
Material Type, jenis material yang digunakan (isikan Rebar)
Material Grade, (isikan 40)
Weight per Unit Volume, berat jenis harus sesuai dengan PPURG dalam kasus ini
menggunakan baja (isikan 78,5 kN/m)
Modulus of Elasticity, E juga diatur dalam PPURG (tidak usah dirubah)
Minimum Yield Stress, Fy menggunakan 240 MPA untuk baja
Minimum Tensile Stress, Fu (isikan 370 MPA)
Expected Yield Stress, Fye menggunakan 240 MPA
Expected Tensile Stress, Fue menggunakan 370 MPA
14. Untuk membuat Tulangan Sengkang,
 klik Add Copy of Material
 lalu merubah Material Name and Display Color menjadi (Tulangan Sengkang).
Karena parameter nya hampir sama dengan Tulangan Pokok

Mengapa untuk material dibedakan menjadi beberapa bagian? Karena jika pada saat
mendesain, lalu tidak terdesain dengan baik maka kita tinggal merubah desain salah satu
material yang dirasa kurang baik.
15. Mendefinisikan bentuk dari penampang struktur, dalam kasus ini terdiri dari bentuk profil
Balok yang umum

 pilih Define - pilih Section Properties ( ) – pilih Frame Section ( )


 pilih Add New Property
 kemudian pilih material yang ingin digunakan, dalam kasus ini menggunakan Concrete
/Beton berbentuk Rectangular
- Beri nama profil tersebut, (isikan Balok Bentang 6m)
- Depth (t3) / tinggi, isikan : 0,5 m
- Width (t2) / lebar, isikan : 0,25 m
- Material, isikan sesuai dengan material yang digunakan pada saat define material,
pilih Beton SNI Fc25MPA
 Concrete Reinforcement, mendefinisikan perkuatan beton
- Longitudinal Bars, tulangan penahan momen (isikan Tulangan Pokok)
- Confinement Bars, tulangan penahan geser (isikan Tulangan Sengkang)
- Design Type, pilih Beam
- Concrete Cover, untuk top dan bottom (isikan 0,04)
Setelah selesai klik OK
 Untuk menambahkan batasan Momen Inersia dari balok, klik Set Modifier – Moment of
Inertia (isikan 0.35) sesuai dengan SNI Beton

16. Kemudian membuat balok lagi dengan bentang 5m


 klik Add Copy of Material
 lalu merubah Material Name menjadi (Balok Bentang 5m). Karena parameter nya hampir
sama dengan Balok bentang 6m
17. Mendefinisikan penampang kolom, Add New Property – Concrete ( )–
Retangular.
 Section Name, ubah nama menjadi Kolom
 Depth (t3) / tinggi, isikan : 0,5 m
 Width (t2) / lebar, isikan : 0,5 m
 Material, isikan sesuai dengan material yang digunakan pada saat define material, pilih
Beton SNI Fc30MPA
 Concrete Reinforcement, mendefinisikan perkuatan beton
- Longitudinal Bars, tulangan penahan momen (isikan Tulangan Pokok)
- Confinement Bars, tulangan penahan geser (isikan Tulangan Sengkang)
- Design Type, pilih Column
- Clear Cover for Confinement Bars (isikan 0,04)
Setelah selesai klik OK
- Number of Longit Bars Along in 3-dir (isikan 5)
- Number of Longit Bars Along in 2-dir (isikan 5)
- Longitudinal Bar Size (isikan 16d)
- Confinement Bar Size (isikan 10d)
- Longitudinal Spacing (isikan 0,3)
- Untuk Check/Design pilih Reinforcement to be Designed

 Set Modifiers, Faktor pengurangan Inersia (isikan 0.7) sesuai dengan SNI Beton
18. Mendifinisikan bentuk dari penampang struktur, dalam kasus ini terdiri dari bentuk profil
Balok yang umum

 pilih Define - pilih Section Properties ( ) – pilih Area Section ( )


 pilih Add New Property
- Beri nama profil tersebut, (isikan Pelat Tebal 12 cm)
- Type, (isikan Shell – Thin)
- Material Name (isikan Beton SNI Fc25MPA
- Thickness, untuk Membrane dan Bending (isikan 0,12)
 pilih Set Modifiers, faktor pengurangan Inersia menurut SNI Beton
- Membrane f11 modifiers (isikan 0,25)
- Membrane f22 modifiers (isikan 0,25)
- Membrane f12 modifiers (isikan 0,25)
- Bending m11 modifiers (isikan 0,25)
- Bending m22 modifiers (isikan 0,25)
- Bending m12 modifiers (isikan 0,25)
19. Untuk mempermudah ketika meng-Assign, pertama kita memilih balok sejajar sumbu Y

dengan bentang 5m. Klik Select – Select ( ) – Select Line Paralel to ( ) – Coordinate Axes

or Plane ( ). Lalu akan muncul Tabel seperti berikut:


20. Kemudian klik Assign – Frame ( )– Frame Section ( ) – Balok Bentang 5m – Ok

21. Lakukan hal yang sama seperti poin 19, hanya merubah menjadi sumbu X
22. Kemudian klik Assign – Frame ( )– Frame Section ( ) – Balok Bentang 6m – Ok

23. Lakukan lagi hal yang sama seperti poin 19, hanya saja merubah menjadi sumbu Z
24. Kemudian klik Assign – Frame ( )– Frame Section ( ) – Kolom – Ok

25. Untuk menggambar pelat lebih mudah menggunakan tampilan dari atas, klik (

) agar tampilan sebelah kanan aktif kemudian atur tampilan ke lantai 2

dengan klik ( )

26. Setelah berada dilantai 2, lalu klik Quick Draw Area ( ) – Pelat Tebal 12 cm (
). Kemudian klik pada suatu area untuk memasang pelat lantai tersebut
27. Untuk mempermudah membuat pelat lantai, Klik Set Select Mode ( ) – klik pada lantai
yang sudah terpasang pelat lantai. Klik Edit – Replicate.
 Bila pelat lantai sudah terpasang maka akan tampil seperti berikut

28. Langkah berikutnya membagi pelat tersebut menjadi section yang lebih kecil tujuan nya
untuk menghasilkan analisa pelat yang lebih akurat. Block semua pelat lantai, Edit – Edit

Areas ( ) – Devine Areas ( )


 Along Edge from Point 1 to 2 adalah bentang searah sumbu X berarti bentang sejauh
6m (isikan 6)
 Along Edge from Point 1 to 3 adalah bentang searah sumbu Y berarti bentang sejauh
5m (isikan 5)
29. Pertama kita membuat beban gempa, Devine – Functions ( ) – Response Spectrum ( ).
Choose Function Type to Add diganti ke User lalu klik Add New Function

 Function Name, (isikan Zona kota serang Tanah Sedang)


 Define Function, Untuk mengisi kolom tersebut kita harus mengikuti peraturan SNI
gempa tentang Response Spectrum dan Memasukan nilai – nilai yang ada di kurva.

30. Setelah Response Spectrum nya terbentuk, Klik lagi Define – Load Patterns ( ). Akan
muncul tampilan seperti berikut:
 Untuk Beban Mati, (Load Pattern Name [DEAD], Type [DEAD], Sell Weight Multiplier
[1]) lalu klik Add New Load Pattern
 Untuk Beban Hidup, (Load Pattern Name [LIVE], Type [LIVE], Sell Weight Multiplier
[0]) lalu klik Add New Load Pattern
 Untuk Beban Gempa, (Load Pattern Name [QUAKE], Type [QUAKE], Sell Weight
Multiplier [0], Auto Lateral Load Pattern [USER COEFFITIENT]) lalu klik Add New
Load Pattern
 Untuk Beban Hujan, (Load Pattern Name [RAIN], Type [OTHER], Sell Weight
Multiplier [0]) lalu klik Add New Load Pattern

- Load Pattern Name, (isikan sesuai dengan beban – beban yang akan diberikan)
- Type, (isikan sesuai dengan Load Pattern Name)
- Sell Weight Multiplier, (isikan 0)
- Auto Lateral Load Pattern, (isikan dengan User Coeffitient, karena agar sesuai
dengan Response Spectrum yang telah dibuat)

31. Klik Define – Load Case ( ). Akan muncul tampilan seperti dibawah ini.
 Pada fungsi Define Load Case ini untuk mengedit beban gempa, Klik pada QUAKE –
Modify/Show Load Case.
 Mengganti Load Case Type (Response Spectrum)

- Load Name, (isikan U1) searah sumbu X karena menjadi sumbu terlemah yang
terdapat portal melintang
- Function, (isikan Zona kota serang )
- Scale Factor, (isikan sesuai dengan tipe Gedung yang dirancang menurut SNI
gempa)

32. Klik Define – Mass Source ( ). Faktor besar pengaruh gempa akibat beban. Akan muncul
tampilan seperti dibawah ini. Pilih Modifiy/Show Mass Source.
 Pilih Specified Load Patterns

- Untuk beban Mati (DEAD) isi Multiplier dengan (1) lalu klik Add. Jadi beban
mati suatu gedung yang dikonfersi ke beban gempa adalah satu kali.
- Untuk beban Hidup (LIVE), isi Multiplier dengan (0,3) lalu klik Add. Karena
ada koefisien reduksi beban hidup untuk gempa sesuai dengan PPURG, untuk
kasus ini diasumsikan fungsi gedung adalah kantor

33. Klik Define – Load Combination ( ) – Add New Combo. Kombinasi ini harus sesuai dengan
SNI Beton
 Load Combination Name (COMB1), Load Case Name (1,4DL)
 Load Combination Name (COMB2), Load Case Name (1,2DL+1,6LL)
 Load Combination Name (COMB3), Load Case Name (1,2DL+1,0 EQX+0,5LL)
 Load Combination Name (COMB4), Load Case Name (1,2DL+1,0 EQX+0,5LL)
 Load Combination Name (COMB5), Load Case Name (1,2DL+1,0 EQX+0,5LL)
 Load Combination Name (COMB6), Load Case Name (1,2DL+1,0 EQY+0,5LL)
 Load Combination Name (COMB7), Load Case Name (1,2DL+1,0 EQY+0,5LL)
 Load Combination Name (COMB8), Load Case Name (1,2DL+1,0 EQY+0,5LL)
 Load Combination Name (COMB9), Load Case Name (1,2DL+1,0 EQY+0,5LL)
 Load Combination Name (COMB10), Load Case Name (1,2DL+1,0 EQY+0,5LL)
 Load Combination Name (COMB11), Load Case Name (0,9 DL+1,0 EQX)
 Load Combination Name (COMB12), Load Case Name (0,9 DL+1,0 EQX)
 Load Combination Name (COMB13), Load Case Name (0,9 DL+1,0 EQX)
 Load Combination Name (COMB14), Load Case Name (0,9 DL+1,0 EQX)
 Load Combination Name (COMB15), Load Case Name (0,9 DL+1,0 EQX)
 Load Combination Name (COMB16), Load Case Name (0,9 DL+1,0 EQX)
 Load Combination Name (COMB17), Load Case Name (0,9 DL+1,0 EQX)
 Load Combination Name (COMB18), Load Case Name (0,9 DL+1,0 EQX)
 Load Combination Name (GRAVITASI), Load Case Name (1,2 DL+1,0LL) dan OK
34. Mendefinisikan beban yang bekerja seperti beban mati, beban hidup, dan beban angin. Untuk

memudahkan dalam pemberian beban, ubah ke pandangan atas ( ) posisi


kan pada lantai dua.

 Block semua lantai dua dan tiga, klik Deselect ( )– Properties ( ) – Area Section

( ) - Pelat Tebal 12 cm karena yang pertama kali diinput adalah beban dinding.

 Assign – Frame Loads ( ) – Distibuted ( )

- Load Pattern (isikan DEAD), Load (isikan 10)

 Display – Show Object Load Assigns ( ) – Frame ( ) – Load Pattern Name


(DEAD)
Ada beberapa macam dalam pembebanan pelat (beban mati), tetapi dalam kasus ini
pembebanan mengikuti PPURG

 klik Select ( )– Properties ( ) – Area Section ( ) - Pelat Tebal 12 cm

 Klik Assign – Area Loads ( ) – Uniform Shell

- Load Pattern Name (DEAD)


- Load (isikan 0.77)
Sekarang memasukan beban hidup, yang diasumsikan hanya terdapat dilantai 2 dan 3
 Seperti pada poin 34, posisikan tampilan pada lantai 2 dan 3 lalu Block semua.
Kemudian lakukan Deselect untuk menghilangkan seleksi terhadap balok dan kolom.

 Select – Deselect ( ) – Deselect Line Parallel to ( ) – Coordinate Axes or Plane

( )– Deselect Coordinate X dan Y

 Assign – Area Load ( ) - Uniform Shell

Sekarang memasukan beban hujan, yang diasumsikan hanya terdapat dilantai 4


 Seperti pada poin 34, posisikan tampilan pada lantai 4 lalu Block semua. Kemudian
lakukan Deselect untuk menghilangkan seleksi terhadap balok dan kolom.

 Select – Deselect ( ) – Deselect Line Parallel to ( ) – Coordinate Axes or Plane

( )– Deselect Coordinate X dan Y

 Assign – Area Load ( ) - Uniform Shell


35. Setelah itu dapat dilakukan analisis

 Analyze – Set Analysis Option ( ) – Space Frame – OK

 Analyze – Run Analysis Option ( ) – MODAL (Do Not Run) – Run Now – Beri nama
(Gedung Lantai 3)

 Kembalikan ke bentuk awal ( ) – klik ( ) – pilih Frame/Cable/Tendons (Untuk


portal)– pilih kombinasi (1,2D+1L+1Q) – pilih moment 3-3 – OK

 Klik ( ) – Shells (Untuk Pelat) – pilih kombinasi (1,2D+1,6L+0,5R) – pilih MMax –


OK

36. Tahap terakhir adalah pendisainan


 Klik ( ) – View/Revise preference
- pilih (ACI318-05/IBC 2009)
- Phi (Tension Controlled) diganti menjadi 0,8
 Select Design Combos
- Klik semua kombinasi nya
- Lalu klik Add
- Untuk Automatically Generate Code based Design jangan diceklis
- Ok
 Start Design/Check of Structure
- Untuk mengidentifikasi batang mana yang dirasa perkuatan nya lemah
 Verify All Members Passed
- Lalu akan muncul notifikasi, klik Yes untuk memperbaiki batang yang
perkuatannya dirasa lemah

 View – Show Selection Only ( ) – Klik kanan pada bagian yang telah terseleksi –
Summary –
- Maka akan muncul hasil analisis dari bagian tersebut
- Dan cara memperiki nya adalah sebagai berikut

 Klik Unlock Mode ( )


 Perbesar penampang yang setelah dianalisis lemah

- Devine – Section Properties ( ) – Frame Sections ( )


- Modify bagian yang akan diperbesar penampangnya
37. Lalu analisis ulang

 Analyze – Run Analysis Option ( ) – MODAL (Do Not Run) – Run Now

 Klik View - Show All ( ) – klik ( )


 Lalu klik Verify All Members Passed, jika masih terdapat bagian yang kurang kuat maka
lakukan perbaikan dengan cara mengulang langkah sebelumnya sampai tidak ada bagian
yang lemah.
SEMOGA BAPAK BISA MENERIMA HASIL KERJA SAYA.

Anda mungkin juga menyukai