Anda di halaman 1dari 6

PERLAKUAN DAN PENGUJIAN BAHAN

(PENGUJIAN KEKERASAN BAHAN)

Agung Irmanto
5201419085
Pendidikan Teknik Mesin
JENIS PENGUJIAN BAHAN
a. Pengujian Brinell

Metode uji kekerasan yang diajukan oleh J.A. Brinell pada tahun 1900 ini merupakan uji kekerasan lekukan
yang pertama kali banyak digunakan serta disusun pembakuannya (Dieter, 1987). Uji kekerasan ini berupa
pembentukan lekukan pada permukaan logam memakai bola baja yang dikeraskan yang ditekan dengan
beban tertentu. Beban diterapkan selama waktu tertentu, biasanya 30 detik, dan diameter lekukan diukur
dengan mikroskop, setelah beban tersebut dihilangkan. Permukaan yang akan dibuat lekukan harus relatif
halus, rata dan bersih dari debu atau kerak

b. Pengujian Brinell Palu Poldy

Metode pengujian kekerasan ini dibuat untuk pemakaian praktis dilapangan atau industri. Dengan metode
pengujian ini benda kerja yang hendak diuji kekerasannya tidak perlu dipotong atau dibawa ke laboratorium,
karena peralatan pengujian ini dapat dibawa keluar dari laboratorium. Dengan demikian untuk benda kerja
berukuran besar yang tidak mungkin dibawa ke dalam laboratorium dapat diuji kekerasannya dengan metode
ini

c. Pengujian Vickers

Uji kekerasan vickers menggunakan indentor piramida intan yang pada dasarnya berbentuk bujursangkar.
Besar sudut antar permukaan-permukaan piramida yang saling berhadapan adalah 1360 . Nilai ini dipilih
karena mendekati sebagian besar nilai perbandingan yang diinginkan antara diameter lekukan dan diameter
bola penumbuk pada uji kekerasan brinell (Dieter, 1987).
Pengujian Kekerasan adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical properties) dari
suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya untuk material yang
dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan (frictional force) dan deformasi plastis.
Deformasi plastis sendiri suatu keadaan dari suatu material ketika material tersebut
diberikan gaya maka struktur mikro dari material tersebut sudah tidak bisa kembali ke bentuk
asal artinya material tersebut tidak dapat kembali ke bentuknya semula. Lebih ringkasnya
kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk menahan beban identasi
atau penetrasi (penekanan).

Mengapa diperlukan pengujian kekerasan?

Di dalam aplikasi manufaktur, material dilakukan pengujian dengan dua pertimbangan yaitu
untuk mengetahui karakteristik suatu material baru dan melihat mutu untuk memastikan
suatu material memiliki spesifikasi kualitas tertentu.

KAPAN WAKTU DILAKUKAN NYA PENGUJIAN KEKERASAN


BAHAN
HASIL YANG DIPEROLEH DALAM PENGUJIAN KEKERASAN

Dari uji microhardness yang disajikan dalam bentuk kurva dapat diketahui
bahwasanya kekerasan paduan biodegradable material meningkat bersamaan dengan
meningkatnya lamanya waktu holding sintering dengan perhitungan toleransi eror
menggunakan standar deviasi. Hal ini secara toritis terjadi karena densitas akan semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya waktu holding sintering.
PerpataPengelasan titik dilakukan dengan menggunakan mesin las titik TECNA-
5000 dengan cara melakukan beberapa kali percobaan pengelasan untuk mengetahui
kekuatan geser hasil las pada pengelasan titik jarak (x) yang berbeda-beda yaitu : x1 =
20 mm, x2 =30 mm, x3 = 40 mm. Dengan menggunakan analisis Sidik Ragam Faktorial
3x3 dengan 3 kali pengulangan untuk setiap percobaan data yang diperoleh guna
mengetahui pengaruh jarak titik las (x) dan lama pengelasan (t) terhadap kekuatan
geser maximum yang mampu didukung oleh perkakas hasil pengujian geser las titik.

DIMENSI UKURAN SPECIMEN


Langkah-langkah dalam pengujian kekerasan adalah sebagai berikut:
I. Menentukan dan menandai titik-titik pada nugget yang akan di uji kekerasannya
II. Meletakkan spesimen ( nugget) pada holder.
III. Memulai pengujian kekerasan vickers.
a) Mengamati titik-titik yang akan di indentasi menggunakan mikroskop dan setting meja uji dengan
tuas penggeser agar titik-titik indentasi berada dalam area dua garis ukur.
b) Mengganti lensa okuler dengan indentor.
c) Memilih beban dan waktu indentasi yang dikehendaki dengan menekan tombol load dan time
d) Melakukan indentasi dengan menekan tombol start dan menunggu sampai tampak nilai diagonal
indentasi pada layar.
e) Mengganti indentor dengan lensa okuler dan mengamati apakah jejak indentasi mengalami
cacat bentuk atau tidak. Jika terdapat cacat jejak seperti concavity atau convexity, maka
kembali ke langkah (I) dengan lokasi indentasi yang berbeda.
IV. Mencatat hasil pengujian yang berupa diagonal indentasi rata-rata
V. Menghitung nilai kekerasan dari data diagonal indentasi rata-rata menggunakan rumus.
VI. Mencatat nilai kekerasan vickers pada data sheet yang disediakan. Data sheet nilai kekerasan
vickers bahan tercantum pada lampiran

TAHAPAN PENGUJIAN KEKERASAN


BAHAN

Anda mungkin juga menyukai