Gambar 2.43
Point Load Tester
2) Jangka sorong adalah alat untuk mengukur ketebalan, diameter dalam, diameter
luar dan mengukur kedalaman suatu benda dan jarak antar konus penekan.
Gambar 2.44
Jangka Sorong
3) Schmidt hammer adalah alat yang digunakan untuk mengetahui kekuatan tekan
suatu sampel batuan atau beton dengan cara memberikan beban berupa tumbukan
pada permukaan beton atau sampel batuan.
Gambar 2.44
Schmidt hammer
4) Pisau cutter adalah alat yang digunakan untuk membuka bungkus dari sampel
batuan yang akan diuji.
Gambar 2.45
Pisau Cutter
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
1) Sampel batuan adalah sebuah sampel yang akan diuji coba untuk mendapatkan
data-data.
Gambar 2.46
Sampel Batuan
2) Form data yaitu lembar pengisian untuk menuliskan data hasil point load test dan
hammer test.
Gambar 2.47
Form Data
P
Is = 2
De
...............................................................................(Persamaan 2.23)
Keterangan :
Is = Point load strength indeks (Indeks Frenklin) dengan diameter 50 mm
P = Beban maksimum sampai contoh batuan failure
De = Jarak antar konus penekanan (mm)
2. Kuat Tekan (σ c ¿
σ c =18 - 23 I s
.........................................................................(Persamaan 2.24)
Keterangan :
σ c = Kuat tekan (kN/mm2 )
I s = Point load strength indeks (indeks Frenklin)
3. Jarak antar konus penekan (De¿
De = D - (d0 - d1)
.........................................................................(Persamaan 2.25)
Keterangan :
De = Jarak antar konus penekan (mm )
d0 = Jarak antar konus sebelum pengujian (mm )
d1 = Jarak antar konus setelah pengujian (mm )
4. Konstanta (K)
0,45
De
K=( )
50 ................................................................................(Persamaan 2.26)
Keterangan :
K = Konstanta
De = Jarak antar konus penekan (mm )
Gambar 2.48
Sampel Uji Diametrikal dan Aksial
2.5.6.
Adapun pengolahan data dari pengujian point load index dan hammer test yang
dilakukan di laboratorium didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut:
a. Perhitungan jarak antar konus penekan
1) Sampel 1A
De = D – (d0 - dI) = 56,43 – (55,00 – 54,50) = 55,93 mm
2) Sampel 2B
De = D – (d0 - dI) = 57,03 – (55,50 – 52,00) = 53,53 mm
3) Sampel 3C
De = D – (d0 - dI) = 57,33 – (55,60 – 51,50) = 53,23 mm
b. Perhitungan indeks point load
1) Sampel 3A
( )
0,45 0,45
De 5 5 ,9 3
K = =( ) = 1,052
50 50
F
Is =K( 2
)
De
7,84
Is = 1,052 ( 2
)
5 5 ,93
Is = 0,0026 MPa
2) Sampel 3B
( ) (
0,45
)
0,45
De 53,53
K = = = 1,031
50 50
F
Is =K( 2
)
De
7,84
Is = 1,031 ( 2
)
5 3,5 3
Is = 0,0028 MPa
3) Sampel 1C
0,45 0,45
De 5 3,23
K =( ) = ( ) = 1,029
50 50
F
Is =K( 2 )
De
7,84
Is = 1,029 ( 2
)
5 3,23
Is = 0,0028 MPa
c. Perhitungan kuat tekan
1) Sampel 3A
σ = 18 – 23 Is
σ = 18 x Is = 18 x 0,0026 = 0,047 Mpa
σ = 19 x Is = 19 x 0,0026 = 0,050 Mpa
σ = 20 x Is = 20 x 0,0026 = 0,052 Mpa
σ = 21 x Is = 21 x 0,0026 = 0,055 Mpa
σ = 22 x Is = 22 x 0,0026 = 0,058 Mpa
σ = 23 x Is = 23 x 0,0026 = 0,060 Mpa
0,047+0,050+0,052+0,055+0,058+0,060
σc = = 0,054 MPa
6
2) Sampel 3B
σ = 18 – 23 Is
σ = 18 x Is = 18 x 0,0028 = 0,050 Mpa
σ = 19 x Is = 19 x 0,0028 = 0,053 Mpa
σ = 20 x Is = 20 x 0,0028 = 0,056 Mpa
σ = 21 x Is = 21 x 0,0028 = 0,059 Mpa
σ = 22 x Is = 22 x 0,0028 = 0,062 Mpa
σ = 23 x Is = 23 x 0,0028 = 0,065 Mpa
0,050+0,053+0,056+0,059+0,062+0,065
σc = = 0,057 Mpa
6
3) Sampel 3C
Tabel 2.15
σ c(MPa)
Kode
Is Rata-
Sampel 18 Is 19 Is 20 Is 21 Is 22 Is 23Is
Rata
0,04034 0,726 0,766 0,806 0,847 0,887 0,927
3A 0,8270
2 2 5 8 2 5 9
0,04317 0,777 0,820 0,863 0,906 0,949 0,993
3B 0,8851
9 2 4 6 8 9 1
0,04355 0,784 0,827 0,871 0,914 0,958 1,001
3C 0,8929
7 0 6 1 7 3 8
Data Hasil Perhitungan
Gambar 2.49
Grafik Hammer Test
Tabel 2.16
Data Hasil Schmidt hammer
No. Pos B N/mm2 = MPa
1 22 17
2 29 26
3 23 16
4 28 25
5 33 33
6 28 25
7 28 25
8 34 34
9 24 20
10 28 25
Tegangan (MPa)
Gambar 2.50
Grafik Hasil Pengujian Hammer Test
2.5.8. Pembahasan
Adapun pembahasan pada pengujian point load test dan hammer test adalah
pada pengujian point load test digunakan alat berupa point load tester dengan dua
dial yang berfungsi mengukur beban maksimum yang diterima sampel batuan,
jangka sorong untuk mengukur panjang dan diameter sampel batuan juga digunakan
untuk mengukur jarak antar konus sebelum pengujian dan sesudah pengujian, serta
sampel batuan sebagai bahan pengujian. Sampel batuan yang siap untuk pengujian
itu diletakkan di antara dua konus penekan dengan posisi sampel bahan horizontal,
lalu mengubur jarak antar konus pada saat sebelum melakukan pengujian dan setelah
melakukan pengujian memperhatikan dial untuk mendapatkan nilai kekerasan kuat
tekan dan memompa pompa hidraulik secara konstan sampai sampel batuan pecah.
Dari hasil pengujian point load index yang dilakukan di laboratorium,
didapatkan data yaitu pada sampel 3A memiliki diameter sebesar 56,43 mm, d0
sebesar 55,00 mm, d1 sebesar 54,50 mm, K sebesar 1,05 dan I s sebesar 0,0026 MPa.
Sampel 3B memiliki diameter sebesar 57,03 mm, d0 sebesar 55,50 mm, d1 sebesar
52,00 mm, K sebesar 1,04 dan Is sebesar 0,0028 MPa. Sampel 3C memiliki diameter
sebesar 57,33 mm, d0 sebesar 55,60 mm, d1 sebesar 51,50 mm, K sebesar 1,029 dan Is
sebesar 0,0028 MPa. Hasil indeks franklin pada pengujian yang dilakukan adalah
sebesar 0,0026 MPa, 0,0028 MPa dan 0,0028 MPa. Jadi sampel batuan yang diuji
diklasifikasikan keras.