Anda di halaman 1dari 15

MATERI

“SPESIFIKASI SEISMIC
DESIGN”
KELOMPOK T3
KELAS E & F

NAMA KELOMPOK
JULIADI FATHURRAHMAN (416110028)
ABDUL MUHID (416110060)
WAHYUDIN (418110141)
IDUL ARDIANSYAH (418110161)
SPESIFIKASI SEISMIC DESIGN
A.Pengertian
Gelombang seismik adalah rambatan energi yang disebabkan karena adanya gangguan di
dalam kerak bumi, misalnya adanya patahan atau adanya ledakan. Energi ini akan
merambat ke seluruh bagian bumi dan dapat terekam oleh seismometer.
Efek yang ditimbulkan oleh adanya gelombang seismik dari gangguan alami (seperti:
pergerakan lempeng (tektonik), bergeraknya patahan, aktivitas gunung api (vulkanik), dsb)
adalah apa yang kita kenal sebagai fenomena gempa bumi.
Eksplorasi seismik adalah istilah yang dipakai di dalam bidang geofisika untuk
menerangkan aktivitas pencarian sumber daya alam dan mineral yang ada di bawah
permukaan bumi dengan menggunakan gelombang seismik. Hasil rekaman yang
diperoleh dari survei ini disebut dengan seismogram yang kemudian diproses menjadi
penampang seismik. Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode
seismik banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan
struktur di bawah permukaan bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-
jebakan hidrokarbon berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya. Konsep
metode ini berasal dari seismologi global
B. METODE SEISMIK
Metode seismik adalah salah satu metode eksplorasi yang didasarkan pada pengukuran
respon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam tanah dan kemudian
direleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas-batas
batuan. Sumber seismik umumnya adalah palu godam (sledgehammer) yang
dihantamkan pada pelat besi di atas tanah, benda bermassa besar yang dijatuhkan atau
ledakan dinamit. Respons yang tertangkap dari tanah diukur dengan sensor yang disebut
geofon, yang mengukur pergerakan bumi.

C. MACAM METODE SEISMIK


Terdapat dua macam metode dasar seismik yang sering digunakan, yaitu seismik refraksi
dan seismik refleksi.

1. SEISMIK REFRAKSI (Bias)


Seperti namanya yaitu seismik refraksi yang berarti bias, metoda seismik refraksi
adalah mengukur gelombang datang yang dibiaskan sepanjang formasi geologi di
bawah permukaan tanah. Seismik refraksi digunakan berdasarkan waktu jalar dari
getaran medium/tanah yang dibangkitkan oleh sebuah sumber pada jarak yang
bervariasi. Data yang direkam terdiri dari deretan data fungsi waktu dan kedalaman.
kemudian data tersebut diinterpretasi untuk menentukan kedalaman bidang
batas di bawah permukaan dan kecepatan penjalaran gelombang masing-
masing lapisan. Peristiwa refraksi umumnya terjadi pada muka air tanah dan
bagian paling atas formasi bantalan batuan cadas. Grafik waktu datang
gelombang pertama seismik pada masing-masing geofon memberikan
informasi mengenai kedalaman dan lokasi dari horizon-horizon geologi ini.
Informasi ini kemudian digambarkan dalam suatu penampang silang untuk
menunjukkan kedalaman dari muka air tanah dan lapisan pertama dari
bantalan batuan cadas.

2. SEISMIK REFLEKSI (Pantul)


Metode seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls suara
untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi,
dan kembali ke permukaan tanah pada suatu geophone. Analisis yang
dipergunakan dapat disamakan dengan echo sounding pada teknologi bawah
air, kapal, dan sisitem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak
dari benuk dan amplitudo gelombang pantul yang direkam. Metode seismik
refleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi perminyakan,
penetuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah.
Seismic refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang dari batas-
batas formasi geologi.
Perbandingan Seismik Refraksi dan Refleksi

REFRAKSI REFLEKSI
Keunggulan Keunggulan
• Pengamatan Refraksi membutuhkan lokasi sumber dan • Seismik Refleksi menggunakan offset yang lebih kecil
penerima yang kecil, sehingga relatif murah dalam • Dapat bekerja bagaimanapun perubahan kecepatan sebagai
pengambilan datanya fungsi kedalaman
• Processing lebih simple • Interpretasi berupa lapisan dan struktur yang lebih kompleks
• Pengembangan model untuk interpretasi tidak terlalu sulit • Merekam dan menggunakan semua medan gelombang yang
karena lingkup lokasi cukup kecil terekam
• Model bawah permukaan dapat tergambar secara langsung
dari data terukur

Kelemahan
Kelemahan
• Biaya akuisisi lebih mahal karena lokasi sumber dan
• Dalam pengukuran regional butuh offset yang lebih lebar penerima yang cukup lebar untuk menghasilkan citra yang
• Hanya bekerja jika kecepatan gelombang meningkat baik
sebagai fungsi kedalaman • Processing lebih sulit
• Interpretasi dalam bentuk lapisan- lapisan • Interpretasi dibutuhkan orang yang benar-benar mengerti dan
• Hanya mengunakan waktu tiba sebagai fungsi jarak cukup ahli karena pengetahuan terhadap base harus kuat,
(offset) dan diperlukan beberapa -asumsi model yang kompleks.
• Model yang dibuat di desain untuk menghasilkan waktu
jalar yang teramati
Kelebihan dan Kelemahan Metode Seismik

KELEBIHAN KELEMAHAN

• Dapat mendeteksi variasi baik lateral • Banyaknya data yang dikumpulkan dalam
maupun kedalaman dalam parameter fisis sebuah survey akan sangat besar jika di
yang relevan, yaitu kecepatan seismik inginkan data yang baik
• Dapat menghasilkan citra kenampakan • Perolehan data sangat mahal baik akuisisi dan
struktur di bawah permukaan logistik dibandingkan dengan metode geofisika
• Dapat dipergunakan untuk membatasi lainnya
kenampakan stratigrafi dan beberapa • Reduksi dan processing membutuhkan banyak
kenampakan pengendapan waktu dan ahli yang banyak

Berdasarkan kelemahan dan kelebihannya, metode seismik sangat baik digunakan jika dapat
diperkirakan bahwa terdapat kontras kecepatan pada target yang diinginkan. Namun mengingat
bahwa suatu survey harus mempertimbangkan keunggulan metode juga harus
mempertimbangkan sisi ekonomisnya. Maka pemilihan metode-metode yang cocok dari "segi
ekonomis" dan target menjadi sangat penting.
KRITERIA DESAIN SEISMIK BERDASARKAN
PERATURAN GEMPA SNI-1726-2012
Para pakar gempa nasionalmelalui BSN akhirnya mengeluarkan peraturan gempa yang baru merevisi
peraturan gempa 2002. Peraturan gempa terbaru ini sudah mengikuti konsep perencanaan baru yang
digunakan oleh ASCE7-10. Selain itu, peraturan baru ini dilengkapi dengan peta gempa terbaru yang
dikembangkan oleh tim revisi peta gempa Indonesia. Konsep baru ini sebenarnya sudah diperkenalkan sejak
tahun 2005 dalam ASCE7-05. Namun, untuk mengadopsi konsep baru ini Indonesia masih harus menyusun
revisi peta gempa dengan menggunakan data dan perkembangan teknologi terkini.
Konsep SNI 2002 secara filosofi mengacu kepada konsep perencanaan gempa di UBC 97. Sedangkan SNI
2012 mengacu kepada konsep perencanaan gempa ASCE7-10.Pada SNI 2002, gempa rencana yang
ditetapkan yaitu sebagai gempa dengan kemungkinan terlewati (Probability of Exeedance, PE) besarannya
selama umur struktur tersebut 50 tahun adalah 10% (gempa dengan periode ulang sekitar 500 tahun). Peta
gempa yang digunakan adalah hasil riset gabungan antara Universitas (ITB, Firmansyah dan Irsyam) , PU,
Pusat Penelitian Geologi Kertapati dan Konsultan (Shah dan Boen, 1996). Dalam peta tersebut, Indonesia
dikategorikan menjadi 6 zona dan kondisi tanah dibedakan menjadi tiga jenis yaitu tanah keras, sedang dan
lunak.
Seiring dengan berjalannya waktu, terjadi gempa-gempa besar yang besarannya di luar lingkup peta gempa 2002,
seperti gempa Aceh 2004 (Mw 9.0-9.3), gempa Nias 2005 (Mw 8.7) dan Yogyakarta 2006 (Mw 6.3). Selain itu,
walaupun penggunaan gempa 500 tahunan memberikan peluang yang seragam terjadinya gempa tersebut, namun
hal itu tidak memberikan peluang keruntuhan struktur yang seragam. Hal ini disebabkan tingkat laju perubahan gempa
yang terjadi terhadap peluang terjadinya gempa rencana berbeda di setiap tempat.
Untuk memperoleh peluang keruntuhan strukur yang seragam terhadap gempa rencana, dipergunakanlah suatu
parameter yang disebut MCER (Maximum Considered Earthquake, Risk Targeted). MCE adalah suatu gempa
maksimum yang terjadi di suatu wilayah dengan mempertimbangkan seismisitas dari wilayah tersebut dan
disesuaikan dengan target resiko. Selanjutnya, berdasarkan rekomendasi NEHRP, keruntuhan struktur yang
didesain sesuai peraturan dianggap terjadi saat gaya gempa dengan faktor 1,5 dari gempa rencana terjadi.
Sehingga gempa maksimum MCER dikalikan dengan 1/1.5 (2/3) untuk mendapatkan gempa rencana. Dari
penjelasan tersebut, maka perencanaan ketahanan struktur terhadap gempa dalam SNI 2012 adalah
perencanaan berdasarkan post-elastic energy dissipation.
Resiko gempa maksimum MCER diambilsebagai gempa dengan periode ulang sekitar 2500 tahun atauekuivalen
dengan gempa yang kemungkinan terlewati besarannya selama umur sruktur tersebut 50 tahun adalah 2%.
Walaupun gempa yang lebih besar dari ini mungkin saja terjadi, namun pengambilan nilai gempa yang yang lebih
besar dianggap tidak ekonomis.Untuk mendapatkan peta MCER di Indonesia, para peneliti sudah memulai
usaha sejak tahun 2006. Pada tahun 2009 dibentuk tim revisi peta gempa Indonesia yang terdiri para ahli
seismologi, geologi, geoteknik, tomografi. Dibantu juga oleh USGS, Australia dan New Zaeland akhirnya pada
tahun 2010 PU mengeluarkan peta gempa 2010. Namun peta gempa baru ini tidak bisa digunakan dengan SNI
2002 karena memiliki konsep yang berbeda sehingga masih jarang digunakan oleh praktisi. Revisi peraturan
gempa baru dikeluarkan dua tahun tahun kemudianyaitu dengan diterbitkannya peraturan gempa terbaru SNI-
1726-2012.
Parameter Gempa dan
Respon Spektrum
Dalam SNI 2002 besarnya gempa ini (MCER, risk targeted,
maximum considered earthquake) dinyatakan dalam
besaran Ss dan S1 di tanah kelas tanah B (rock). Ss adalah
parameter percepatan respon spektral MCE pada periode
pendek dengan redaman 5%. S1 adalah paremater
percepatan respon spektral MCE pada periode 1 detik
dengan redaman 5%. Karena Ss dan S1 ini adalah
parameter pada kelas tanah B, maka Ss dan S1 perlu
dimodifikasi dengan dikalikan dengan faktor Fa dan Fv
sesuai dengan kelas tanahnya menjadi SMS dan SM1.
Kemudian sebagai besaran desain, SMS dan SM1 dikalikan
dengan 2/3 sehingga diperoleh nilai SDS dan SD1. Berikut
Respon Spektrum (Sa) ini repon spektrum Sa di SNI 2012.
Perbandingan Respon Spektrum SNI 2012 dan SNI
2002
Perbandingan RDalam tulisan
singkat ini dicoba dibandingkan
respon spektrum yang dihasilkan
oleh SNI 2012 dengan respon
spektrum SNI 2002. Dipilih dua
lokasi yaitu koordinat Monas di
Jakarta dan koordinat Universitas
Andalas di Padang. Jakarta
berdasarkan SNI 2002 masuk ke
wilayah zona 3 dan Padang masuk
dalam wilayah zona 5. Your Picture Here And Send To Back
Diasumsikan kelas site yaitu kelas
D atau masuk kriteria tanah
sedang di SNI 2002. Berikut ini
respon spektrum di dua wilayah
tersebut:espon Spektrum SNI
2012 dan SNI 2002
SNI 2012 dan SNI 2002
Infographic Style

Your Picture Here

Respon Spketrum untuk Wilayah Padang, titik di Universitas Andalas

Dari grafik diatas, percepatan maksimum rencana untuk wilayah


Jakarta naik dari 0.55g menjadi 0.57g (3%) dan untuk wilayah
Padang naik dari 0.83g menjadi 0.97g (17%).
Faktor Keutamaan (I) dan Kategori Resiko
Kategori resiko berdasarkan SNI 2012 dibagi menjadi empat yaitu kategori resiko I, II, III dan IV. Nilai
faktor keutamaan untuk kategori resiko I dan II adalah 1,0 kategori III 1.25 dan kategori IV 1.5.
Deskripsi untuk setiap kategori dapat dilihat pada tabel 1 SNI 2012.

Kategori Desain Seismik


Kategori desain seismik baru diperkenalkan di SNI 2012. Kategori desain sesimik dibagimenjadi
enam yaitu kategori desain seismik A, B, C, D, E dan F. Kategori desain seismik ditentukan oleh
kategori resiko struktur yang ditinjau (I-IV) dan nilai paramater gempa dari situs dimana struktur atau
bangunan tersebut akan dibangun (SDS dan SD1). Kategori desain seismik ini akan menentukan tipe
struktur apa yang dapat digunakan yang nantinya berpengaruh pada nilai R (Koefision Modifikasi
Respon) dan pendetailan dari desain struktur tersebut.

Bahaya (Hazard) Geologi dan Investigasi Geoteknik

Untuk kategori desain seismik C, D, E dan F diharuskan untuk dilakukan investigasi geoteknik yang
meliputi analisis stabilitas lereng, lukuefaksi, penurunan total dan beda penurunan, dan perpindahan
permukaan akibat patahan.
Khusus untuk kategori desain seismik D, E dan F investigasi geoteknik harus mencakup gaya seismik
dinamik tanah dan potensi likuefaksi. Untuk menghitung potensi likuefaksi digunakan PGAM (Peak
Ground Accelecation, terkoreksi untuk kelas situs). PGAM didapat dengan mengalikan nilai PGA
dengan FPGA, yaitu suatu faktor untuk menyesuaikJan PGA dengan kelas situs. PGA adalah MCR
rata-rata geometrik (Maximum Considered Earthquake, geometric mean) yang didapat dari peta PGA
di SNI 2012.Dalam ASCE7-05, PGA untuk analisis likuefaksi dapat digunakan nilai Ss/2.5.
KATEGORI DESAIN SEISMIK WILAYAH KOTA PANGKAL PINANG
BERDASARKAN SNI 1726;2012 DENGAN MENGGUNAKAN PETA
HAZARD GEMPA INDONESIA 2010
.
Kategori Desain Seismik menggambarkan Tingkat Resiko Kegempaan yang digunakan sebagai dasar
untuk pemilihan Struktur Rangka Pemikul Momen yang akan digunakan dalam pelaksanaan desain
struktur yang menggunakan SNI 2847;2013. KDS dalam SNI 1726;2012, diklasifikasikan kedalam tiga
tingkatan secara berturut-turut yaitu; Rendah (KDS A dan B), Menengah (KDS C) dan Tinggi (KDS D, E
dan F). Klasifikasi KDS ditentukan berdasarkan nilai-nilai SDS dan SD1 yang merupakan parameter
respon spektral percepatan disain pada periode pendek dan periode 1detik. Nilai SDS dan SD1 ini
ditentukan kondisi kepadatan tanah (lunak, sedang atau keras) pada wilayah yang ditinjau. Dari hasil
analisa yang dilakukan dengan menggunakan data pada Peta Hazard Gempa 2010 dengan mengunakan
aplikasi desain spektra pada situs http://puskim.pu.go.id didapatkan nilai SDS untuk tanah luak, sedang
dan keras secara berturut-turut nilainya 0,096; 0,061; 0,046 dan SD1 0,179; 0,123; 0,087, sehingga dapat
disimpulkan bahwa wilayah kota Pangkal Pinang termasuk wilayah dengan tingkat resiko kegempaan
menegah yaitu KDS C, yang mana dalam melakukan perencanaan struktur disarankan menggunakan
Struktur Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) atau Khusus (SRPMK) yang mengacu pada SNI
2847;2013.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai