Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TUGAS BESAR

PENGUJIAN BENDING

Disusun Oleh:

May Vani (06181050)

Michella Arvia Nirwana Harahap (06181053)

Riris Betteng (06181069)

Rohini (06181073)

Vita Nur Afifah (06181081)

Dosen Pengampu :

Ade Wahyu Yusariarta Putra Parmita S.T.,M.T

199301272019031000

PERILAKU MEKANIK MATERIAL

TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas besar
mata kuliah Perilaku Mekanik Material yang berjudul “Pengujian Bending” ini
dengan lancar. Penulisan tugas besar ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah. Tugas besar ini ditulis untuk
mengetahui lebih dalam lagi mengenai Pengujian Bending. Kami ucapkan terima
kasih kepada dosen pengajar mata kuliah Perilaku Mekanik Material yaitu Bapak
Ade Wahyu Yusariarta Putra Parmita S.T.,M.T atas bimbingan beliau.

Kami harap dengan dibuatnya tugas besar ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua, sehingga dapat menambah wawasan kita mengenai pengujian bending
ini. Tidak ada sesuatu hal yang sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Balikpapan, 29 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………...…………………………………..…………. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….… iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………...……… 1
B. Rumusan Masalah………………...…………………………………...….…… 1
C. Tujuan....................…………………………………………………..…….….. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Prinsip Dasar Alat uji Bending.................................................2

2.1.1. Definisi Alat Uji Bending...............................................................................2

2.2 Sifat Mekanis dari Pengujian Bending...........................................................6

2.3 Standar Pengujian Bending.............................................................................8

2.4 Metode Pengujian Bending..........................................................................9

2.4.1 Alat...............................................................................................................9

2.4.2 Bahan............................................................................................................9

2.4.3 Langkah Pengujian.......................................................................................9

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa modern ini banyak sekali perusahaan industri yang sedang
tumbuh pesat. Setiap industri tentunya harus memiliki kelebihan di banding
industri lainnya tentunya dalam bidang mutu kualitas produknya. Setiap produk
industri biasanya sebelum dipasarkan harus melalu berbagai tahap pengujian.
Bentuk pengujian material terutama logam saat ini semakin meluas baik dalam
konstruksi, permesinan, manufaktur maupun bidang lainnya. Hal ini disebabkan
karena sifat logam yang dapat diubah, sehingga pengetahuan tentang metalurgi
terus berkembang.

Setiap material memiliki sifat mekanik yang berbeda sehingga tiap


material memiliki jenis pengujian yang berbeda pula. Seperti keramik atau
material yang sifatnya getas digunakan pengujian bending. Hal ini disebabkan
material getas tidak cocok menggunakan pengujian tarik karena grip pada uji tarik
dapat membuat material getas patah terlebih dahulu. Dalam bidang industri
pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kualitas material dari
hasil produksinya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana prinsip kerja dari uji bending?
2. Apa saja metode pengujian pada uji bending?
3. Apa saja sifat material yang diperoleh dari uji bending?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip kerja dari uji bending.
2. Untuk mengetahui metode pengujian pada uji bending.
3. Untuk mengetahui sifat material yang diperoleh dari uji bending.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Prinsip Dasar Alat uji Bending


2.1.1. Definisi Alat Uji Bending
Alat uji bending adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian
kekuatan lengkung (bending) pada suatu bahan atau material. Pada umumnya
alat uji bending memiliki beberapa bagian utama, seperti: rangka, alat tekan,
point bending dan alat ukur. Rangka berfungsi sebagai penahan gaya balik
yang terjadi pada saat melakukan uji bending. Rangka harus memiliki
kekuatan lebih besar dari kekuatan alat tekan, agar tidak terjadi kerusakan
pada rangka pada saat melakukan pengujian. Alat tekan berfungsi sebagai alat
yang memberikan gaya tekan pada benda uji pada saat melakukan pengujian.
Alat penekan harus memiliki kekuatan lebih besar dari benda yang di uji
(ditekan). Point bending berfungsi sebagai tumpuan benda uji dan juga
sebagai penerus gaya tekan yang dikeluarkan oleh alat tekan. Panjang pendek
tumpuan point bending berpengaruh terhadap hasil pengujian. Alat ukur
adalah suatu alat yang yang menunjukan besarnya kekuatan tekan yang terjadi
pada benda uji.
Uji bending adalah suatu proses pengujian material dengan cara di tekan
untuk mendapatkan hasil berupa data tentang kekuatan lengkung (bending)
suatu material yang di uji. Proses pengujian bending memiliki 2 macam
pengujian, yaitu three point bending dan fro point bending.
Untuk melakukan uji bending ada faktor dan aspek yang harus
dipertimbangkan dan dipahami yaitu :
a. Tekanan (P)
Tekanan adalah perbandingan antara gaya yang terjadi dengan
luasan benda yang dikenai gaya. Besarnya tekanan yang terjadi
dipengaruhi oleh dimensi benda yang di uji. Dimensi mempengaruhi
tekanan yang terjadi karena semakin besar dimensi benda uji yang

2
digunakan maka semakin besar pula gaya yang terjadi. Selain itu alat
penekan juga mempengaruhi besarnya tekanan yang terjadi. Alat
penekan yang digunakan menggunakan system hidrolik. Hal lain yang
mempengaruhi besar tekanan adalah luas penampang dari torak yang
digunakan. Maka daya pompa harus lebih besar dari daya yang
dibutuhkan. Dan motor harus bias melebihi daya pompa, perhitungan
tekanan (Sularso & Tahara, 1983):

b. Benda uji

Benda uji adalah suatu benda yang di uji kekuatan lengkungnya


dengan menggunakan alat uji bending. Jenis material benda uji yang
digunakan sebagai benda uji sangatlah berpengaruh dalam pengujian
bending. Karena tiap jenis material memiliki kekuatan lengkung yang
berbeda-beda, yang nantinya berpengaruh terhadap hasil uji bending itu
sendiri.
b. Point Bending
Point bending adalah suatu sistem atau cara dalam melakukan
pengujian lengkung (bending). Point bending ini memiliki 2 tipe, yaitu:
three point bending dan four point bending.
Perbedaan dari kedua cara pengujian ini hanya terletak dari bentuk
dan jumlah point yang digunakan, three point bending menggunakan 2
point pada bagian bawah yang berfungsi sebagai tumpuan dan 1 point pada
bagian atas yang berfungsi sebagai penekan sedangkan four point bending
menggunakan 2 point pada bagian bawah yang berfungsi sebagai tumpuan
dan 2 point (penekan) pada bagian atas yang berfungsi sebagai penekan.
Selain itu juga terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dari cara
pengujian three point dan four point.

3
Three Point Bending Four Point Bending
Kelebihan
+ Kemudahan persiapan spesimen dan + Penggunaan rumus perhitungan
pengujian lebih mudah
+ Pembuatan point lebih mudah + Lebih akurat hasil pengujiannya

Kekurangan
- Kesulitan menentukan titik tengah - Pembuatan point lebih rumit
persis, karena jika posisi tidak di - 2 point atas harus bersamaan
tengah persis penggunaan rumus menekan benda uji. Jika salah
berubah satu point lebih dulu menekan
- Kemungkinan terjadi pergeseran, benda uji maka terjadi three
sehingga benda yang diuji point bending, sehingga rumus
pecah/patah tidak tepat di tengah yang digunakan berbeda.
maka rumus yang digunakan
kombinasi tegangan lengkung
dengan tegangan geser

Tabel 2.1 Kekurangan dan kelebihan dari three point bending dan four point
Secara umum proses pengujian bending memiliki 2 cara
pengujian, yaitu: Three point bending dan Four point bending. Kedua
cara pengujian ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing
karena tiap cara pengujian memilki cara perhitungan yang berbeda-
beda.
a. Three Point Bending
Three point bending adalah cara pengujian yang menggunakan
2 tumpuan dan 1penekan.

Gambar 2.1 Three point bending


4
Perhitungan yang digunakan yaitu:

Keterangan rumus:
σf = Tegangan lengkung (kgf/mm2)
P = beban atau Gaya yang terjadi (kgf)
L= Jarak point (mm)
b = lebar benda uji (mm)
d = Ketebalan benda uji (mm)

b. Four Point Bending


Four point bending adalah cara pengujian yang menggunakan 2
tumpuan dan 2 penekan

Gambar 2.2 Four point bending

Perhitungan yang digunakan yaitu:

Keterangan:
σf = Tegangan lengkung (kgf/mm2 )
P = beban atau Gaya yang terjadi (kgf)

L = Jarak point (mm)


b = lebar benda uji (mm)
d = Ketebalan benda uji (mm)

5
d. Rangka

Rangka berfungsi sebagai penahan kekuatan balik dari gaya tekan


yang dihasilkan oleh alat penekan pada saat proses pengujian. Selain itu
rangka juga berfungsi sebagai dudukan komponen-komponen lain,
sehingga ukuran dari rangka haruslah lebih besar dari komponen-
komponen tersebut.

e. Alat Ukur

Alat ukur befungsi sebagai pembaca data hasil pengukuran pada


saat pengujian berlangsung. Angka-angka yang di tunjukkan oleh alat
ukur nantinya di olah lagi dalam perhitungan untuk mendapatkan data
yang inginkan. Pada umunya alat ukur yang digunakan adalah alat
pengukur tekanan.

Gambar 2.3 Spesimen dan alat uji bending

2.2 Sifat Mekanis dari Pengujian Bending

Pengujian Bending atau pengujian lengkung merupakan salah satu


pengujian sifat mekanik bahan yang dilakukan terhadap spesimen dari bahan baik
bahan yang akan digunakan sebagai konstruksi atau komponen yang akan
menerima pembebanan lengkung maupun proses pelengkungan dalam
pembentukan. Pelengkungan (bending) merupakan proses pembebanan terhadap
suatu bahan pada suatu titik ditengah-tengah dari bahan yang ditahan diatas dua

6
tumpuan. Dengan pembebanan ini bahan akan mengalami deformasi dengan dua
buah gaya yang berlawanan bekerja pada saat yang bersamaan. Gambar dibawah
ini memperlihatkan perilaku bahan uji selama pembebanan lengkung.

Gambar 2.4 Perilaku bahan uji selama pembebanan

Sebagaimana prilaku bahan terhadap pembebanan, semua bahan akan


mengalami perubahan bentuk (deformasi) secara bertahap dari elastis menjadi
plastis hingga akhirnya mengalami kerusakan (patah). Dalam proses pembebanan
lengkung dimana dua gaya bekerja dengan jarak tertentu (1/2L) serta arah yang
berlawanan bekerja secara beramaan (lihat gambar 10.32), maka Momen
lengkung (Mb) itu akan bekerja dan ditahan oleh sumbu batang tersebut atau
sebagai momen tahanan lengkung (Wb). Dalam proses pengujian lengkung yang
dilakukan terhadap material sebagai bahan teknik memilki tujuan pengujian yang
berbeda tergantung kebutuhannya. Berdasarkan kepada kebutuhan tersebut makan
pengujian lengkung dibedakan menjadi 2, yakitu :

a. Pengujian lengkung beban dan

b. Pengujian lengkung perubahan bentuk.

7
Pengujian lengkung beban ialah pengujian lengkung yang bertujuan untuk
mengetahui aspek-aspek kemampuan bahan uji dalam dalam menerima
pembebanan lengung, yakni :

 Kekuatan atau tegangan lengkung (b)


 Lenturan atau defleksi (f) Sudut yang terbentuk oleh lenturan atau sudut
defleksi dan
 Elastisitas (E)

2.3 Standar Pengujian Bending

Standar pengujian untuk Uji Bending ialah menggunakan standar ASTM


D790, dimana dapat dirincikan sebagai berikut.

Gambar 2.5 Standar spesimen

Keterangan :
σb = Tegangan bending (MPa)
P = Beban (N)
Eb = Modulus elastisitas bending (MPa)
δ = Defleksi (N/mm)
L = Panjang Span/jarak antara titik
tumpuan, 80 mm
Lo = Panjang spesimen, 120 mm
b = Lebar spesimen, 15 mm
d = Tebal spesimen, 6 mm

Modulus elastisitas bending :

Eb =

8
2.4 Metode Pengujian Bending

2.4.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam pengujian bending yaitu:

1. Mesin Bending (1 set)


2. Jangka Sorong (1 buah)
3. Dial Indicator (1 buah)
2.4.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam pengujian bending yaitu:
1. Batang Poros Aluminium (1 buah)
2. Batang Poros Stainless Steel (1 buah)
3. Batang Poros Kuningan (1 buah)
2.4.3 Langkah Pengujian
Adapun langkah kerja yang digunakan dalam pengujian bending yaitu:
1. Menyiapkan peralatan yang diperlukan.
2. Nyalakan mesin bending.
3. Turunkan pencekam mesin bending agar material uji dapat masuk ke
dalam pencekam mesin bending.
4. Masukkan material pada pencekam mesin bending, ukur sisi kanan dan
kiri pencekam sesuai yang telah ditentukan.
5. Lalu, turunkan kembali pencekam perlahan sampai ujung pencekam
menyentuh material, agar material tidak lepas saat dilakukan pengujian.
6. Pasang dial indicator, dan setting jarum pada garis nol.
7. Pada mesin setting jarum penunjuk angka hingga nol, dan gunakan
spesifikasi beban sesuai yang ditentukan.
8. Mulai memutar handle pada mesin hingga jarum pada mesin bergerak.
9. Setelah jarum pada mesin bergerak, dan dial pun bergerak, catat hasil
dari uji bending tersebut.
10. Lakukan langkah yang sama untuk masing-masing material.

9
BAB III

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari penjabaran diatas yaitu sebagai berikut

1. Prinsip kerja dari pengujian bending yaitu dengan cara material ditekan
untuk mendapatkan hasil berupa data kekuatan lengkung dari suatu
material.
2. Terdapat dua metode dalam pengujian bending yaitu three point bending
dengan menggunakan dua tumpuan dan satu penekanan di tengah dan
metode four point bending dengan menggunakan dua tumpuan dan dua
penekanan.
3. Sifat material yang diperoleh yaitu kekuatan dan ketahanan material
terhadap pemberian beban lengkung.

10
DAFTAR PUSTAKA

Callister, D. William. 2014. “Material Science and Engineering”. New York:


John Willey and Sons inc

https://www.astm.org/DATABASE.CART/HISTORICAL/D790-02.htm

http://navale-engineering.blogspot.com/2012/04/uji-bahan-uji-lengkung-bending-
test.html

http://www.alatuji.com/m/article/detail/675/alat-uji-bending

https://www.zwickroell.com/id-id/plastik/bahan-cetakan-termoplastik-dan-
termosetting/uji-lentur-astm-d-790

https://www.scribd.com/document/338515514/Pengujian-Bending-Erlangga

http://repository.upi.edu/22244/6/S_FIS_1101921_Chapter3.pdf

http://eprints.undip.ac.id/47411/3/BAB_II.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai