Dibuat Oleh:
Dosen Pembimbing:
Data Bangunan
Gambar Bangunan
DENAH
Potongan A-A
1. PERMODELAN STRUKTUR SAP 2000 BANGUNAN TANPA SHEAR
WALL
1. 1 Membuka Aplikasi SAP 2000
o Define – Section Properties – Area Sections – Add New Section – Pilih Shell Thin
– Isikan material beton Fc 30 – Isikan thickness sesuai dengan tebal pelat 12 cm –
klik modify/show shell design parameter – isikan rebar material dengan tulangan
BJTP – Rebar layout option (2 layer) tergantung pelat tersebut satu arah atau dua
arah – masukan cover to centroid of steel =(0,025+0,01/2=0,03) padaa semua top
dan bottom bar dikedua direction)
o Klik set modifier – kemudian isikan data pada gambar berikut ini.
Pada setting modifier untuk Mass dan Weight Modifier di nol kan, hal ini bertujuan agar berat
sendiri pelat tidak dihhitungkan oleh SAP.
o Selanjutnya Modify Latral Load Pattern untuk IBC 2006 Pada gempa X dan Y
sesuai dengan ketentuan gempa yang digunakan, sebagai berikut :
1.9 Tahap Setting Mass Source
Dalam peraturan SNI 1726-2012, beban hidup untuk bangunan perkantoran harus
direduksi sebesar 0.3, sehingga setting pada SAP 2000 menjadi :
1.10 Tahap Setting Respon Spektrum
Define – Function – Response Spektrum – Choose Function Type (pilih IBC 2006) –
Add New Function – isikan function Name (Surabaya)
Buka Web Puskim – Search lokasi Surabaya – lihat hasil – Save menjadi Excel – Buka
Excel – Input pada Define Function – Period dan Acceleration sesuai excel yang di
download di puskim.
1.11 Tahap Setting Load Cases
o Define – Load Cases – Klik gempa X atau Y – Modify/ Show Load Cases – Ubah load
cases type menjadi Response Spektrum – modal combination gunakan CQC – periodik
dan Rigid type gunakan SRSS – pada load Aplied isikan scale faktor dengan rumus
(1/R*g)*100% untuk yang arah primer dan (1/R*g)*30% seperti gambar dibawah ini.
1.12 Tahap Setting Load Combination
Define – Load Combinations – Add Default Design Combo – pilih Concrete Frame
Design – OK, kemudian buat kombinasi ENVELOPE, tujuan untuk mencari
kombinasi terbesar dari kombinasi beban yang digunakan.
1.13 Tahap Pembebanan
Lakukan input dengan metode yang sama untuk memasukkan beban mati dead++
Tebal pelat = 0,12 m x 2400 kg/m3 = 288 kg/m2
Beban mati tambahan non struktural = 125 kg/m2
Total beban yang bekerja = 413 kg/m2
1.14 Tahap Hubungan Balok Kolom
Pertemuan antara Balok dan Kolom dalam pemodelan yang terlihat, hanya berupa garis.
Sebenernya program SAP2000 akan memodelkan balok dan kolom sesuai dengan
dimensi yang di tentukan. Oleh karena itu, antara balok dan kolom akan terjadi overlap.
Untuk mengatur pertemuan Balok dan kolom pilih menu Select – Select All.
Selanjutnya piloih menu Assign – Frame – End Lenght Offset.
1.15 Tahap Setting Diafragma (Constraints)
Tujuan untuk mencari pusat massa dan pusat grafitasi pada area struktur bangunan
perlantai secara keseluruhan, pusat masa ini yang nantinya digunakan sebagai titik
penempatan beban gempa.
Select area pelat perlantai – Define – Joint – Constraints – pilih diafragma pada
pilihan constrains – Add New Constrain – Pilih Z axis –ok – ok.
Select bangunan perlantai – Edit – Replicated – Isi arah Z 9 lantai dan atur jarak
perlantai – Ok .
1.17 Divide Area Pada Plat Lantai
Tujuan divide area pada plat agar beban tidak berada pada pinggir saja. Semakin banyak
angka divide area semakin merata beban yang tersalurkan kepada plat.
Select semua plat lantai Select – Properties – Area Section – Pilih Plat S12
Edit Areas – Divide Areas – Isi angka Along Edges From Point – OK
Semakin banyak Divide area maka akan semakin baik namun semakin beran
komputer memprosesnya.
1.18 Tahap Analisa Option
Bangunan tanpa shearwall Struktur Rangka Utamanya tetap utuh sedangkan plat
lantainya tidak aman terdapat lendutan (Warna Merah). Setelah Bangunan di pasang
Shearwall Struktur Rangka Utama tetap utuh dan plat yang awalnya melendut
menjadi aman / sedikit lendutan (Berwarna Kuning).