Kelas :SI-2E
Buatlah suatu tulisan yang menceritakan suatu budaya/ kebiasaan masyarakat suku tertentu,
yang mengalami perubahan (pengaruh ) akibat adanya/ masuknya ajaran agama.
Maka,dalam tulisan kali ini akan dijelaskan contoh-contoh kebudayaan yang mengalami
perubahan akibat masuknya agama
Budaya/tradisi berikut ini berasal dari suku batak dimana pada zaman dulu masyarakat suku batak
melakukan ziarah kekuburan dan meminta berkat disana kepada roh yang meninggal itu. Sebenarnya
kalau hanya membersihkan atau sekedar melihat kuburan itu tidak jadi masalah, namun yang menjadi
masalah sesuai dengan pengajaran kekristenan adalah perihal meminta berkat dari roh yang meninggal.
Tentu saja ini sangat bertolak belakang dengan pengajaran kekristenan. Bisa dilihat dalam kibat Ulangan
18:11; Luk 8:27; 16:19 19-31, dalam nats-nats itu bisa disimpulkan bahwa segala bentuk penyembahan
dan meminta berkat dari arwah atau roh adalah “kekejian” bagi Tuhan.
Tradisi ini menjadi salah satu tradisi yang paling banyak dilakukan oleh beberapa suku yang ada di
Indonesia. Inilah delapan ritual ‘memanggil’ hujan di beberapa daerah di Nusantara hingga saat ini masih
lestarikan.
1)Tradisi Cambuk Badan Tiban, Tulungagung
Tradisi ini dilakukan karena mengharapkan turunnya hujan. Sebenarnya tidak ada yang salah
dengan mengharapkan turunnya hujan,karena hujan memang menjadi kebutuhan untuk bertani,ataupun
memenuhi kebutuhan akan air,namun proses yang dilakukan dalam tradisi inilah yang salah,kegiatan-
kegiatan yang dilakukan tidak mengandung nilai kemanusiaan dan nilai nilai keagamaan sama sekali.
Contohnya tradisi cambuk badan Tiban,Tulungagung dimana Para pria dengan bertelanjang dada, satu
lawan satu, saling cambuk tubuh mereka di tengah lapang. Makna di balik darah yang keluar akibat
cambukan dipercaya bakal mendatangkan hujan.
Tradisi yang satu ini bertentangan dengan ajaran agama islam. Islam sudah memiliki tuntunan
bagaimana memohon hujan kepada Sang Khalik. Ketua Komisi Dakwah Majlis Ulama Indonesia Cholil
Nafis menjelaskan, sejatinya upaya untuk memanggil hujan telah diajarkan sejak masa Rasulullah SAW.
Ketika itu, Rasulullah SAW meng seluruh sahabat untuk menunaikan shalat Istisqa guna meminta kepada
Allah SWT untuk menurunkan hujan.
Kiai Cholil juga menyayangkan masih banyaknya masyarakat yang percaya dengan mitos atau tradisi
yang bertentangan dengan ajaran Islam. Misalnya, sesajen. Itu sama saja dengan membuang-buang
makanan dan itu jelas tidak baik.
"Sebaiknya cobalah bersedekah atau berinfak dengan tujuan un tuk menolak bala dari musibah ke ke
ringan, kata Kiai Cholil saat di hubungi Republika.co.id, belum lama ini. Menurut dia, pencampuran
unsur agama dan ritual kebuda yaan memang banyak ditemui di banyak daerah, di mana tradisi turun
temurun leluhur dibuka de ngan lantunan shalawat.
Kiai Cholil menilai, bacaan shalawat dalam upaya kebudayaan sangat dibolehkan dan mendatangkan
pahala bagi yang mengucapkan-nya. Namun, jika inti dari tradisi tersebut justru bersinggungan dengan
nilai agama, kata dia, sebaiknya dihilangkan atau dialihkan dengan kegiatan lain. Dan sekarang pun
memang tradisi memanggil hujan ini.