Anda di halaman 1dari 37

STRUKTUR BETON 3

Banguan 10 Lantai dengan sistem SPRMK dan SHEARWALL

Dibuat Oleh:

Romy Ananda Muslim


NPM : 01.2015.1.04995

Dosen Pembimbing:

Heri Istiono, ST. MT.

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA


Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jalan Arif Rahman Hakim No 100 Surabaya
Telp. 031 5997244
BANGUNAN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPA

 Data Bangunan

 Kuat tekan Kolom (fc’) = 50 Mpa,


 Kuat tekan balok dan pelat (fc’) = 30 Mpa,
 Tulangan Longitudinal = BJTD 41 (Ulir) fy = 250 Mpa
 Tulangan Transfersal (Sengkang) = BJTP 41 (Polos) fys = 250 Mpa
 Wilayah Gempa Respon Spektrum = Surabaya
 Kondisi Tanah = Tanah Sedang
 Sistem Struktur = Rangka pemikul Momen Khusus
 Kombinasi Pembebanan = (1,4D) ; (1,2D+1,6L) ; (1,2D+1,6L+0,8W) ;
(1,2D+1,3W+0,5L) ; (0,9d+1,3W)
 Fungsi Bangunan = Gedung Perkantoran / Ruko 10 Lantai
 Dinding bata diletakkan pada setiap tepi bangunan.
 Pelat Lantai 120 mm (Jenis Pelat dua Arah)

 Gambar Bangunan

DENAH

DETAIL BALOK DAN KOLOM


Lx (arah bentang pendek)
Ly (arah bentang panjang)

DETAIL PLAT LANTAI

Potongan A-A
 1. PERMODELAN STRUKTUR SAP 2000 BANGUNAN TANPA SHEAR
WALL
1. 1 Membuka Aplikasi SAP 2000

1. 2 Tahap 1 Membuat Paduan Gambar (Grid)


o File – New Model – Setting Satuan (Kg.m.C) – Pilih Blank – Ok.
o Klik Layar – Klik Kanan – Edit Grid Data – Modify/Show system,
1.3 Tahap Menentukan Material yang digunakan

o Define – Materials – Add New Material – Modify sesuai kebutuhan.


1.4 Tahap Membuat Penampang Balok dan Kolom
o Define – Section Properties – Frame Sections Add New Properties – Pilih Concrete
pada frame section Property Type – Pilih Rectangular , kemudian input Section
Name, Material yang sudah dibuat, Dimension (Depth (t3) & Width (t2)),
o Klik Concrete Reinforcement, lalu isikan data sebagai berikut :
o Longitudinal Bar = BJTD (41) ulir
o Confinement Bar = BJTP (41) polos
o Design Type Balok = Beam (M3 Desain Only)
o Design Type Kolom = Column (P-M2-M3 Design)
o Untuk desain kolom, tulangan disyaratkan memenuhi ratio tulangan longitudinal
yaitu 1% sampai 8% luas penampng kolom.
o Concrete Cover Top & Bottom = 0,04+0,01+(0,016/2)=0,058. (Asumsi tebal
selimut bersih adalah 40 mm, diameter sengkang 10 mm dan tul. Longitudinal D.25
mm).
1.5 Tahap Membuat Elemen Pelat ;

o Define – Section Properties – Area Sections – Add New Section – Pilih Shell Thin
– Isikan material beton Fc 30 – Isikan thickness sesuai dengan tebal pelat 12 cm –
klik modify/show shell design parameter – isikan rebar material dengan tulangan
BJTP – Rebar layout option (2 layer) tergantung pelat tersebut satu arah atau dua
arah – masukan cover to centroid of steel =(0,025+0,01/2=0,03) padaa semua top
dan bottom bar dikedua direction)
o Klik set modifier – kemudian isikan data pada gambar berikut ini.
Pada setting modifier untuk Mass dan Weight Modifier di nol kan, hal ini bertujuan agar berat
sendiri pelat tidak dihhitungkan oleh SAP.

1. 6 Tahap memasukkan profil dan membuat tumpuan


o Masukkan Profil Balok Kolom sesuai dengan denah rencana
o Memasukkan Tumpuan Assign – Joint – Restraints – Pilih Jepit – Ok.
o Replicate untuk mengcopy tumpuan ke grid sebelahnya
o Memasukkan Plat sesuai gambar rencana.
1.7 Tahap Mendefinisikan Beban

o Define – Load Patterns – isikan seperti gambar dibawah ini.


o Buat Beban Mati, Hidup, Angin dan Gempa
1.8 Tahap Setting Beban Gempa IBC 2006

o Selanjutnya Modify Latral Load Pattern untuk IBC 2006 Pada gempa X dan Y
sesuai dengan ketentuan gempa yang digunakan, sebagai berikut :
1.9 Tahap Setting Mass Source

Dalam peraturan SNI 1726-2012, beban hidup untuk bangunan perkantoran harus
direduksi sebesar 0.3, sehingga setting pada SAP 2000 menjadi :
1.10 Tahap Setting Respon Spektrum

Define – Function – Response Spektrum – Choose Function Type (pilih IBC 2006) –
Add New Function – isikan function Name (Surabaya)
Buka Web Puskim – Search lokasi Surabaya – lihat hasil – Save menjadi Excel – Buka
Excel – Input pada Define Function – Period dan Acceleration sesuai excel yang di
download di puskim.
1.11 Tahap Setting Load Cases

o Define – Load Cases – Klik gempa X atau Y – Modify/ Show Load Cases – Ubah load
cases type menjadi Response Spektrum – modal combination gunakan CQC – periodik
dan Rigid type gunakan SRSS – pada load Aplied isikan scale faktor dengan rumus
(1/R*g)*100% untuk yang arah primer dan (1/R*g)*30% seperti gambar dibawah ini.
1.12 Tahap Setting Load Combination

 Define – Load Combinations – Add Default Design Combo – pilih Concrete Frame
Design – OK, kemudian buat kombinasi ENVELOPE, tujuan untuk mencari
kombinasi terbesar dari kombinasi beban yang digunakan.
1.13 Tahap Pembebanan

 Beban Merata Dinding


 Select frame – Assign – Frame Load – Distributed – Dead++ - unit (kg.m.C) –
Replace Existing Load – Uniform Load (4x250 kg/m)
 Beban Area
 Select Pelat lantai – Assign – Area Loads – uniform to frame shell, pada load
pattern ganti menjadi (Live), pastikan satuan (kg,m,C), pada load type and
direction (Global, Gravity), pada kolom options pilih (Replace existing loads) –
lalu isikan two layer agar beban tersebar ke dua arah balok. Sesuai soal yaitu 250
kg/m2 – Ok.

 Lakukan input dengan metode yang sama untuk memasukkan beban mati dead++
Tebal pelat = 0,12 m x 2400 kg/m3 = 288 kg/m2
Beban mati tambahan non struktural = 125 kg/m2
Total beban yang bekerja = 413 kg/m2
1.14 Tahap Hubungan Balok Kolom

Pertemuan antara Balok dan Kolom dalam pemodelan yang terlihat, hanya berupa garis.
Sebenernya program SAP2000 akan memodelkan balok dan kolom sesuai dengan
dimensi yang di tentukan. Oleh karena itu, antara balok dan kolom akan terjadi overlap.

Untuk mengatur pertemuan Balok dan kolom pilih menu Select – Select All.
Selanjutnya piloih menu Assign – Frame – End Lenght Offset.
1.15 Tahap Setting Diafragma (Constraints)

Tujuan untuk mencari pusat massa dan pusat grafitasi pada area struktur bangunan
perlantai secara keseluruhan, pusat masa ini yang nantinya digunakan sebagai titik
penempatan beban gempa.

 Select area pelat perlantai – Define – Joint – Constraints – pilih diafragma pada
pilihan constrains – Add New Constrain – Pilih Z axis –ok – ok.

1.16 Mengcopy Bangunan Menjadi 10 Lantai

 Select bangunan perlantai – Edit – Replicated – Isi arah Z 9 lantai dan atur jarak
perlantai – Ok .
1.17 Divide Area Pada Plat Lantai

Tujuan divide area pada plat agar beban tidak berada pada pinggir saja. Semakin banyak
angka divide area semakin merata beban yang tersalurkan kepada plat.

 Select semua plat lantai Select – Properties – Area Section – Pilih Plat S12
 Edit Areas – Divide Areas – Isi angka Along Edges From Point – OK
 Semakin banyak Divide area maka akan semakin baik namun semakin beran
komputer memprosesnya.
1.18 Tahap Analisa Option

 Analyze – Set Analysis Options – Pilih Frame (3D) – Ok.


1.19 Tahap 15 Running Hasil Analisa

 Klik tombol F5 – Matikan MODAL – Run Now.


 OUTPUT HASIL ANALISA

1. Display – Show Deformed Shape – pilih kombinasi Envelope – Ok.


2. Display – Show Force/Stress – Frame/Cable – pilih komponen yang besar sendiri.
 2. PERMODELAN STRUKTUR DENGAN SHEARWALL
2.1 Tahap 1 Penentuan Denah Shearwall

2.2 Tahap Membuat Section Shearwall


2.3 Tahap Run bangunan dengan Shearwall
 KESIMPULAN

Bangunan tanpa shearwall Struktur Rangka Utamanya tetap utuh sedangkan plat
lantainya tidak aman terdapat lendutan (Warna Merah). Setelah Bangunan di pasang
Shearwall Struktur Rangka Utama tetap utuh dan plat yang awalnya melendut
menjadi aman / sedikit lendutan (Berwarna Kuning).

Anda mungkin juga menyukai