Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

STACKING PENGOLAHAN DATA SEISMIK

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Memenuhi Mata Kuliah Di


PT.PERTAMINA UTC

OLEH :
DEDI HARIYANTO
NIM. 08121002003

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya proposal kerja praktek ini dapat dibuat untuk melengkapi persyaratan
kurikulum di jurusan Fisika Fakulas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sriwijaya yang akan dilaksanakan di PT. PERTAMINA UTC.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal kerja praktek ini masih
banyak terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna yang disebabkan oleh keterbatasan

pengetahuan yang dimiliki oleh penulis.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
bantuan berupa saran dan kritik yang sifatnya membantu dan membangun dalam
menyelesaikan kerja praktek ini.
Selanjutnya penulis sangat berharap agar kiranya proposal kerja praktek ini dapat
diterima oleh pihak instansi terkait dan tak lupa penulis mengucapkan terima kasih atas
izin serta kesempatan yang akan diberikan oleh instansi kepada penulis.

Inderalaya,

Desember 2014

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sebagai salah satu metode dalam geofisika, metode seismik banyak digunakan
dalam eksplorasi, terutama untuk eksplorasi hidrokarbon. Salah satu keunggulan dari
metode ini dibandingkan dengan metode geofisika lainnya adalah dari segi tingkat
akurasi, resolusi dan penetrasinya yang lebih tinggi.Dewasa ini metode seismik sangat
berkembang pesat disertai dengan teknologi tinggi dalam hal akuisisi, pemrosesan data
sampai dengan interpretasi data seismik.Salah satu kelebihan dari metode seismik
adalah kita bisa mendapatkan data hasil pengolahan (processing) yang bersifat lebih
akurat. Terkadang dalam pengukuran lapisan seismik di bawah permukaan bumi kita
memperoleh data hasil rekaman yang berkualitas kurang baik. Kualitas rekaman seismik
tersebut umumnya disebabkan oleh tingginya perbandingan antar sinyal refleksi
terhadap sinyal noise (S/N). Sinyal noise yaitu perbandingan antara banyaknya sinyal

refleksi yang direkam dengan tingkat noise-nyayang berkaitan dengan waktu tempuh
atau travel time-nya..
Prinsip dari metode seismik adalah dengan menembakkan sumber gelombang
dari suatu titik tertentu di muka bumi. Karena material bumi yang bersifat elastis maka
gelombang tersebut merambat ke segala arah di bawah permukaan. Dalam
penjalarannya gelombang seismik tersebut akan mengalami pemantulan(refleksi),
pembiasan (refraksi) dan hamburan (defraksi). Secara umum tahapan dalam seismik
yaitu :
1. Akusisi Data Seismik
Akuisisi data seismik merupakan kegiatan untuk memperoleh data seismik dari
lapangan yang disurvei. Akuisisi data merupakan bagian pertama dari suatu kegiatan
eksplorasi. Adapun persiapan awal yang harus dilakukan untuk bagian ini adalah kita
harus menentukan parameter parameter lapangan apa saja yang cocok dari suatu
daerah yang hendak disurvei.
Penentuan parameter ini sangat penting karena akan berpengaruh dalam
menentukan kualitas data yang akan diperoleh. Tujuan dari penentuan parameter
lapangan ini adalah untuk menetapkan parameter awal dalam suatu rancangan survei
(akuisisi data) yang dipilih sehingga dalam pelaksanaan akan diperoleh informasi target
selengkap mungkin dengan tingkat noise serendah mungkin.
2. Pengolahan Data Seismik
Pengolahan data seismik adalah suatu kegiatan untuk mengolah data rekaman
dari hasil akuisisi yang didapatkan di lapangan. Data seismik yang direkam dalam pita
magnetik di lapangan akan diproses di pusat pengolahan data seismik untuk
menghasilkan penampang seismik dengan S/N (signal to noise ratio) yang baik tanpa
mengubah bentuk kenampakan-kenampakan refleksi, sehingga dapat diinterpretasikan
keadaan dan bentuk dari perlapisan di bawah permukaan bumi seperti apa adanya.
Dengan demikian pengolahan data seismik merupakan pekerjaan untuk meredam noise
dan memperkuat sinyal.
3. Interpretasi Data Seismik
Interpretasi data seismik

merupakan

bagian

yang

bertujuan

untuk

mentransformasikan profil seismik refleksi stack menjadi suatu struktur yang kontinu
secara lateral dari subsurface.Interpretasi data seismik secara geologi merupakan tujuan
dan produk akhir dari pekerjaan seismik yang menentukan atau memperkirakan arti
geologis data-data seismik. Sering interpretasi juga termasuk reduksi data, pemilihan
event-event tertentu di lokalisasi reflector atau target yang akan dicari. Dari hasil

interpretasi ini kemudian diuji dengan data-data yang lain. Adapun tujuan khusus dari
interpretasi data seismik antara lain :
1. Pemetaan struktur-struktur geologi.
Adapun tujuan dari pemetaan ini adalah untuk memperoleh profil geologi dan
kedalaman horizon serta gangguan di bawah permukaaan bumi
2. Analisis Sekuen Seismik
Tujuan utama dari analisis sekuen seismik adalah :
Mengidentifikasi batas-batas sekuen pada data seismik
Menentukan sekuen pengendapan dalam waktu
Menganalisis fluktuasi muka air laut
3. Analisis Fasies Seismik
Umumnya sekuen seismik dapat juga digunakan untuk menyelidiki karakteristik
refleksi di dalam suatu sekuen, yang berhubungan dengan seismik fasies. Tidak
hanya waktu sekuen sendimentasi yang diperoleh namun jugamemungkinkan untuk
mengambil

kesimpulan

yang

dapat

menggambarkan

tentang

lingkungan

pengendapannya. Tujuan interpretasi seismik dalam eksplorasi minyak dan gas bumi
adalah untuk menentukan tempat-tempat terakumulasinya (struktur jebakan-jebakan)
minyak dan gas. Minyak dan gas akan terakumulasi pada suatu tempat jika
memenuhi tiga syarat, yaitu:
a. Adanya batuan sumber (source rock), adalah lapisan-lapisan batuan yang
merupakan tempat terbentuknya minyak dan gas
b. Batuan reservoir yaitu batuan yang permeabel tempat terakumulasinya minyak
dan gas bumi setelah bermigrasi dari batuan sumber.
c. Batuan penutup (cap rock), adalah batuan yang impermeabel yang menyebabkan
minyak yang sudah
tertahan di

terakumulasi dalam batuan

dalamnya dan tidak

reservoir

akan

tetap

bermigrasi ke tempat yang lain.

I.2. Maksud dan Tujuan


1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori dan konsep-konsep yang didapat
dibangku perkuliahan ke dalam kasus sebenarnya.
2. Mahasiwa dapat mengetahui pola kerja dan perilaku pekerja profesional di
lapangan, dengan harapan dapat memiliki pengalaman dan belajar dari
pengetahuan tersebut.
3. Mahasiswa dapat diberikan wawasan dan pengalaman bekerja terhadap bidang
yang bersangkutan.
4. Mahasiswa bisa memenuhi salah satu mata kuliah wajib kelompok bidang ilmu
(KBI) Geofisika jurusan Fisika Universitas Sriwijaya.

5. Mahasiswa dapat mengetahui serta memecahkan masalah dalam melakukan


prosesing data seismik.
I.3. Ruang Lingkup Kerja Praktek
Penelitian Kerja Praktek ini ini mencakup seluruh kegiatan stracking data
seismik dari mulai raw data (data yang direkam pada Fieldtape) hingga proses
migrasi, sehingga terbentuknya penampang seismik.

BAB II
DASAR TEORI
STRACKING
Stacking adalah proses menjumlahkan tras-tras seismik dalam satu CDP setelah koreksi
NMO (Normal Move Out). Proses stacking memberikan keuntungan untuk
mengingkatkan rasio signal terhadap noise (S/N ratio).

Gambar diatas menunjukkan prinsip koreksi NMO, hiperbola refleksi di-adjust


dengan menggunakan model kecepatan (kecepatan rms atau kecepatan stacking)
sehingga berbentuk lapisan horizontal, selajutnya tras-tras NMO dijumlahkan
(stacking).
Terdapat empat langkah utama dalam pengolahan data seismik, yaitu :
1. Geometri
2.

Dekonvolusi

3.

Stacking

4.

Migrasi
Geometri merupakan dasar awal dalam pengolahan data seismik. Dekonvolusi
bekerja
sepanjang
sumbu
waktu,
merupakan
proses
mengembalikan
bentuk waveletsumber dari rekaman trace seismik hingga mendekati wavelet dan
karenanya dapat meningkatkan resolusi temporal. Stacking adalah proses kompresi data
seismik dalam sumbu offset dengan mereduksi data seismik dalam bidang midpointtime data seismik keseismic section dengan zero offset, hasilnya adalah stack section.
Akhirnya, migrasi biasanya diaplikasikan pada data terstack (diasumsikan
sebagai section zero offset). Migrasi merupakan proses pemindahan even/refleksi miring
ke posisi subsurface sebenarnya dan menghilangkan efek difraksi (Ozdogan Y, 1987).
2.1 Reformatting

Input raw data yang dihasilkan pada saat akuisisi data seismik dapat disimpan
dalam pita magnetik dengan karakteristik sesuai kebutuhan. Peningkatan teknologi
eksplorasi geofisika juga mengakibatkan meningkatnya teknologi instrument yang
digunakan pada survey seismik. Jenis-jenis format berdasarkan susunan komponen data,
dapat dibagi menjadi :
1.
Format data multiplex : SEG-A, SEG-B, SEG-C, SEG-D
2.
Format data demultiplex : SEG-D 80 xx, SEG-Y
Data yang digunakan dalam pengolahan ini adalah data 2D yang sudah dalam
bentuk format SEG-Y, sehingga tidak perlu lagi demultiplex. Tetapi, di dalam software
Geovecteur, format data tersebut harus diubah terlebih dahullu ke dalam format data
intern Geovecteur yang berekstensi .*dat. Hanya saja file .*dat ini hanya bisa dibuka
dengan menggunakan software Geovectuer.
Job reformatting di dalam software Geovecteur dikenal juga dengan job SEGIN
* SEGIN
++
RL4004,SI4,LFI1,LSI1,GAIN0
* LISTE SL
==
2,22,17
Keterangan :
RL = panjang trace dalam ms
SI = sample interval dalam ms
LFI = memanggil LIBRI FI
LSI = memanggil LIBRI SI
GAIN0 = data tidak dikalikan dengan 2**MP (MP adalah koefisien yang terdapat
padatape).
LISTE SL = menyatakan bahwa trace ke 2,22, dan 17 tidak diproses.
Input dari raw data tersebut dimasukkan sebagai input segin dengan perintah LIBRI SI :
* LIBRI SI 01 CREW1006406,
P100000,F1,STG2
Keterangan :

CREW1006406 = nomor crew dan harus ditulis sebelum penulisan parameter. Nomor
survey maksimum 7 digit.
F1 = File1 untuk format CGG, header yang available adalah header 3.
STG2 = jika format file yang digunakan berasal dari rekaman sesungguhnya dengan
tanpa control word.
Untuk merubah format data SEG-Y menjadi format data CGG dapat digunakan perintah
LIBRI FI:
* LIBRI FI 01 SEGY,FOR3
Keterangan :
SEGY = format data dalam SEGY
FOR3 = untuk mengupdate format data dari SEGY menjadi format CGG (3 = IBM
32bit floating point )
Sedangkan untuk proses outputnya, digunakan perintah LIBRI BD :
* LIBRI BD 01
(H400999)(RW),STG
Keterangan :
H400999 = nama file output
STG = menandakan data ditulis dan dibaca dari disk
RW = data ditulis di awal

2.2 Geometri
Geometri merupakan salah satu faktor penting di dalam pengolahan data
seismik.Pada dasarnya, geometri bertujuan untuk mencocokkan antara file
number (terdapat diobserver report) dengan file record yang ada pada data seismik yang
direkam dalam 1shot (dalam pita magnetik atau media penyimpanan yang lain).
Satu shot direkam dengan satu file number sendiri. Data seismik dilengkapi dengan
nomor shot dan
nomor
geophone-geophone
yang
mendapatkan source dari
nomor shot tersebut. Pada beberapasoftware pengolahan data, CDP gather (Common
Depth Point gather) dan shot gather termasuk dalam sub proses geometri, yang pada
hakekatnya berusaha menghubungkan besaran-besaran di permukaan dengan besaranbesaran di bawah permukaan.
Parameter yang digunakan dalam data seimik marine 2D di wilayah X yaitu :
Grup Interval = 228 feet = 69.5 m ~ 70 m
SP Interval = 230 feet = 70 m
Near Offset = 468 feet = 142.6 m --> = 2.03 grups
Parameter-parameter tersebut kemudian dimasukkan pada modul geometri dengan jobs
sebagai berikut :

* LIBRI

GE 01

* DIAGR GE
* LIBRI HB 01

* DAGEN RP

XS70.00, XM35.00$
(PS1-PS10000)=(X1)$
(PT450-PT500,I1)=(X1000.03,I1)$
(PT450-PT500,I1)=T24(24-1,I1)$
(PT450-PT500,I1)=(PS976,PAS1)$
LGE1,LHB1,GD,PAS30
1
2 GEOMETRY LINE-01
8 TRAINEE
EA RL100

Keterangan:
XS = jarak antar receiver adalah 70 meter
XM = jarak antar CDP adalah 35 meter (1/2 dari grup interval)
(PS1-PS10000) = (X1)$ berarti shot point terkecil dengan shot point terbesar
memiliki increment sama dengan 1.
(PT450-PT500,I1) = (X1000.03,I1)$ berarti pada shot point 450 sampai 500 memiliki
posisi stasiun di x=1000.03 dengan increment sebesar 1.
(PT450-PT500,I1) = T24(24-1,I1)$
(PT450-PT500,I1) = (PS976,PAS1)$ berarti jarak x terjauh terhadap shot
pointpetama sebesar 976 meter dan memiliki increment sebesar 1. Untuk penulisan
perintah ini tidak dapat menggunakan angka desimal dan semua perintah LIBRI GE
harus diakhiri dengan $.
2.3 Preprocessing
Preprocessing adalah tahapan pengkoreksian awal sebelum data seismik diolah
menuju tahapan selanjutnya. Hal ini dilakukan karena data seismik yang diperoleh dari
lapangan masih memungkinkan adanya trace yang rusak dan noise yang tinggi.
Pengerjaan preprocessing akan memberikan dampak pada proses selanjutnya. Tahapan
preprocessing meliputi trace editing dan muting, koreksi statik, filtering dan
dekonvolusi.Contoh jobsnya adalah sebagai berikut :
* LIBRI MU 1
TAP 100,WORD2
( 1-9999)=M 127X 280,M 322X 560,M 693X 770,M 1312X 1890
* LIBRI CN 03
B(06,10,30,40),(W2000-W4000),SI4
* SDICO FW == ++ LVI01,BNMO
* BSORT
== 16 SORT=ONE4,TWO20,NT1000000,
PACK32,NTRMEM2500,PROCS=YB16
* DECSC
== 07 NCDP2000,NSP1000,NGP2000,NT30000,XRM1400,
NOFS8,TIR24,YB7,
TRITA,LAR160,(W300-W1500,IQ84,F1001),

* FANMO

== ++

* FILTR
* DYNQU
* WUNET

==

* PLOTX

(W1000-W2000,IQ84,F1001),
(W1500-W3500,IQ84,F1001),
LMU1,NOMUTE,
LVI01,FMAX84,LMU2

EQ LCN3
EQ A4
L250,W0-W1800,L1000
A4
FILE=local:/stage8/WALIO/TRAINEE/+
FILE=VELAN999.cst,F2
A4
ECH100,PAS12,AG,G3,LS0,DG,PLOTTER=BW24,
HBCT100,EP500,1000,NOCRD,NT10000,
HISTORY,BTANNOT,LTP1,
TOP,(PREP STACK LINE DITTA)

Keterangan :
LIBRI MU
= digunakan untuk mendefinisikan trace muting.
LIBRI CN = digunakan untuk mendefinisikan filter. Filter yang digunakan adalah Band
Pass Filter, yaitu amplitudo sama dengan nol untuk frekuensi lebih kecil dari 6 Hz,
amplitudo konstan dan maksimum antara frekuensi 10-30 Hz dengan interval sampling
4 ms.
INPTR = salah satu format trace input dalam Geocluster.
SDICO FW = digunakan untuk koreksi spherical divergence. BNMO mengindikasikan
bahawa data tidak dikoreksi NMO.
BSORT = digunakan untuk mensortir data seismik dalam domain CDP gather.
TRITA = digunakan untuk dekonvolusi.
DECSC = digunakan untuk dekonvolusi surface consistent. NCDP adalah jumlah
CDP maksimum. NSP adalah jumlah shot point. NGP adalah maksimum posisireceiver.
NT adalah jumlah dari input trace. W adalah window, IQ adalah posisi dari tengah
operator. Jika IQ tidak dimasukkan, data yang digunakan berasal dari dasar laut. F1001
adalah faktor batas dari efisiensi dekonvolusi.
FANMO = hiperbolik, non hiperbolik atau linear move out.
FILTR = digunakan untuk memfilter frekuensi yang diinginkan.
DYNQU = digunakan untuk mengangkat/memperkuat amplitudo yang diinginkan.
Dalam kasus ini amplitudo yang diperkuat yaitu untuk kedalaman 250 sampai 1000
meter dengan window 0-1800 (ekualisasi trace).
WUNET = digunakan untuk menyatakan format output (dalam *.cst).
PLOTX = digunakan untuk memplot hasil keluaran dengan skala vertikal 100
(ECH100), skala horisontal 12 (PAS12), tipe plot AG, Gain sebesar 3 (G3), No bias
(LS0), arah plot DG, time labelling sebesar 100 (HBCT100).
2.4 Brute Stack

Pada tahapan brute stack bertujuan untuk melihat kualitas penampang seismik
yang telah diproses sebelum dan sesudah proses analisa kecepatan, walaupun pada saat
sebelum adanya analisa kecepatan tersebut. Jobs yang digunakan adalah :
* MUTAN
* MUTES

RB

==
==

++
++

LVI01,ANGMIN0.0,ANGMAX40.0
LMU2

Keterangan :
MUTAN RB = Proses muting terhadap sudut datang. RB = muting dilakukan dengan
metode ray bending.
MUTES = Proses muting terhadap trace.
2.5 Analisa Kecepatan 1
Penggunaan analisa kecepatan merupakan hal yang penting dalam pengolahan
data seismik, karena dengan analisa kecepatan akan diperoleh nilai kecepatan yang
cukup akurat untuk menentukan kedalaman, ketebalan serta kemiringan dari suatu
reflektor.Pada proses analisa kecepatan, akan dipilih kecepatan yang tepat untuk
digunakan pada tahap selanjutnya. Tujuan dari pemilihan kecepatan tersebut adalah
untuk menentukan harga kecepatan yanng konstan yang akan digunakan untuk
NMO, stack, migrasi serta konversi waktu terhadap kedalaman. Modul yang digunakan
adalah modul VESPA :
* VESTA CV EE

VV LMU56,XRM1760,LVI1,NM3,NMU7,PAS25,L500,
IMOT4=1,(950-1100,I5,G3),
XSCA10,LU-15,LV15,IL1,B5,VLAW8,
VINC6,A0.5,YMX80,NEX1,LR,
V1400,V1500,V1550,V1600,V1660,V1720,V1790,
V1860,V1940,V2020,V2110,V2200,V2300,V2420,
V2550,V2700,V2880,V3080,V3280,V3500,V3740,
V4000,V4300,V4500,V4900,V5100,V5500,V6000,B5

Keterangan:
VESPA CV = digunakan untuk menyatakan modul dari analisa kecepatan dengan
menghasilkan data velcom untuk kemuian di picking velocity pada data seismik.
2.6 Residual Statik 1
Koreksi statik residual untuk tiap trace adalah selisih waktu antara nol dan nilai
puncak dari korelasi silang (crosscorelation) antara trace dalam sau koreksi kelompok
CDP gather dengan beberapa tetangganya. Contoh jobsnya adalah sebagai berikut :
* SATAN

==

++

YMX80,TIR48,NPMR48,NPT550,NRCV600,NT12,
NBF70,COEF16,MAX32,GRD12,

VERS,PAS10,GD,NUL10,
(950-1000)=P-80,80,W500-W2000,
(1001-1050)=P-80,70,W500-W1800,
Keterangan :
SATAN = digunakan untuk melakukan koreksi residual statik.
2.7 Analisa Kecepatan 2
Analisa kecepatan kedua digunakan pertimbangan dari hasil yang sudah
distack(Stack kecepatan 1). Stack sendiri dilakukan dengan modul stack. Contoh job
yang digunakan adalah sebagai berikut:
* VESPA
VV
==
VV
LVI02,LMU56,LCN01,VINC6,A2.3,GD,PAS10,
XRM1760,YMX80,NM3,NMU7,VLAW8,
L500,INC1,IMOT4=1,(950-1050,I5,G3),B5,
Keterangan :
VESPA VV = digunakan untuk menghasilkan data velcom yang akan digunakan untuk
mempicking velocity pada data seismik, hanya saja pada velocity analysis yang kedua
ini menggunakan hasil velocity analysis yang pertama sebagai referensi.
2.8 Residual Statik 2
Dari analisa kecepatan 2, dilakukan koreksi statik 2 untuk memperoleh hasil
yang lebih baik. Contoh jobsnya adalah sebagai berikut :
* SATAN

==

++

YMX80,TIR48,NPMR48,NPT550,NRCV600,NT12,
NBF70,COEF16,MAX32,GRD12,
VERS,PAS10,GD,NUL10,
(950-1000)=P-80,80,W500-W2000,
(1001-1050)=P-80,70,W500-W1800,

Keterangan :
SATAN = digunakan untuk melakukan koreksi residual statik dengan menggunakan
hasil residual statik yang pertama.

2.9 Stack Setelah Residual Statik 2


Sebelum proses migrasi sebagai tahap akhir dari pengolahan
data processing pada KP ini, perlu dilakukan job residual statik 2 karena setelah
menentukan kecepatan dan residual statik yang digunakan maka kecepatan statik ini
yang digunakan sebelum proses migrasi, karena pada saat job preprocessing belum
dilakukan.
* HISTA

==

++

LST01

* STACK
==
07
LAND,B7
Keterangan :
HISTA = untuk aplikasi statik.
STACK = untuk men-stack trace. LAND berarti nilai dari MOD 15 (17 sampai 32
bit) dituliskan pada MOD 2. B7 berarti terjadi pengulangan post processing sebanyak 7
kali.
Pengolahan data seismik bertujuan untuk mendapatkan gambaran struktur
geologi bawah permukaan yang mendekati struktur yang sebenarnya. Hal ini dapat
dicapai apabila rasio antara sinyal seismik dengan sinyal gangguan (S/N ratio) cukup
tinggi. Karena proses pengolahan data akan mempengaruhi seseorang interpreter dalam
melakukan interpretasi, maka diperlukan proses pengolahan data yang baik, tepat dan
akurat.
Komponen dari rekaman data seismik adalah berupa sinyal dan noise. Tujuan dari
pemrosesan data seismik adalah menghasilkan penampang seismik dengan S/N (signal
to noise ratio) yang baik tanpa mengubah bentuk kenampakan-kenampakan refleksi,
sehingga dapat diinterpretasikan keadaan dan bentuk dari perlapisan di bawah
permukaan bumi seperti apa
adanya.
Field
tapes
Input
Tujuan utama pemrosesan data seismik menurut VAN DER KRUK (2001) adalah:
1. Untuk meningkatkan signal to noise ratio (S/N).
2. Untuk memperoleh resolusi yang lebih tinggi dengan mengadaptasikan bentuk
Demultiplex

gelombang sinyal.
3. Mengisolasi sinyal-sinyal yang diinginkan (mengisolasi sinyal refleksi dari multiple
dan gelombang-gelombang
permukaan) .
Gain Recovery
4. Untuk memperoleh gambaran yang realistik dengan koreksi geometri.
5. Untuk memperoleh informasi-informasi mengenai bawah permukaan (kecepatan,
reflektivitas, dll).

Editing & Muting

Di bawah ini merupakan diagram yang menunjukan tahapan-tahapan dari kegiatan


Koreksi
Statik secara umum.
processing atau pengolahan
data seismik

Dekonvolusi

Paramemeter Dekonvolusi

Kecepatan

Analisis Kecepatan

Velocty plots
Veloctypanels
Velocty along line

Mute specs

Koreksi Dinamik / NMO

Staking

Filtering

Input velocity

Migrasi

Migrated section

Gambar2.1Tahapan pengolahan data seismik secara umum


10. Migrasi
Migrasi adalah suatu proses untuk memindahkan kedudukan reflektor pada posisi
dan waktu pantul yang sebenarnya berdasarkan lintasan gelombang. Hal ini disebabkan
karena

penampang

seismik

hasil

stack

belum

mencerminkan

kedudukan

yangsebenarnya, karena rekaman normal incident belum tentu tegak lurus terhadap
bidang permukaan, terutama untuk bidang reflektor yang miring. Selain itu, migrasi
juga dapat menghilangkan pengaruh difraksi gelombang yang muncul akibat adanya
struktur-struktur tertentu (patahan, lipatan) (Gambar 2.5).

Gambar 2.5. Penampang seismik: (a) sebelum migrasi; (b) setelah migrasi
BAB III
RENCANA KERJA PRAKTEK
III.1. Bidang Studi
Bidang studi yang akan dipelajari dalam kerja praktek ini meliputi
PENGOLAHAN DATA SEISMIK

dengan menggunakan fasilitas yang telah disediakan

perusahaan.
III.2. Metodologi Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat berupa:

STACKING

data-data Literatur.
jurnal, makalah dan laporan (penelitian) terdahulu.
data seismik

data geologi, dan


data-data lain yang berkaitan dalam prosesing data seismic

III.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kerja praktek ini diharapkan dapat terlaksana pada :
Tanggal : 1 Januari 2015 31 Januari 2015
Tempat : PT. Pertamina UTC
Jadwal kegiatan adalah sebagai berikut :
No.
1.
2.
3.
4.

Jenis Kegiatan
1

Minggu ke 2
3

Orientasi dan Pengenalan


Studi kepustakaan
Praktek lapangan dan pelatihan
Penyelesaian Laporan

BABIV
PENUTUP
Demikianlah proposal kerja praktek ini dibuat sebagai bahan pertimbangan
Bapak untuk menerima kami dalam melaksanakan kerja praktek di PT. Pertamina UTC.
Semoga pihak perusahaan dapat mengarahkan serta membimbing kami dalam
melaksanakan kerja praktek ini. Atas perhatian Bapak kami ucapkan terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA
Kruk, Van Der, 2001, Reflection Seismic 1, Zurich : Institute fur Geophysik ETH.
Sanny, T.A, 2004, Panduan Kuliah Lapangan Geofisika Metode Seismik Refleks,
Bandung : Institute Teknologi Bandung.
Sutopo, 2014, Modul Praktikum Seismik Eksplorasi, Inderalaya: Universitas Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai