Anda di halaman 1dari 4

TUTORIAL SAP 2000 – SHEAR WALL

Oleh : Rino Dwi Sadi. S.T, M.Eng

Pendahuluan
Pada bab plat yang lalu, kita telah membahas mengenai pelat lantai, sekarang saya akan mencoba
memberikan tutorial tentang plat pada dinding, contoh aplikasinya dari jenis pelat ini adalah
dinding geser atau shear wall. Struktur ini sering dipakai untuk gedung tingkat tinggi. Pada kasus
awal, kita batasi pada struktur 2 Dimensi saja. Karena shear wall atau dinding geser itu biasanya
terdefinisi kearah sumbu z dan x saja.. atau sumbu y dan z.

Mendefinisikan struktur shear wall beserta analisisnya

1. Klik New model ( )

2. Ubah satuan menjadi KN, m, C


3. Pilih 2D Frames (Rangka Portal 2D)

Kemudian akan muncul tampilan berikut :

Number of Stories adalah jumlah lantai yang akan digunakan (isikan 3)


Number of Bays, X adalah panjang bentang sumbu X (isikan 1)
Story Height adalah tinggi tiap lantai (isikan 4)
Bay Width , adalah jumlah bentang (isikan 6)
4. Kemudian mendefinisakan portalnya, define – section properties – frame section. Akan
muncul tampilan frame properties. Pilih add new property. Pilih type property concrete. Pilih
bentuk Rectangular. Masukkan ukuran balok dan kolom diasnggap sama yaitu 30 x 30 cm.
5. Blok seluruh portal. Kemudian Pilih assign – frame – frame section – OK. Akan muncul
tampilan berikut:

6. Gambarkan pelat dengan pilih Quick Draw Area ( ) – klik pada ketiga area portalnya.
Sehingga 3 pelat langsung terbaik.
7. Kemudian untuk pendefinisian tebal dinding gesernya. Pilih define - section properties -
Area Section. Akan muncul tampilan Area Section. Pilih add new section – isikan data sbb:
section name : shear wall.
Type : Shell – Thin
Thickness Membran : 0.2 m
Thickness Bending : 0.2 m
Pilih OKE
8. Klik ketiga area platnya. Pilih Assign – Area – Section. Akan muncul kotak dialog area
section. Pilih shear wall. Kemudian OK
9. Kemudian membagi pelat, klik area pada pelat, pilih Edit – Edit Areas – Divide Areas. Isikan
data sbb :
Along Edge from point 1 to 2 :6
Along Edge from point 1 to 3 :8
Akan muncul tampilan sbb :

10. Kemudian melakukan pembebanan, Define – Load Pattern. Akan muncul tampilan Define
Load Patterns. isikan data sbb:
load pattern name : Gempa,
type : Quake
Self weight multiplier :0
Terakhir pilih add new load pattern dan OK
11. Klik pada titik – titik yang biasa terjadi gempa yaitu titik joint. Pilih Assign – Joint Loads –
Forces. Akan muncul tampilan Joint Forces. Isikan data sbb:
Load pattern name : Gempa
(kearah sumbu x sebesar 40 KN)

Anda mungkin juga menyukai