LEMBAR ASISTENSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek “TEKAN
LANTAK” ini dengan baik dan benar serta sesuai pada waktunya.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyusun dan membantu menyelesaikan laporan ini.Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada instruktur yang telah memberikan pengarahan
kepada penulis dalam menyelesaikan praktek tekan lantak yang datanya penulis
gunakan dalam penyusunan laporan ini
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktek pengujian tekan atau lantak adalah:
1. Untuk mengetahui kemampuan bahan terhadap beban tekan (kekuatan tekan bahan)
2. Untuk mempelajari karakteristik mekanik optimal bahan
3. Melakukan analisa terhadap hasil pengujian tekan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengujian Tekan adalah proses pengujian bahan dengan memberikan beban tekan,dengan
menekan benda uji (bahan) yang berbentuk silinder dengan arah tekanan sejajar sumbu benda
uji,yang diamati dan dipelajari pada pengujian ini adalah:
a. Kuat Tekan bahan : Pemberian beban tekan dilakukan sampai benda uji mengalami
pecah atau retak.Karena bahan yang dapat pecah atau retak adalah bahan yang
bersifat getas,maka pengujian kuat tekan hanya dilakukan pada benda uji atau
material yang bersifat getas.
b. Kaut Lantak bahan : Pemberian beban tekan dilakukan secara teratur sampai
pendekatan tertentu. Pada permulaan pembebanan akan terjadi perubahan bentuk
karena sifat elastis bahan. Kuat lantak diperlukan untuk menguji bahan paku keling
supaya selama dibentuk tidak pecah atau retak.
Setiap benda yang diberi gaya tekan akan mengalami tegangan dan regangan.Rumus
tegangan dan regangan yang digunakan adalah sama dengan yang dipakai pada uji tarik,hanya
pada pengujian tekan arah beban adalah negatif.
F
σ= Dimana ; σ = Tegangan tekan bahan (N/mm2 )
A₀
Regangan memanjang
∆l
ε= Dimana; ε =¿Regangan memanjang,
l₀
Regangan Melintang
∆d
δ= Dimana: δ = Regangan Melintang
d0
δ
µ= Dimana: µ = Angka Poisson
ε
δ = Regangan Melintang
ε = Regangan Memanjang
Deformasi Elastis
Besarnya deformasi atau regangan yang terjadi paa bahan tergantung pada besarnya
tegangan yang diberikan atau yang bekerja pada bahan.Pada sebagian besar metal,tegangan dan
regangan adalah proporsional dengan hubungan : σ= E.ε ,dimana E=Modulus
elastisitas(Mpa).Rumus ini dikenal sebagai hukum hooke.
Bahan disebut mengalami deformasi elastis adalah jika tegangan dan regangan yang
terjadi besarnya proporsional.Deformasi elastis adalah tidak permanen,artinya jika beban
dilepaskan maka bahan kembali ke bentuk semula.Pada kebanyakan logam,deformasi elastis
hanya terjadi sampai regangan 0.005.
Deformasi Plastis
Jika bahan berdeformasi melewati batas elastis,tegangan tidak lagi proporsional terhadap
regangan,maka bahan mengalami deformasi plastis.Deformasi plastis adalah permanet,artinya
jika beban dilepaskan maka bahan tidak kembali ke bentuk semul,baik secara sempurna maupun
tidak.
µ=(3K-2G)/(6K+2G)
E=2G(I+µ)
PENGOLAHAN DATA
3.1 Pengolahan Data
A. Data Tekan
a. Bahan: ST 37
D0= 6 mm l0= 12 mm
b. Bahan Kuningan
Untuk gaya 80% yang diberikan selama 30 detik
80
- 80% dari `925= x925=740
100
c. Bahan Tembaga
Untuk gaya 80% yang diberikan selama 30 detik
80
- 80% dari `650= x650=520
100
BAB V
KESELAMATAN KERJA
5.1 Keselamatan Pekerja
Adapun keselamatan dan kesehatan kerja yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut :
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengolahan data ialah,tidak semua bahan
mempunyai kemampuan yang sama.Dengan kemampuan yang tidak sama tersebut terlihatlah
perbedaan regangan antara dua bahan yang berbeda dengan dua pengujian yang berbeda.
Semakin besar gaya yang dialami oleh suatu benda maka semakin besar pula
perpendekan yang akan dialami oleh benda tersebut.
6.2 Saran
Sebaiknya peralatan yang ada dilabor lebih diperhatikan lagi agar masa pakainya lebih
lama
DAFTAR PUSTAKA