(NAMA)
(NIM)
PENDAHULUAN
Dalam merancang suatu produk baru, kita harus mengetahui karakteristik dari
bahan yang akan digunakan dan sesuai dengan model serta kekuatan dari produk yang
akan dibuat. Karena kehandalan suatu produk salah satunya ditentukan oleh sifat dari
bahan yang digunakan. Bahan penentu utama kekuatan suatu produk adalah kekuatan dari
bahannya disamping bentuk dan cara memproduksinya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pemilihan bahan dan karakteristik
optimum, harga, pengadaan dan mengubahnya dalam desain yang aman. Untuk dapat
menentukan teknologi pengolahannya, kita harus dapat memilih bahan yang memenuhi
persyaratan khusus seperti kekuatan, kekerasan, struktur material dan sebagainya.
Sifat-sifat suatu bahan dapat diketahui dengan melakukan suatu pengujian
terhadap bahan-bahan tersebut. Pengujian yang dilakukan ditujukan untuk mengetahui
berbagai sifat fisis dan sifat mekanis suatu material. Berdasarkan sifat-sifat tersebut juga
kemudian akan dimungkinkan untuk menentukan jenis suatu bahan yang tidak diketahui
sebelumnya. Pengujian pada bahan yang akan dilakukan antara lain:
1. Uji Densitas
2. Uji Kekerasan
3. Uji Heat Treatment
4. Uji Tarik
5. Uji Mikrografi
A. TOPIK
Uji Densitas (Density Test)
B. TUJUAN
1. Melakukan percobaan density test
2. Menentukan massa dan volum material uji
3. Membuat kesimpulan sementara terhadap jenis material uji berdasarkan hasil
pengujian
C. TEORI
Densitas (ρ) suatu bahan merupakan perbandingan antara massa bahan dengan
volume bahan yang sedang diuji. Pengujian densitas material dilakukan dengan
mengukur massa dengan menggunakan timbangan dan dilanjutkan dengan mengukur
volume berdasarkan pertambahan volume air pada gelas ukur ketika dimasukan
material uji. Pengukuran densitas ini dilakukan berdasarkan Hukum Archimedes.
Densitas (ρ):
m m
ρ= =
V benda ∆ V air
Dimana:
ρ : Densitas (gram/cm3)
m : Massa material uji (gram)
V benda: Volume material uji (cm3)
∆ V air : Pertambahan volume air (cm3)
Berikut tabel densitas beberapa material.
No Material Densitas (kg/m3)
1 Aluminium 2700
2 Tembaga 8900
3 Kuningan 8400-8700
D. PERALATAN PERCOBAAN
1. Timbangan
2. Gelas ukur
3. Pinset
E. LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkan spesimen pengujian.
2. Mengkalibrasi timbangan.
3. Menimbang spesimen.
4. Mengulangi penimbangan spesimen sampai tiga kali untuk memperoleh massa
rata-rata.
5. Memasukkan spesimen ke dalam gelas ukur yang sudah diisi air.
6. Catat pertambahan volume air sebagai volume spesimen.
7. Mengulangi pengukuran volume spesimen sampai tiga kali untuk memperoleh
volume rata-rata.
8. Hitung densitas spesimen.
A. TOPIK
Uji Kekerasan (Hardness Test)
B. TUJUAN
1. Melakukan pengujian kekerasan material.
2. Menentukan kekerasan material dengan menggunakan metode kekerasan
Rockwell.
3. Membuat kesimpulan sementara terhadap jenis material uji berdasarkan
pengujian.
C. TEORI
Kekerasan adalahketahanan suatu material terhadap deformasi plastis. Ada 3
metode yang dipakai untuk mendapatkan kekerasan suatu material yaitu Metode
Goresan (contohnya : metode skala Mohs, metode jarum penggores dari
intan),Metode Pantulan (contohnya : metode Scleroscope),dan Metode Lekukan
(contohnya:metode Brinell, metode Rockwell, metode Vickers, metode Meyer).
Metode yang sering dipakai yaitu :
1. Metode Brinell
Force
P P
HB = πD/2( D− √ D2 −d 2 = π Dt
Dimana :
HB = nilai kekerasan brinell
P = beban yang diterapkan (kg)
D = diameter bola (mm)
d = diameter lekukan (mm)
t = kedalaman jejak
Diameter lekukan diukur menggunakan mikroskop khusus. Diameter lekukan
yang telah diukur tersebut kemudian dikonversi menjadi nilai HB dengan
menggunakan tabel. Dalam penulisan simbol HB, dilengkapi dengan indeks:
diameter bola, beban, dan waktu pembebanan.
2. Metode Rockwell
Dalam metode ini penetrator ditekan dalam benda uji. Harga kekerasan didapat
dari perbedaan kedalaman dari beban mayor dan minor. Jadi nilai kekerasan
didasarkan pada kedalaman bekas penekanan. Pengujian kekerasan rockwell
Laboratorium Metalurgi Fisik 7
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material
didasarkan pada kedalaman masuknya penekan benda uji. Makin keras benda
yang akan diuji, makin dangkal masuknya penekan tersebut. Metode ini sangat
cepat dan cocok untuk pengujian massal. Karena hasilnya dapat secara langsung
dibaca pada jarum penunjuk, maka metode ini sangat efektif untuk pengetesan
massal.
3. Metode Vickers
Metode ini mirip dengan metode Brinell, tetapi penetrator yang digunakan berupa
intan berbentuk piramida dengan dasar bujur sangkar dan sudut puncak 136 0.
Beban yang digunakan biasanya antara 1 s/d 120 kg.
P
HV = 1,854
D²
Dimana :
HV = Nilai kekerasan Vickers
P = Beban yang diterapkan
D = Diagonal rata-rata
D. PERALATAN PERCOBAAN
1. Rockwell Hardness Tester Model HR-150A
2. Amplas / grinder
3. Bahan uji
E. LANGKAH PERCOBAAN
1. Bersihkan permukaan benda uji dan amplas sehingga kedua permukaan tersebut
benar-benar rata dan sejajar.
2. Pasang penetrator diamond/steel ball sesuai dengan jenis material yang akan diuji.
3. Pasang benda uji pada kedudukannya (anvil) lalu kencangkan dengan putar
handwheel hingga spesimen menyentuh penetrator dan jarum kecil pada dial
indikator menuju garis merah. ( error yang diijinkan ± 5 graduasi, jika melebihi 5
graduasi maka harus dilakukan pengesetan ulang )
4. Atur dial indicator sehingga jarum besar tepat pada garis indikator C atau B.
5. Tekan handle (15) ke depan untuk pengetesan pembebanan utama. Pada saat itu
jarum panjang akan berputar anticlockwise dan handle (16) bergerak ke depan
secara perlahan .
6. Ketika jarum panjang berhenti, doronghandle (16) untuk menghilangkan
pengetesan pembebanan utama. ( tekan handle (15) dan (16) secara perlahan dan
hati – hati )
7. Lakukan pembacaan pada indikator.Untukpengujian dengan diamond penetrator,
baca pada garis bagian luar indikator (garis berwarna hitam). Untuk pengujian
dengan steel ball penetrator baca pada bagian dalam indikator (garis berwarna
merah).
8. Putar handwheelberlawanan jarumjam untuk menurunkan spesimen. Lakukan
pengujian sampel selanjutnya sesuai prosedur 2 sampai 6 sebanyak 3 kali untuk
masing-masing spesimen.
9. Bersihkan dan rapihkan alat uji bila tidak digunakan lagi.
Keterangan :
1. Main Shaft 17. can
2. Round Knife 18. support plate
3. Long rhombic knife 19. can gear
4. large lever 20. small knife
5. Push Rod 21. small lever
6. Top Lid 22. adjusting plate
7. Buffer 23. connecting rod
8. rack Shaft 24. indikator
9. Push Rod 25. anvil
10. Two weights 26. screw
11. Hoisting ring 27. handwheel
12. Weight exchanging frame 28. fasten screw
13. exchanging handle 29. Protective jacket
14. oil pin
15. handle
16. handle
Scale Penetrator Total Test Force Symbols Measuring Range
N(kgf)
A 120˚ diamond 588,4 (60) HRA 20-88
B Steel ball 980,7 (100) HRB 20-100
C 120˚ diamond 1471 (150) HRC 20-70
A. TOPIK
Heat Treatment
B. TUJUAN
1. Mengetahui macam-macam proses heat treatment
2. Menentukan pengaruh pendinginan dengan berbagai perlakuan dengan media
udara atau air.
C. TEORI
Heat Treatment adalah proses pemanasan dan pendinginan yang terkontrol terhadap
logam, sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Tujuan dari Heat Treatment, yaitu :
Untuk memepersiapkan material untuk proses berikutnya.
Mempermudah proses machining.
Untuk mengurangi kebutuhan daya pembentukan dan kebutuhan energi.
Mengubah sifat mekanik material seperti kekerasan, keuletan, dll.
Dalam percobaan ini hanya menentukan kekerasan dari suatu material yang sesuai
dengan kebutuhan. Kekerasan (hardness) adalah sifat mekanis yang berkaitan dengan
kekuatan dan merupakan fungsi dari kandungan karbon dalam logam.
Hardening Softening
Gambar Struktur Mikro Besi Karbon dan Besi dari Diagram Fasa
Dari gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pada proses ini, baja dicelup dengan cepat tanpa memotong hidung kurva
transformasi dan tercegahnya pembentukan (α + C), akan tetapi pendinginan
terputus diatas Ms. Pendinginan dilanjutkan namun lebih lambat (dalam daerah
martensit sampai suhu ruang), sehingga retak celup dapat terhindar. Dari segi
produksi, proses ini jauh lebih sulit, karena laju pendinginan harus dirubah dari
cepat ke tetap baru dilanjutkan ke pendinginan lambat. Hasil akhir berupa
martensit, harus distemper agar memiliki ketangguhan.
d. Tempering
Martensite biasanya keras sekali dan sangat rapuh karena mengandung karbon.
Hal ini kekerasan dan keuletan saling bertolak belakang. Kekerasan dan tegangan
tarik meningkat dengan naiknya kadar karbon, tetapi ketangguhan dan keuletan
menurun. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya perlakuan temper.
D. PERALATAN PERCOBAAN
Laboratorium Metalurgi Fisik 16
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material
E. LANGKAH PERCOBAAN
1. Masukkan material ke dalam Furnace Chamber sampai temperatur 800 oC dan
ditahan selama 60 menit.
2. Dinginkan material dengan media pendingin (air atau udara).
3. Melakukan pengujian kekerasan pada material yang tidak mendapat perlakuan
panas dan yang mendapat perlakuan panas.
4. Analisa pengaruh proses heat treatment berdasarkan data hasil pengujian densitas,
pengujian tarik, pengujian kekerasan, dan pengujian mikrografi
A. TOPIK
Laboratorium Metalurgi Fisik 17
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material
B. TUJUAN
1. Melakukan percobaan tarik pada “Universal Testing Machine”
C. TEORI
1. BEBAN (F)
Beban adalah gaya yang diberikan atau yang harus ditahan oleh benda uji
(spesimen). Dengan menggunakan tekanan hidrolis beban dapat diberikan sedikit
demi sedikit. Besar beban dapat dilihat pada dial indicator pada mesin uji tarik.
2. REGANGAN (e)
Benda yang diberi beban tarik akan mengalami pertambahan panjang baik
sesaat maupun permanen. Dalam pemasangan spesimen ada bagian yang dijepit
sehingga diperlukan pengukuran panjang batang uji.Pertambahan panjang (∆L)
dibagi dengan panjang batang mula-mula (Lo) ini yang disebut dengan regangan.
Rumus dari regangan yaitu :
Li−Lo
e= X 100 %
Lo
3. TEGANGAN ()
Tegangan adalah reaksi yang timbul diseluruh bagian spesimen dalam
rangka menahan beban yang diberikan. Nilai tegangan ini merupakan
perbandingan antara beban (F) yang diberikan terhadap luas penampang (A), atau
dapat dirumuskan sebagai berikut:
F
σ=
A
5. MODULUS ELASTISITAS
Modulus elastisitas adalah perbandingan antara tegangan () dan regangan
elastis (e). Rumus dari modulus elastisitas :
σ
Ε=
e
6. BATAS ELASTIS
Batas elastis adalah tegangan terbesar yang masih dapat ditahan oleh
material tanpa terjadinya regangan permanen yang terukur pada saat beban
ditiadakan.
D. PERALATAN PERCOBAAN
1. Universal Testing Machine (GD 1100-100)
2. Test piece (batang uji), vernier caliper, mistar baja, spidol
E. LANGKAH PERCOBAAN
1. Ukur diameter batang uji (do , lo).
2. Hidupkan mesin uji Tarik dengan menekan push button on.
3. Pasang spesimen pada upper damping head mesin uji tarik.
4. Atur posisi spesimen menggunakan komputer pengoperasi mesin uji Tarik
sampai mendekati lower damping head.
5. Batang uji harus tercekam dengan baik pada upper dan lower damping head.
6. Settingnol pada komputer pengoperasi mesin uji Tarik.
7. Klik Start untuk memulai pengujian.
8. Amati dan baca besarnya gaya tarik pada layar monitor (saat maks dan patah)
dan perpanjangan (L ) yang dialami benda uji akibat gaya tarik (maksimum
dan patah).
9. Lepaskan spesimen dari alat uji Tarik.
10. Ukur diameter dan panjang benda uji setelah patah (du dan lu).
A. TOPIK
Uji Mikrografi
B. TUJUAN
1. Mengetahui struktur mikro logam dan paduan dengan bantuan mikroskop.
2. Membandingkan struktur mikro logam hasil proses heat treatment dengan
struktur mikro logam dalam keadaan non heat treatment.
C. TEORI
Mikrografi adalah gambar yang menunjukkan struktur mikro pada hal ini struktur
logam dan paduannya. Ada dua macam pengujian struktur kristal yang biasa
dilakukan yaitu pengujian makro dan pengujian mikro.
1. Pengujian Struktur Makro
Salah satu dari pengujian struktur makro dari kristal adalah pengujian penampang
dimana bahan dinilai dari besar butir kristal, warna dan mengkilatnya penampang
dari batang uji atau produk yang dipatahkan. Pengujian yang lain adalah dengan
jalan mengetza dan pembesaran struktur kristal, segregasi dan pemisahan cacat
kecil setelah memoles patahan.
2. Pengujian Struktur Mikro
Pada umumnya kita bekerja dengan reflek pemendaran (sinar), pada pemolisan
atau etsa, tergantung pada permukaan logam uji dipolis, dan diperiksa langsung di
bawah mikroskop atau dietsa lebih dulu, baru diperiksa dibawah mikroskop.
Adapun beberapa tahap yang perlu dilakukan sebelum melakukan pengujian
struktur mikro, yaitu :
a. Sectioning/Pemotongan
b. Mounting/Pemegangan
c. Grinding/ Pengamplasan kasar
d. Polishing
e. Attack ( etching )
f. Foto (pemotretan)
Dicelup
dalam larutan selama 1-5 detik,
kemudian dicelup dalam cairan
Amuntit (Tool steel) Larutan I : H2O2 (3%) selama 1-2 detik. Lalu
Nital HNO3 1-5 ml, 100 ml bilas air dan keringkan
ethanol (95%) atau methanol
(95%)
Larutan II :
1 gr picric acid, 100 ml ethanol
(95%) atau methanol (95%) Dicelup
dalam reaktan selama 1-5 detik,
kemudian dibilas air lalu
dikeringkan
Teknik
Swabing
Dicelup/
diswab 1-10 detik
Dicelup
ke larutan selama 1-5 detik, lalu
dicelup dalam H2O2 (3%) selama
1-2 detik, lalu dibilas air dan
dikeringkan
D. PERALATAN PERCOBAAN
1. Polisher – Grinder (amplas), Polisher (catton)
2. Kamera dan film serta mikroskop
3. Pipet, kain penggosok dan reaktan untuk etza
4. Mikroskop
5. Material uji, air
E. LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkan material yang akan dilihat struktur mikronya, dan peralatan yang akan
digunakan.
2. Pasang amplas pada mesin pemolis, dimulai dari polis yang paling kasar.
Pengamplasan dilakukan dalam keadaan basah untuk menghilangkan panas dan
pengotor dari benda uji.
3. Setelah cukup rata, maka ganti amplas dengan amplas yang agak halus yaitu
amplas nomor 800, kemudian amplas nomor 1200, dan yang terakhir
menggunakan amplas yang paling halus yaitu nomor 2000. Kemudian polis
dengan menggunakan autosol.
4. Sebelum melakukan pengetzaan, permukaan benda uji harus sudah halus dan
datar. Pengetzaan dilakukan dengan mencelupkan material ke dalam reaktan
beberapa saat.
5. Cuci benda uji yang telah dietsa dengan aquades kemudian keringkan sebelum
diamati pada mikroskop.
6. Potret gambar apabila gambar yang diperoleh tampak jelas sesuai dengan
pembesaran pada mikroskop.
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM STRUKTUR DAN SIFAT MATERIAL
I. Uji Densitas
Material:
No Massa Volume
Densitas (gr/cm3)
Spesimen (gr) Spesimen (cm3)
1
2
3
mmean = Vmean =
σ y= σ u= Gambar patahan
Material:
No Nilai kekerasan (HRA/HRB/HRC/)
1
2
3
mea
n