Anda di halaman 1dari 9

KUIS BESAR 2

MATERIAL TEKNIK DAN PROSES MANUFAKTUR

UJI KEKERASAN BRINELL

DISUSUN OLEH:

CENDY GUNAWAN - 412010001

ELVAN KENNY YUMANA - 412010002

JESSICA WIJAYA - 411710019

KRISTIANA YOLANDA F. - 411710020

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS MA CHUNG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumber daya alam saat ini sangatlah beraneka ragam dan melimpah.
Sehingga seiring dengan berjalannya waktu manusia memanfaatkannya untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Banyak barang yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup dengan menggunakan barang-barang keras seperti besi,
allumunium, baja dan lain-lain.
Namun untuk membuat barang yang berbeda-beda atau menggunakannya
tersebut dibutuhkan juga tingkat kekerasan yang tepat untuk dapat dibentuk atau
bahkan untuk menguji alat tersebut masih layak digunakan atau tidak. Hasil dari
pengujian tersebut kemudian akan membantu kita dalam memutuskan apakah
benda tersebut merupakan meterial yang ulet atau getas.
Dalam laporan ini, kami akan membahas mengenai pengujian dengan
menggunakan brinell. Pengujian brinell ini merupakan salah satu pengujian yang
paling sering digunakan. Pengujian brinell yang paling sering digunakan yaitu
brinell hardness tester caranya dengan melakukan penekanan tertentu kepada
benda uji dengan benda tertentu lalu mengukurnya berdasarkan bekas penekanan
yang terbentuk. Hasil kekerasan tersebut tidak dapat dilakukan dalam mendesain
suatu konstruksi. Sehingga untuk lebih mengetahui mengenai pengujian brinell ini
akan dijelaskan pada bab berikutnya.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu pengujian brinell ?
b. Apa kelebihan dan kekurangan pengujian brinell ?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu pengujian brinell.
b. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan pengujian brinell.
BAB II

LANDASAN TEORI

Uji kekerasan merupakan pengujian yang paling efektif untuk menguji


kekerasan dari suatu material. Dengan dilakukannya pengujian ini akan dapat
dengan mudah mengetahui gambaran sifat mekanis dari suatu material tersebut.
Meskipun pengukuran hanya dilakukan pada suatu titik, atau daerah tertentu
saja, nilai kekerasan cukup valid untuk menyatakan kekuatan suatu material.
Dengan melakukan uji keras, material dapat dengan mudah di golongkan sebagai
material ulet atau getas. Uji kekerasan bermanfaat untuk mengetahui kemampuan
material terhadap pembebanan dalam perubahan yang tetap. Benda uji akan
mengalami deformasi ketika gaya pembebanan tertentu diberikan pada benda uji.
Penguji akan dapat menganalisis besarnya tingkat kekerasan bahan tersebut
melalui besarnya beban yang diberikan terhadap luas bidang yang menerima
pembebanan tersebut.

Pada aplikasi manufaktur, material dilakukan pengujian dengan 2


pertimbangan, yaitu pertama untuk mengetahui karakteristik suatu material baru
dan yang kedua untuk mengetahui mutu atau memastikan material tersebut
memiliki spesifikasi kualitas tertentu. Pengujian kekerasan dengan penekanan
banyak di gunakan pada bidang industri permesinan. Hal ini dikarenakan
prosesnya mudah dan cepat dalam memperoleh angka kekerasan logam.
Pengujian kekerasan dengan penekanan bertujuan untuk mengetahui angka
kekerasan atau tingkat kekerasan logam tersebut. Terdapat 4 macam metode
pengujian kekerasan dengan penekanan, yaitu:

1. Brinell
2. Rockwell
3. Vickers
4. Knoop

Dalam makalah ini, akan difokuskan pada uji kekerasan dengan metode
Brinell.
Metode Brinell merupakan metode pengujian kekerasan dengan penekanan
yang menitik beratkan pada perhitungan kekuatan bahan terhadap setiap daya luas
penampang bidang yang menerima pembebanan tersebut. Pada metode brinell
identor berbentuk bola ditekan kepermukaan benda uji dan diameter hasil
penekanan diukur setelah identor dipindahkan dari benda uji. Pengujian kekerasan
dengan metode brinell ini bertujuan untuk menentukan kekerasan suatu material
dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja (identor) yang ditekankan.
Pada permukaan material uji tersebut (speciment). Idealnya, pengujian brinell
diperuntukan bagi material yang memiliki kekerasan sampai 400 HB.

Identor atau bola kecil untuk pengujian terbuat dari baja, dimana
pemakaiannya tergantung kepada kekerasan benda yang akan diuji. Diameter
identor tersebut bervariasi yaitu 1,25 mm, 2,5 mm, 5 mm dan 10 mm. Hal tersebut
akan digunakan sesuai kebutuhan pengujian.

Dalam melakukan uji kekerasan dengan penekanan, harus


mempertimbangkan kekuatan dari benda kerja ketika memilih bahan benda
tersebut. Dengan pertimbangan itu, penguji akan lebih cenderung memilih bahan
benda kerja yang memiliki tingkat kekerasan yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan
karena logam keras dianggap lebih kuat jika dibandingkan dengan logam lunak.
Meskipun demikian, logam keras biasanya cenderung lebih rapuh dan sebaliknya.
BAB III

PEMBAHASAN

Metode uji kekerasan yang diajukan oleh J.A. Brinell pada tahun 1900,
merupakan uji kekerasan lekukan yang pertama kali banyak digunakan serta
disusun pembakuannya (Dieter, 1987). Kekerasan ini disebut kekerasan Brinell,
atau BHN (Brinell Hardness Number). Pengujian kekerasan dengan penekanan
menggunakan metode Brinell, bertujuan untuk menentukan kekerasan dari suatu
material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja atau yang biasa
disebut dengan identor, yang nantinya akan ditekankan pada permukaan material
uji tersebut, yang disebut dengan spesimen. Biasanya, pengujian dengan metode
Brinell digunakan untuk material yang memiliki permukaan yang kasar, dengan
uji kekuatan berkisar 500-3000 kg. Identor tersebut biasanya telah dikeraskan, dan
terbuat dari bahan Karbida Tungsten.

Uji kekerasan Brinell dilakukan dengan penekanan sebuah bola baja yang
sudah di perkeras, biasanya terbuat dari baja krom. Permukaan yang akan dibuat
lekukan harus relatif halus, rata dan bersih dari debu atau kerak. Diameter dari
identor yang telah dijelaskan pada poin di atas adalah 10 mm, dengan waktu
penekanan selama 10-30 menit. Setelah dilakukan proses penekanan, diameter
bekas penekanan akan diukur dengan menggunakan mikroskop. Berikut
merupakan harga kekerasan Brinell (BHN atau HB):

gaya tekan P
BHN = =
luas bekas penekanan D−√ D2−d 2
πD .
2
2P
=
πD ( D−√ D2 −d 2 )
Keterangan:

P : beban yang digunakan (kg)

D : diameter bola baja (mm)

d : diameter lekukan (mm)

Gambar 1. Parameter-parameter dasar pada pengujian Brinell (Dieter, 1987)

Jejak penekanan yang relatif besar pada uji kekerasan Brinell memberikan
keuntungan dalam membagikan secara pukul rata tidak keragaman lokal. Di sisi
lain, jejak penekanan yang besar ukurannya, dapat menghalangi pemakaian uji ini
untuk benda uji yang kecil atau tipis, atau pada bagian yang kritis terhadap
tegangan sehingga lekukan yang terjadi dapat menyebabkan kegagalan (failure).
Adapun keuntungan yang dimiliki pengujian Brinell yaitu, bekas tekanan yang
besar kekerasan rata-rata dari bahan yang tidak homogen dapat ditentukan,
misalnya: besi tus, sedangkan kerugian yang dimiliki pengujian Brinell adalah
benda kerja tidak dapat digunakan kembali karena besarnya tekanan pada
material.

Semakin keras logam yang diuji, maka semakin tinggi nilai BHN. Apabila
kita memakai bola baja untuk uji Brinell, biasanya yang terbuat dari baja krom
yang telah disepuh atau cermentite carbide. Bola Brinell ini tidak boleh
berdeformasi sama sekali saat proses penekanan ke permukaan logam uji. Standar
dari bola Brinell yaitu Ø 10 mm atau 0,3937 in, dengan penyimpangan maksimal
0,005 mm atau 0,0002 in. Selain yang telah distandarkan di atas, terdapat juga
bola-bola Brinell dengan diameter lebih kecil (Ø 5 mm, Ø 2,5 mm, Ø 2 mm, Ø
1,25 mm, Ø 1 mm, Ø 0,65 mm) yang juga mempunyai toleransi-toleransi
tersendiri. Misalnya, untuk diameter 1 sampai dengan 3 mm adalah lebih kurang
0,0035 mm, antara 3 sampai dengan 6 mm adalah 0,004 mm, dan antara 6 sampai
dengan 10 mm adalah 0,005 mm. Penggunaannya bergantung pada gaya tekan P
dan jenis logam yang diuji, maka penguji harus dapat memilih diameter bola yang
paling sesuai.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Uji kekerasan Brinell merupakan pengujian kekerasan pada suatu


benda atau material dengan menggunakan metode Brinell yang ditemukan
pada tahun 1900. Pengujian kekerasan ini memiliki tujuan untuk
menentukan kekerasan pada suatu material dan juga kualitas dari material
tersebut. Uji Brinell dilakukan pada benda berpermukaan kasar dengan uji
kekuatan yang berkisar 500-3000kg. Tetapi uji kekerasan Brinell memiliki
keuntungan berupa, Uji kekerasan Brinell lebih cocok digunakan untuk
benda – benda yang memilliki sifat heterogen seperti besi tua. Sedangkan
kekurangna pada uji yaitu dibutuhkan ketelitian saat mengukur diameter
lekukan hasil tekan dan juga bila menggunakan material yang tipis dan
kecil maka akan terjadi kegagalan atau failure.

B. Saran

Selama melakukan uji Brinell sebaiknya tidak menggunakan


material yang memiliki ciri – ciri seperti tipis, kecil dan memiliki lekukan.
Karena dari ciri – ciri dari material tersebut dapat menimbulkan kegagalan
pada saat melakukan uji kekerasan Brinell. Pada saat melakukan uji
Brinell sebaiknya melakukan pengukuran beberapa kali karena dibutuhkan
ketelitian ekstra untuk menghitung diameter hasil uji pada permukaan
material yang telah diuji.
Hgghvg

Anda mungkin juga menyukai