BAB 1
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Kualitas suatu produk ditentukan oleh terpenuhinya berbagai sifat yang disyaratkan
oleh produk itu sendiri, dan di antara syarat kualitas tersebut antara lain syarat fungsional
dan syarat mekanis. Kualitas fungsional merupakan syarat kegunaan apakah suatu produk
itu dapat memenuhi syarat dalam fungsi dan kegunaannya. Kualitas mekanis merupakan
syarat kualitas produk yang berhubungan dengan kekuatan atau ketahanan produk
tersebut. Keragaman fungsi dan dimensional produk ini menjadikan beragam pula syarat
mekanik yang harus dipenuhi karena akan beragam pula gaya dan arah gaya yang harus
ditopang oleh produk tersebut, seperti : tarik, geser, puntir, lengkung dan lain-lain dengan
kondisi fisik yang baik, artinya tidak terdapat cacat, baik cacat luar seperti keretakan
ataupun cacat dalam seperti keropos dan lain-lain.
dari bagian spindle tetap dan spindle panarik, gaya tarik ini dapat diperoleh dari
power hidrolik atau dengan motor listrik melalui transmisi roda gigi dan ulir, akan
tetapi yang paling penting bahwa gaya yang diberikan untuk melakukan penarikan
pada spesimen (benda uji) ini dapat terindikasi dalam penunjukan ukuran sebagai
prilaku spesimen akibat penarikan tersebut. Pada beberapa jenis mesin dengan power
hidrolik, gaya tarik yang dikeluarkan untuk menarik spesimen ini dapat terlihat secara
langsung pada penunjuk tekanan hidrolik (pressure gauge), namun bagaimana
perubahan bentuk yang terjadi karena penarikan ini harus diperlihatkan melalui grafik
yang disebut grafik diagram tegangan regangan. Dalam perkembangannya apapun
sistem tenaga yang digunakan dalam penarikan ini sekarang sudah dapat terbaca
secara digital dengan grafik secara elektronik yang dapat dicopy dan diduplikasikan
sebagai dokumen pengujian
diatur pula berdasarkan standar Dp, yakni DP-5 dan Dp-10, dimana DP-5 adalah Lo =
5.do ; dan Dp-10 adalah Lo = 10.do. Beberapa bagian lain dari bentuk bahan uji
proporsional ini ialah pada bagian prismatis Le = Lo + 2m. Untuk bahan uji bulat
harga Le harus diantara Lo + d dan Lo + 2d. Sedangkan untuk benda uji segi empat
perbandingan antara tebal dengan lebarnya adalah 1 : 4 , tapi tidak berlaku untuk
bahan uji yang tipis. Untuk bahan uji yang tidak proporsional ketentuan sebagaimana
dipakai dalam menentukan ukuran bahan uji proporsional ini tidak berlaku, yang
termasuk dalam kelompok bahan ini ialah bahan-bahan yang tipis kurang dari 3 mm
serta kawat dan besi tuang. Gambar 2.5 : Ukuran Standar Bahan untuk Uji Tarik-
Tekan
tidak mengakibatkan pengaruh terhadap sifat mekanik bahan tersebut selama proses
pengujian tarik. Mengukur dimensi spesimen, tiap dimensi diukur 3 kali untuk
kecermatan. Memasang spesimen pada cekam mesin uji. Mengatur skala
pembebanan. Pemberian pembebanan dengan kecepatan maksimum. Selama
penarikan maupun penekanan, perhatikan perubahan yang terjadi pada spesimen
maupun grafik. Setelah patah, spesimen dilepaskan dari pencekam. Spesimen yang
telah patah keduanya digabungkan kembali kemudian diukur untuk mengetahui
perpanjangan. Mengukur diameter spesimen pada bagian yang patah. Menghitung dan
menampilkan hasil. (Qolik, 1991 : 29).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Uji tarik adalah salah satu uji mekanik yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan
bahan terhadap gaya tarik. Batang yang dipakai untuk pengujian material biasanya
mempunyai diameter standar do dan panjang ukur standar lo. Panjang ukur adalah
panjang tertentu sepanjang bagian yang berdiameter kecil dari spesimen yang ditandai
dengan dua takikan sehingga pertambahan panjangnya dapat diukur selama pengujian.
Dalam pengujiannya, bahan uji ditarik perlahan sampai putus. Bahan uji tekan biasanya
material yang getas karena umumnya material getas mempunyai kekuatan tarik dan
kekuatan tekan yang berbeda. Uji tekan dilakukan dengan memberikan beban tekan
kepada spesimen yang merupakan silinder dengan diameter konstan. Rumus tegangan
dan regangan sama dengan pada uji tarik, hanya saja tanda beban adalah negatif (-)
karena merupakan gaya tekan. Hasil uji juga akan memberikan harga negatif.
Uji tekan tidak banyak di lakukan, oleh karena kekuatan tekan dan kekuatan tarik
pada hampir semua bahan adalah hampir sama. Akan tetapi pada beberapa kekuatan
tekan adalah jauh lebih tinggi dari kekuatan tarik. Besi tuang adalah satu contoh dari
padanya. Percobaan tekan oleh karenanya memang di laksanakan di samping percobaan
uji tarik pada besi tuang.
6
DAFTAR RUJUKAN