PRAKTEK LAPANGAN
Disusun Oleh:
Dr. Ir. Masagus Ahmad Azizi, MT. (NIK. 2507/USAKTI)
Alhamdulillah penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas selesainya revisi penyusunan
modul “Geostruktur Untuk Geoteknik” Edisi ke 2, yang akan digunakan sebagai pedoman
bagi mahasiswa Prodi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi,
Universitas Trisakti dalam melaksanakan Praktek Lapangan di Karasambung.
Latar belakang diusulkannya materi Geostruktur Untuk Geoteknik (GUG) dalam kuliah
praktek lapangan adalah bahwa dalam bidang geoteknik, karakteristik massa batuan
memegang peranan penting dalam memastikan kestabilan lereng penambangan dan/atau
lubang bukaan bawah tanah, sehingga mahasiwa perlu diberikan suatu bekal yang
mencukupi dalam pengambilan data lapangan untuk kebutuhan aplikasi geoteknik
tersebut.
Modul ini berisikan materi umum mengenai deskripsi bidang diskontinyu pada massa
batuan secara kuantitatif. Materi diambil dari beberapa buku geoteknik dan metode yang
disarankan (suggested method) oleh International Society for Rock Mechanics (ISRM).
Untuk materi bagian 4 sebagian besar diperoleh dari kontribusi materi dan diskusi dengan
Bapak Dr.Ir. Bani Nugroho, MT.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih tak berhingga kepada Prodi
Teknik Pertambangan, Koordinator Praktek Lapangan, rekan-rekan sejawat yang telah
memfasilitasi dan membantu dalam penyelesaian modul ini.
Akhir kata semoga modul ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Prodi Teknik
Pertambangan FTKE USAKTI.
Penulis
Halaman
HALAMAN MUKA i
KATA PENGANTAR ii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
PUSTAKA 31
LAMPIRAN
Prodi T. Pertambangan FTKE USAKTI | Modul Geostruktur Untuk Geoteknik Ed.2 iii
BAB I
PENDAHULUAN
Secara garis besar, metode yang digunakan dalam Praktek Lapangan Geostruktur
untuk Geoteknik meliputi :
❑ Praktek Lapangan
Mahasiswa melakukan Praktek pengukuran struktur massa batuan di
lapangan (Karang Sambung), dibantu oleh asisten dan dosen pembimbing.
❑ Kompas
❑ Palu geologi
❑ Pita ukur (5 dan 5 meter)
❑ Clipboard
❑ Formulir Pengisian data pengukuran
❑ Pena/Pinsil
❑ Schmidt hammer (opsi bila ada)
❑ Pisau Lipat
❑ Kamera
❑ Standar kekasaran permukaan batuan (ISRM)
Pemetaan orientasi bidang kekar dilakukan pada suatu singkapan massa batuan
dengan cara mengukur orientasi dalam bentuk kemiringan (dip) dan arah kemiringan (dip
direction) sepanjang suatu garis bentangan tertentu atau scanline (Gambar 2.2).
Prosedur pengukuran arah kemiringan bidang kekar diukur dalam derajat yang
dihitung dari arah utara searah jarum jam, dan dituliskan sebagai angka tiga desimal,
contoh 0100 atau 1050 (0000 – 3600), sedangkan prosedur pengukuran kemiringan bidang
kekar diukur dengan iklinometer yang merupakan bagian kompas, yang dituliskan sebagai
angka dua desimal, contoh 050 atau 550 (000 - 900).
Spasi kekar (J) adalah jarak tegak lurus antara 2 kekar yang berurutan (antar satu
keluarga kekar) sepanjang suatu garis bentangan tertentu. Pengukuran spasi harus
dilakukan di sepanjang garis bentangan (scanline) pada singkapan massa batuan.
Panjang garis bentangan minimum untuk pengukuran jarak kekar sekitar 50 kali
jarak rata-rata kekar yang hendak diukur. Menurut ISRM (1981), panjang ini sekitar 10 kali
tergantung pada tujuan pengukuran.
di = Ji sin α
20
18
16
14
Pembobotan
12
10
8
6
4
2
0
0 400 800 1200 1600 2000
Spasi Kekar (mm)
❑ Pastikan wilayah atau daerah singkapan, jenjang atau lereng yang akan
diobservasi aman dari peluang jatuhan batuan atau longsor atau kegiatan
operasional penambangan.
❑ Membuat garis bentangan (scanline),
✓ Garis mempunyai kemiringan (dip)
✓ Garis bentangan mempunyai ketinggian setinggi mata peneliti
✓ Panjang minimum adalah 10 kali jarak rata-rata kekar
❑ Mengukur variasi orientasi keluarga kekar
✓ Mempunyai kerataan permukaan singkapan massa batuan
✓ Ketersediaan muka singkapan massa batuan yang saling tegak lurus
✓ Pengukuran dilakukan minimum dua kali, maju dan mundur
❑ Mengetahui variasi jenis batuan.
Panjang Kekar
No Tingkat Persistensi Bobot
(m)
1 Sangat rendah <1 6
2 Rendah 1-3 4
3 Menengah 3-10 2
4 Tinggi 10-20 1
5 Sangat Tinggi >20 0
Bukaan
Deskripsi
(mm)
<0,1 Terkunci sangat rapat
0,1 – 0,25 Terkunci rapat Rekahan Tertutup
0,25 – 0,50 Sebagian terbuka
0,50 – 2,50 Terbuka
Rekahan Celah
2,50 – 10 Terbuka Lebar
10-100 Sangat Lebar sekali
100 – 1000 Sangat Lebar sekali Rekahan Terbuka
> 1000 Celah Besar
Tabel 2.4. Indeks Manual Untuk Menilai Kekuatan Batuan (ISRM, 2007)
Perkiraan
Grade Deskripsi Identifikasi Lapangan UCS
(MPa)
Tanah Kohesif
Lempung sangat Dengan mudah dihancurkan dgn
S1 0,025
lunak genggaman tangan
Dengan mudah ditembus dengan
S2 Lempung Lunak 0,025-0,05
jempol
Dengan mudah ditembus dengan
S3 Firm clay 0,05-0,10
jempol dng sedikit tekanan
Dapat ditembus dengan jempol dgn
S4 Lempung kaku 0,10-0,25
tekanan yang besar
S5 Lempung sangat kaku Dapat dilekukkan dengan jempol 0,25-0,50
S6 Lempung Keras Sulit dilekukkan dengan jempol >0,50
Batuan
R0 Batuan Sangat Lemah Dapat dilekukkan dengan jempol 0,25-1,0
Hancur dengan pukulan ujung palu
R1 Batuan Lemah geologi, dapat dikikis dengan pisau 1,0-5,0
lipat
Dapat dikikis dengan pisau lipat
dengan kesulitan, Lekukkan dangkal
R2 Batuan Lemah 5,0-25
dapat dilakukan dengan ujung palu
geologi
Tidak dapat dikikis dengan pisau
lipat, spesimen dapat dihancurkan
R3 Batuan Kuat-Sedang 25-50
dengan satu kali pukulan palu
geologi
Spesimen membutuhkan lebih dari
R4 Batuan Kuat satu kali pukulan untuk 50-100
menghancurkannya
Spesimen membutuhkan banyak
R5 Batuan Sangat Kuat pukulan palu geologi untuk 10-250
menghancurkannya
Batuan Luar Biasa Spesimen hanya dapat dicuil dengan
R6 >250
Kuat palu geologi
Catatan:
Grade S1-S6 digunakan untuk tanah kohesif seperti lempung, lempung serpihan dan
kombinasi serpih dan lempung dengan pasir.
Gambar 2.6. Kondisi luahan air yang terdapat di bidang kekar massa batuan
Bobot Bobot
Deskripsi Deskripsi
Luahan Luahan
Material pengisi sangat terkonsolidasi &
Diskontinuitas sangat rapat &
I I kering, tampak aliran signifikan, tak seperti
kering, air tak mungkin mengalir
karena permeabilitas rendah
Diskontinuitas kering & tak Material pengisi lembab, tapi tak ada air
II II
tampak aliran air bebas
Diskontinuitas kering tapi tampak
Material pengisi basah, terkadang ada
III bukti aliran air, seperti karat, III
tetesan air
kekuning-kuningan
Material pengisi menunjukkan adanya
Diskontinuitas lembab tapi tak
IV IV outwash, aliran menerus & dapat
ada air bebas
menduga l/menit
Material pengisi tercuci habis di beberapa
Diskontinuitas menunjukkan
tempat, dianggap ada aliran air sepanjang
V luahan, terkadang ada tetesan V
celah yang tercuci, dapat diduga l/menit &
air, tapi aliran tak menerus
tekanan rendah, sedang & tinggi
Diskontinuitas menunjukkan Material pengisi tercuci habis, tekanan air
aliran air menerus, bisa diukur sangat tinggi pernah terjadi, khususnya
VI VI
l/menit dan tekanan; rendah, saat pertama dapat diduga l/menit &
sedang & tinggi tekanan
Menurut klasifikasi RMR, makin kering kondisi bidang diskontinuitas, maka semakin tinggi
bobot kualitas massa batuan tersebut.
Bila terdapat konsentrasi kutub yang menunjukkan bahwa di tubuh batuan tersebut
terdapat bidang diskontinuitas tegak/hampir tegak (Gambar 3.10d) dan mempunyai arah
berlawanan dengan kemiringan lereng, maka kemungkinan longsoran yang terjadi adalah
robohan (toppling).
a. Kampus
Mengikuti penjelasan/kuliah yang diberikan oleh dosen penanggungjawab acara,
agar menyepakati persepsi yang sama, pengertian dan pemahaman terhadap
kegiatan ini sejak dari mulai persiapan, pelaksanaan hingga pembuatan laporan.
b. Lapangan
Mengawasi pelaksanaan kerja mahasiswa, serta memberikan bimbingan secara
akademis (cara penggunaan alat, pengamatan singkapan dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan Praktek Lapangan Geostruktur untuk Geoteknik).
4.1.3.1. Kewajiban
4.1.3.2. Hak
Stasiun Gambir
Stasiun Kebumen
Praktek Lapangan
4.1.4. Mahasiswa
Kampus
Lapangan
❑ Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri atas 10-
15 orang, yang pembagiannya diatur sedemikian rupa sehingga setiap acara
kegiatan anggota kelompok selalu berubah juga.
❑ Pembagian kelompok ini dilakukan oleh asisten mahasiswa dengan persetujuan
dosen mata kuliah atau penanggung jawab acara.
❑ Setiap asisten mempunyai tanggung jawab 1-2 kelompok, sehingga jika
terdapat masalah atau kendala, mahasiswa dapat bertanya kepada asisten.
Jika asisten memperoleh masalah atau kendala, maka dapat berkonsultasi
dengan dosen pembimbing lapangan dan/atau dosen mata kuliah.
❑ Perubahan kelompok pada setiap acara lapangan dimaksudkan untuk melatih
mahasiswa agar dapat bekerja sama dengan semua temannya, tanpa harus
memilih-milih teman. Selain itu melatih mahasiswa untuk dapat mengatur
kelompk masing-masing dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya.
❑ Dasar pembagian kelompok dapat bersifat teknis maupun non teknis, antara
lain dari kemampuan masing-masing pribadi mahasiswa, prinsip kesetaraan
gender dan sebagainya sehingga akhir dari acara praktek lapangan ini akan
membuat mahasiswa menjadi semakin kompak dan dapat saling pengertian
serta meningkatkan kerjasama antar sesama.
❑ Lokasi yang dijadikan obyek penelitian akan ditentukan terlebih dahulu dan
dibagi menjadi beberapa lokasi pengamatan. Agar pelaksanaannya menjadi
lebih efektif dan efisien, maka proses pengamatan ini tidak dilakukan secara
bersamaan pada suatu lokasi yang sama oleh semua mahasiswa. Kelompok
mahasiswa disebar ke semua lokasi dan dalam waktu yang sudah ditentukan
untuk setiap lokasi, dilakukan rotasi secara bergantian sehingga semua
kelompok akan mendapatkan lokasi pengamatan yang sama.
❑ Asisten mahasiswa masing-masing bertanggungjawab terhadap beberapa
kelompok mahasiswa, membimbing pelaksanaan kerja dari kelompoknya.
Selain itu membantu secara teknis pelaksanaan kerja acara ini sehingga
keseluruhan acara dapat berjalan dengan lancar dan tertib.
❑ Dosen pembimbing lapangan bertugas untuk melakukan pembimbingan yang
lebih bersifat akademis, ilmiah dan filosofis, sehingga mahasiswa mempunyai
pengertian dan memahami praktek lapangan, serta manfaat acara untuk bekal
pengetahuan.
4.2.2.1. Kampus
Kuliah pembekalan Geostruktur untuk Geoteknik yang diselenggarakan di Kampus
A Universitas Trisakti, Gedung D, Lantai 3, Jl. Kyai Tapa No.1, Grogol, Jakarta Barat.
4.2.3. Penilaian
1. Bieniawski, Z.T., 1989, Engineering Rock Mass Classifications, John Wiley & Sons.
2. ISRM Turkish National Group, 2007, The Complet ISRM Suggested Methods for Rock
Characterization, Testing & Monitoring:1974-2006, Turkey.
3. Made Astawa Rai, S. Kramadibrata, R. Wattimena, 2011, TA 3111 Mekanika Batuan
(Catatan Kuliah), Penerbit ITB, Bandung.
4. Sugiyanto, 2000, Penggunaan Stereonet untuk Analisis Kemantapan Lereng Batuan,
Buletin Geologi Tata Lingkungan, Vol.11 No.4, Maret 2000, 167-172.
5. Wyllie, D.C., Mah C.W., 2005, Rock Slope Engineering (Civil & Mining), 4th edition,
Based on 3rd edition by E Hoek and J Bray, Spon Press (Taylor & Francis Group).
Kondisi kekar
Kemenerusan
No kekar
Kekasaran
JS (m)
Kekuatan
Bukaan
bidang
Laluan
DD
Isian
D
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Kekasaran Bukaan
sk : sangat kasar cd : Bidang diskontinyu tertutup
ks : kasar fd : Bidang diskontinyu terisi
ss : stepped slickensided od : Bidang diskontinyu terbuka
pr : planar rough
ps : planar smooth Isian
pss : planar slickensided geo : width, wall strength
ur : undulating rough Fillty : weathering grade
us : undulating smooth Fillsth : filling strength manual index
uss : undulating slickensided Seepage : water content
Halaman Depan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Bab 1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud & Tujuan Kegiatan
1.3. Manfaat Kegiatan
Pustaka
Lampiran
Kondisi kekar
Kelompok Kekar
Kemenerusan (m)
DD (N......0 E)
Dip (Derajat)
Bukaan (mm)
No kekar
Kekasaran
Pelapukan
JS (m)
Isian
R
Luahan
mm Deskr
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Me : Mengalir
Halaman Depan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Bab 1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud & Tujuan Kegiatan
1.3. Manfaat Kegiatan
Pustaka
Lampiran