Anda di halaman 1dari 100

Dosen: Nafilah el Hafizah ST.,MT.

LAPANGAN TERBANG
TAXIWAY
LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)
Fungsi dari sistem landasan penghubung adalah untuk mengatur
proses pergerakan pesawat terbang dari apron menuju landasan
pacu yang akan melakukan lepas landas (take-off) maupun
pesawat terbang setelah melakukan pendaratan (landing) dan
meninggalkan landasan pacu menuju apron.

Hal yang mempengaruhi ukuran dari landasan penghubung


adalah
• panjang bentang sayap (wing span),
• jarak antar roda pendarat utama (wheel tread), dan
• panjang badan pesawat terbang rencana.
• Aircraft Dimensions
Sumber: Horonjeff & McKelvey 1993
KOMPONEN DARI LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)
Landasan Penghubung (taxiway) terdiri dari:
Exit Taxiway :
- landasan penghubung yang digunakan oleh pesawat terbang setelah
melakukan pendaratan untuk meninggalkan landasan pacu menuju
apron
Entrance Taxiway :
- landasan penghubung yang digunakan oleh pesawat terbang bergerak
dari apron menuju landasan pacu untuk melakukan lepas landas
Holding Apron (apron tunggu) :
- jalur yang terletak dekat dengan landasan pacu dan disediakan bagi
pesawat terbang yang digunakan untuk pemeriksaan terakhir sebelum
melakukan take-off atau menunggu ijin lepas landas dari menara ATC
Holding Bay (anjungan tunggu) :
- jalur yang terletak di dekat entrance taxiway yang disediakan bagi
pesawat terbang dalam menunggu giliran untuk melakukan take-off
pada waktu jam penerbangan sibuk (flight rush-hour).
Exit taxiway
A. Parallel Taxiway
Adalah Taxiway yang sejajar dengan Runway dan
menghubungkan Taxiway biasa dengan Apron, yang panjangnya
sama maupun kurang dari panjang Runway.
B. Apron Taxiway
Adalah Taxiway yang terletak didekat Apron yang dibedakan atas
dua jenis yaitu : yang terletak dekat Apron sebagai jalan pintas
pesawat dari Apron ketempat pesawat akan diparkir dan Taxilane
yaitu bagian dari Apron yang diperuntukkan bagi jalan hubung ke
areal parkir.
C. Cross Taxiway
Adalah Taxiway yang berfungsi untuk menghubungkan 2 ( dua )
Runway yang berdekatan sehingga pemanfaatan kedua Runway
dapat dilakukan secara optimal. Jenis Taxiway ini biasanya baru
diadakan jika memang ada dua Runway sejajar
FUNGSI LANDASAN PENGHUBUNG
(TAXIWAY)
Memberikan pemisahan yang aman dan efisien
serta mengurangi gangguan / hambatan sekecil
mungkin dalam pola lalu lintas operasional
penerbangan (lepas landas dan pendaratan)
Memberikan jarak landasan penghubung (taxiway)
sependek mungkin dari apron menuju landasan pacu
Merencanakan jumlah landasan penghubung yang
cukup, sehingga pesawat terbang yang melakukan
operasional penerbangan dapat bergerak sesegera
mungkin baik dari arah apron menuju landasan pacu
maupun sebaliknya
GAMBARAN UMUM

• Untuk menyediakan akses antara runway


dan area terminal dan hangar perbaikan.
• Pada lapangan terbang yang sibuk, paralel
taxiway akan sangat membantu untuk
memfasilitasi pergerakan pesawat pada arah
yang berbeda.
• Rute harus dipilih yang menghasilkan jarak
terpendek.
• Pada lapangan terbang yang sibuk, lokasi
taxiway harus terletak pada beberapa posisi
sepanjang runway, ini biasa disebut exit
taxiway.
UKURAN-UKURAN

• Panjang taxiway ditentukan oleh:


• Letak runway dan apron
• Lebar taxiway ditentukan oleh:
• Kecepatan membelok pesawat dari runway
ke taxiway ataupun sebaliknya
• Tebal perkerasan taxiway, ditentukan
oleh:
• Kecepatan gerak pesawat di taxiway
SYARAT-SYARAT GEOMETRIK

• Kemiringan memanjang maksimum = 3%


• Kemiringan melintang maksimum = 1,5%
• Kemiringan shoulder untuk 3m pertama = 5% dan
sesudahnya 2% (F.A.A). Sedangkan I.C.A.O tidak
menentukan syarat untuk shoulder taxiway.
• Perubahan kemiringan melintang maksimum = 1%
setiap 30 meter panjang lengkung vertikal
(I.C.A.O).
• Jarak pandangan dari ketinggian 3 meter di atas
permukaan perkerasan harus saling dapat melihat
dari jarak 300 meter.
STANDARD
FAA UNTUK
LEBAR
TAXIWAY
STANDARD I.C.A.O UNTUK
LEBAR TAXIWAY
STANDARD
FAA
UNTUK
GRADIENT
TAXIWAY
Standard Taxiway
(Peraturan Dirjenhubud No. SKEP/77/VI/2005
Standard Taxiway
(Peraturan Dirjenhubud No. SKEP/77/VI/2005
STANDARD I.C.A.O UNTUK
GRADIENT TAXIWAY
Standard Kemiringan Memanjang Taxiway
(Peraturan Dirjenhubud No. SKEP/77/VI/2005
Standard Kemiringan Melintang Taxiway
(Peraturan Dirjenhubud No. SKEP/77/VI/2005
JARI-JARI LENGKUNG HORIZONTAL

V
R
125f
• R = jari-jari lengkung horizontal (m)
• V = kecepatan pesawat (km/jam)
• f = koefisien gesek roda dengan perkerasan; ± 0,13

0,388 W 2
R
T
-S
2
• R = jari-jari taxiway (m)
• W = wheel base (m)
• T = lebar perkerasan taxiway (m)
• S = jarak antara tengah main-gear dan tepi
perkerasan taxiway
Standard Taxiway Curve
(Peraturan Dirjenhubud No. SKEP/77/VI/2005
JARI-JARI PADA TIKUNGAN TAXIWAY

• I.C.A.O menentukan jari-jari lengkung pada


tikungan harus lebih besar dari lebar taxiway.
• F.A.A menentukan bahwa jari-jari lengkung pada
lapangan terbang sbb:

Jari-jari (m)
Sudut
Lapter Kecil Lapter Besar
0° - 45° 7,5 22,5
45° - 135° 15 30
> 135° 60 60
Taxiway
Fillet
Dimensions
Perencanaan tikungan dan lebar tambahan tikungan (fillet)
pada taxiway
Taxiway Fillet Dimensions
Taxiway minimum separation distances
Standard Taxiway Separation Distances
(Peraturan Dirjenhubud No. SKEP/77/VI/2005
Dalam merencanakan desain geometrik pada
landasan penghubung
digunakan referensi perencanaan dari FAA :
EXIT TAXIWAY
BENTUK-BENTUK EXIT TAXIWAY
BENTUK-BENTUK EXIT TAXIWAY
BENTUK-BENTUK EXIT TAXIWAY
FAKTOR PENENTU LOKASI EXIT
TAXIWAY
Gambar ilustrasi penentuan exit taxiway
F.A.A
Awas !!!!

LOKASI EXIT TAXIWAY TETAP HARUS DIKOREKSI TERHADAP :


ELEVASI, SUHU DLL; SEPERTI PADA CONTOH PERHITUNGAN PANJANG
RUNWAY
PRAKIRAAN JARAK EXIT TAXIWAY DARI
TRESHOLD
Standard Jari-jari minimum rapid exit taxiway
(Peraturan Dirjenhubud No. SKEP/77/VI/2005
CONTOH PERHITUNGAN
Contoh perhitungan desain lebar jalur taxiway dan taxiway
fillet :
Diketahui pesawat terbang rencana B-737-200 dengan
wing span 32,92 m termasuk Airplane Design Group III.
sehingga diperoleh :
- Lebar taxiway (W) = 50 ft (15 m)
- Jarak tepi aman taxiway (M) = 10 ft (3 m)
- Lebar bahu taxiway (S) = 10 ft (3 m)
- Jari-jari tikungan tambahan (fillet) terhadap taxiway
centerline (F) = 60 ft (18 m)
- Panjang jalur tikungan tambahan (fillet) hingga pada
ujung belokan taxiway (L) = 150 ft (45 m)
- Jari-jari belokan taxiway (R) = 150 ft (45 m)
Perencanaan by-pass taxiway
(exit taxiway dan entrance taxiway)

V^2
R
125f
sehingga : V = √ (125 x R x f)
= 11,18 √(R x f)
dengan :
V = kecepatan rencana pesawat terbang (km/jam)
R = jari-jari tikungan pada sistem taxiway sesuai
dengan Airplane
Design Group atau hasil perhitungan ( m )
f = koefisien gesek antara ban dan struktur
permukaan perkerasan (0,13)
Jika penentuan jari-jari tikungan dipertimbangkan
berdasarkan ukuran wheel base (jarak antara roda pendarat
utama/main gear dan roda depan/nose gear) dan komponen-
komponennya maka dapat dihitung dengan persamaan berikut :
0,388 W 2
R
T
-S
• dengan : 2
• R = jari-jari tikungan pada taxiway yang direncanakan ( m )
• B = ukuran wheel base dari pesawat terbang rencana ( m )
• W = lebar jalur taxiway sesuai dengan Airplane Design Group (
m)
• D = jarak antara titik tengah kelompok roda pendarat
utama/main gear dan
• tepi jalur taxiway ( m )
Minimum clearence distance of outer main
wheel to
taxiway edge (Dmin)
KLASIFIKASI PESAWAT BERDASARKAN
AERODROME REFERENCE CODE SESUAI ICAO

• Sumber: Wardhani Sartono, 2016


CONTOH

Contoh perhitungan desain tikungan pada sistem


by-pass taxiway
Diketahui pesawat terbang rencana B-737-200 dengan
wing span
32,92 m termasuk Airplane Design Group III sehingga
dari tabel perencanaan komponen taxiway dari FAA
diperoleh :
• Lebar taxiway (W) = 50 ft (15 m)
Untuk pesawat terbang rencana B-737-200,
• maka Ukuran wheel base (B) = 11,38 m
Jarak antara titik tengah kelompok roda pendarat
utama/main gear dan tepi jalur taxiway (D) = 3,75 m
0,388 11,382
• Maka R  13,399m ~ 14m
15
- 3,75
2
Sehingga kecepatan rencana pesawat terbang
saat memasuki tikungan adalah :
V = √ (125 x R x f)
= 11,18 √(R x f)
= 11,18 √(14 x 0,13)
= 15 m/dt
= 15 x 3,6
= 54 km/jam
Tugas

Direncanakan landasan penghubung


sebuah bandara untuk pesawat terbang
rencana B-747-400, maka:
• Hitung disain lebar jalur taxiway dan
taxiway fillet
• Hitung disain tikungan pada sistem by
pass taxiway
Daftar Pustaka

• Wardhani Sartono, Dewanti, Taqia


Rahman, 2016, Bandara Udara, Gadjah
Mada University Press
• Heru Basuki, 2014, Merancang,
Merencana Lapangan Terbang, PT
Alumni,Bandung
• Airliners.net
APRON
FUNGSI APRON

• Tempat parkir pesawat


• Tempat menaikkan/menurunkan penumpang
• Mengisi bahan bakar
• Perbaikan kecil
Posisi Apron
Posisi apron yg disarankan
Tipe Apron :

A. Apron Cargo
B. Apron Terminal
C. Apron Parkir
D. Apron Hanggar dan Apron Service
E. Isolated Apron
LUAS APRON

Dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni:


1. Ukuran gate position
2. Jumlah gate position
3. Sistem parkir pesawat
4. Volume lalu lintas di Apron
5. Persyaratan bagi aktivitas pendukung
6. Taxiway dan jalan lain
LUAS APRON
LUAS APRON
LUAS APRON
LUAS APRON
1. UKURAN GATE POSITION

Dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni:


• Jari-jari perputaran minimum pesawat
saat keluar/masuk dari dan ke gate
position.
• Susunan parkir pesawat
• Nose-in atau angled nose in
• Nose-out atau angled nose out
• Paralel
Gambar Skema Turning Radius
Nose-in atau Angle Nose-in
• Keuntungan:
• Suara pesawat tidak terlalu keras,
karena pada waktu masuk tidak
perlu membelok
• Asap panas tidak terarah ke
gedung terminal
• Pintu depan pesawat dekat
dengan gedung terminal
• Kerugian:
• Memerlukan tenaga yang besar
untuk keluar dari gate position,
biasanya menggunakan
kendaraan pandu
• Pintu belakang jauh dari gedung
terminal
Nose-out atau Angle Nose-out

• Keuntungan:
• Tidak memerlukan tenaga yang
besar untuk keluar dari gate
position
• Pintu belakang pesawat dekat
dengan gedung terminal
• Kerugian:
• Pintu depan jauh dari gedung
terminal
• Asap panas terarah ke gedung
terminal, baik pada saat masuk
maupun keluar
Paralel

• Keuntungan:
• Pintu depan dan pintu belakang
pesawat dekat dengan gedung
terminal
• Kerugian:
• Butuh ruang yang lebih besar
• Suara dan asap panas terarah ke
posawat yang dibelakangnya
2. JUMLAH GATE POSITION
• Dipengaruhi oleh:
• Volume lalu lintas udara pada jam sibuk
• Lama pesawat parkir di apron
• Jumlah gate position dapat dihitung dengan
perumusan:
VT
G
U
G : jumlah gate
V : volume desain untuk kedatangan atau keberangkatan
(gerakan/jam)
T : waktu pemakain / parkir di gate (jam)
U : faktor pemakaian gate (0,5 – 0,6 jika gate digunakan hanya
untuk perjenis perusahaan penerbangan dan 0,6 – 0,8 jika gate
bisa digunakan untuk semua jenis perusahaan penerbangan)
T : waktu pemakain / parkir di gate (jam)
Sumber : Planning and design of airport, Robert Horonjeff

Pesawat Waktu di Gate, T


(menit)
Kelas A 60
Kelas B 40
Kelas C, D dan E 30
CONTOH PERHITUNGAN JUMLAH GATE :

> JUMLAH PERGERAKAN LANDING / TAKE-OFF PADA KONDISI PEAK HOUR (V)
JENIS PESAWAT KELAS A 5 gerakan/jam
KELAS B 10 gerakan/jam
KELAS C 4 gerakan/jam
> APRON BISA DIGUNAKAN UNTUK SEMUA JENIS PERUSAHAAN PENERBANGAN

> JUMLAH GATE YANG DIBUTUHKAN :


G = V* T / U

- T (KELAS A) 60 menit
- T (KELAS B) 40 menit
- T (KELAS C) 30 menit

- NILAI U = 0,6 - 0,8 0,6

- G (A) = (5 * 60/60)/U = 8,333333 buah 9 buah


- G (A) = (10 * 40/60)/U = 11,11111 buah 12 buah
- G (A) = (4 * 30/60)/U = 3,333333 buah 4 buah
TOTAL 25 buah
CONTOH PERHITUNGAN JUMLAH GATE :

> JUMLAH PERGERAKAN LANDING / TAKE-OFF PADA KONDISI PEAK HOUR (V)
JENIS PESAWAT KELAS A 5 gerakan/jam
KELAS B 10 gerakan/jam
KELAS C 4 gerakan/jam
> APRON BISA DIGUNAKAN UNTUK SEMUA JENIS PERUSAHAAN PENERBANGAN

> JUMLAH GATE YANG DIBUTUHKAN :


G = V* T / U

- T (KELAS A) 60 menit
- T (KELAS B) 40 menit
- T (KELAS C) 30 menit

- NILAI U = 0,6 - 0,8 0,7

- G (A) = (5 * 60/60)/U = 7,142857 buah 8 buah


- G (A) = (10 * 40/60)/U = 9,52381 buah 10 buah
- G (A) = (4 * 30/60)/U = 2,857143 buah 3 buah
TOTAL 21 buah
CONTOH PERHITUNGAN JUMLAH GATE :

> JUMLAH PERGERAKAN LANDING / TAKE-OFF PADA KONDISI PEAK HOUR (V)
JENIS PESAWAT KELAS A 5 gerakan/jam
KELAS B 10 gerakan/jam
KELAS C 4 gerakan/jam
> APRON BISA DIGUNAKAN UNTUK SEMUA JENIS PERUSAHAAN PENERBANGAN

> JUMLAH GATE YANG DIBUTUHKAN :


G = V* T / U

- T (KELAS A) 60 menit
- T (KELAS B) 40 menit
- T (KELAS C) 30 menit

- NILAI U = 0,6 - 0,8 0,8

- G (A) = (5 * 60/60)/U = 6,25 buah 7 buah


- G (A) = (10 * 40/60)/U = 8,333333 buah 9 buah
- G (A) = (4 * 30/60)/U = 2,5 buah 3 buah
TOTAL 19 buah
GEDUNG TERMINAL

R C
GATE

W
APRON
• Panjang apron = G * 2R + G * C
• Lebar apron = L + C + W ; untuk 1 taxi lane
dimana :
G = jumlah gate
R = radius putar pesawat (ft)
C = jarak pesawat ke pesawat dan pesawat ke gedung
terminal (25 – 35 ft)
L = panjang pesawat (ft)
w = lebar taxi lane (160 ft untuk pesawat kecil dan 290 ft
untuk pesawat berbadan lebar)

Jika data R tidak tersedia, maka:


R = (wing span / 2) + (wheel base / tg 60o)
Berdasarkan : SKEP 77-VI-2005
Berdasarkan : SKEP 77-VI-2005
3. SISTIM PARKIR PESAWAT

3.1. Sistim Frontal:


• Sistim yang paling sederhana dan ekonomis
• Hanya untuk lapangan terbang kecil dengan
jumlah gate position yang sedikit

3.2. Sistim Apron Terbuka:


• Pesawat diparkir berderet
• Untuk melindunngi penumpang yg
naik/turun ke dan dari pesawat terjauh
digunakan kendaraan pengangkut
3.3. Sistim Jari:
• Pengaturan penumpang & barang dilakukan di
dalam gedung terminal
• Keuntungan:
• Melindungan penumpang dari cuaca & bising.
• Semua pesawat dekat dgn gedung terminal.
• Dapat dipasang jembatang penghubung.
• Lebih mudah dikembangkan
3.3. Sistim Satelit:
• Merupakan bangunan kecil pada apron
• Bangunan2 kecil tersebut dihubungkan oleh terwongan bawah tanah dengan
gedung terminal
• Keuntungan:
• Putaran utk menggerakkan pesawat keluar/masuk gate position lbh sedikit.
• Kerugian:
• Biaya pembangunan relatif mahal.
• Penumpang harus naik turun beberapa kali pada waktu naik/turun pesawat

TERMINAL BUILDING
BASEMENT CONCOURSE
KAPASITAS GATE POSITION

Kemampuan sejumlah gate position untuk menampung


kegiatan pesawat (menaikkan/menurunkan
penumpang) secara terus menerus yang diipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain:
• Jenis pesawat
• Penerbangan awal, pulang-balik, menerus
• Jumlah naik-turun penumpang serta jumlah bagasi
• Efisiensi penggunaan tenaga di apron
• Penggunaan gate position apakah hanya untuk satu maskapai
penerbangan atau khusus untuk satu kelas pesawat
Dimensi Apron
(Peraturan Dirjenhubud No. SKEP/77/VI/2005
Jarak apron dengan runway & taxiway
(Peraturan Dirjenhubud No. SKEP/77/VI/2005
Aliran
Penumpang
dan Bagasi

Anda mungkin juga menyukai