TUGAS BESAR
OLEH:
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 2
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii
SOAL TUGAS BESAR ......................................................................................................iv
LEMBAR ASISTENSI ....................................................................................................... v
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 3
BAB I
DATA PERENCANAAN
Suatu denah dan potongan remcana gedung dengan konsep desain di bawah ini:
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 4
Beban hidup:
- Lantai = 4,00 kN/m2 (PERPUSTAKAAN)
- Atap = 1,00 kN/m2
Diminta:
Desainlah bangunan tersebut di atas dengan menggunakan Desain Kapasitas gedung dengan
target tahan gempa.
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 5
BAB II
PRELIMINARY DESAIN
A. DIMENSI BALOK
Penentuan tinggi balok minimum (hmin ) dihitung berdasarkan panjang bentang dan kondisi
tumpuan menurut SNI-03-2847-2002 Pasal 11.5(2(3)):
L fy
h min = x {0,4 + } (satu ujung menerus)
18,5 700
L fy
h min = x {0,4 + } (dua ujung menerus)
21 700
L fy
h min 1-2 = x {0,4 + } (satu ujung menerus)
18,5 700
5000 390
= x {0,4 + } = 258,7 mm ≈ 300 mm
18,5 700
L fy
h min 2-3 = x {0,4 + } (dua ujung menerus)
21 700
5000 390
= x {0,4 + } = 227,9 mm ≈ 250 mm
21 700
L fy
h min 3-4 = x {0,4 + } (dua ujung menerus)
21 700
5000 390
= x {0,4 + } = 227,9 mm ≈ 250 mm
21 700
L fy
h min 4-5 = x {0,4 + } (dua ujung menerus)
21 700
5000 390
= x {0,4 + } = 227,9 mm ≈ 250 mm
21 700
L fy
h min 5-6 = x {0,4 + } (dua ujung menerus)
21 700
5000 390
= x {0,4 + } = 227,9 mm ≈ 250 mm
21 700
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 6
L fy
h min 6-7 = x {0,4 + } (satu ujung menerus)
18,5 700
5000 390
= x {0,4 + } = 258,7 mm ≈ 300 mm
18,5 700
Selimut beton menurut SNI-03-2847-2002 Pasal 9.7.1 yaitu sebesar 40 mm untuk balok.
d = h – sb – Ø sengkang – ½ Ø tul. utama
= 600 – 40 – 8 – ½ x 10
= 547 mm
b = 0,5 x d
L fy
h min A-B = x {0,4 + } (satu ujung menerus)
18,5 700
4500 390
= x {0,4 + } = 232,8 mm ≈ 250 mm
18,5 700
L fy
h min B-C = x {0,4 + } (dua ujung menerus)
21 700
4500 390
= x {0,4 + } = 205,1 mm ≈ 250 mm
21 700
L fy
h min C-D = x {0,4 + } (dua ujung menerus)
21 700
4500 390
= x {0,4 + } = 205,1 mm ≈ 250 mm
21 700
L fy
h min D-E = x {0,4 + } (dua ujung menerus)
21 700
4500 390
= x {0,4 + } = 205,1 mm ≈ 250 mm
21 700
L fy
h min E-F = x {0,4 + } (dua ujung menerus)
21 700
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 7
4500 390
= x {0,4 + } = 205,1 mm ≈ 250 mm
21 700
L fy
h min F-G = x {0,4 + } (satu ujung menerus)
18,5 700
4500 390
= x {0,4 + } = 232,8 mm ≈ 250 mm
18,5 700
Selimut beton menurut SNI-03-2847-2002 Pasal 9.7.1 yaitu sebesar 40 mm untuk balok.
d = h – sb – Ø sengkang – ½ Ø tul. utama
= 600 – 40 – 8 – ½ x 10
= 547 mm
b = 0,5 x d
B. DIMENSI PELAT
Perhitungan tebal pelat dua arah berdasarkan SNI-03-2847-2002 pasal 11.5(3(3)) sebagai
berikut:
1. Untuk αm ≤ 0.2 menggunakan pasal 11.5(3(2))
2. Untuk 0.2 < αm < 2 ketebalan minimum pelat harus memenuhi:
Ecb x Ib
Dengan αm adalah: αm =
Ecs x Is
dimana, Ecb = modulus elastisitas balok beton
Ecs = modulus elastisitas pelat beton
Ib = momen inersia balok beton
Is = momen inersia pelat beton
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 8
Menurut SNI-03-2847-2002 pasal 15.2(4) pada konstruksi monolit atau komposit penuh,
suatu balok mencakup juga bagian pelat pada setiap sisi balok sebesar proyeksi balok yang
berada di atas atau di bawah pelat tersebut.
𝓁𝑛𝑦 470
β = = = 1,1 < 2 → pelat dua arah
𝓁𝑛𝑥 420
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 9
a. Perhitungan nilai α1
Ditaksir tebal pelat, t = 12 cm
Dimensi balok, bw x h = 30 x 60 cm
Lebar efektif, bE = bw + (h - t)
= 30 + (60 – 12) = 78 cm
Atau, bE = bw + 4t
= 30 + 4 x 12 = 78 cm
be t t t 2 be t 3
1+ ( −1 ) x ( ) x [4−6 ( ) + 4 ( ) + ( −1 ) x ( ) ]
bw h h h bw h
K= be t
1+ ( −1 ) x ( )
bw h
78 12 12 12 2 78 12 3
1+ ( −1 ) x ( ) x [4−6 ( ) + 4 ( ) + ( −1 ) x ( ) ]
30 60 60 60 30 60
K= 78 12
1+ ( −1 ) x ( )
30 60
K = 1,478
L 450
x t3 x 12 3
2 2
Is = = = 23400 cm4
12 12
Ib 798120
Karena Ec balok = Ec pelat, sehingga α1 = = = 34,10
Is 23400
b. Perhitungan nilai α2
Ditaksir tebal pelat, t = 12 cm
Dimensi balok, bw x h = 30 x 60 cm
Lebar efektif, bE = bw + (h - t)
= 30 + (60 – 12) = 78 cm
Atau, bE = bw + 4t
= 30 + 4 x 12 = 78 cm
78 12 12 12 2 78 12 3
1+ ( −1 ) x ( ) x [4−6 ( ) + 4 ( ) + ( −1 ) x ( ) ]
30 60 60 60 30 60
K= 78 12
1+ ( −1 ) x ( )
30 60
K = 1,478
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 10
30 x 60 3
Ib = 1,478 x = 798120 cm4
12
L 500
x t3 x 12 3
2 2
Is = = = 36000 cm4
12 12
Ib 798120
Karena Ec balok = Ec pelat, sehingga α2 = = = 22,17
Is 36000
c. Perhitungan nilai α3
Ditaksir tebal pelat, t = 12 cm
Dimensi balok, bw x h = 30 x 60 cm
Lebar efektif, bE = bw + 2(h - t)
= 30 + 2 x (60 – 12) = 126 cm
Atau, bE = bw + 8t
= 30 + 8 x 12 = 126 cm
126 12 12 12 2 126 12 3
1+ ( −1 ) x ( ) x [4−6 ( ) + 4 ( ) + ( −1 ) x ( ) ]
30 60 60 60 30 60
K= 126 12
1+ ( −1 ) x ( )
30 60
K = 1,775
L x t3 500 x 12 3
Is = = = 72000 cm4
12 12
Ib 958500
Karena Ec balok = Ec pelat, sehingga α3 = = = 13,313
Is 72000
d. Perhitungan nilai α4
Ditaksir tebal pelat, t = 12 cm
Dimensi balok, bw x h = 30 x 60 cm
Lebar efektif, bE = bw + 2(h - t)
= 30 + 2 x (60 – 12) = 126 cm
Atau, bE = bw + 8t
= 30 + 8 x 12 = 126 cm
126 12 12 12 2 126 12 3
1+ ( −1 ) x ( ) x [4−6 ( ) + 4 ( ) + ( −1 ) x ( ) ]
30 60 60 60 30 60
K= 126 12
1+ ( −1 ) x ( )
30 60
K = 1,775
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 11
L x t3 450 x 12 3
Is = = = 64800 cm4
12 12
Ib 958500
Karena Ec balok = Ec pelat, sehingga α4 = = = 14,792
Is 64800
𝓁𝑛𝑦 470
β = = = 1,1
𝓁𝑛𝑥 420
b. Panel B
∑α panel B 34,10 + 13,313 + 13,313 + 14,792
αm = = = 18,879
n 4
𝓁𝑛𝑦 470
β = = = 1,1
𝓁𝑛𝑥 420
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 12
c. Panel C
∑α panel C 14,792 + 22,17 + 13,313 + 14,792
αm = = = 16,267
n 4
𝓁𝑛𝑦 470
β = = = 1,1
𝓁𝑛𝑥 420
d. Panel D
∑α panel D 14,792 + 13,313 + 13,313 + 14,792
αm = = = 14,053
n 4
𝓁𝑛𝑦 470
β = = = 1,1
𝓁𝑛𝑥 420
C. DIMENSI KOLOM
Dalam menentukan dimensi penampang kolom, ditinjau kolom tengah yang dianggap
memikul beban terbesar.
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 13
Pembebanan yang bekerja hanya pembebanan gravitasi saja, tanpa beban gempa yang
terjadi yang terdiri dari beban mati (DL) dan beban hidup (LL). Dengan dimensi
penampang balok 30 x 60 cm dan tebal pelat 12 cm untuk semua tingkat.
Berdasarkan SNI-03-2847-2002 pasal 11.2(1), kuat perlu U yang menahan beban mati D,
beban hidup L dan juga beban atap A atau beban hujan R, paling tidak sma dengan:
Berdasarkan SNI-03-2847-2002 pasal 12.3(5(2)), kuat tekan rencana ΦPn untuk komponen
struktur non-prategang dengan tulangan sengkang pengikat harus sesuai dengan:
dimana:
Φ = faktor reduksi = 0,65 untuk beban aksial tekan dan aksial lentur
f'c = kuat tekan beton yang disyaratkan = 25 MPa
fy = kuat leleh tulangan yang disyaratkan = 390 MPa
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 14
Syarat:
ΦPn (max) > Pu
5358600 > 1955988 N ……Aman.
Kesimpulan:
Setelah dilakukan preliminary desain diperoleh dimensi komponen Struktur Rangka
Pemikul Momen (SRPM) untuk seluruh lantai adalah:
- Tebal pelat lantai/atap = 120 mm
- Dimensi balok = 300 x 600 mm
- Dimensi kolom = 600 x 600 mm
Setelah dilakukan perhitungan waktu getar alami T secara empiris dan dikontrol
terhadap T Rayleigh ternyata hasil yang diperoleh tidak memenuhi ketentuan Pasal
28 SNI 03-1726-2002, maka dimensi kolom harus diperbesar 750 x 750 mm.
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 15
BAB III
ANALISA BEBAN GEMPA
Dimensi komponen Struktur Rangka Pemikul Momen (SRPM) untuk seluruh lantai adalah:
- Tebal pelat lantai/atap = 120 mm
- Dimensi balok = 300 x 600 mm
- Dimensi kolom = 750 x 750 mm
Beban hidup:
- Lantai = 4,00 kN/m2 (PERPUSTAKAAN)
- Atap = 1,00 kN/m2
SRPM ini berada di lokasi wilayah gempa WG 5 dengan kondisi lapisan tanah yang tergolong
tanah sedang.
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 16
Berat struktur untuk setiap lantai bangunan dirangkum pada tabel 1 di bawah ini.
T = Ct x (hn )3/4
T = Ct x (hn )3/4
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 17
Wilayah Gempa Ξ
1 0,20
2 0,19
3 0,18
4 0,17
5 0,16
6 0,15
C1 x I
V = x Wt
R
Untuk SPRMK beton sesuai SNI 03-1726-2002 pada tabel 3 diperoleh R = 8,5.
Struktur difungsikan sebagai gedung umum, maka faktor keutamaan struktur sesuai tabel 1
pada SNI 03-1726-2002 diperoleh, I = 1,0.
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 18
sehingga diperoleh:
C1 x I
V = x Wt
R
0,63 x 1,0
= x 57348,84 = 4250,56 kN
8,5
Wi x Zi
Fi = ∑n xV
i=1 Wi x Zi
Beban gempa nominal statik ekivalen yang bekerja pada lantai 6 untuk kedua arah:
143967,46
F6 = x 4250,56 = 805,01 kN
760170,10
Gaya-gaya lateral untuk lantai-lantai lainnya dirangkum pada tabel 2 di bawah ini.
Lantai hi Wi Wi x hi Fi Vi
(m) (kN) (kN.m) (kN) (kN)
6 24 5998.64 143967.46 805.01 805.01
5 20 10270.04 205400.88 1148.52 1953.53
4 16 10270.04 164320.70 918.81 2872.34
3 12 10270.04 123240.53 689.11 3561.45
2 8 10270.04 82160.35 459.41 4020.86
1 4 10270.04 41080.18 229.70 4250.56
Jumlah 57348.86 760170.10
Perbandingan tinggi terhadap panjang denah bangunan dalam arah pembebanan gempa arah
utara-selatan adalah:
Karena nilai perbandingan tinggi dengan panjang denah kurang dari 3 maka beban
horizontal terpusat sebesar 0,1V tidak perlu diaplikasikan di lantai tingkat paling atas.
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 19
Besarnya T yang dihitung sebelumnya, sesuai Ps 6.2.2 tidak boleh menyimpang 20% hasil
T Rayleigh. Untuk menghitung besarnya T Rayleigh, dilakukan analisis struktur 2 dimensi
dengan menggunakan bantuan program SAP2000.
23.088.620,69
T1 = 6,3 √ = 0,99 detik
9800 x 94.725,34
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 20
Gambar 3. Hasil analisa struktur untuk portal tengah oleh beban gempa
Simpangan antar tingkat harus dihitung dari simpangan struktur gedung akibat pembebanan
gempa rencana dalam kondisi gedung diambang keruntuhan. Simpangan struktur gedung
akibat gempa nominal dikalikan dengan faktor pengali ξ, dimana untuk gedung beraturan ξ
= 0,7 x R = 0,7 x 8,5 = 5,95.
∆m = ξ x ∆s < 0,02 x h
= 5,95 x ∆s < 0,02 x 4000 = 80 mm
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 21
Besar MD ML
Bentang Loksi
Momen (kN.m) (kN.m)
1 2 3 4 5
Negatif 2
Wu x ln
-30,876 -20.320
terluar 16
Bentang Wu x ln 2
Positif +35,286 +23.223
Ujung 14
Negatif Wu x ln 2
-49,401 -32.513
interior 10
Wu x ln 2
Negatif -44,910 -29.557
Bentang 11
Dalam Wu x ln 2
Positif +30,876 +20.320
16
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 22
Dalam perhitungan momen lantai akan ditaksir dengan metode analisa pendekatan koefisien
momen. Dengan anggapan semua lantai menjadi satu dengan balok atau dianggap menerus
pada keempat sisinya maka diperoleh momen berikut ini:
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 23
A. Penulangan Lantai
Tebal pelat (h) = 120 mm, selimut beton (p) = 20 mm. Diameter tulangan utama Ø D = 10
mm pada dua arah.
Tinggi efektif arah x (dx )
dx = h – p – ½ ØD
= 120 – 20 – ½ 10
= 95 mm
Penulangan lantai untuk momen pada bab IV poin A, di ambil Ø 10 mm jarak 175 mm (As
= 449 mm2 per m’) baik untuk di lapangan maupun di jepitan keempat sisinya.
Bentang
No Beban Lokasi Ujung Dalam
(kN.m) (kN.m)
Negatif terluar -30.88 -44.91
1 Mati (D) Positif 35.29 30.88
Negatif interior -49.40 -44.91
Negatif terluar -20.32 -29.56
2 Hidup (L) Positif 23.22 20.32
Negatif interior -32.51 -29.56
Negatif terluar 162.87 156.03
3 Gempa (E) Positif 0.00 0.00
Negatif interior -157.95 -155.34
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 24
Bentang
No Beban Lokasi Ujung Dalam
(kN.m) (kN.m)
Negatif terluar -43.23 -62.87
1 1,4 D Positif 49.40 43.23
Negatif interoir -69.16 -62.87
Negatif interior -69.56 -101.18
2 1,2 D + 1,6 L Positif 79.50 69.56
Negatif interior -111.30 -101.18
105.50 72.58
Negatif terluar
-220.24 -239.48
3 1,2 D + 1,0 L ± 1,0 E Positif 65.57 57.37
-249.74 -238.79
Negatif interior
66.15 71.89
135.08 115.61
Negatif terluar
-190.66 -196.45
4 0,9 D ± 1,0 E Positif 31.76 27.79
-202.41 -195.76
Negatif interior
113.49 114.92
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 25
Dari tabel 7 di atas, di rangkum momen maksimum akibat kombinasi beban di balok lantai
2 pada tabel di bawah ini.
Mu
Lokasi
(kN.m)
Negatif terluar -220.24
+135.08
End Span Positif +79.50
Negatif interior -249.74
+113.49
Positif +69.56
Interior Span Negatif interior -238.79
+114.92
Jumlah baja tulangan yang diperlukan adalah 6 D19 (As = 1701 mm2 )
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 26
b. Cek As minimum
√𝑓′𝑐 √25
As min = bw d = 300 x 511 = 492 mm2
4𝑓𝑦 4 𝑥 390
Batas tulangan maksimum berdasarkan SNI beton pasal 23.3.2 adalah 0,025
ρ < ρmaks dan ρ < 0,025, syarat tulangan maksimum terpenuhi → OK.
Jumlah baja tulangan yang diperlukan adalah 4 D19 (As = 1134 mm2 )
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 27
b. Cek As minimum
√𝑓′𝑐 √25
As min = bw d = 300 x 540 = 520 mm2
4𝑓𝑦 4 𝑥 390
Mu 249,74 x 10 6
As = = = 1843 mm2
Ø fy jd 0,8 x 390 x 0,85 x 511
Jumlah baja tulangan yang diperlukan adalah 7 D19 (As = 1986 mm2 )
b. Cek As minimum
√𝑓′𝑐 √25
As min = bw d = 300 x 511 = 492 mm2
4𝑓𝑦 4 𝑥 390
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 28
1,4 1,4
bw d = 300 x 511 = 551 mm2
𝑓𝑦 390
Jumlah baja tulangan yang diperlukan adalah 4 D19 (As = 1134 mm2 )
b. Cek As minimum
√𝑓′𝑐 √25
As min = bw d = 300 x 540 = 520 mm2
4𝑓𝑦 4 𝑥 390
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 29
1,4
Karena As = 556 mm2 < As min = bw d = 582 mm2 .
𝑓𝑦
Jumlah baja tulangan yang diperlukan adalah 3 D19 (As = 851 mm2 )
b. Cek As minimum
1,4 1,4
bw d = 300 x 540 = 582 mm2
𝑓𝑦 390
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 30
As 1134
ρ = = = 0,007 < ρmaks → OK.
bw x d 300 x 540
Mu 239,79 x 10 6
As = = = 1769 mm2
Ø fy jd 0,8 x 390 x 0,85 x 511
Jumlah baja tulangan yang diperlukan adalah 7 D19 (As = 1986 mm2 )
b. Cek As minimum
√𝑓′𝑐 √25
As min = bw d = 300 x 511 = 492 mm2
4𝑓𝑦 4 𝑥 390
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 31
SNI 03-2847-2002 Pasal 23.3.2(2) mensyaratkan bahwa kuat lentur positif komponen
struktur lentur pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari ½ kuat lentur negatifnya
pada muka tersebut.
Mu = +114,92 kN.m < ½ ΦMn interior = 139,5 kN.m → tidak memenuhi syarat pasal
23.3.2(2), maka digunakan momen lentur ½ ΦMn interior = 139,5 kN.m.
Jumlah baja tulangan yang diperlukan adalah 4 D19 (As = 1134 mm2 )
b. Cek As minimum
√𝑓′𝑐 √25
As min = bw d = 300 x 540 = 520 mm2
4𝑓𝑦 4 𝑥 390
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 32
Kuat lentur terbesar disediakan konfigurasi penulangan di kolom interior untuk momen
negatif akibat goyangan gempa ke arah kanan, yaitu ΦMn = 279 kN.m, sehingga ¼
ΦMn = 69,75 kN.m, maka:
Mu = 69,56 kN.m < ¼ ΦMn terbesar = 69,75 kN.m → syarat tidak terpenuhi, gunakan ¼
ΦMn = 69,75 kN.m.
1,4
Karena As = 487 mm2 < As min = bw d = 582 mm2 .
𝑓𝑦
Jumlah baja tulangan yang diperlukan adalah 3 D19 (As = 851 mm2 )
b. Cek As minimum
1,4 1,4
bw d = 300 x 540 = 582 mm2
𝑓𝑦 390
Mu As perlu As terpasang Mn
Lokasi
(kN.m) (mm2 ) (mm2 ) (kN.m)
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 33
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 34
𝑎
Mpr 1 = 1,25 As fy (𝑑 − 2 )
152
= 1,25 x 1986 x 390 x (511 - ) x 10-6 = 422 kN.m
2
𝑎
Mpr 3 = 1,25 As fy (𝑑 − 2 )
130
= 1,25 x 1701 x 390 x (511 - ) x 10-6 = 369,8 kN.m
2
2. Hitung gaya geser di ujung kanan dan kiri balok akibat gaya gravitasi yang
bekerja pada struktur
wu = 1,2 D + 1,0 L = 1,2 x 27,35 + 1,0 x 18,0 = 50,82 kN/m
Wu ln 50,82 x 4,25
Vs = = = 108 kN
2 2
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 35
Gambar 6. Desain gaya geser untuk balok ujung lantai 2 portal tengah
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 36
Gaya geser akibat gempa di ujung-ujung balok melebihi ½ atau lebih kuat geser
perlu maksimum di sepanjang bentang.
Gaya aksial tekan terfaktor, termasuk akibat pembebanan gempa < Ag fc/20
Dalam hal ini karena gaya geser akibat gempa = 164 kN > 0,5 x 272 = 136 kN dan gaya
aksial yang kecil sekali maka Vc = 0 sehingga:
Vn 272
Vs = = = 363 kN
Ø 0,75
Koefisien reduksi diambil 0,75 karena Vn diperoleh dari Mpr balok (Pasal 11.3(2(3))
Kontrol kuat geser nominal tak boleh lebih besar dari Vs maks (Pasal 13.5(6(9)).
Vs maks = 2/3 bw d √f’c
= 2/3 x 300 x 540,5 x √25 = 540 kN > 363 kN → OK.
Coba diameter tulangan geser 3 kaki D10 mm (Av = 236 mm2 ), diperoleh s sebesar:
Av . fy . d 236 x 390 x 511
s = = = 130 mm → gunakan spasi 125 mm
Vs 363 x 10 3
SNI Pasal 23.3.3(1): diperlukan Hoops (sengkang tertutup) di sepanjang jarak 2h dari
sisi (muka) kolom terdekat.
2h = 2 x 600 mm = 1200 mm
SNI Pasal 23.3.3(2): Hoop pertama dipasang pada jarak 50 mm dari muka kolom
terdekat, dan yang berikutnya dipasang dengan spasi terkecil di antara:
d 511 mm
= = 127 mm
4 4
Dengan demikian, tulangan geser di daerah sendi plastis (yaitu di daerah sepanjang 2h =
1200 mmdari muka kolom) menggunakan sengkang tertutup 3 kaki diameter 10 mm
dipasang dengan spasi 125 mm, hoop pertama diameter 10 mm dipasang 50 mm dari
muka kolom di kedua ujung balok.
Bagian tengah balok boleh mengikuti pasal 23.3(3(4)) dan Pasal 13.3(1(1)).
Pemasangan begel di luar sendi plastis (di luar 2 h = 2 x 600 mm = 1200 mm).
Vu = 211 kN (pada jarak 1200 mm)
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 37
Jika dipakai tulangan geser 2 kaki diameter 10 mm (Av = 157 mm2 ), maka:
Syarat pemasangan begel di luar sendi plastis (Pasal 23.3(3(4)) dan 13.5(4(1)) adalah
- ½ d = ½ x 540,5 = 270 mm
ln − 4h 4250 − 4 x 600
Jadi dipasang begel 2 dia.10 – 225 mm sebanyak +1= +1=9
s 225
As . fy 1135 x 390
a = = = 70 mm
0,85 . fc . b 0,85 . 25 . 300
𝑎
ØMn = 0,8 As fy (𝑑 − )
2
70
= 0,8 x 1135 x 390 x (540,5 - ) x 10-6 = 179 kN.m
2
Untuk memperoleh lokasi penampang dengan momen 179 kN.m pada balok, ambil
penjumlahan momen di muka kolom interior:
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 38
1
24,62x ( x) – 216,32x + 422 – 179 = 0
2
Sesuai Pasal 14.10(3) tulangan 4 D19 akan dihentikan sejauh 𝓁 (pilih yang terbesar):
𝓁 = x + d = 1,21 + 0,5405 = 1,75 m
Atau
𝓁 = x + 12 Dtul = 1,21 + 12 x 0,019 = 1,44 m dari muka kolom
Panjang 𝓁 = 1,75 m harus lebih panjang dari 𝓁d yaitu panjang penyaluran (Pasal
14.10.(4) yang dihitung dengan rumus tersebut di Pasal 14.2(2).
ld 12 fy α β γ λ
=
db 25 √fc
𝓁d = 39 x 19 = 741 mm = 0,75 m
Ternyata 𝓁 = 1,75 > 𝓁d = 0,75 m, jadi tulangan 4 D19 dipasang sepanjang 1,75 m dari
muka kolom, lalu dihentikan.
Perlu diamankan pula bahwa penghentian tulangan ini tidak boleh dilakukan didaerah
tarik kecuali kondisi Pasal 14.10(5) dipenuhi. Dalam kasus ini, titik balik momen kira-
kira berada 2,57 m dari muka kolom > 𝓁 = 1,75 m. Karena tempat penghentian berada
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 39
di daerah tarik, perlu ada pengamanan. Ada 2 pilihan pengamanan sebagaimana tersebut
di Pasal 14.10(5(1)) atau 14.10(5(2)). Dicoba dulu solusi kemungkinan Vu dari tulangan
geser terpasang 2/3 ØVn lebih besar dari gaya geser berfaktor Vu, berikut ini diperiksa
ketentuan ini dilokasi = 1,75 m.
2 2
Ø Vn = x 0,75 x (Vs + Vc)
3 3
2 157 x 390 x 540,5 √25
= x 0,75 x [ + 300 x 540,5]
3 111,68 6
Karena 2/3 ØVn > Vu maka penghentian 4 D19 boleh dilakukan pada > 𝓁 = 1,75 m dari
muka kolom interior.
As . fy 851 x 390
a = = = 52 mm
0,85 . fc . b 0,85 . 25 . 300
𝑎
ØMn = 0,8 As fy (𝑑 − 2 )
52
= 0,8 x 851 x 390 x (540,5 - ) x 10-6 = 137 kN.m
2
Wu ln 24,62 x 4,25
Vs = = = 52,32 kN
2 2
Untuk memperoleh lokasi penampang dengan momen 179 kN.m pada balok, ambil
penjumlahan momen di muka kolom interior:
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 40
1
24,62x ( x) – 288,7x + 369,8 – 179 = 0
2
Sesuai Pasal 14.10(3) tulangan 4 D19 akan dihentikan sejauh 𝓁 (pilih yang terbesar):
𝓁 = x + d = 0,68 + 0,5405 = 1,22 m
Atau
𝓁 = x + 12 Dtul = 0,68 + 12 x 0,019 = 0,91 m dari muka kolom
Panjang 𝓁 = 1,22 m harus lebih panjang dari 𝓁d yaitu panjang penyaluran (Pasal
14.10.(4) yang dihitung dengan rumus tersebut di Pasal 14.2(2).
ld 12 fy α β γ λ
=
db 25 √fc
𝓁d = 39 x 19 = 741 mm = 0,75 m
Ternyata 𝓁 = 1,22 > 𝓁d = 0,75 m, jadi tulangan 3 D19 dipasang sepanjang 1,22 m dari
muka kolom, lalu dihentikan.
Perlu diamankan pula bahwa penghentian tulangan ini tidak boleh dilakukan didaerah
tarik kecuali kondisi Pasal 14.10(5) dipenuhi. Dalam kasus ini, titik balik momen kira-
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 41
kira berada 2,44 m dari muka kolom > 𝓁 = 1,22 m. Karena tempat penghentian berada
di daerah tarik, perlu ada pengamanan. Ada 2 pilihan pengamanan sebagaimana tersebut
di Pasal 14.10(5(1)) atau 14.10(5(2)). Dicoba dulu solusi kemungkinan Vu dari tulangan
geser terpasang 2/3 ØVn lebih besar dari gaya geser berfaktor Vu, berikut ini diperiksa
ketentuan ini dilokasi = 1,22 m.
2 2
Ø Vn = x 0,75 x (Vs + Vc)
3 3
2 157 x 390 x 540,5 √25
= x 0,75 x [ + 300 x 540,5]
3 14,7 6
Karena 2/3 ØVn > Vu maka penghentian 3 D19 boleh dilakukan pada > 𝓁 = 1,22 m dari
muka kolom eksterior.
Tulangan longitudinal yang masuk dan berhenti dalam kolom tepi yang terkekang Pasal
23.5.(1(3)) dan harus berupa panjang penyaluran dengan kait 90 0 . Pasal 23.5.(4(1)) 𝓁dh
diambil yang lebih besar dari:
𝓁dh = 8 x dtul = 8 x 19 = 152 mm
= 150 mm, atau
fy x dtul 390 x 19
= = = 275 mm
5,4 √f′c 5,4 √25
Jadi 𝓁dh = 275 mm masuk dalam kolom dengan panjang kait 12 x d tul = 12 x 19 = 228 mm.
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 42
BAB VI
DESAIN KOLOM
Aksial Momen
Jenis Beban
(kN) (kN.m)
Mati (D) 1052.64 -6.64
Hidup (L) 306.00 -12.64
Gempa (E) 1.69 214.06
No Kombinasi Beban
1 1,4D 1473.69 -9.30
2 1,2D + 1,6L 1752.76 -28.20
3 1,2D + 1,0L + 1,0E 1570.85 193.45
4 1,2D + 1,0L - 1,0E 1567.47 -234.67
5 0,9D + 1,0E 949.06 208.08
6 0,9D - 1,0E 945.68 -220.04
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 43
Tabel 11. Beban Pn dan Mu pada Kolom Tengah antara lantai 2 dengan 3
Aksial Momen
Jenis Beban
(kN) (kN.m)
Mati (D) 818.13 -6.64
Hidup (L) 234.00 -12.64
Gempa (E) 0.11 181.88
No Kombinasi Beban
1 1,4D 1145.38 -9.30
2 1,2D + 1,6L 1356.16 -28.20
3 1,2D + 1,0L + 1,0E 1215.87 161.27
4 1,2D + 1,0L - 1,0E 1215.65 -202.49
5 0,9D + 1,0E 736.43 175.90
6 0,9D - 1,0E 736.21 -187.86
Tabel 12. Beban Pn dan Mu pada Kolom Tepi antara lantai 1 dengan 2
Aksial Momen
Jenis Beban
(kN) (kN.m)
Mati (D) 731.70 -15.44
Hidup (L) 153.00 -10.16
Gempa (E) 209.18 214.06
No Kombinasi Beban
1 1,4D 1024.38 -21.61
2 1,2D + 1,6L 1122.84 -34.78
3 1,2D + 1,0L + 1,0E 1240.22 185.37
4 1,2D + 1,0L - 1,0E 821.86 -242.74
5 0,9D + 1,0E 867.71 200.16
6 0,9D - 1,0E 449.35 -227.95
Tabel 13. Beban Pn dan Mu pada Kolom Tepi antara lantai 2 dengan 3
Aksial
Jenis Beban Momen (kN.m)
(kN)
Mati (D) 565.53 -15.44
Hidup (L) 117.00 -10.16
Gempa (E) 145.01 181.88
No Kombinasi Beban
1 1,4D 791.74 -21.61
2 1,2D + 1,6L 865.84 -34.78
3 1,2D + 1,0L + 1,0E 940.65 153.19
4 1,2D + 1,0L - 1,0E 650.63 -210.57
5 0,9D + 1,0E 653.99 167.99
6 0,9D - 1,0E 363.97 -195.77
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 44
Berdasarkan kombinasi beban di tabel 10, kolom tengah cukup diberi tulangan sebanyak
1,01% atau 20 Ø 19, seperti terlihat pada gambar 10. Dengan cara yang sama diperoleh
tulangan 20 Ø 19 atau 1,01%, seperti terlihat pada gambar 12. Prosentase tulangan kedua
kolom ini sesuai syarat Pasal 23.4(3(1)) yaitu harus diantara 1% - 6%, telah dipenuhi.
945,68
899
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 45
736,21
851
449,35
795
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 46
363,67
775
Untuk kolom tengah, kuat momen nominal balok yang bertemu di HBK dengan
mempertimbangkan tulangan pelat lantai selebar be = 1260 mm, yang menyatu pada balok,
diperoleh:
Kuat momen terpasang pelat dapat dihitung sebagai berikut:
As . fy 565 . 390
a = = = 8,23 mm
0,85 . fc . b 0,85 . 25 . 1260
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 47
Kuat momen terpasang balok adalah 279 kN.m dan 178 kN.m (lihat tabel 9).
Φ ∑Mg = (279 + 16,021 + 178) = 473,021 kN.m (termasuk konstribusi tulangan pelat)
Me untuk kolom tengah diatas lantai 2 diperoleh dengan bantuan pada gambar 11 (PCA
COL), sebesar 851 kN.m yang dihasilkan dari P u terkecil = 736,21 kN (tabel 11). Dengan
cara yang sama Me untuk kolom tengah di bawah lantai 2 diperoleh dengan bantuan pada
gambar 10 sebesar 899 kN.m yang dihasilkan dari P u terkecil = 945,68 kN (tabel 10).
Jumlah momen dimuka HBK sesuai dengan desain kuat lentur nominal kolom:
∑Me = (851 + 899) / 0,65 = 2692 kN.m
Jumlah momen dimuka HBK sesuai dengan desain kuat lentur nominal balok:
∑Mg = (6/5 x 473,021) / 0,80 = 709,5 kN.m
Nilai Me dan Mg dibagi oleh masing-masing koefisien reduksi yaitu (0,65 untuk kolom dan
0,80 untuk balok), karena sesuai Pasal 23.4(2.(2)) harus diambil nilai nominalnya.
∑Me > 6/5 ∑Mg = 2692 > 709,5 kN.m → OK, syarat pada Pasal 23.4(2) terpenuhi.
Pemeriksaan untuk kolom pinggir dilakukan dengan cara yang sama dengan bantuan
gambar 12 dan 13 serta tabel 12 dan 13.
Kuat momen terpasang balok adalah 243 kN.m (lihat tabel 9).
Φ ∑Mg = (243 + 16,021) = 259,021 kN.m (termasuk konstribusi tulangan pelat)
Jumlah momen dimuka HBK sesuai dengan desain kuat lentur nominal kolom:
∑Me = (795 + 775) / 0,65 = 2415 kN.m
Jumlah momen dimuka HBK sesuai dengan desain kuat lentur nominal balok:
∑Mg = (6/5 x 259,021) / 0,80 = 389 kN.m
∑Me > 6/5 ∑Mg = 2415 > 389 kN.m → OK, syarat pada Pasal 23.4(2) terpenuhi.
D. Pengekangan Kolom
Berdasarkan Pasal 23.4(4(4)), ujung-ujung kolom sepanjang 𝓁0 harus dikekang dengan
spasi sesuai Pasal 23.4(4(2)) oleh tulangan tranversal (Ash ).
𝓁0 ≥ h = 750 mm
≥ 1/6 ln = 566 mm
≥h = 450 mm
𝓁0 dipkai yang terbesar yaitu 750 mm
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 48
Ash min sesuai Pasal 23.4(4(1)) diperoleh dari nilai terbesar dari hasil 2 rumus dibawah ini,
dengan asumsi s = 100 mm, fyh = 390 MPa, selimut beton = 40 mm, dan diameter sengkang
= 12 mm.
Ash = 0,3 (s hc f’c / fyh) (Ag / Ach -1)
= 0,3 x [(100 x (750 – 2 x 40 – 24) x 25 / 390] x [(7502 / (750 – 2 x 40)2 – 1]
= 317 mm2
Atau
Ash = 0,09 x (s hc f’c / fyh)
= 0,09 x (100 x (750 – 2 x 40 – 24) x 25 / 390)
= 373 mm2
Untuk memenuhi Pasal 23.4(4(3)) dipasang Ash = 4D12 = 452 mm2 > 373 mm2 .
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 49
1115
Untuk gaya geser desain berdasarkan Mpr+ dan Mpr- dari balok-balok yang bertemu di HBK:
(Mpr+ + Mpr− ) (422 + 275)
Vu = = = 205 kN
𝓁i (4,0 – 0,6)
Ternyata Ve > Vu sehingga digunakan Vu = 205 kN sesuai Pasal 23.4(5(1)), tetapi gaya
geser yang digunakan lebih besar dari hasil analisa struktur.
Kemudian mengingat beban aksial terfaktor kolom tengah = 1356,16 kN (lihat tabel 11)
lebih besar dari Ag x f’c / 20 = 7502 x 25 / 20 = 703 kN, sehingga Vc diambil sesuai Pasal
13.3(1(2)).
𝑁𝑢 √𝑓𝑐 1356,16 √25
Vc = (1 + ) 𝑏𝑤 𝑑 = (1 + ) 750 x 688,5 = 430,4 kN
14 𝐴𝑔 6 14 x 750 x 750 6
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 50
Ini berarti Ash terpasang berdasarkan persyaratan Pasal 23.4(4(1)) di 𝓁0 sudah cukup untuk
menahan geser.
𝓁d = 39 x 19 = 750 mm
Sesuai Pasal 23.4(3(2)) sambungan lewatan harus diletakkan ditengah panjang kolom dan
harus dihitung sebagai sambungan tarik. Digunakan sambungan lewatan kelas B (Pasal
14.17(2(3)) yang panjangnya harus 1,3 𝓁d = 1,3 x 750 = 975 mm.
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 51
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 52
BAB VII
DESAIN HUBUNGAN BALOK KOLOM
Kuat geser nominal yang diperkisa adalah di arah B-T pada HBK kolom tengah lantai 2.
Sesuai Pasal 23.5(3) ditiap HBK, perlu diperiksa kuat geser nominal yang harus lebih besar
dari gaya geser yang kemungkinan terjadi. Gaya geser yang mungkin terjadi di potongan x-
x adalah T1 + T2 – Vh . T1 dan T2 diperoleh dari tulangan tarik balok-balok yang menyatu di
HBK.
T1 (7 Ø 19) = As1 x 1,25 x fy = 1986 x 1,25 x 390 = 968,2 kN
T2 (4 Ø 19) = As2 x 1,25 x fy = 1135 x 1,25 x 390 = 553,4 kN
Dimana As1 dan As2 diperoleh dari tabel 9.
Vh gaya geser di kolom dihitung dari Mpr kedua ujung balok yang menyatu di HBK. Dalam
hal ini, karena panjang kolom atas dan kolom bawah lanai 2 sama, maka masing-masing
ujung kolom memikul jumlah Mpr balok-balok sama besarnya (Mu).
(Mpr+ + Mpr− ) (422 + 275)
Mu = = = 348,5 kN.m
2 2
Sehingga Vh :
2 x Mu 2 x 348,5
Vh = = = 205 kN
h in 3,4
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058
TUGAS BESAR
DINAMIKA STRUKTUR & REKAYASA GEMPA 53
Dengan hasil perhitungan diatas dan Mpr dihitung untuk tulangan 4 Ø 19 dan 7 Ø 19. Gaya
geser di potongan x-x = T1 + T2 – Vh .
Vx-x = 968,2 + 553,4 – 205 = 1316,6 kN
Untuk HBK yang terkekang pada keempat sisinya berlaku kuat geser nominal:
ΦVc = 0,75 x 1,7 x Aj x √f’c
= 0,75 x 1,7 x (750 x 525) x √25 = 2520 kN > Vx-x = 1316,6 kN ….. OK.
Sehingga Vh :
2 x Mu 2 x 185
Vh = = = 109 kN
h in 3,4
FERIYAL SUMARNO
45 15 041 058