5. Setelah tampilan nya aktif, lalu klik ( ) untuk menempatkan detail gambar dilantai
bawah
6. Lalu Block semua bagian gambar
7. Klik Assign, Joint, Restraints, karena yang pertama dilakukan adalah mengedit tumpuan
8. Lalu akan muncul tampilan seperti gambar dibawah, pilih ( ) anggap bangunan ini
menggunakan sendi jepit
Pada SAP 2000 menyedikan 2 material standar yaitu A992Fy50 (Baja) dan 4000Psi
(Beton)
jika ingin membuat material baru, bisa mengguanakan Add New Material
Dengan mendefinisikan Material Type : Steel/ Bajal, Concrete/ Beton, Alumunium,
Rebar/Tulangan, Tendon/Kabel, Atau Other/ Lainnya)
Ada beberapa parameter yang harus diketahui untuk membuat material baru, seperti :
- Weight Per Unit Volume (berat per volume/ massa jenis)
- Modulus of Elasticity, E (modulus elastisitas/ perbandingan antara tegangan dan
regangan amterial tersebut)
- Poisson’s Ratio, U (Perbandingan Antara perpanjangan dan perpendekan akibat
beban, deformasi axial vs deformasi lateral)
- Coefficient of Thermal Expansion, A (Faktor muai akibat suhu)
- Shear Modulus (Modulus geser, secara otomatis di definisikan)
10. Klik Add Material, akan muncul tampilan seperti berikut :
11. Setelah itu klik Modify/Show Material, disini kalian bisa mengedit data dari material yang akan
digunakan
Material Name and Display Color, untuk mengganti nama material (isikan Beton SNI
Fc25Mpa)
Material Type, jenis material yang digunakan (isikan Concrete)
Material Grade, untuk merubah kuat tekan beton (isikan 2500 psi)
Weight per Unit Volume, berat jenis harus sesuai dengan PPURG dalam kasus ini
menggunakan beton bertulang (isikan 24 kN/m)
Modulus of Elasticity, E juga diatur dalam PPURG (isikan 23500 MPA)
Poisson’s Ratio, U menggunakan 0.17 untuk beton
Specified Concrete Compressive Strength, Fc (isikan 25 MPA)
12. Kemudian Klik Add Material, untuk mendesain Tulangan Pokok
13. Setelah itu klik Modify/Show Material, disini kalian bisa mengedit data dari material yang akan
digunakan
Material Name and Display Color, untuk mengganti nama material (isikan Tulangan Pokok)
Material Type, jenis material yang digunakan (isikan Rebar)
Material Grade, (isikan 40)
Weight per Unit Volume, berat jenis harus sesuai dengan PPURG dalam kasus ini
menggunakan baja (isikan 78,5 kN/m)
Modulus of Elasticity, E juga diatur dalam PPURG (tidak usah dirubah)
Minimum Yield Stress, Fy menggunakan 240 MPA untuk baja
Minimum Tensile Stress, Fu (isikan 370 MPA)
Expected Yield Stress, Fye menggunakan 240 MPA
Expected Tensile Stress, Fue menggunakan 370 MPA
14. Untuk membuat Tulangan Sengkang,
klik Add Copy of Material
lalu merubah Material Name and Display Color menjadi (Tulangan Sengkang).
Karena parameter nya hampir sama dengan Tulangan Pokok
Mengapa untuk material dibedakan menjadi beberapa bagian? Karena jika pada saat
mendesain, lalu tidak terdesain dengan baik maka kita tinggal merubah desain salah satu
material yang dirasa kurang baik.
15. Mendefinisikan bentuk dari penampang struktur, dalam kasus ini terdiri dari bentuk profil
Balok yang umum
Set Modifiers, Faktor pengurangan Inersia (isikan 0.7) sesuai dengan SNI Beton
18. Mendifinisikan bentuk dari penampang struktur, dalam kasus ini terdiri dari bentuk profil
Balok yang umum
dengan bentang 5m. Klik Select – Select ( ) – Select Line Paralel to ( ) – Coordinate Axes
21. Lakukan hal yang sama seperti poin 19, hanya merubah menjadi sumbu X
22. Kemudian klik Assign – Frame ( )– Frame Section ( ) – Balok Bentang 6m – Ok
23. Lakukan lagi hal yang sama seperti poin 19, hanya saja merubah menjadi sumbu Z
24. Kemudian klik Assign – Frame ( )– Frame Section ( ) – Kolom – Ok
25. Untuk menggambar pelat lebih mudah menggunakan tampilan dari atas, klik (
dengan klik ( )
26. Setelah berada dilantai 2, lalu klik Quick Draw Area ( ) – Pelat Tebal 12 cm (
). Kemudian klik pada suatu area untuk memasang pelat lantai tersebut
27. Untuk mempermudah membuat pelat lantai, Klik Set Select Mode ( ) – klik pada lantai
yang sudah terpasang pelat lantai. Klik Edit – Replicate.
Bila pelat lantai sudah terpasang maka akan tampil seperti berikut
28. Langkah berikutnya membagi pelat tersebut menjadi section yang lebih kecil tujuan nya
untuk menghasilkan analisa pelat yang lebih akurat. Block semua pelat lantai, Edit – Edit
30. Setelah Response Spectrum nya terbentuk, Klik lagi Define – Load Patterns ( ). Akan
muncul tampilan seperti berikut:
Untuk Beban Mati, (Load Pattern Name [DEAD], Type [DEAD], Sell Weight Multiplier
[1]) lalu klik Add New Load Pattern
Untuk Beban Hidup, (Load Pattern Name [LIVE], Type [LIVE], Sell Weight Multiplier
[0]) lalu klik Add New Load Pattern
Untuk Beban Gempa, (Load Pattern Name [QUAKE], Type [QUAKE], Sell Weight
Multiplier [0], Auto Lateral Load Pattern [USER COEFFITIENT]) lalu klik Add New
Load Pattern
Untuk Beban Hujan, (Load Pattern Name [RAIN], Type [OTHER], Sell Weight
Multiplier [0]) lalu klik Add New Load Pattern
- Load Pattern Name, (isikan sesuai dengan beban – beban yang akan diberikan)
- Type, (isikan sesuai dengan Load Pattern Name)
- Sell Weight Multiplier, (isikan 0)
- Auto Lateral Load Pattern, (isikan dengan User Coeffitient, karena agar sesuai
dengan Response Spectrum yang telah dibuat)
31. Klik Define – Load Case ( ). Akan muncul tampilan seperti dibawah ini.
Pada fungsi Define Load Case ini untuk mengedit beban gempa, Klik pada QUAKE –
Modify/Show Load Case.
Mengganti Load Case Type (Response Spectrum)
- Load Name, (isikan U1) searah sumbu X karena menjadi sumbu terlemah yang
terdapat portal melintang
- Function, (isikan Zona kota serang )
- Scale Factor, (isikan sesuai dengan tipe Gedung yang dirancang menurut SNI
gempa)
32. Klik Define – Mass Source ( ). Faktor besar pengaruh gempa akibat beban. Akan muncul
tampilan seperti dibawah ini. Pilih Modifiy/Show Mass Source.
Pilih Specified Load Patterns
- Untuk beban Mati (DEAD) isi Multiplier dengan (1) lalu klik Add. Jadi beban
mati suatu gedung yang dikonfersi ke beban gempa adalah satu kali.
- Untuk beban Hidup (LIVE), isi Multiplier dengan (0,3) lalu klik Add. Karena
ada koefisien reduksi beban hidup untuk gempa sesuai dengan PPURG, untuk
kasus ini diasumsikan fungsi gedung adalah kantor
33. Klik Define – Load Combination ( ) – Add New Combo. Kombinasi ini harus sesuai dengan
SNI Beton
Load Combination Name (COMB1), Load Case Name (1,4DL)
Load Combination Name (COMB2), Load Case Name (1,2DL+1,6LL)
Load Combination Name (COMB3), Load Case Name (1,2DL+1,0 EQX+0,5LL)
Load Combination Name (COMB4), Load Case Name (1,2DL+1,0 EQX+0,5LL)
Load Combination Name (COMB5), Load Case Name (1,2DL+1,0 EQX+0,5LL)
Load Combination Name (COMB6), Load Case Name (1,2DL+1,0 EQY+0,5LL)
Load Combination Name (COMB7), Load Case Name (1,2DL+1,0 EQY+0,5LL)
Load Combination Name (COMB8), Load Case Name (1,2DL+1,0 EQY+0,5LL)
Load Combination Name (COMB9), Load Case Name (1,2DL+1,0 EQY+0,5LL)
Load Combination Name (COMB10), Load Case Name (1,2DL+1,0 EQY+0,5LL)
Load Combination Name (COMB11), Load Case Name (0,9 DL+1,0 EQX)
Load Combination Name (COMB12), Load Case Name (0,9 DL+1,0 EQX)
Load Combination Name (COMB13), Load Case Name (0,9 DL+1,0 EQX)
Load Combination Name (COMB14), Load Case Name (0,9 DL+1,0 EQX)
Load Combination Name (COMB15), Load Case Name (0,9 DL+1,0 EQX)
Load Combination Name (COMB16), Load Case Name (0,9 DL+1,0 EQX)
Load Combination Name (COMB17), Load Case Name (0,9 DL+1,0 EQX)
Load Combination Name (COMB18), Load Case Name (0,9 DL+1,0 EQX)
Load Combination Name (GRAVITASI), Load Case Name (1,2 DL+1,0LL) dan OK
34. Mendefinisikan beban yang bekerja seperti beban mati, beban hidup, dan beban angin. Untuk
Block semua lantai dua dan tiga, klik Deselect ( )– Properties ( ) – Area Section
( ) - Pelat Tebal 12 cm karena yang pertama kali diinput adalah beban dinding.
Analyze – Run Analysis Option ( ) – MODAL (Do Not Run) – Run Now – Beri nama
(Gedung Lantai 3)
View – Show Selection Only ( ) – Klik kanan pada bagian yang telah terseleksi –
Summary –
- Maka akan muncul hasil analisis dari bagian tersebut
- Dan cara memperiki nya adalah sebagai berikut
Analyze – Run Analysis Option ( ) – MODAL (Do Not Run) – Run Now