Anda di halaman 1dari 5

MATA KULIAH : DOSEN : JURUSAN TEKNIK MESIN

METALURGI FISIK EDI SEPTE S FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


UNIVERSITAS BUNG HATTA

SOLIDIFIKASI
Solidifikasi logam dan paduannya merupakan suatu proses yang penting di industri, karena dalam
pembentukan logam, sebagian besar cara yang dilakukan adalah dengan melebur logam tersebut
sebelum dituang kedalam cetakan sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Secara umum solidifikasi logam dan paduannya dibagi menjadi dua tahap, yaitu :
1. Pembentukan inti dalam lelehan (nukleasi).
2. Pertumbuhan inti menjadi kristal dan pembentukan struktur butir.
Kristal bakal
butir
Liquid Butir
Inti

Batas
butir

(a) (b) (c)

Gambar. (a). Pembentukan inti, (b). Pertumbuhan inti menjadi kristal,


(c). Penggabungan kristal membentuk butir

ƒ Pembentukan Inti pada Logam Cair.


Dua mekanisme utama terjadinya pengintian partikel padat dalam lelehan logam adalah pengintian
homogen dan pengintian heterogen.

ƒ Pengintian Homogen.
Pengintian homogen terjadi apabila atom-atom logam tersebut menbentuk inti. Apabila logam cair
murni didinginkan beberapa derajat dari temperatur batas cairnya, sebagian besar atom-atom akan
berikatan dan membentuk inti homogen. Logam-logam membutuhkan penurunan temperatur yang
berbeda dalam pembentukan inti homogen, seperti diperlihatkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Titik leleh, Engergi solidifikasi, Energi permukaan dan temperatur pengintian
beberapa logam.*
Energi Energi Temperatur
Titik Leleh
Logam Solidifikasi Permukaan Pengintian
(oC) (oK) ( J/ cm3 ) ( J/ cm2 ) ∆T ( o C )
-7
Pb 327 600 - 280 33.3 x 10 . 80
Al 660 933 - 1066 93 x 10 -7 . 130
Ag 962 1235 - 1097 126 x 10 -7 . 227
Cu 1083 1356 - 1826 177 x 10 -7 . 236
Ni 1453 1726 - 2660 255 x 10 -7 . 319
Fe 1535 1808 - 2098 204 x 10 -7 . 295
Pt 1772 2045 - 2160 240 x 10 -7 . 332
*B.Chalmers, “Solidification of Metals”, Wiley, 1964.

Untuk menjadi inti yang stabil, inti tersebut akan tumbuh menjadi kristal, dan mencapai ukuran
kritis (critical size). Ikatan atom-atom yang berukuran dibawah ukuran kritis disebut embrio,
sedangkan yang berukuran besar dari ukuran kritis disebut inti (nucleus). Karena
ketidakstabilannya, embrio akan terbentuk secara kontinyu dan larut kembali dalam lelehan logam
dan mengaduk atom-atom lain.
ƒ Energi yang terlibat dalam Pengintian homogen
Pada pengintian homogen logam murni, dua jenis perubahan energi yang harus diperhatikan
adalah (1). Energi bebas volume (energi bulk), yaitu energi yang dilepaskan cairan logam selama

1
MATA KULIAH : DOSEN : JURUSAN TEKNIK MESIN
METALURGI FISIK EDI SEPTE S FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BUNG HATTA

solidifikasi, (2) Energi permukaan, yaitu energi yang dibutuhkan partikel untuk membentuk
permukaan padat baru.
Apabila lelehan logam cair didinginkan mulai dari titik lelehnya, driving energi untuk transformasi
dari cair ke padat adalah perbedaan energi bebas volume (∆Gv) cair dan padat. Jika ∆Gv adalah
perubahan energi bebas antara cair dan padat persatuan volume logam, sedangkan perubahan
energi bebas inti (spherical nucleus) dengan radius r, adalah : ∆GV = 4/3. Π.r3. ∆Gv , karena
volume bola adalah 4/3.Π.r3
Perubahan energi bebas volume vs radius embrio atau inti diperlihatkan pada gambar 2.

∆GS = Perubahan energi bebas permukaan


+ ∆GS = 4. π r2. γ .
Energi penghambat

∆GT*
Perubahan energi bebas, ∆G

∆GS = Perubahan energi bebas total


∆GT = ∆GV +∆GS.

r* Radius partikel, r

Energi dorong

∆GV = Perubahan energi bebas volume


_ ∆GV = 4/3. Π.r3. ∆Gv

Gambar 2 Perubahan energi bebas vs radius inti

Pada gambar terlihat bahwa kurva yang dibawah adalah negatif karena energi dilepas oleh logam
cair untuk transformasi menjadi padat. Energi ini adalah energi yang melawan pembentukan
embrio dan inti, atau energi yang dibutuhkan untuk membentuk permukaan partikel tersebut.
Energi yang dibutuhkan untuk membentuk permukaan partikel bulat adalah ∆GS. ∆GS tersebut
merupakan energi spesifik permukaan partikel γ.
Karena luas permukaan bola = 4. π r2, maka : ∆GS = 4. π r2. γ .
∆GS tersebut merupakan energi yang memperlambat pembentukan partikel padat, yaitu kurva
bagian atas (positif), seperti diperlihatkan pada gambar 2.
Energi total yang diperlukan dalam pembentukan embrio atau inti adalah jumlah perubahan energi
bebas volume dan perubahan energi bebas permukaan, yaitu kurva yang ada ditengah pada gambar
2.
Energi total ini, secara matematis ditulis :
∆GT = ∆GV + ∆GS
∆GT =4/3. Π.r3. ∆Gv + 4. π r2. γ
∆GT = perubahan energi bebas total.
r = radius embrio atau inti.
∆Gv = perubahan energi bebas volume.
γ = energi bebas permukaan spesifik.
Dalam praktek sistem dapat berubah secara spontan dari kondisi energi yang tinggi ke energi yang
rendah. Pada pembekuan logam murni, jika partikel padat terbentuk dengan radius lebih kecil dari
radius kritis ( r* ), maka energi sistem tersebut akan lebih rendah jika mereka larut kembali. Inti
dengan ukuran yang kecil tersebut akan larut dalam lelehan logam. Namun jika partikel padat
terbentuk dengan radius lebih besar dari radius kritis ( r* ), maka energi sistem tersebut akan lebih
rendah jika partikel atau inti tersebut tumbuh menjadi partikel yang lebihbesar atau kristal. Apabila
r mencapai radius kritis ( r* ), ∆GT akan mencapai nilai maksimum pada ∆GT *.

2
MATA KULIAH : DOSEN : JURUSAN TEKNIK MESIN
METALURGI FISIK EDI SEPTE S FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BUNG HATTA

Hubungan antara ukuran kritis inti, energi bebas permukaan dan energi bebas volume proses
solidifikasi logam murni dapat diperoleh melalui differensiasi persamaan diatas. Differensial
energi bebas total ∆GT fungsi r adalah 0, bila r = r* , karena energi bebas total vs radius inti
berpotongan pada kondisi maksimum dan slope : d(∆GT)/dr = 0. Jadi :

(
d ∆GT ) d ⎛4 3 2 ⎞
= ⎜ π r ∆Gv + 4π r γ ⎟
dr dr ⎝ 3 ⎠
12 2
= π ( r*) ∆G v + 8π r * γ = 0
3
atau

r* = −
∆Gv

ƒ Radius Kritis vs Derajat Pendinginan.


Semakin besar derajat pendinginan (∆T) dibawah temperatur cair setimbang logam, maka semakin
besar perubahan energi bebas volumenya (∆Gv). Namun perubahan energi bebas terhadap energi
permukaan (∆GS) tidak begitu terpengaruh oleh temperatur. Jadi ukuran kritis inti harus dibatasi
karena ∆T bisa mendekati nol. Peningkatan derajat pendinginan akan menurunkan ukuran kritis
inti. Gambar 3 memperlihatkan variasi ukuran kritis inti pada tembaga sebagi fungsi dari derajat
pendinginannya. Derajat pendinginan maksimum pengintian homogen untuk logam murni
diperlihatkan pada Tabel 1, yaitu dari 80 hingga 332 oC. Ukuran kritis inti terhadap derajat
pendinginan diperoleh dari persamaan :
2 γ Tm
r* =
∆H S ∆T
dimana :
r* = radius kritis inti
γ = energi bebas permukaan
∆HS = Panas leten solidifikasi
∆T = derajat pendinginan terbentuknya inti.
∆T, oC

500

300
Daerah pembentukan
inti stabil

100
Daerah pelarutan
kembali inti
0 5 x10-7 10-6 1,5 x10-6 r*, cm

Gambar 3. Radius kritis inti fungsi derajat pendinginan

3
MATA KULIAH : DOSEN : JURUSAN TEKNIK MESIN
METALURGI FISIK EDI SEPTE S FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BUNG HATTA

Contoh :
(a). Hitung radius kritis inti homogen yang terbentuk dari tembaga murni yang mengalami
solidifikasi. Jika derajat pendinginan ∆T = 0,2 Tm.
(b). Hitung jumlah atompada inti inti tersebut.
Penyelesaian :
2 γ Tm
(a). r* =
∆H S ∆T
∆T = 0,2 Tm = 0,2 (1083 oC + 273 oK) = 0,2 (1356 oK) = 271 oK
γ = 177 x 10-7 J/cm2.
∆HS = -1826 J/cm3.
Tm = 1083 oC + 273 oK =1356 oK
( )(
2 177.10 − 7 J / cm 2 1356 o K ) −8
r* =
( )(
− 1826 J / cm 3 271 o K ) = 9,70 x 10 cm

(b). - Volume inti dengan ukuran kritis = 4/3.Π.(r*)3 = 4/3. Π. (9,7 x 10-8 cm)3 = 3,82 x 10-21 cm3
- Volume sel satuan tembaga (a = 0,361 nm) = a3 = (3,61 x 10-8 cm) =4,70 x 10-23 cm3
Karena jumlah atom dlm FCC adalah 4, maka :
- Volume per atom = 4,70 x 10-23 / 4 = 1,175 x 10-23 cm3
Jadi jumlah atom pada inti kritis :
NATOM = vol. inti / vol. per atom = (3,82 x 10-21 cm3) / (1,175 x 10-23 cm3) = 325 atom.

ƒ Pengintian Heterogen.
Pengintian heterogen adalah pengintian yang terjadi dalam cairan pada permukaan unsur-unsur
yang dikandungnya, pengotor yang tidak larut, atau material lain yang memiliki energi bebas
kritis lebih rendah dalam pembentukan inti stabilnya.
Karena derajat pendinginan yang besar tidak terjadi pada proses pengecoran di industri (biasanya
0,1 hingga 10 oC), maka pengintian yang terjadi adalah pengintian heterogen.
Pada pengintian heterogen, media pengintian (solid nucleating agent) harus dibasahi logam cair.
Cairan logam tersebut harus mudah membeku pada media pengintian tersebut. Gambar 4
memperlihatkan media pengintian (substrat) yang dibasahi oleh cairan yang telah membeku, yang
memiliki sudut kontak (θ) yang kecil, antara logam beku dan media pengintian.

Cair

γSL
θ Solid γMP-L
γMP-S
Media pengintian
Gambar 4. Pengintian heterogen benda padat pada media pengintian

Pengintian heterogen terjadi pada media pengintian, karena energi permukaan untuk membentuk
inti stabil lebih rendah dibanding apabila material tersebut mengalami pengintian homogen.
Karena energi permukaan pengintian heterogen lebih rendah, maka perubahan energi bebas total
untuk membentuk inti stabil akan lebih rendah pula, dan ukuran inti kritisnya akan lebih kecil. Jadi
derajat pendinginan yang lebih kecil dapat membentuk inti stabil pada pengintian heterogen.

ƒ Pertumbuhan Kristal dalam Logam Cair dan Pembentukan Butir.


Setelah inti stabil terbentuk didalam logam yang sedang membeku, inti tersebut tumbuh menjadi
kristal. Pada masing-masing kristal yang sedang membeku tersebut, atom-atom tersusun dalam
suatu pola regular, akan tetapi orientsi kristal-kristal tersebut bervariasi.

4
MATA KULIAH : DOSEN : JURUSAN TEKNIK MESIN
METALURGI FISIK EDI SEPTE S FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BUNG HATTA

Jika pembekuan telah sempurna, kristal akan saling berikatan dalam orientasi yang berbeda dan
diantara kristal-kristal itu terbentuk batas kristal. Logam yang memiliki banyak kristal disebut
polycrystalline, sedangkan kristal dalam logam disebut butir (grain) dan permukaan antar kristal
disebut batas butir (grain boundary).
Jumlah inti yang terbentuk selama pembekuan logam akan mempengaruhi struktur butir suatu
logam. Jika inti yang terbentuk selama pembekuan sedikit, maka butir yang dihasilkan besar-besar.
Sebaliknya jika inti yang terbentuk selama pembekuan banyak, maka butir yang dihasilkan kecil-
kecil atau halus.
Sebagian besar logam dan paduannya yang digunakan sebagai bahan teknik dituang dengan
struktur butir yang halus. Hal ini dikarenakan struktur tersebut diharapkan menghasilkan kekuatan
bahan yang lebih baik dan bentuk permukaan yang halus apabila dibentuk menjadi produk.

Apabila logam murni dituang dalam cetakan tetap tanpa menambahkan unsur penghalus butir,
maka akan diperoleh 2 (dua) jenis struktur butir, yaitu : (1). Equiaxed grains dan (2). Columnar
grains.
Jika kondisi pengintian dan pertumbuhan dalam
logam cair selama solidifikasi menyebabkan kristal
tumbuh secara terbatas dalam semua arah, akan
Columnar grains menghasilkan butir equiaxed. Butir jenis ini
biasanya ditemukan pada daerah yang berdekatan
dengan dinding cetakan dingin. Hal itu disebabkan
Dinding cetakan karena derajat pendinginan pada daerah sekitar
dinding cetakan tersebut relatif besar, sehingga
Equiaxed grains konsentrasi pengintian selama pembekuan menjadi
tinggi.
Butir columnar merupakan butir yang tipis, halus
dan panjang yang terbentuk apabila logam
Gambar 5. Sturktur butir hasil penuangan
mengalami pembekuan secara lambat dengan
dengan cetakan dingin
gradien temperatur pendinginan yang tajam. Jumlah
inti yang terbentuk selama pembekuan relatif
sedikit. Butir columnar memiliki pertumbuhan yang
tegak lurus terhadap permukaan cetakan. Hal ini
dikarenakan besarnya gradien termal yang terdapat
pada arah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai