UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
LAPORAN
OLEH :
ERNIATY TANDIPADANG
D061191092
GOWA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Geologi Teknik adalah ilmu yang mempelajari atau mengkaji gejala geologi
bangunan.
Beberapa kajian yang penting untuk geologi teknik, antara lain, Erosi
profil pelapukan tanah residu, deskripsi dan klasifikasi tanah, dan peta geologi
teknik dan skala peta (1:5.000 s/d 1:200.000) Ruangl ingkup kajian geologi teknik
geomorfologi.
lampiran) Dalam mempelajari aspek kekuatan batuan, dikenal istilah RQD (rock
berdasarkan kerapatan kekar. Oleh karena itu, Praktikum ini dilaksanakan karena
RQD sangat penting untuk digunakan dalam pembobotan massa batuan (Rock Mass
Rating, RMR) dan pembobotan massa lereng (Slope Mass Rating, SMR).
Perhitungan RQD biasa didapat dari perhitungan langsung dari singkapan batuan
yang mengalami retakan-retakan (baik lapisan batuan maupun kekar atau sesar).
RQD serta peranan dalam ilmu geologi. Adapun tujuan dari praktikum ini sebagai
berikut:
mengenai kualitas batuan berdasarkan hasil coring batuan yang memenuhi standar
dalam konstruksi bangunan teknik serta meminimalisir resiko yang akan timbul
dalam pembangunan.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
1. Sampel coring
2. Jas lab
3. Pita meter
4. Atk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dikembangkan pada tahun 1964 oleh Deere. Metode ini didasarkan pada
Dalam hal ini, inti terambil yang lunak atau tidak keras tidak perlu dihitung
walaupun mempunyai panjang lebih dari 10 cm. Diameter inti optimal yaitu
47.5mm. Nilai RQD ini dapat pula dipakai untuk memperkirakan penyanggaan
terowongan. Saan ini RQD sebagai parameter standar dalam pemerian inti
pemboran dan merupakan salah satu parameter dalam penentuan klasifikasi massa
potongan inti utuh yang melebihi 100 mm (4 in) dan dibagi dengan panjang inti.
batuan yang mengalami retakan - retakan (baik lapisan batuan maupun kekar atau
scan – line (kekar/meter). Makin besar nilai RQD, maka frekuensi retakannya
(RQD)
perhitungan dengan gambar disajikan dalam SNI 03-2436. b. Korelasi asli RQD
(Deere dan Deere, 1989, pada Gambar 2) c. Inti pipa kawat yang menggunakan NQ,
HQ, dan PQ dapat juga diterima Ukuran BQ dan BX lebihkecil tidak dapat
dan kehilangan inti.Pengukuran panjang potongan inti potongan inti yang sama
dapat diukur dengan tiga cara,yaitu sepanjang garis sumbu, dari ujung ke ujung,
atau sepanjang potongan laras lingkaran penuh. Pengukuran Panjang Inti dengan
Penentuan RQD). Prosedur yang dianjurkan adalah mengukur panjang inti
sepasang garis sumbu. Lihat acua The Internasioanl Society forRock Mechanics
Menghasilkan RQD standar yang tidak bergantung pada diameter inti dan
inti yang tidak keras dan tidak kuat, sebaiknya tidak diperhitungkan untuk RQD,
meskipun memenuhi syarat panjang 100 mm (3,94 in). Persyaratan kekuatan dapat
sudah cukup atau belum,biasanya harus dilakukan untuk mendapat persetujuan atau
Dua macam prosedur yang dapat digunakan untuk menilai kekuatan batuan
atau butiran lemah). Prosedur ini bersifat konservatif dan meragukan penilaian
kualitas batuan.
persentase total RQD nya dengan tanda bintang (RQD*) karena persyaratan
kekuatan belum terpenuhi. Metode RQD dapat memberikan beberapa indikasi
kekuatan.
Walaupun metode penghitungan dengan RQD ini sangat mudah dan cepat,
akan tetapi metode ini tidak memperhitung factor orientasi bidang diskontinu,
material pengisi, dll, sehingga metode ini kurang dapat menggambarkan keadaan
logs tersedia. Tata cara untuk menghitung RQD menurut Deere diilustrasikan
pada Gambar 2.1. Selama pengukuran panjang core pieces, pengukuran harus
dilakukan sepanjang garis tengahnya. Inti bor (core) yang pecah/retak akibat
bagian yang utuh. Ketika ada keraguan apakah pecahan/retakan diakibatkan oleh
ektivitas pengeboran atau terjadi secara alami, pecahan itu bisa dimasukkan
kedalam bagian yang terjadi secara alami. Semua pecahan/retakan yang bukan
terjadi secara alami tidak diperhitungkan pada perhitungan panjang inti bor
Berdasarkan pengalaman Deere, semua ukuran inti bor (core) dan teknik
menyebabkan inti bor (core) pecah (Deere D. U. and Deere D.W., 1988).
yang lebih dari 1,5 m. CNI mengusulkan nialai RQD diperoleh dari persentase
total panjang inti bor utuh yang lebih dari 2 kali diameter inti (core) terhadap
Dalam menghitung nilai RQD, metode tidak langsung digunakan apabila core
logs tidak tersedia. Beberapa metode perhitungan RQD metode tidak
Palmstrom (1982)
Hubungan antara RQD dan Jv dapat dilihat pada Grafik 2.1 di bawah ini.
tahapan persiapan, tahapan praktikum, dan tahapan pengolahan data yang mana
untuk praktikum, dan asistensi acara serta membawa alat bahan. Tugas
pendahuluan mencakupi soal dari materi-materi yang terkait pada asistensi acara
yang akan dipraktikumkan. Melakukan studi pustaka untuk mencari literatur yang
tepat sebelum praktikum dimulai. Dengan pemberian soal-soal singkat yang terkait
dengan acara yang akan dipraktikumkan dengan batas waktu yang bertujuan untuk
Tahapan ini meliputi persiapan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
Tahapan ini meliputi pembuatan laporan dan asistensi. Hasil deskripsi sampel
oleh praktikan kemudian akan diasistensikan bersama asisten yang kemudian akan
Tahap ini merupakan tahap akhir dari kegiatan praktikum yang memuat
semua data saat praktikum, dan haasil pengolahan data secara sistematik. Selama
TAHAP PENDAHULUAN
TAHAP PRAKTIKUM
- Responsi tertulis
- Deskripsi core box
LAPORAN PRAKTIKUM
RQD
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
berdasarkan dari data yang telah diamati, dengan hasil sebagai berikut
Section
Dept Core
Rocktype Symbol Deskripsi Pemerian RQD
(Cm) Recovery
Litologi
(sedang)
(14-230) sampel
coring memiliki
warna segar putih,
dan warna lapuk
coklat, tingkat
2 85,8 % 90 %
pelapukan sedang
(baik)
230-238 loss core
238-300 sampel
coring memiliki
warna segar putih,
dan warna lapuk
coklat, tingkat
pelapukan sedang
(sedang)
410-440 sampel
coring memiliki
warna segar putih,
dan warna lapuk
coklat, tingkat
pelapukan tinggi,
broken core
440 – 500 sampel
coring memiliki
warna segar putih,
dan warna lapuk
coklat, tingkat
pelapukan lemah
4.2 Pembahasan
Data didapatkan dari hasil interpretasi inti pemboran melalui foto. Akibat
dari keterbatasan itu, maka data yang bisa diperoleh hanyalah panjang inti
pemboran yang berhasil setiap melakukan pengeboran, total panjang inti pemboran
yang memiliki panjang lebih besar atau sama dengan 10 cm, dan melakukan
interpretasi rekahan yang ada pada inti pemboran. Dari data-data tersebut, maka
dapat diperoleh nilai TCR atau Total Core Recovery, RQD atau Rock Quality
Designation yang kemudian dari data RQD maka dapat dilakukan pengklasifikasian
Nilai RQD yang ditentukan tiap inti pemboran yang diperoleh dari setiap
proses pengeboran selanjutnya dapat menentukan klasifikasi batuan. Selain itu nilai
RQD yang diperoleh juga akan menjadi salah satu parameter penting dalam.
yaitu
Tabel 4.2 Klasifikasi RQD (Deere dkk., 1967)
Klasifikasi Batuan Nilai RQD
Jelek 25-50%
Cukup 50-75%
Baik 75-90%
Berdasarkan nilai RQD yang ada pada tabel data yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka batuan yang diperoleh dari inti pemboran memiliki tingkat
keragaman kualitas batuan yang sangat bervariasi, yaitu bernilai sedang hingga
baik. Perbedaan klasifikasi batuan pada inti pemboran tersebut akan sangat
dipengaruhi oleh intensitas rekahan. Rekahan yang terbentuk secara alami (bukan
karena proses pengeboran) dapat mengurangi nilai parameter “total panjang inti
pemboran > 10 cm” sehingga nilai RQD yang ada pada inti pemboran yang
memiliki intensitas rekahan yang relative lebih tinggi akan bernilai jelek.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Tetap mematuhi protokol Kesehatan pada saat praktikum dan tetap menjaga
Geoteknik Dan Geomekanik Oleh: Prof. Dr. H. R.Febri Hirnawan, Ir., Zufialdi
Zakaria, Ir., Mt,Universita Spadjajaran, Bandung, Indonesia
Kurnia. 2005. Petujuk Teknis Analisis Kimia Tanah. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian: Bogor.
Sukandi. 2010. Kajian Sifat Fisik Tanah. Jurnal Pertanian MAPETA UPN: Jawa
Timur. Halaman 144.