Anda di halaman 1dari 65

PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

TUGAS

PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

OLEH:

FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR
2015

FERIYAL SUMARNO 1
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

TUGAS PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

NAMA : FERIYAL SUMARNO


NIM : 45 15 041 058

DATA PORTAL:
Suatu portal beton 2 dimensi (2D) seperti pada gambar 1 di bawah ini:

Gambar 1. Portal terbuka 2D

Gambar 2. Beban gempa tingkat (E)

FERIYAL SUMARNO 2
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Gambar 3. Beban mati (DL)

Gambar 4. Beban hidup (DD)

Catatan:
Nilai a dan b disesuaikan dengan NIM: 45 015 041 0ab  45 15 041 058

FERIYAL SUMARNO 3
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

 Modulus elastisitas beton Ec = 200000 MPa


 Mutu beton(Kuat Tekan Beton yang disyaratkan) f’c = 25 MPa
 Mutu baja tulangan longitudinal fy = 400 MPa
 Mutu baja tulangan geser fy = 240 MPa
 Jenis/Pattern Beban-beban (lihat Gbr 2, 3 dan 4)
 Kombinasi pembebanan:
o U1 = 1.2 DL + 1.6 LL
o U2 = 1.2 DL + 0.6 LL + 1.05 E
o U3 = 1.2 DL + 0.6 LL - 1.05 E

Gambar 5. Balok Lantai Gambar 6. Balok Atap

DIMINTA:
A. Bidang Gaya Dalam: BMD, SFD dan NFD serta luas tulangan balok dan
kolom.
B. Hitung dan gambar tulangan joint Hubungan Balok Kolom (HBK) yang
dilingkari (poin 1 dan poin 2).
C. Desain pondasi yang dilingkari (poin 3).

CATATAN:
- Gunakan SAP2000 V 14 atau V 15.
- Nilai a dan b disesuaikan dengan NIM: 45 15 041 0ab

FERIYAL SUMARNO 4
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

SOLUTION:
Tahap-tahap penyelesaian pada program SAP2000 V14 atau V15:
1. Penentuan geometri dan satuan
a) Penentuan model struktur dan satuan
Menu  File  New Model  pilih satuan yang digunakan (kN,m,C) 
2D Frames.

Tampilan yang muncul.

FERIYAL SUMARNO 5
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

b) Sesuaikan grid kolom dan lantai sesuai dengan soal.

Catatan: Kordinat X-Z digunakan untuk gambar portal 2D.

FERIYAL SUMARNO 6
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

2. Definisi mutu material


a) Mutu material elemen struktur.
Pilih Define  Material  muncul kotak dialog Define Materials  Add
New Material  muncul kotak dialog Material Property Data.

Kotak dialog Material Property Data, selanjutnya isi kolom yang


tersedia seperti berikut:

Contoh: Mutu beton f’c 25 MPa

FERIYAL SUMARNO 7
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

b) Mutu material tulangan


Pada kotak dialog Define Materials  Add New Material  muncul
kotak dialog Material Property Data, selanjutnya isi kolom yang tersedia
seperti pada poin 2.a diatas:
Contoh: Mutu baja tulangan fy 400 MPa

Contoh: Mutu baja tulangan fy 240 MPa

FERIYAL SUMARNO 8
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Setelah semua Mutu Material di buat pada Define Materials dan


material telah terdefinisikan  OK.

3. Definisi penampang kolom dan balok


Pilih Define  Section properties  Frame Sections  muncul kotak
dialog Frame Properties.

FERIYAL SUMARNO 9
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Pada kotak dialog Frame Properties pilih Add New Property muncul kotak
dialog Add Frame Section Property.

Pada kotak dialog Add Frame Section Property merupakan kotak dialog
untuk mendefinisikan dimensi penampang serta jenis material yang akan
digunakan.

FERIYAL SUMARNO 10
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

a) Membuat kolom beton dengan dimensi 40 x 40 cm.


Pada kotak Add Frame Section Property pilih CONCRETE 
Rectangular, selanjutnya muncul kotak dialog Rectangular Section.

Pada kotak dialog Rectangular Section, selanjutnya definisikan dimensi


dan jenis material yang digunakan pada kolom 40 x 40 cm. setelah itu
pilih Concrete Reinforcement  muncul kotak dialog Reinforcement
Data.

FERIYAL SUMARNO 11
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

b) Membuat kolom beton ukuran 45 x 45 cm

c) Membuat balok lantai


Pada kotak dialog Frame Properties  Add New Property  kotak
dialog Add Frame Section Property pilih Steel  Tee, selanjutnya
muncul kotak dialog Tee Section.

kotak dialog Tee Section, isi data dimensi dan jenis material penampang
yang digunakan, pilih Concrete Reinforcement, pilih material tulangan
untuk tulangan utama dan tulangan geser. Untuk Design Type pilih

FERIYAL SUMARNO 12
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Beam (M3 Design Only),  pilih OK  pilih OK kembali pada kotak


dialog Tee Section.

d) Untuk Balok Atap

FERIYAL SUMARNO 13
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Setelah selesai membuat penampang balok dan kolom, kotak dialog


Frame Properties akan muncul balok dan kolom yang telah didefinisikan
lalu pilih OK.

4. Penempatan profil penampang pada kerangka model struktur/frame.


Tandai terlebih dahulu batang yang akan diberikan profil penampang
(batang putus-putus), pilih Assign  Frame  Frame Section  muncul
kotak dialog Frame Properties  pilih KOLOM 45 x 45  pilih OK.

FERIYAL SUMARNO 14
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Dengan proses yang sama di atas untuk komponen struktur yang lainnya
sehingga diperoleh:

Gambar. Portal 2D dengan profil penampang

5. Definisi jenis dan kombinasi pembebanan


a) Definisi Load Patterns (beban mati, beban hidup dan beban gempa)
Pilih Define  Load Patterns  muncul kotak dialog Define Load
Patterns.

FERIYAL SUMARNO 15
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

b) Definisi load Combinations


 U1 = 1.2 DL + 1.6 LL
 U2 = 1.2 DL + 0.6 LL + 1.05 E
 U3 = 1.2 DL + 0.6 LL - 1.05 E

Pilih Define  Load Combinations  kotak dialog Define Load


Combinations, isi sesuai dengan kombinasi beban yang digunakan
seperti diatas.

Untuk menginput kombinasi beban lain langkahnya sama.

FERIYAL SUMARNO 16
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

6. Penginputan beban pada portal


a) Penginputan Beban Gempa (F)
Klik atau tandai terlebih dahulu joint yang akan diberikan beban gempa
sebesar F = 18 kN, piih Assign  Joint Loads  Forces  muncul
kotak dialog Joint Forces.

Pada kotak dialog Joint Forces pilih GEMPA pada Load Pattern Name
 pilih satuan (kN,m,C)  pada Force Global X isi 18 sesuai soal untuk
beban gempa pada tingkat satu, pilih Replace Exsisting Loads  pilih
OK.

FERIYAL SUMARNO 17
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Dengan langkah yang sama untuk penginputan beban gempa Assign 


Joint Loads  Forces  kotak dialog Joint Forces, maka diperoleh
input beban gempa seperti gambar berikut:

Gambar. Penempatan Beban Gempa (E) pada portal

b) Penginputan Beban Mati (DL)


Klik atau tandai terlebih dahulu frame/batang yang akan diberikan beban
mati sebesar DL = 45 kN, piih Assign  Frame Loads  Point (beban
titik pada frame)  muncul kotak dialog Frame Point Loads.

FERIYAL SUMARNO 18
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Pada kotak dialog Frame Point Loads pilih MATI pada Load Pattern
Name  pilih satuan (kN,m,C)  pada Point Loads input beban mati
pada frame/batang sesuai soal, pilih Replace Exsisting Loads  pilih
OK.

Untuk beban merata pada frame, Klik atau tandai terlebih dahulu
frame/batang yang akan diberikan beban mati merata sebesar DL = 25
kN/m’, piih Assign  frame Loads  Distributed (beban merata pada
frame)  muncul kotak dialog Frame Distributed Loads.

FERIYAL SUMARNO 19
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Pada kotak dialog Frame Distributed Loads pilih MATI pada Load
Pattern Name  pilih satuan (kN,m,C)  pada Trapezoidal Loads
input beban mati pada frame/batang sesuai soal, pilih Replace
Exsisting Loads  pilih OK.

Dengan langkah yang sama untuk penginputan beban mati Assign 


Frame Loads  Point atau Distributed, maka diperoleh input beban
mati seperti gambar berikut:

Gambar. Penempatan Beban mati (DL) pada portal

FERIYAL SUMARNO 20
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

c) Penginputan Beban Hidup (LL)


Dengan langkah yang sama untuk penginputan beban mati Assign 
Frame Loads  Distributed, maka diperoleh input beban hidup seperti
gambar berikut:

Gambar. Penempatan Beban hidup(LL) pada portal

7. Pemeriksaan input data dari poin 2 sampai poin 6.


8. Analisa model struktur
Pada menu toolbar pilih Analyze  Set Analysis Options  muncul kotak
dialog Analysis Options  Plane Frame  pilih OK.

FERIYAL SUMARNO 21
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Lakukan Run Analysis dengan pilih Analize  Run Analysis atau tekan F5
atau klik icon  kotak dialog Set Load Cases to Run  ubah RUN
menjadi Do Not Run pada MODAL, pilih Run Now.

Untuk output dari hasil analisis pilih Display  Show Foreces/Stressess


 Frames/Cables untuk bidang momen, lintang dan normal dan pilih Joint
untuk reaksi perletakan, dan hasilnya seperti gambar berikut ini:

FERIYAL SUMARNO 22
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Gambar. Bending Moment Diagram (BMD)

Gambar. Aksial Force Diagram

FERIYAL SUMARNO 23
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Gambar. Shear Force Diagram (SFD)

Gambar. Joint Reaction (1,2D + 0,6L – 0,5E)

FERIYAL SUMARNO 24
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

9. Desain Struktur
a) Sebelum melakukan desain struktur, terlebih dahulu mengatur koefisien
yang digunakan.
Pilih Design  Concrete Frame Design  View/Revise Preferences
 muncul kotak dialog Concrete Frame Design Preferences, ubah
koefisien seperti di bawah ini sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia Beton (SNI BETON), pilih OK.

b) Pilih DESIGN  CONCRETE FRAME DESIGN  SELECT DESIGN


COMBOS, Block semua jenis kombinasi pada kolom LIST OF LOAD
COMBINATIONS lalu klik ADD, maka list kombinasi akan berpindah ke
kolom DESIGN LOAD COMBINATION, kemudian lepas tanda check √
pada AUTOMATIC DESIGN LOAD COMBINATION.

FERIYAL SUMARNO 25
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

c) Pilih Design  Concrete Frame Design  Strart Design/Check of


Structure  DIPROSES…….

Gambar. Hasil desain tulangan balok dan kolom

FERIYAL SUMARNO 26
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

d) Untuk menampilkan hasil design untuk tulangan geser/SHEAR


REINFORCING, pilih Design  Concrete Frame Design  Display
Design Info  muncul kotak dialog Display Concrete Design Results
lalu pilih Shear Reinforcing pada Design Output  pilih OK.

Gambar. Luas tulangan geser balok dan kolom

FERIYAL SUMARNO 27
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

A. Perhitungan tulangan balok dan kolom:


1) Luas tulangan balok lantai 1

Gambar. Data Balok T Lantai

Luas tulangan balok lantai (mm2)

Digunakan tulangan utama D19  As19 = 284 mm2

Daerah Tumpuan:
As perlu 1738
As Tarik = 1738 mm2 = = = 6,1 ≈ 7 D 19.
As D19 284

As perlu 765
As Tekan = 765 mm2 = = = 2,7 ≈ 3 D 19.
As D19 284

Daerah Lapangan:
As perlu 1502
As Tarik = 1502 mm2 = = = 5,3 ≈ 6 D 19.
As D19 284

As perlu 396
As Tekan = 396 mm2 = = = 1,2 ≈ 2 D 19.
As D19 284

FERIYAL SUMARNO 28
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

2) Luas tulangan balok lantai 2

Gambar. Data Balok T Lantai

Luas tulangan balok lantai (mm2)

Digunakan tulangan utama D 19  As19 = 284 mm2

Daerah Tumpuan:
As perlu 1764
As Tarik = 1764 mm2 = = = 6,3 ≈ 7 D 19
As D19 284

As perlu 775
As Tekan = 775 mm2 = = = 2,7 ≈ 3 D 19
As D19 284

Daerah Lapangan:
As perlu 1476
As Tarik = 1476 mm2 = = = 5,2 ≈ 6 D 19
As D19 284

As perlu 396
As Tekan = 396 mm2 = = = 1,3 ≈ 2 D 19
As D19 284

FERIYAL SUMARNO 29
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

3) Luas tulangan balok Atap

Gambar. Data Balok T Atap

Luas tulangan balok Atap (mm2)

Digunakan tulangan utama D 19  As19 = 284 mm2

Daerah Tumpuan:
As perlu 1569
As Tarik = 1569 mm2 = = = 5,5 ≈ 6 D 19
As D19 284

As perlu 693
As Tekan = 693 mm2 = = = 2,4 ≈ 3 D 19
As D19 284

Daerah Lapangan:
As perlu 1250
As Tarik = 1250 mm2 = = = 4,4 ≈ 5 D 19
As D19 284

As perlu 350
As Tekan = 350 mm2 = = = 1,2 ≈ 2 D 19
As D19 284

FERIYAL SUMARNO 30
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

GAMBAR PENULANGAN BALOK LANTAI

GAMBAR PENULANGAN BALOK ATAP

FERIYAL SUMARNO 31
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

4) Luas tulangan Kolom


KOLOM PINGGIR

Gambar. Data kolom pinggir

Digunakan tulangan utama D 19  As19 = 284 mm2

As perlu 1600
As Perlu = 1600 mm2 = = = 5,6 ≈ 8 D19
As D19 284

FERIYAL SUMARNO 32
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

KOLOM TENGAH

Gambar. Data kolom pinggir

Digunakan tulangan utama D 19  As19 = 284 mm2

As perlu 2025
As Perlu = 2025 mm2 = = = 7,2 ≈ 8 D19
As D19 284

FERIYAL SUMARNO 33
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

B. Perhitungan Tulangan Joint Hubungan Balok dan Kolom

Luas tulangan longitudinal balok dan kolom (hasil SAP2000)

1) Perhitungan Tulangan Joint HBK Eksterior


Digunakan tulangan longitudinal D 19, AD19 =
284 mm2

Luas tulangan kolom = 1600 mm2


As perlu
As KOLOM =
As D19
1600
= = 5,6 ≈ 8 D19
284

829
As BALOK = = 3,01 ≈ 4 D19
284

396
As BALOK = = 1,4 ≈ 2 D19
284

FERIYAL SUMARNO 34
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Diketahui:
f'c = 25 MPa
fy = 400 MPa
D tul = 19 mm
Selimut beton, ddek = 40 mm
data lain (lihat gambar)

Momen Kapasitas:
Ø
Mkap = 1,25.[As.fy. [0,85. (h–d– )]]
2

19
= 1,25.[4.284.400. [0,85. (500–40– 2 )]]

= 217501400 Nmm = 217,501 kNm

Dari SAP2000, diperoleh gaya aksial NuK = 78,506 kN

Data Joint HBK Eksterior:


f'c = 25 MPa,
fy = 400 MPa
NuK = 78,506 kN
Mkapka = 217,501 kNm, Mkapki = 0
Bentang balok, lka = 6000 mm
Bentang bersih balok, lkan = 6000-200-225 = 5575 mm
Tinggi kolom atas, hka = 3750 mm
Tinggi kolom bawah, hkb = 3750 mm
Dimensi kolom pinggir 400 x 400 mm
Selimut beton, ddek = 40 mm

FERIYAL SUMARNO 35
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Tulangan geser horizontal:


lki lka
0,70. ( .Mkapki + . Mkapka)
lkin lkan
Vkol =
0,5 . (hka + hkb )
6
0,70. (0 + . 217,501)
5,575
=
0,5 . (3,75 + 3,75 )

= 43,70 kN

Tka = 1,25 x As x fy
= 1,25 x 4.284 x 400
= 568000 N = 568 kN

Vjh = Tka – Vkol


= 568 – 43,70 = 524,3 kN

Vjh 524,3
Vnh = = = 655,375 kN
∅ 0,80

Dimensi kolom, bk = 400 mm, hk = 400 mm


Dimensi balok, bb = 250 mm, hb = 500 mm

bb < bk  Ok
bj = bk = 400 mm
bj = bb + 0,5 hk = 250 + 0,5 x 400 = 450 mm
diambil, bj terkecil = 400 mm

Kontrol gaya geser horizontal Vjh joint (SK SNI-2847/2002 psl. 23.5.3.1)

Vjh < 1,7.√f' c.Aj dimana, Aj = luas efektif joint


= h x (b + h)
= 500 x (250 + 500)
Vjh < 1,7. √25.500.750
524,3 kN < 3187500 N = 3187,5 kN  OK, memenuhi SNI-2847-2002

Nuk √fc
Vch = (1+ ) . ( 6 ) .bw.d
14.Ag

78,506 √25
= (1+ ).( ) .250.(500-40) = 95834 N = 95,834 kN
14.500.750 6

FERIYAL SUMARNO 36
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Vnh > Vch


655,375 kN > 95,834 kN  Perlu tulangan pengekang tertutup horizontal

Vsh = Vnh – Vch


= 655,375 – 95,834 = 559,541 kN

Luas tulangan pengekang:


Vsh 559541
= =
fy 400

= 1398,85 mm2 (luas tot tul horizontal joint HBK)

Dipilih tul sengkang 4D10 mm/lapis:


A1lapis = 4.(1/4.3,14.102) = 314,159 mm2

Ajh 1399
Jumlah lapis = = = 4,45 ≈ 5 lapis
Alps 314,159

Tulangan Geser Vertikal Ajv:


As’/As = 1 (tulangan simestri pada kolom)
As' Nuk
Vcv = .Vjh .(0,6+ Ag . fc )
As

78506
= 1.524300.(0,6+ 400.400.25 )

= 324870,17 N = 324,870 kN

d 400-40
Vjv = Vjh = . 524300 = 471870 N = 471,87 kN
hk 400

Vsv = Vjv – Vcv = 471,87 – 324,870 = 147 kN

Luas tul geser vertikal:


Vsv 147000
Ajv = = = 367,5 mm2
fy 400

Tulangan kolom 8D 19 = 2292 mm2 > Ajv (tidak Perlu tulangan joint
vertikal)

FERIYAL SUMARNO 37
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

FERIYAL SUMARNO 38
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

FERIYAL SUMARNO 39
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

2) Perhitungan Tulangan Joint HBK Interior


Digunakan tulangan longitudinal D 19, AD19 = 284 mm2

2025
AsKOLOM = = 7,2 ≈ 8 D 19
284

1281
AsBALOK KA.A = = 4,5 ≈ 5 D 19
284

585
AsBALOK KA.B = = 2,06 ≈ 3 D 19
284

1683
AsBALOK KI.A = = 5,9 ≈ 6 D 19
284

745
AsBALOK KI.B = = 2,6 ≈ 3 D 19
284

Diketahui:
f'c = 25 MPa
fy = 400 MPa
D tul = 19 mm
Selimut beton, ddek = 40 mm, data lain (lihat gambar)

FERIYAL SUMARNO 40
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Momen Kapasitas (MkapKA dan MkapKI) joint 2:


Ø
MkapKA = 1,25.[As.fy. [0,85. (h–d– )]] (balok persegi)
2

19
= 1,25.[5.284.400. [0,85. (500–40– 2 )]]

= 271876750 Nmm = 271,877 kNm

Kontrol sifat balok T atau persegi dalam kondisi plastis tulangan tarik.
Untuk balok kiri maka perlu dicek dahulu sifat mekanisnya T atau
persegi.
As.fy 3.284.400
𝜔′ = = = 0,049
bE.d.fc 600.(500-40).25

1,18.ω′ .d 1,18.0,049 .460


= = 31,3 mm < t = 120 mm
β1 0,85

Bersifat balok persegi biasa


As.fy 3.284.400
a = = = 26,73 mm
0,85.bE.fc 0,85.600.25

sehingga:
MkapKI = As.fy.(d-a)
= 3.284.400.(460-26,73)
=147658416 Nmm = 147,658 kNm

Data joint HBK Interior:


Kolom 450 x 450 mm, bk = 450 mm, hk = 450 mm
Balok 250 x 500 mm, bb = 250 mm, hb = 500 mm
MkapKI = 147,658 kNm, MkapKA = 271,877 kNm
lka = 6000 mm, lki = 6000 mm
lka n = 6000-200-225 = 5575 mm
lki n = 6000-225-225 = 5550 mm
hka = hkb = 3750 mm
Nuk = 272,231 kN

FERIYAL SUMARNO 41
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Gaya-gaya joint bagian kiri


lki lka
0,70. ( .Mkapki + . Mkapka)
lkin lkan
Vkol =
0,5 . (hka + hkb )
6 6
0,70. ( .147,658 + . 271,877)
5,55 5,575
=
0,5 . (3,75 + 3,75 )

= 84,417 kN

As.fy 3.284.400
𝜔′ = = = 0,049
bE.d.fc 600.(500-40).25

1,18.ω′ .d 1,18.0,049 .460


= = 31,3 mm < t = 120 mm
β1 0,85

Bersifat balok persegi biasa dengan lebar badan b = bE


As.fy 3.284.400
a = = = 26,73 mm
0,85.bE.fc 0,85.600.25

Cki = 0,85.f’c.a.bE
= 0,85. 25.26,73.600 = 340807,5 N = 340,808 kN

Tka = 1,25.AskaA .fy


= 1,25.(5.284).400 = 710000 N = 710 kN

Vjh = Cki + Tka – Vkol


= 340,808 + 710 – 84,417 = 966,391 kN

Vjh 966,391
Vnh = = = 1207,989 kN
∅ 0,80
d 500−40
Vjv = Vjh = . 966,391 = 987,866 kN
hk 450

As’/As = 1 (tulangan simetris pada kolom)


As' Nuk
Vcv = .Vjh .(0,6+ )
As Ag . fc

272231
= 1.966391.(0,6 + )
450.450.25

= 631801 N = 631,801 kN

Vsv = Vjv – Vcv = 966,391 - 631,801 = 334,59 kN

FERIYAL SUMARNO 42
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Luas tulangan geser vertikal:


Vsv 334590
Ajv = = = 836,5 mm2
fy 400

Tulangan kolom 8D 19 = 2292 mm2 > Ajv (tidak Perlu tulangan joint
vertikal)

Analisis Tegangan Geser Horisontal Minimal:


Vjh
Vjh = dimana, bj = bb + ½.hk
bj.hk

= 250 + 1/2 450


= 475 mm
Atau, bj = bk = 450 mm
Diambil bj terkecil = 450 mm
966391
Vjh = = 4,77 MPa < 1,7.√25 = 8,5 MPa...OK
450.450

Penulangan Geser Horisontal:


Nuk 272231
Tegangan aksial kolom = = = 1,35 MPa
Ag 450.450

Nuk √fc
Vch = (1+ ) . ( 6 ) .bw.d
14.Ag

272231 √25
= (1+ 14.500.750
).( 6
) .250.(500-40)

=100803 N = 100,803 kN

Vsh + Vch = Vjh


Vsh = Vjh – Vch = 966,391 – 100,803 = 865,588 kN

Vsh 865588
Ajh = =
fy 400

= 2163,97 mm2 (total luas tul horizontal joint)

Dipilih tul sengkang 4D14 mm/lapis:


A1lapis = 4.(1/4.3,14.142) = 615,44 mm2
Ajh 2163,97
Jumlah lapis = = = 3,52 ≈ 4 lapis
Alps 615,44

FERIYAL SUMARNO 43
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

FERIYAL SUMARNO 44
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

FERIYAL SUMARNO 45
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

C. Desain Pondasi
1. Data Perhitungan
a. Profil dan karakteristik tanah
Termasuk karakteristik tanah disini adalah : hasil dari test pemboran
teknik, Test sondir, hasil test N-SPT yang ditampilkan dalam bentuk
stratifikasi tanah yang telah dihasilkan sebagai berikut ini :
1) Hasil test sondir
2) Hasil test N-SPT
3) Stratifikasi hasil pengujian karakteristik tanah.

Data-data tersebut akan digunakan untuk menghitung kapasitas daya


dukung 1 tiang pancang atau bored pile.

Gambar 3.1 Diagram hasil pengujian sondir

FERIYAL SUMARNO 46
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Gambar 3.2 Diagram hasil pengujian N-SPT

FERIYAL SUMARNO 47
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Gambar 3.3 Diagram Stratifikasi Pengujian Tanah

Dari data hasil Pengujian N-SPT/Stratifikasi tanah kelihatan bahwa


lapisan tanah tersebut terdiri dari lempung dan pasir, sehingga
dapat disimpulkan/diasumsikan sebagai berikut:

 Lempung  Cu = √ pada layer 1,2 dan 3


 Sudut geser dalam lempung Ø = 0

 Lapisan pasir layer ke 5 Cu = 0 dan Ø = √

Melihat data sondir, maka tiang pancang diambil sampai pada


kedalaman 14 m’ ( N-SPT > 50 (lih. Gambar 3.2) ini didahului dengan
tanah kohesif dan merupakan dasar tiang pancang yang baik, namun
demikian untuk keamanannya diambil saja N-SPT = 56 pada
perhitungan DD T.Pancang.

b. Data beban
Dengan beban yang ada (Beban mati DL, beban hidup LL dan beban
gempa E) menyebabkan “gaya-dalam” pada masing-masing balok
dan kolom. Khusus untuk kolom yang berdiri di jepitannya (pondasi-3)

FERIYAL SUMARNO 48
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

dengan bantuan Progam SAP2000, maka diperoleh gaya dasar


kolom sebagai berikut :

FERIYAL SUMARNO 49
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Gambar 3.4 Gaya-gaya yang akan dipikul oleh pondasi

2. Perhitungan Jumlah Tiang Pancang


Rencana pondasi yang akan digunakan adalah pondasi tiang pancang
disatukan oleh pilecap/poor mendukung kolom dengan rincian sebagai
berikut ini :
 Sistem pondasi : “Pile-Group”;
 Tiang pancang bujur sangkar = 350 x 350 mm
 Panjang tiang pancang = 14 m’ (sampai kedalaman 14 m’);
 Ujung atas tiang pancang disatukan oleh Pile- Cap.

T. Pancang Vertikal T. Pancang Miring

FERIYAL SUMARNO 50
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

3. Penentuan Gaya (R) dan arah (α) dari Tiang Pancang


Misal tiang diambil arah vertikal:
V M . X1 94,80 7,83 x 0,525
V1 = - ∑m=2 2 = - 2 = 39,94 ton
2 i=1 xi 2 0,5252 +0,525

V M . X2 94,80 7,83 x 0,525


V2 = + ∑m=2 = + 2 2 = 54,86 ton
2 i=1 xi2 2 0,525 +0,525

Gaya aksial tiang Ri


V1 39,94
R1 = = = 39,94 ton
cos∝ cos (0)

V2 54,86
R2 = = = 54,86 ton
cos∝ cos (0)

H1 = R1 x sin α = 39,94 x sin (0) = 0


H2 = R2 x sin α = 54,86 x sin (0) = 0
∑H = 0
H2 – H1 = 0, dimana  H = 3,70 ton  Tiang harus dimiringkan.

Sehingga,
∑H = 0  H2 – H1 = H dimana H = 3,70 ton
R2 x sin α – R1 x sin α = 3,70
(R2 – R1) sin α = 3,70
3,70
Sin α = = 0,247
(54,86 – 39,94)

α = arc sin 0,247

= 14,35 0 ≈ 140
Sehingga gaya aksial tiang Ri:
V1 39,94
R1 = = = 41,163 ton
cos∝ cos (14)
V2 54,86
R2 = = = 56,539 ton
cos∝ cos (14)

Kontrol gaya horizontal:


∑H = 0  H2 – H1 = H dimana, H = 3,70
56,539 x sin 14 – 41,163 x sin 14 = H
13,67 – 9,97 = H

FERIYAL SUMARNO 51
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

3,70 = 3,70 …. OK

4. Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang


A. Daya dukung ijin Qijin berdasarkan data Sondir
Ag.qc JHL x kel.penampang
Qijin = +
3 5

Dimana, qc (kedalaman 14 m) = 52 kg/cm2


JHL kedalaman 14 m = 510 kg/cm
Keliling Penamp. = 4 x 35 = 140 cm
Panjang tiang, Li = 14 m
Luas Penamp. Ag = 35 x 35 = 1225 cm2
Ag.qc JHL x kel.penampang
Qijin = +
3 5
1225 x 52 510 x 140
= + = 35513 kg = 355130 N
3 5

Daya dukung ijin Qijin berdasarkan mutu beton tiang pancang


Qijin = Ag x Ф x (0,85 f’c)
Dimana, Ag = 350 x 350 = 122500 mm2
Ф = 0,65
f’c = 25 MPa

Qijin = 122500 x 0,65 x 0,85 x 25


= 1692031 N

B. Daya dukung ijin berdasarkan nilai N-SPT


 Daya dukung ujung Qp berdasarkan nilai test N-SPT
Pada kedalaman 14 m N-SPT = 56  pada grafik tahanan ujung
ultimit pada tanah non kohesif diperoleh qp = 37 t/ft2.

qp = 37 t/ft2 = 37 x 1,076391 kg/cm2


= 39,826 kg/cm2

Qp = qp x Ag
= 39,826 x 30 x 30
= 35843,4 kg = 358434 N

FERIYAL SUMARNO 52
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

 Daya dukung selimut Qs berdasarkan nilai test N-SPT


Pada kedalaman 14 m N-SPT = 56  diperoleh qp = 37 t/ft2.

Keliling tiang pancang, 4 x 30 cm = 120 cm = 1,2 m


Gesekan kulit tiang fs untuk tanah kohesif dan tanah non kohesif
dihitung dengan cara Reese dan Wright sebagai berikut:
Untuk tanah kohesif (lempung) fs = α x Cu = 0,55 x Cu,
Dimana α adalah factor adhesi = 0,55 (hasil studi Reese).
Cu = kohesi tanah (tm-2), lihat stratifikasi tanah.
Untuk tanah non kohesif (tanah pasir) fsi diperoleh dari kurva Reese.

FERIYAL SUMARNO 53
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Nilai Cu, fs pada tanah kohesif (lempung)


Nilai Cu dan α pada tanah kohesif
Lapisan Cu Cu α (faktor adhesi
(Layer) (kg/cm2) (ton/m2) = 0,55)
1 0.09 0.9 0.55
2 0.18 1.8 0.55
3 0.26 2.6 0.55
4 0 0 0.55
5 0 0 0.55

Dari kurva diatas dapat dicari nilai fs untuk tanah non kohesif (pasir)
untuk kedalaman 14 m dengan N-SPT = 56, pada layer diambil N-
SPT = 56, sehingga diperoleh fs = 1,6 tft-2 atau fs = 17,222 tm-2,
untuk setiap layer fs diperoleh sbb:
Nilai Gesekan selimut (fs)
Lapisan Nilai Jenis Nilai fs Tebal
(Layer) N-SPT Lapisan Tanah (t/m2) LapisanTanah
1 1 Lempung fs1 = 0,4950 1,00 m
2 2 Lempung fs1= 0,99000 4,50 m
3 4 Lempung fs1 = 1,43000 2,50 m
4 40 Pasir fs1 = 14,5310 4,00 m
5 56 Pasir fs1 = 17,2220 4,00 m

Sehingga daya dukung selimut total lapisan 1 s.d 5 adalah:

FERIYAL SUMARNO 54
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

5
Qs = ∑i=1 (fsi x ti x p)
= fs1 x t1 x p + fs2 x t2 x p + fs3 x t3 x p + fs4 x t4 x p + fs5 x t5 x p
= 0,495 x 1 x 1 + 0,990 x 4,5 x 1 + 1,430 x 2,5 x 1 + 14,531 x 4,0 x
1 + 17,222 x 4,0 x 1
= 135,537 ton

Sehingga daya dukuung untuk satu tiang pancang berdasarkan nilai


SPT adalah:
Qu = Qp + Qs
= 35,8434 + 135,537
= 171,380 ton

Kesimpulan:
 Daya Dukung (sondir), Qijin = 35,513 ton/tiang pancang
 Daya Dukung bahan, Qijin = 169,203 ton/tiang pancang
 Daya Dukung (N-SPT), Qijin = 171,380 ton/tiang pancang

Diambil yang terkecil yaitu Qijin = 35,513 ton

C. Menghitung Jumlah Tiang Pancang yang diperlukan Berdasarkan Gaya


Aksial Tiang Pancang
Dari perhitungan sebelumnya diperoleh:
R1 kelompok tiang 1 = 41,163 ton
R2 kelompok tiang 2 = 56,539 ton
Qijin per tiang pancang = 35,513 ton

R1 41,163
Jumlah tiang kelompok 1 = = = 1,15 dibulatkan 2 tiang
Qijin 35,513

R2 56,539
Jumlah tiang kelompok 2 = = = 1,59 dibulatkan 2 tiang
Qijin 35,513

Jadi diperoleh jumlah total tiang pancang 4 buah dengan panjang


masing-masing tiang pancang 14 m.

FERIYAL SUMARNO 55
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Denah Pile Cap + Tiang Tampak Samping

5. Desain Tulangan Tiang Pancang


A. Pengangkatan 2 Titik

Diketahui:
L = 1400 cm, a = 0,201 x L = 0,201 x 1400 = 281,4 cm
Dimensi penampang tiang = 35 x 35 cm

qD = 0,35 x 0,35 x 1,0 x 2500 = 306,25 kg.m-1


qL = 75 kg.m-1
qU = 1,2 x qD + 1,6 x qL = 1,2 x 306,25 + 1,6 x 75 = 487,5 kg.m-1

MuE = 1/8 x qU x {(L - 2.a)2 – 4.a2}

= 1/8 x 487,5 x {(14 – 2 x 2,814)2 – 4 x 2,8142}

FERIYAL SUMARNO 56
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

= 2340,975 kg.m

MuB = ½ x qU x a2 = ½ x 487,5 x 2,8142 = 1930,16 kg.m

B. Pengangkatan 1 Titik

MD = 0,0411305 x qu x L2
= 0,0411305 x 487,5 x 14 2 = 3930,02 kg.m

C. Desain Tulangan Berdasarkan Pengangkatan

FERIYAL SUMARNO 57
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Diketahui:
f'c = 25 MPa, fy = 400 MPa
Lebar dan tinggi, b = h = 350 mm
Tinggi efektif penampang, d = 0,85 x 350 = 297,5 mm
MU = 3930,02 kg.m = 39300200 N.mm

Desain sebagai balok:

2 x Mu
aaktual = d ± √d 2 − dimana, Ф = 0,80
0,85 x fc x Ф x b

2 x 39300200
aaktual = 297,5 +√297,52 - = 574,89 mm
0,85 x 25 x 0,80 x 400

2 x 39300200
aaktual = 297,5 -√297,52 - = 20,11 mm
0,85 x 25 x 0,80 x 400

Diambil aaktual yang terkecil yaitu 20,11 mm


0,85 x fc x aaktul 0,85 x 25 x 20,11
ρ = = = 0,0036
d x fy 297,5 x 400

As = ρ x b x d = 0,0036 x 350 x 297,5 =374,85 mm2


1,4 1,4
Asmin = xbxd= x 350 x 297,5 = 365 mm2
fy 400

Diambil 4 D 22 /sisi

Desain sebagai kolom:


NU = Qijin = 355130 N, MU = 39300200 N.mm

Nu 355130
Sumbu vertikal, K1 = =
0,65 x Agr x 0,85 x fc 0,65 x 350 x 350 x 0,85 x 25

= 0,210
Mu
Sumbu horisontal, K2 =
0,65 x Agr x 0,85 x fc x h
39300200
= = 0,066
0,65 x 350 x 350 x 0,85 x 25 x 350

f'c = 25 MPa  β = 1,00


berdasarkan nilai K 1 vs K2 kurva interaksi diperoleh:

FERIYAL SUMARNO 58
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

r = 0,0035, sehingga ρ = β x r = 0,0035

As = ρ x b x d = 0,0035 x 350 x 297,5 = 365 mm2


Asmin kolom = 1% x Ag = 1% x 350 x 350 = 1225 mm2
Diambil 4 D 22

tulangan tiang pancang

6. Kontrol Gaya Horisontal H aktif terhadap H ijin Tiang Pancang


Gaya horizontal H1/tiang 1 = ½ x 41,163 = 20,582 ton
Gaya horizontal H2/tiang 2 = ½ x 56,539 = 28.269 ton

Untuk menghitung Hizin tiang pancang, maka pengkategorian tiang pancang


perlu dikontrol terlebih dahulu, apakah masuk tiang pendek atau tiang
panjang.
Kriteria syarat tiang masuk kriteria “pendek/kaku” atau “panjang/elastis”
adalah sebagai berikut:

Menghitung kriteria tiang pancang:

FERIYAL SUMARNO 59
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Modulus elastisitas Beton, E = 4700 x √fc

= 4700 x √25
= 23500 MPa = 235000 kg.cm-2
Momen Inersia Penampang, I = 1/12.b.h3
= 1/12 x 35 x 353 = 125052 cm4
Modulus Variasi, nh = 3,80 kg.m-3

235000 x 125025 0,20


T =( ) = 94,98 cm
3,80

L = 1400 cm 2 x T = 2 x 94,98 = 189,96 cm


4 x T = 4 x 94,98 = 379,92 cm

Karena L > 4T, sehingga tiang pancang termasuk tiang panjang/elastis.

Gambar. Diagram interaksi P-M tiang (SAP2000)

FERIYAL SUMARNO 60
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Untuk P = Qijin = 35,5 ton, dari diagram kolom diatas diperoleh Mu berada
diantara Mu1 = 106,4025 kN.m dan Mu2 = 79,6715 kN.m.

Untuk memperoleh Mu Qijin maka terlebih dahulu dinterpolasi:

355 - 170,9927
MuQijin = 79,6715 + x (106,4025 – 79,6715)
428,2449 - 170,9927

= 98,792 kN.m = 98792000 N.mm = 987920 kg.cm

Mencari Hijin :
Mu 987920
= 3 = 3 = 256
Cu. D 0,09 x 35

Dari kurva Brooms diperoleh:


Hu/Cud2 = 80

Sehingga:
Huijin = 80 x Cu x d2
= 80 x 0,09 x 352 = 8820 kg
Syarat:
Huijin > H  8,82 ton > 3,70 ton ….OK

Apabila ditinjau dari gaya lateral, maka perlu tiang sebanyak:


3,70
Jumlah tiang pancang berdasarkan gaya lateral, H = = 0,42 ≈ 1 tiang.
8,82

Kesimpulan:
 Jumlah tiang berdasarkan gaya aksial = 4 batang
 Jumlah tiang berdasarkan gaya lateral = 1 batang

7. Perhitungan Efisiensi Kelompok Tiang


Pondasi yang memakai > 1 tiang pancang, maka semuanya bekerja sebagai
kelompok tiang dan mempunyai efisiensi.
Efisiensi kelompok tiang (E) dihitung sebagai berikut :

FERIYAL SUMARNO 61
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Diketahui:
D = 35 cm
n =2 m=2
k = 70 cm

θ = arc tan (35/70) = 26,57 0

(n-1) x m + (m-1 )x n
E =1–θ
90 x m x n
(2 - 1) x 2 + (2 - 1 ) x 2
= 1 – 26,57 x
90 x 2 x 2

= 0,71 = 71 %

Jadi efisiensi kelompok tiang = 71 %

FERIYAL SUMARNO 62
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Gambar. Perubahan pondasi tiang pancang

8. Penurunan Tiang
Rumus penurunan tiang tunggal

FERIYAL SUMARNO 63
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Rumus penurunan kelompok tiang


Untuk Kelompok Tiang yang berada di daerah di tanah pasir, digunakan
Metode Vesic (1977):

Dengan syarat penurunan tiang, S max = 15 cm

Penurunan tiang tunggal


D = 35 cm = 35 x 0,3937 = 13,7795 inch
Ap = 35 x 35 = 1225 cm2 = 1225 x 0,155 = 189,875 inch2
Ep = 210000 kg.m-2 = 210000 x 14,223 = 2986830 lb.inch-2
L = 1400 cm = 1400 x 0,3937 = 551,18 inch
Q = 94,80 ton = 94800 kg = 94800 x (1/4,535924 x 10-1) = 208998 lbf

13,7795 208998 x 551,18


S = + = 0,341 inch = 0,341 x 2,54 = 0,867 cm
100 189,875 x 2986830

Stiang tunggal = 0,867 cm < 15 cm ….OK

Penurunan kelompok tiang


Penurunan pondasi tunggal, S = 0,867 cm
Penampang tiang pancang, D = B = 35 cm
Lebar kelompok tiang, Bg = 252 cm

Bg
Sg =Sx√
D

252
= 0,867 x √ = 2,33 cm < 15 cm ….OK
35

FERIYAL SUMARNO 64
45 15 041 058
PERANCANGAN BANGUNAN SIPIL B

Di ubah

FERIYAL SUMARNO 65
45 15 041 058

Anda mungkin juga menyukai