DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS MA CHUNG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
1. Brinell
2. Rockwell
3. Vickers
4. Knoop
Dalam makalah ini, akan difokuskan pada uji kekerasan dengan metode
Brinell.
Metode Brinell merupakan metode pengujian kekerasan dengan penekanan
yang menitik beratkan pada perhitungan kekuatan bahan terhadap setiap daya luas
penampang bidang yang menerima pembebanan tersebut. Pada metode brinell
identor berbentuk bola ditekan kepermukaan benda uji dan diameter hasil
penekanan diukur setelah identor dipindahkan dari benda uji. Pengujian kekerasan
dengan metode brinell ini bertujuan untuk menentukan kekerasan suatu material
dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja (identor) yang ditekankan.
Pada permukaan material uji tersebut (speciment). Idealnya, pengujian brinell
diperuntukan bagi material yang memiliki kekerasan sampai 400 HB.
Identor atau bola kecil untuk pengujian terbuat dari baja, dimana
pemakaiannya tergantung kepada kekerasan benda yang akan diuji. Diameter
identor tersebut bervariasi yaitu 1,25 mm, 2,5 mm, 5 mm dan 10 mm. Hal tersebut
akan digunakan sesuai kebutuhan pengujian.
PEMBAHASAN
Metode uji kekerasan yang diajukan oleh J.A. Brinell pada tahun 1900,
merupakan uji kekerasan lekukan yang pertama kali banyak digunakan serta
disusun pembakuannya (Dieter, 1987). Kekerasan ini disebut kekerasan Brinell,
atau BHN (Brinell Hardness Number). Pengujian kekerasan dengan penekanan
menggunakan metode Brinell, bertujuan untuk menentukan kekerasan dari suatu
material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja atau yang biasa
disebut dengan identor, yang nantinya akan ditekankan pada permukaan material
uji tersebut, yang disebut dengan spesimen. Biasanya, pengujian dengan metode
Brinell digunakan untuk material yang memiliki permukaan yang kasar, dengan
uji kekuatan berkisar 500-3000 kg. Identor tersebut biasanya telah dikeraskan, dan
terbuat dari bahan Karbida Tungsten.
Uji kekerasan Brinell dilakukan dengan penekanan sebuah bola baja yang
sudah di perkeras, biasanya terbuat dari baja krom. Permukaan yang akan dibuat
lekukan harus relatif halus, rata dan bersih dari debu atau kerak. Diameter dari
identor yang telah dijelaskan pada poin di atas adalah 10 mm, dengan waktu
penekanan selama 10-30 menit. Setelah dilakukan proses penekanan, diameter
bekas penekanan akan diukur dengan menggunakan mikroskop. Berikut
merupakan harga kekerasan Brinell (BHN atau HB):
gaya tekan P
BHN = =
luas bekas penekanan D−√ D2−d 2
πD .
2
2P
=
πD ( D−√ D2 −d 2 )
Keterangan:
Jejak penekanan yang relatif besar pada uji kekerasan Brinell memberikan
keuntungan dalam membagikan secara pukul rata tidak keragaman lokal. Di sisi
lain, jejak penekanan yang besar ukurannya, dapat menghalangi pemakaian uji ini
untuk benda uji yang kecil atau tipis, atau pada bagian yang kritis terhadap
tegangan sehingga lekukan yang terjadi dapat menyebabkan kegagalan (failure).
Adapun keuntungan yang dimiliki pengujian Brinell yaitu, bekas tekanan yang
besar kekerasan rata-rata dari bahan yang tidak homogen dapat ditentukan,
misalnya: besi tus, sedangkan kerugian yang dimiliki pengujian Brinell adalah
benda kerja tidak dapat digunakan kembali karena besarnya tekanan pada
material.
Semakin keras logam yang diuji, maka semakin tinggi nilai BHN. Apabila
kita memakai bola baja untuk uji Brinell, biasanya yang terbuat dari baja krom
yang telah disepuh atau cermentite carbide. Bola Brinell ini tidak boleh
berdeformasi sama sekali saat proses penekanan ke permukaan logam uji. Standar
dari bola Brinell yaitu Ø 10 mm atau 0,3937 in, dengan penyimpangan maksimal
0,005 mm atau 0,0002 in. Selain yang telah distandarkan di atas, terdapat juga
bola-bola Brinell dengan diameter lebih kecil (Ø 5 mm, Ø 2,5 mm, Ø 2 mm, Ø
1,25 mm, Ø 1 mm, Ø 0,65 mm) yang juga mempunyai toleransi-toleransi
tersendiri. Misalnya, untuk diameter 1 sampai dengan 3 mm adalah lebih kurang
0,0035 mm, antara 3 sampai dengan 6 mm adalah 0,004 mm, dan antara 6 sampai
dengan 10 mm adalah 0,005 mm. Penggunaannya bergantung pada gaya tekan P
dan jenis logam yang diuji, maka penguji harus dapat memilih diameter bola yang
paling sesuai.
BAB IV
A. Kesimpulan
B. Saran