Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH

Nama : 1. Muh. Roihan Wirayuda (2010813210002)


2. Joy Ferry Jaya Vacius Nadeak (2010813210013)
3. Fighter Dowry Siahaan (2010813210026)
4. Alifia Vera Agustin (2010813220010)
5. Robby Maulana (2010813310011)
6. Indra Setiawan (2010813310016)
7. Siti Raudah (2010813320006)
Kelompok : I (Satu)
Asisten : 1. Nizar Alwi (1810813110003)
2. Muhammad Khalip Ramadan Alrida (1910813210008)
2. M. Khalip Ramadhan Alrida (1910813210008)

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2023
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

BAB III
KLASIFIKASI MASSA BATUAN

3.1. Tujuan Praktikum


Adapun maksud dan tujuan dari praktikum yang dilaksanakan pada bab
ini adalah:

1. Untuk mengetahui kegunaan pengklasifikasian massa batuan pada


sistem tambang bawah tanah.
2. Untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor untuk menentukan sistem
tambang bawah tanah dengan metode pembobotan.
3. Untuk mengetahui dan memahami dari perhitungan metode pembobotan pada
karakteristik massa batuan.
4. Untuk dapat mengaplikasikan hasil perhitungan metode pembobotan
pada terowongan tambang bawah tanah.
3.2. Waktu dan Tempat pelaksanaan
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum pengaruh struktur
terhadap kestabilan lubang bukaan tambang bawah tanah yaitu:
Hari dan Tanggal : Selasa, 11 April 2023
Waktu : 14:00-Selesai
Tempat Pelaksanaan : Depan Laboratorium Teknik Pertambangan Fakultas
Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

3.3. Dasar Teori


Klasifikasi RMR (Rock Mass Rating) merupakan suatu klasifikasi
geomekanik dengan metode empiris dalam menentukan pembobotan dari massa
batuan, yang digunakan untuk mengevaluasi ketahanan massa batuan sebagai
salah satu cara untuk menentukan kemiringan lereng maksimum dengan
memperhatikan 6 parameter yaitu Unconfined Compressive Strength (UCS),
Rock Quality Designation (RQD), spacing of discontinuities, condition of
discontinuities, groundwater condition, orientation of discontinuities (Bieniawski,
1989, dalam Swana, 2012).
3.4. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum klasifikasi


massa batuan yaitu:
1. Simulator Struktur Kekar
Simulator struktur kekar digunakan sebagai media untuk praktek simulasi
pengukuran kekar pada tambang bawah tanah.

*Sumber:Dokumentasi Pribadi, 2023


Gambar 2.1.
Simulator Struktur Kekar

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

2. Kompas Geologi
Kompas geologi digunakan untuk mengukur strike, dip dan dip direction
kekar pada struktur kekar. Selain itu juga untuk mengetahui arah pengukuran.

*Sumber:Dokumentasi Pribadi, 2023


Gambar 2.2.
Kompas Geologi

3. Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur panjang scanline simulator struktur
kekar dan juga untuk mengukur panjang kekar.

*Sumber:Dokumentasi Pribadi, 2023


Gambar 2.3.
Meteran

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

4. Penggaris
Penggaris digunakan untuk mengukur lebar kekar pada struktur kekar.

*Sumber:Dokumentasi Pribadi, 2023


Gambar 2.4.
Penggaris

5. Clipboard
Clipboard digunakan untuk membantu mengukur arah dan kemiringan
kekar.

*Sumber:Dokumentasi Pribadi, 2023


Gambar 2.5.
Clipboard

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

6. Schmidt Hammer
Schmidt hammer digunakan untuk mengetahui kuat tekan dari suatu
batuan.

*Sumber:Dokumentasi Pribadi, 2023


Gambar 2.6.
Schmidt Hammer

7. Sampel Batuan
Sampel batuan digunakan sebagai media yang akan diukur kuat tekannya
dengan Schmidt hammer.

*Sumber:Dokumentasi Pribadi, 2023


Gambar 2.7.
Batu Andesit

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

3.5. Prosedur Kerja


Adapun prosedur dalam pengambilan data kekar pada kegiatan kali ini
adalah sebagai berikut:
a. Bentangkan meteran pada simulator struktur kekarMengukur geometri lubang
bukaan terowongan (span).
b. Hitung dip dan dip direction structure, yang memotong bentang meteran
dengan kompas geologi, dengan cara menaruh clipboard pada kekar, lalu
tempelkan sisi west pada clipboard untuk pengukuran dip. Selanjutnya
tempelkan sisi south pada bidang struktur batuan yang akan diukur, kemudian
masukkan gelembung yang ada pada bull eyes, agar berada disisi tengah,
dengan cara menggeser-geserkan kompas dan menjaga agar sisi south tetap
menempel pada bidang yang diukur. Setelah gelembung berada ditengah
maka baca angka yang ditunjukkan oleh jarum utara/north. Angka tersebut
dapat menunjukkan nilai dari dip direction.
c. Ukur jarak antar kekar yang memotong garis scanline menggunakan
meteran.Tentukan tingkat kekasaran kekar, jarak antar permukaan
kekar (aperture), kemenerusan kekar (persintence), jumlah kekar (λ).

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

3.1. Hasil Pengamatan


Adapun hasil pengamatan yang didapatkan pada praktikum kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Hasil Pengambilan Data Hammer Test
Dari hasil pengukuran menggunakan alat Hammer Test didapat data
seperti berikut ini:
Tabel 3.1
Pengukuran Hammer Test Bijih Besi

No Pos B N/mm2=MPa
(Biji Besi)
1 30 28
2 31 29
3 30 28
4 30 28
5 33 31
6 30,5 27,5
7 32,2 30,2
8 20,2 15
9 19 14
10 19 14
Rata-rata 27,49 23,47 MPa

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

Hasil Pengambilan Data Hammer Test


Dari hasil pengukuran kedudukan kekar dilaksanakan pada simulasi
kekar didapat data seperti berikut ini:
Tabel 3.2
Data Pengamatan Kekar
No. Dip Dip direction Strike Jarak antar Jarak Panjang
kekar (cm) bukaan kekar
kekar (mm) (cm)

1 60⁰ 187⁰ N 97⁰ E 33,8 3 86,4

2 61⁰ 180⁰ N 90⁰ E 21,6 4 100,4

3 82⁰ 182⁰ N 92⁰ E 22,18 3 90,8

4 65⁰ 192⁰ N 102⁰ 19,62 2 84,2


E

5 24⁰ 182⁰ N 92⁰ E 36 5 70,2

6 75⁰ 183⁰ N 93⁰ E 13,8 5 96,2

7 86⁰ 182⁰ N 92⁰ E - 2 90,4

8 39⁰ 185⁰ N 95⁰ E 80,6 3 100,8

9 43⁰ 179⁰ N 89⁰ E 18,6 3 98,6

10 45⁰ 177⁰ N 87⁰ E - 4 92

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

Tabel 3.3
Form Scanline
Lokasi Pengukuran
Parameter
Wall
Arah garis pengukuran N 97⁰ E
Panjang Scanline 2,4 m
Jenis Batuan Bijih Besi
Schmidt Hammer Test 23,47
Jumlah kekar 10
Jumlah pasangan kekar 4
Jarak antar kekar 30,7 cm
Lebar bukaan kekar 3,4 cm
Kondisi Kekasaran bidang kekar Rough
Kekar Panjang kekar 91 cm
Material pengisi kekar None
Tingkat pelapukan kekar None
Rock Quality Designation (RQD) 73,5 %

Keadaan Air Tanah Wet


Arah Orientasi Kekar 182O

*Sumber : Pengolahan Data, 2023

Gambar 3.7
Diagram Roset

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

*Sumber : Pengolahan Data, 2023

Gambar 3.8
Sketsa Scanline

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

3.2. Pengolahan Data


3.7.1. Rock Mass Rating
a. RMR Parameter
Adapun pengolahan data yang didapatkan, ada 3 kekar yang berpotensi
membentuk baji yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.4
Parameter Rock Mass Rating
Measurement
Parameter
Value Rating

Schmidt Hammer Test 23,47 MPa 2

RQD 73,5 % 10

Spacing of discontinuity 340 mm 10

Discontinuity
0,91 m 6
Length

Separation 3,4 mm 1
Discontinuit
y Condition Roughness Rough planar 5

Infilling None 6

Weathering Unweathered 6

Ground water Wet 7

N 97⁰ E/60⁰
Discontinuity Orientation 0
Very Favourable

Total Rating
53
Rock Mass Classes

Meaning of Rock Classes III (Fair Rock)

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

b. Stand-up time RMR


Untuk Penentuan Stand-up time (waktu maksimum terowongan untuk
bertahan tanpa penyangga) setelah dilakukan kegiatan pembukaan lubang
bukaan d dapat diperoleh dari hubungan antara nilai hasil perhitungan RMR dan
lebar span (lubang bukaan tanpa penyangga), dapat dilihat pada grafik berikut :

Gambar 3.9
Grafik hubungan antara span, stand-up time dan RMR
(after Bieniawski, 1989 & 1993)

Dari data yang di dapat dan di masukkan ke dalam grafik untuk stand-up
time RMR dapat disimpulkan lama lubang bukaan bertahan tanpa bantuan
penyangga. Pada lokasi tersebut memiliki lebar maksimum lubang buatan (selt
supported) bukaan sebesar 2,4 m dengan kemampuan untuk bertahan tanpa
adanya bantuan sistem penyanggaan buatan selama lebih dari 2,1 x 103 jam.

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

3.7.2. Q-System
a. Q-System Parameter
Tabel 2.8
Nilai Q System untuk wall

WALL
Parameter Q- System
Nilai Bobot
RQD 73,5 % 73,5

Jumlah Pasangan 4 Pasang kekar 15


Kekar (Jn)

Tingkat Kekasaran
Kekar (Jr) Rough Planar 1,5

Joint Alterasi Tidak ter-alterasi 1

Joint Water Wet 0,66


Reduction (Jw)

Stress Reduction Terdapat satu zona lemah yang terisi


5
Factor dengan material clay

Q= 1,4

b. Stand-up time Q-System wall


Penentuan Stand-up time (waktu maksimum terowongan untuk bertahan
tanpa penyangga) dapat diperoleh dari hubungan antara Maximum Unsuported
Span dan nilai Q,dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Lebar lubang bukaan maksimum yang mampu bertahan tanpa penyangga


(Maximum Unsuported Span) dapat dihitung dalam persamaan berikut:

Maximum Unsuported Span = 2 ESR Q0.4

MaxUS = 2 (1,6)1,4 0.4 = 4,8 m

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

Gambar 3.10
Stand-up time
(A Realistic Approach to Estimate Stand-up time, Rammammurthy T, 2007)

Setelah melakukan pemasukan data max US dan nilai Q. Jadi, menurut


grafik diatas terowongan tersebut mampu bertahan selama 10 x 8 jam dengan
maksimal lubang bukaan yang mampu bertahan tanpa adanya sistem
penyanggaan buatan adalah sebesar 4,4 m

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

Gambar 3.11
Rock classes
(Engineering Rock Mass Clasification, ZT Bieniawski, 1989)

Dari grafik rock classes di atas, kita dapat menentukan rekomendasi


penyanggan yang diperlukan, untuk dapat menentukannya diperlukan nilai Q
yang bisa kita dapatkan dengan menggunakan rumus diatas. Kemudian untuk
Dequivalen nya kita bisa menggunakan rumus
Span atau tinggi
Dequipvalent heading =
ESR
= 2,4/ 1,6 = 1,5
Dari hasil grafik tersebut didapat bahwa dengan Q = 1,4 dan juga Dequivalen
nya bernilai 1,5 maka di dapat hasil bahwa lokasi tersebut termasuk ke dalam
kelas batuan D (poor) tanpa penyangaan.

Kelompok I
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023

3.8. Pembahasan
Pada BAB III Klasifikasi Massa Batuan yang menghasilkan pada saat
mendapatkan pengambilan data, hasil yang di dapatkan pada posisi wall (N 97o
E) dengan panjang span 2,4 M . Pada saat di lapangan yang di ambil adalah
data dip, dip direction, keadaan air tanah, kekasaran kekar dan arah orientasi
kekar. Setelah melakukan pengambilan data kedudukan kekar dilanjutkan
dengan pengukuran hammer test untuk Biji Besi didapat 23,47 MPa dengan titik
pengukuran 10 titik pada Pos B.
Setelah Pengambilan data tersebut masuk ke tahap pengolahan data
untuk mengetahui nilai dari Q – system,RMR, stand-up time untuk klasifikasinya
masing-masing memiliki parameter serta rekomendasi untuk penyanggaan
buatan yang akan dilaksanakan. Pengolahan data ini berpatokan pada tabel
yang telah ada bagi RMR dan Q-system. Nilai yang dihasilkan pada perhitungan
RMR untuk wall adalah 52 yang dimana nilai tersebut termasuk kedalam kategori
fair rock. Untuk wall mampu bertahan selama 3000 jam dengan lubang bukaan
sebesar 2,4 meter sedangkan nilai yang dihasilkan pada perhitungan Q-system
untuk wall adalah 1,4. Untuk wall mampu bertahan selama 800 jam dengan
maksimum lubang bukaan sebesar 4,8 meter.

Kelompok I
DAFTAR PUSTAKA

Bieniawski, Z. T., 1989. Enginering Rock Mass Classifications. John Wiley &
Sons, New York, Chichester, Brisbane, Toronto, Singapore: s.n

NIM

Anda mungkin juga menyukai