Anda di halaman 1dari 31

JOBSHEET

PRAKTIKUM STRUKTUR & SIFAT MATERIAL


LABORATORIUM MATERIAL

NAMA :
NIM :

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan harus datang 15 menit sebelum praktikum dimulai.


2. Praktikan wajib memakai pakaian rapi, memakai jas laboratorium, kacamata safety,
masker, sepatu, kaos kaki, sarung tangan plastik/lateks, dan alat tulis.
3. Praktikan dilarang memakai aksesoris, rambut praktikan laki-laki pendek rapi dan
perempuan dikuncir.
4. Praktikan dilarang merokok dan memakai handphone selama kegiatan praktikum
berlangsung.
5. Setiap penggunaan alat harus mengikuti instruksi kerja yang sudah ada.
6. Praktikan diwajibkan membersihkan serta merapikan alat dan mesin setelah
praktikum selesai.
7. Praktikan diwajibkan menjaga kebersihan dan kerapihan ruang laboratorium.
8. Apabila terjadi kerusakan/kehilangan mesin atau alat, praktikan diwajibkan
mengganti baru/memperbaiki dengan biaya ditanggung praktikan tersebut.
9. Praktikan wajib mengikuti praktikum dengan serius dan tidak diperbolehkan
bersenda gurau selama proses praktikum berlangsung.
10. Praktikan wajib mengikuti instruksi dari asisten dan aktif selama praktikum.
11. Setiap praktikan wajib membuat tugas dan laporan praktikum sesuai batas waktu
yang telah ditentukan.
12. Apabila peserta melanggar peraturan dan petunjuk yang telah ditetapkan akan
dikenakan sanksi dan pengurangan nilai.
13. Seluruh praktikan wajib mengikuti semua kegiatan praktikum, apabila tidak hadir
tanpa izin akan diberikan sanksi nilai E.

Laboratorium Material 2
Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

PENDAHULUAN

Dalam merancang suatu produk baru, kita harus mengetahui karakteristik dari bahan
yang akan digunakan dan sesuai dengan model serta kekuatan dari produk yang akan
dibuat. Karena kehandalan suatu produk salah satunya ditentukan oleh sifat dari bahan yang
digunakan. Bahan penentu utama kekuatan suatu produk adalah kekuatan dari bahannya disamping
bentuk dan cara memproduksinya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pemilihan bahan dan karakteristik optimum, harga,
pengadaan dan mengubahnya dalam desain yang aman. Untuk dapat menentukan teknologi
pengolahannya, kita harus dapat memilih bahan yang memenuhi persyaratan khusus seperti
kekuatan, kekerasan, struktur material dan sebagainya.
Sifat-sifat suatu bahan dapat diketahui dengan melakukan suatu pengujian terhadap bahan-
bahan tersebut. Pengujian yang dilakukan ditujukan untuk mengetahui berbagai sifat fisis
dan sifat mekanis suatu material. Berdasarkan sifat-sifat tersebut juga kemudian akan
dimungkinkan untuk menentukan jenis suatu bahan yang tidak diketahui sebelumnya. Pengujian
pada bahan yang akan dilakukan antara lain:
1. Uji Kekerasan
2. Uji Heat Treatment
3. Uji Tarik
4. Uji Mikrografi
5. Uji Impak

Laboratorium Material 3
Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

A. TOPIK
Uji Kekerasan (Hardness Test)

B. TUJUAN
1. Melakukan pengujian kekerasan material.
2. Menentukan kekerasan material dengan menggunakan metode kekerasan Rockwell.
3. Membuat kesimpulan sementara terhadap jenis material uji berdasarkan pengujian.

C. TEORI
Kekerasan adalah ketahanan suatu material terhadap deformasi plastis. Ada 3
metode yang dipakai untuk mendapatkan kekerasan suatu material yaitu Metode
Goresan (contohnya : metode skala Mohs, metode jarum penggores dari intan),Metode
Pantulan (contohnya : metode Scleroscope),dan Metode Lekukan (contohnya : metode
Brinell, metode Rockwell, metode Vickers, metode Meyer). Metode yang sering dipakai
yaitu :

1. Metode Brinell

Metode ini berupa pengidentasian sejumlah beban terhadap permukaan material dengan
penetrator yang digunakan berupa bola baja yang dikeraskan dengan diameter 10 mm 
0,0045 mm dan standar bebannya antara 500 s.d 3000 kgf. Lama penekanan antara 10 s/d
30 detik. Bola harus berupa baja yang dikeraskan, ditemper, dan dengan kekerasan
minimum 850 VPN. Jarak minimum antara 2 poin pengukuran untuk besi, tembaga, dan
paduan tembaga adalah ≥ 4d dan dari sisi luar material ≥2.5d, sedangkan untuk logam
ringan dan paduan logam ringan ≥6d dan dari sisi luar material ≥3d

Force

Laboratorium Material 4
Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

P P
HB = =
D / 2( D − D − d
2 2 Dt

Dimana :
HB = nilai kekerasan brinell
P = beban yang diterapkan (kg)
D = diameter bola (mm)
d = diameter lekukan (mm)
t = kedalaman jejak
Diameter lekukan diukur menggunakan mikroskop khusus. Diameter lekukan yang telah
diukur tersebut kemudian dikonversi menjadi nilai HB dengan menggunakan tabel. Dalam
penulisan simbol HB, dilengkapi dengan indeks: diameter bola, beban, dan waktu
pembebanan.

Contoh: 315/10//1000/20, artinya:

315 adalah kekerasan menurut brinell


10 adalah diameter bola
1000 adalah beban
20 adalah waktu

2. Metode Rockwell

Dalam metode ini penetrator ditekan dalam benda uji. Harga kekerasan didapat dari
perbedaan kedalaman dari beban mayor dan minor. Jadi nilai kekerasan didasarkan pada
kedalaman bekas penekanan. Pengujian kekerasan rockwell didasarkan pada kedalaman
masuknya penekan benda uji. Makin keras benda yang akan diuji, makin dangkal
masuknya penekan tersebut. Metode ini sangat cepat dan cocok untuk pengujian massal.
Karena hasilnya dapat secara langsung dibaca pada jarum penunjuk, maka metode ini
sangat efektif untuk pengetesan massal. Jarak minimum antara 2 poin pengukuran adalah
3mm. Ada beberapa pembebanan pada saat pengujian kekerasan Rockwell, berikut table
untuk pengujian skala Rockwell dengan mesin HR – 150 A.

Laboratorium Material 5
Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

Scale Penetrator Total Test Force Symbols Measuring Range


N(kgf)
A 120˚ diamond 588,4 (60) HRA 20-88
B Steel ball 980,7 (100) HRB 20-100
C 120˚ diamond 1471 (150) HRC 20-70

• Tahap 1 : Pemberian beban awal dan ukur kedalaman lekukan dasar


• Tahap 2 : Pemberian beban total
• Tahap 3 : Unloading pemberian beban total
Perhitungan Rockwell diukur dari perbedaan kedalaman lekukan terakhir dan
dasar saat lekukan pembebanan awal.
Contoh : 56 HRC
56 adalah angka kekerasan
HRC adalah Symbol skala kekerasan menurut Rockwell C

3. Metode Vickers

Metode ini mirip dengan metode Brinell, tetapi penetrator yang digunakan berupa intan
berbentuk piramida dengan dasar bujur sangkar dan sudut puncak 1360. Beban yang
digunakan biasanya antara 1 s/d 120 kg. Jarak minimum antara 2 poin pengukuran adalah
≥ 2.5d

Laboratorium Material 6
Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

𝑃
HV = 1,854 𝐷²

Dimana :
HV = Nilai kekerasan Vickers
P = Beban yang diterapkan
D = Diagonal rata-rata

Gambar Cara Pengukuran Diameter Pada Identor Vickers


Contoh penulisan : 725 HV 10 (Kekerasan Vickers 725 ditentukan dengan gaya uji
lekukan 10 kgf).

D. PERALATAN PERCOBAAN
1. Rockwell Hardness Tester Model HR-150A
2. Amplas / grinder
3. Bahan uji

Laboratorium Material 7
Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

E. LANGKAH PERCOBAAN
1. Bersihkan permukaan benda uji dan amplas sehingga kedua permukaan tersebut benar-
benar rata dan sejajar.
2. Pasang penetrator diamond/steel ball sesuai dengan jenis material yang akan diuji.
3. Lakukan kalibrasi alat dengan material yang telah diketahui nilainya.
4. Pastikan handle (6) dalam posisi unloading
5. Putar exchanging handle / proper weight (3) sesuai pengujian kekerasan
6. Pasang benda uji pada kedudukannya (anvil) lalu kencangkan dengan putar handwheel
hingga spesimen menyentuh penetrator dan jarum kecil pada dial indikator menuju garis
merah. ( error yang diijinkan ± 5 graduasi, jika melebihi 5 graduasi maka harus dilakukan
pengesetan ulang )
7. Atur dial indicator sehingga jarum besar tepat pada garis indikator C atau B.
8. Tarik handle (7) ke depan untuk pengetesan pembebanan utama. Pada saat itu jarum
panjang akan berputar anticlockwise dan handle (6) bergerak ke depan secara perlahan .
9. Ketika jarum panjang berhenti, dorong handle (6) untuk menghilangkan pengetesan
pembebanan utama. ( saat menarik handle (7) dan mendorong handle (6) secara perlahan
dan hati – hati ).
10. Lakukan pembacaan pada indikator. Untuk pengujian dengan diamond penetrator, baca
pada garis bagian luar indikator (garis berwarna hitam). Untuk pengujian dengan steel ball
penetrator baca pada bagian dalam indikator (garis berwarna merah).
11. Putar handwheel berlawanan jarum jam untuk menurunkan spesimen. Lakukan pengujian
sampel selanjutnya sesuai prosedur 3 sampai 10 sebanyak 3 kali untuk masing-masing
spesimen.
12. Bersihkan dan rapihkan alat uji bila tidak digunakan lagi.

Laboratorium Material 8
Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

Gambar alat uji kekerasan

2
3

4
5

Keterangan :
1. Dial Indikator 6. Handle Loading
2. Penetrator 7. Crack Handle
3. Proper Weight
4. Anvil
5. Handwheel

Laboratorium Material 9
Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

A. TOPIK
Heat Treatment

B. TUJUAN
1. Mengetahui macam-macam proses heat treatment
2. Menentukan pengaruh pendinginan dengan berbagai perlakuan dengan
media udara atau air.

C. TEORI
Heat Treatment adalah proses pemanasan dan pendinginan yang terkontrol
terhadap logam, sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Tujuan dari Heat Treatment,
yaitu :
▪ Untuk memepersiapkan material untuk proses berikutnya.
▪ Mempermudah proses machining.
▪ Untuk mengurangi kebutuhan daya pembentukan dan kebutuhan energi.
▪ Mengubah sifat mekanik material seperti kekerasan, keuletan, dll.

Dalam percobaan ini hanya menentukan kekerasan dari suatu material yang sesuai
dengan kebutuhan. Kekerasan (hardness) adalah sifat mekanis yang berkaitan dengan
kekuatan dan merupakan fungsi dari kandungan karbon dalam logam.

Laboratorium Material 10
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

Proses Heat Treatment terdiri dari :


Heat Treatment

Hardening Softening

Surface hardening Quenching Annealing Normalizing Tempering


Zat : Media air Full annealing Suhu rendah
▪ Carburizing Air garam Partial annealing Suhusedang
▪ Nitriding Oli Strees relief annealing Suhu tinggi
▪ Nitrocarburizing Udara Sphereodizing
▪ Boronizing
Tanpa Zat :
▪ Flame hardening
▪ Induction hardening

Laboratorium Material 11
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

Gambar Struktur Mikro di temperature yang berbeda pada besi SAE 1095
Dari gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Annealing : terjadi transformasi δ → α + karbida normal ( Proses pendinginan
tungku )
Proses pendinginannya berlangsung lambat, sehingga terjadi tegangan sisa dan
retakan akibat panas dapat dihindari. Disamping itu juga agar terbentuk perlit kasar
dan produk yang cukup lunak.
b. Celup langsung dari austenit ke martensit (quenching)
Austenit lebih padat daripada mertensit (dan juga lebih padat dari ferit + karbida),
Sehingga bagian tengahnya pendinginan berlangsung dengan lambat dan muai
setelah permukaan yang lebih cepat pendinginannya berubah menjadi martensit
rapuh. Jika pada waktu transformasi ke martensit cukup, baja paduan dapat
didinginkan lebih lambat sehingga permukaan dan bagian tengahnya
bertransformasi serempak. Jika dapat dihindari perbedaan perubahan volume dan
terjadinya tegangan-tegangan yang dapat menimbulkan retakan.
c. Celup putus

Pada proses ini, baja dicelup dengan cepat tanpa memotong hidung kurva
transformasi dan tercegahnya pembentukan (α + C), akan tetapi pendinginan
terputus diatas Ms. Pendinginan dilanjutkan namun lebih lambat (dalam daerah
martensit sampai suhu ruang), sehingga retak celup dapat terhindar. Dari segi
produksi, proses ini jauh lebih sulit, karena laju pendinginan harus dirubah dari
cepat ke tetap baru dilanjutkan ke pendinginan lambat. Hasil akhir berupa
martensit, harus distemper agar memiliki ketangguhan.

d. Tempering

Martensite biasanya keras sekali dan sangat rapuh karena mengandung karbon. Hal
ini kekerasan dan keuletan saling bertolak belakang. Kekerasan dan tegangan tarik
meningkat dengan naiknya kadar karbon, tetapi ketangguhan dan keuletan
menurun. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya perlakuan temper.

Laboratorium Material 12
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

D. PERALATAN PERCOBAAN
1.Furnace Chamber THERMOLYNE FURNACE CHAMBER
2.Media pendingin (air dan udara)
3.Material uji

E. LANGKAH PERCOBAAN
1. Masukkan material ke dalam Furnace Chamber sampai temperatur austenite 800
o
C dan holding atau ditahan selama 60 menit.
2. Quenching atau Dinginkan material dengan media pendingin (air atau udara).
3. Melakukan pengujian kekerasan pada material yang tidak mendapat perlakuan
panas dan yang mendapat perlakuan panas.
4. Analisa pengaruh proses heat treatment berdasarkan data hasil pengujian densitas,
pengujian tarik, pengujian kekerasan, dan pengujian mikrografi

Laboratorium Material 13
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

A. TOPIK
Uji tarik (Tensile Test)

B. TUJUAN
1. Melakukan percobaan tarik pada “Universal Testing Machine”
2. Mengetahui besarnya kekuatan maksimum (σu), tegangan luluh (  y ) dan

regangan maksimum (%EL)


3. Mengetahui besarnya kontraksi (%AR)
4. Membuat grafik tegangan regangan.

C. TEORI
1. STANDAR KERJA
Pengujian tarik yang dilakukan pada Laboratorium Material Teknik Mesin
Universitas Diponegoro menggunakan standar ASTM E8
1. BEBAN (F)
Beban adalah gaya yang diberikan atau yang harus ditahan oleh benda uji
(spesimen). Dengan menggunakan tekanan hidrolis beban dapat diberikan sedikit
demi sedikit. Besar beban dapat dilihat pada dial indicator pada mesin uji tarik.
2. REGANGAN (e)
Benda yang diberi beban tarik akan mengalami pertambahan panjang baik sesaat
maupun permanen. Dalam pemasangan spesimen ada bagian yang dijepit sehingga
diperlukan pengukuran panjang batang uji.Pertambahan panjang (∆L) dibagi
dengan panjang batang mula-mula (Lo) ini yang disebut dengan regangan. Rumus
dari regangan yaitu :
Li − Lo
e= X 100%
Lo

Laboratorium Material 14
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

3. TEGANGAN ()
Tegangan adalah reaksi yang timbul diseluruh bagian spesimen dalam
rangka menahan beban yang diberikan. Nilai tegangan ini merupakan perbandingan
antara beban (F) yang diberikan terhadap luas penampang (A), atau dapat
dirumuskan sebagai berikut:
F
 =
A

4. DIAGRAM TEGANGAN REGANGAN


Apabila tegangan diplot di sumbu vertikal dan regangan diplot di sumbu
horizontal maka didapatlah diagram tegangan-regangan.

Keterangan : A. Yield strength


B. Ultimate tensile strength.
C. True ultimate tensile strength.
D. Percent Elongation ( %EL )

Laboratorium Material 15
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

5. MODULUS ELASTISITAS
Modulus elastisitas adalah perbandingan antara tegangan () dan regangan
elastis (e). Rumus dari modulus elastisitas :

=
e
6. BATAS ELASTIS
Batas elastis adalah tegangan terbesar yang masih dapat ditahan oleh
material tanpa terjadinya regangan permanen yang terukur pada saat beban
ditiadakan.

7. YIELD STRENGTH ( Kekuatan Luluh )


Yield Strength ( Kekuatan Luluh ) adalah kekuatan suatu material untuk
mengalami deformasi plastis. Pada keadaan ini ditandai dengan garisdiagram
tegangan-regangan yang tidak linier lagi. Nilai besaran ini adalah besar gaya pada
saat luluh dibagi luas penampang.
Fy
y =
Ao
8. ULTIMATE TENSILE STRENGTH ( Kekuatan Tarik Maksimum )
Ultimate Tensile Strength adalah tegangan maksimum yang dapat ditahan
oleh batang uji sebelum patah. UTS merupakan suatu perbandingan antara beban
maksimum (Fm ) yang dicapai selama percobaaan tarik dan penampang batang
mula-mula (Ao)]. Tegangan tarik dirumuskan :
Fm
u =
Ao
9. KONTRAKSI ( %AR )
Kontraksi adalah pengerutan atau pengecilan luas penampang pada batas
penampang.
Ao − Au
% AR = x100%
Au

Laboratorium Material 16
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

D. PERALATAN PERCOBAAN
1. Universal Testing Machine (GD 1100-100)
2. Test piece (batang uji), vernier caliper, spidol, Kunci L set

E. LANGKAH PERCOBAAN
1. Ukur diameter batang uji (do , lo).
2. Hidupkan mesin uji Tarik dengan memutar emergency stop dan switch ke kanan
3. Pasang spesimen pada upper damping head mesin uji tarik.
4. Atur posisi spesimen menggunakan komputer pengoperasi mesin uji Tarik sampai
mendekati lower damping head.
5. Batang uji harus tercekam dengan baik pada upper dan lower damping head.
6. Settingnol pada komputer pengoperasi mesin uji Tarik.
7. Klik Start untuk memulai pengujian.
8. Amati dan baca besarnya gaya tarik pada layar monitor (saat maks dan patah) dan
perpanjangan (L ) yang dialami benda uji akibat gaya tarik (maksimum dan
patah).
9. Lepaskan spesimen dari alat uji Tarik.
10. Ukur diameter dan panjang benda uji setelah patah (du dan lu).

Laboratorium Material 17
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

A. TOPIK
Uji Mikrografi

B. TUJUAN
1. Mengetahui struktur mikro logam dan paduan dengan bantuan mikroskop.
2. Membandingkan struktur mikro logam hasil proses heat treatment dengan
struktur mikro logam dalam keadaan non heat treatment.

C. TEORI
Mikrografi adalah gambar yang menunjukkan struktur mikro pada hal ini
struktur logam dan paduannya. Ada dua macam pengujian struktur kristal yang biasa
dilakukan yaitu pengujian makro dan pengujian mikro.
1. Pengujian Struktur Makro
Salah satu dari pengujian struktur makro dari kristal adalah pengujian penampang
dimana bahan dinilai dari besar butir kristal, warna dan mengkilatnya penampang
dari batang uji atau produk yang dipatahkan. Pengujian yang lain adalah dengan
jalan mengetza dan pembesaran struktur kristal, segregasi dan pemisahan cacat
kecil setelah memoles patahan.
2. Pengujian Struktur Mikro
Pada umumnya kita bekerja dengan reflek pemendaran (sinar), pada pemolisan atau
etsa, tergantung pada permukaan logam uji dipolis, dan diperiksa langsung di
bawah mikroskop atau dietsa lebih dulu, baru diperiksa dibawah mikroskop.
Adapun beberapa tahap yang perlu dilakukan sebelum melakukan pengujian
struktur mikro, yaitu :
a. Sectioning/Pemotongan
b. Mounting/Pemegangan
c. Grinding/ Pengamplasan kasar
d. Polishing
e. Attack ( etching )
f. Foto (pemotretan)
Laboratorium Material 18
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

Gambar Diagram Fasa Fe-Fe3C

Laboratorium Material 19
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

Gambar Diagram Fasa Cu-Zn

Gambar Diagram Fasa Al-Mg

Laboratorium Material 20
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

Tabel reaktan untuk proses pengetsaan


Material Reaktan Proses
Besi, baja, besi paduan Nital HNO3 1-5 ml, 100 ml ▪ Dicelup dalam reaktan selama 1-5
ethanol (95%) atau methanol detik, kemudian dibilas air lalu
(95%) dikeringkan.

Aluminium Keller’s HNO3 2,5 ml, HF 1 ml, ▪ Dicelup dalam reaktan selama 1-
HCl 1,5 ml, 95 ml aquades 15 detik, kemudian dibilas dengan
air lalu dikeringkan dan didiamkan
selama 24 jam

Tembaga, kuningan Larutan I : ▪ Dicelup 1-10 detik, kemudian


atau Cu alloy 25 ml NH4OH, 25 ml aquades, 50 dibilas air lalu dikeringkan
ml H2O2 (3%)
Larutan II :
5 gr FeCl3, 50 ml HCl, 100 ml
aquades

Stainless steel Larutan I : ▪ Dicelup beberapa saat (1-10 detik)


10 ml HNO3, 10 ml Acetic Acid,
5 ml HCl, 2-5 ml crops gliserin ▪ Dicelup dalam larutan selama 1-5
Larutan II : detik, kemudian dicelup dalam
5 ml HCl, 1 gr picric acid, 100 ml cairan H2O2 (3%) selama 1-2
ethanol (95%) dan methanol detik. Lalu bilas air dan keringkan
(95%)

Laboratorium Material 21
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

Amuntit (Tool steel) Larutan I : ▪ Dicelup dalam reaktan selama 1-5


Nital HNO3 1-5 ml, 100 ml detik, kemudian dibilas air lalu
ethanol (95%) atau methanol dikeringkan
(95%)
Larutan II : ▪ Dicelup ke larutan selama 1-5
1 gr picric acid, 100 ml ethanol detik, lalu dicelup dalam H2O2
(95%) atau methanol (95%) (3%) selama 1-2 detik, lalu dibilas
air dan dikeringkan

D. PERALATAN PERCOBAAN
1. Polisher – Grinder (amplas), Polisher (catton)
2. Kamera dan mikroskop
3. Pipet, kain penggosok dan reaktan untuk etza
4. Mikroskop
5. Material uji
6. Air / Aquades

E. LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkan material yang akan dilihat struktur mikronya, dan peralatan yang akan
digunakan.
2. Pasang amplas pada mesin pemolis, dimulai dari polis yang paling kasar.
Pengamplasan dilakukan dalam keadaan basah untuk menghilangkan panas dan
pengotor dari benda uji.
3. Setelah cukup rata, maka ganti amplas dengan amplas yang agak halus yaitu amplas
nomor 800, kemudian amplas nomor 1200, dan yang terakhir menggunakan amplas
yang paling halus yaitu nomor 2000. Kemudian polis dengan menggunakan
autosol.
4. Sebelum melakukan pengetzaan, permukaan benda uji harus sudah halus dan datar.
Pengetzaan dilakukan dengan mencelupkan material ke dalam reaktan beberapa
saat.

Laboratorium Material 22
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

5. Cuci benda uji yang telah dietsa dengan aquades kemudian keringkan sebelum
diamati pada mikroskop.
6. Foto gambar apabila gambar yang diperoleh tampak jelas sesuai dengan
pembesaran pada mikroskop.

Laboratorium Material 23
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

A. TOPIK
Uji Impak atau Impact Test

TUJUAN
1. Melakukan pengujian impact test
2. Memahami pengujian impak dengan metode charpy.
3. Untuk memahami nilai harga impak (HI), energi impak dan sifat perpatahan
berdasarkan patahan melalui pengujian impak.

TEORI
Dasar pengujian impak ini adalah penyerapan energi potensial dari pendulum beban
yang berayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji sehingga benda uji
mengalami deformasi atau patahan. Apabila pendulum dengan berat m dan pada
kedudukan h1 dilepaskan, maka akan mengayun sampai kedudukan posisi akhir yaitu pada
ketinggian h2, dimana pendulum akan mengayun secara bebas. Apabila batang uji dipasang
pada kedudukannya dan pendulum dilepaskan, maka pendulum akan memukul batang uji
dan selanjutnya pendulum akan mengayun sampai kedudukan pada ketinggian h2. Energi
yang dilakukan pendulum waktu memukul benda uji atau Energi yang diserap benda uji
sampai patah dapat diketahui melalui rumus sebagai berikut:

E0 = m x g x h0...................... (i)

Laboratorium Material 24
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

Keterangan :
E0 = energi yang dilakukan (joule)
m = berat pendulum (kg)
g = gravitasi (m.s-2)
h0 = ℓ- ℓ cos ɑ... (jarak awal antara pendulum dengan benda uji (m))
Sedangkan sisa energi setelah mematahkan benda uji dapat diketahui melalui
rumus sebagai berikut :
E1 = m x g x h1...................... (ii)

Keterangan :
E1 = energi yang dilakukan (joule)
m = berat pendulum (kg)
g = gravitasi (m.s-2)
h1 = ℓ- ℓ cos ꞵ ... (jarak antara pendulum dengan benda uji setelah dilepas (m))

Besarnya usaha yang diperlukan untuk memukul patah benda uji dapat diketahui
melalui rumus sebagai berikut :
E = E1 – E0 ...................... (iii)

Prinsip pengujian impak ini adalah menghitung energi yang diberikan beban dan
menghitung energi yang diserap oleh spesimen. Saat beban dinaikkan pada ketinggian
tertentu, beban memiliki enegi potensial, kemudian saat menumbuk spesimen energi
kinetik mencapai maksimum. Energi yang diserap spesimen akan menyebabkan spesimen
mengalami kegagalan. Bentuk kegagalan itu tergantung pada jenis materialnya, apakah
patah getas atau patah ulet. Dengan membuat variasi perubahan temperatur, maka dilihat
bentuk patahan dan energi yang diserap oleh spesimen, lalu dibuat suatu kurva yang
menghubungkan antara temperatur dan energi yang diserapnya. Selain mendapat kurva
energi yang diserap-temperatur, dari praktikum ini juga bisa mendapat Harga Impak. Harga
Impak (HI) didapat dengan rumus :
E
HI = ............... (iv)
A
Laboratorium Material 25
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

Keterangan :
HI = harga impak ( joule/mm2 )
E = energi impak ( joule )
A = luas penampang ( mm2 )

Sifat material yang berhubungan dengan kerja yang dibutuhkan untuk menyebabkan
patahan dinamakan ketangguhan dan tergantung pada tipe pembebanan. Walaupun
demikian, tingkat dimana energi diserap dengan nyata dapat mempengaruhi sifat material
dan ukuran ketangguhan yang berbeda mungkin didapat dari beban impak.
Untuk menentukan sifat perpatahan suatu logam, keuletan maupun kegetasannya,
dapat dilakukan suatu pengujian yang dinamakan dengan uji impak. Pengujian impak
menggunakan batang spesimen bertakik yang sudah distandarisasi. Berbagai jenis
pengujian impak batang bertakik telah digunakan untuk menentukan kecenderungan benda
untuk bersifat getas. Secara umum perpatahan dapat digolongkan menjadi dua golongan
umum yaitu :
1. Patah Getas
Merupakan fenomena patah pada material yang diawali terjadinya retakan secara
cepat dibandingkan patah ulet tanpa deformasi plastis terlebih dahulu dan dalam
waktu yang singkat. Dalam kehidupan nyata, peristiwa patah getas dinilai lebih
berbahaya dari pada patah ulet, karena terjadi tanpa disadari begitu saja. Biasanya
patah getas terjadi pada material berstruktur martensit, atau material yang memiliki
komposisi karbon yang sangat tinggi sehingga sangat kuat namun rapuh. Adapun
karakterisitik patahan getas adalah sebagai berikut :
a. Terjadi secara tiba-tiba tanpa ada deformasi plastis terlebih dahulu sehingga
tidak tampak gejala-gejala material tersebut akan patah.
b. Tempo terjadinya patah lebih cepat.
c. Bidang patahan relatif tegak lurus terhadap tegangan tarik.
d. Tidak ada reduksi luas penampang patahan, akibat adanya tegangan multiaksial.

2. Patah Ulet

Laboratorium Material 26
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

Patah ulet merupakan patah yang diakibatkan oleh beban statis yang diberikan pada
material, jika beban dihilangkan maka penjalaran retakakan berhenti. Patah ulet ini
ditandai dengan penyerapan energi disertai adanya deformasi plastis yang cukup
besar di sekitar patahan, sehingga permukaan patahan nampak kasar, berserabut
(fibrous), dan berwarna kelabu. Selain itu komposisi material juga mempengaruhi
jenis patahan yang dihasilkan, jadi bukan karena pengaruh beban saja. Biasanya
patah ulet terjadi pada material berstruktur bainit yang merupakan baja dengan
kandungan karbon rendah. Adapun karakterisitik patahan getas adalah sebagai
berikut :

a. Ada reduksi luas penampang patahan, akibat tegangan uniaksia.


b. Tempo terjadinya patah lebih lama.
c. Pertumbuhan retak lambat, tergantung pada beban.
d. Permukaan patahannya terdapat garis-
garis benang serabut (fibrosa), berserat, menyerap cahaya, dan
penampilannya buram.

METODE
Secara umum benda uji impak dikelompokkan ke dalam dua golongan sampel standar
yaitu: batang uji Charpy banyak digunakan di Amerika Serikat dan batang uji Izzod yang
lazim digunakan di Inggris dan Eropa.
1. Metoda Charpy
Benda uji Charpy memiliki luas penampang lintang bujur sangkar (10 x 10 mm)
dengan panjang 55 mm2 dan memiliki takik (notch) berbentuk V dengan sudut 45
o
, dengan jari-jari dasar 0,25 mm dan kedalaman 2 mm. Pada pengujian kegetasan
bahan dengan cara impact charpy, pendulum diarahkan pada bagian belakang takik
dari batang uji.

Laboratorium Material 27
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

Gambar peletakan spesimen metoda charpy

2. Metoda Izzod
Benda uji izzod lazim digunakan di Inggris, namun sekarang mulai jarang
digunakan. Benda uji izzod mempunyai penampang lintang bujur sangkar atau
lingkaran dan bertakik v didekat ujung yang dijepit. Pada pengujian impak cara
izzod, pukulan pendulum diarahkan pada jarak 22 mm dari penjepit dan takikannya
menghadap pada pendulum.

Gambar peletakan spesimen metoda izzod

Laboratorium Material 28
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

PERALATAN PENGUJIAN
1. Impact Tester
2. Furnace Chamber Thermolyne Furnace Chamber
3. Spesimen uji
4. Penjepit spesimen
5. Sarung tangan
6. Coolbox (Dry ice) / Nitrogen cair

LANGKAH PERCOBAAN
1. Menyiapkan spesimen uji impak sesuai dengan standar
2. Melakukan heat treatment terhadap sepesimen yang pertama dengan menggunakan
furnace sampai tempratur tinggi (>100 oC), yang kedua spesimen didinginkan di
cool box yang berisi dry ice pada temperature kurang lebih sampai -50 oC dan
yang ketiga spesimen pada temperature kamar
3. Nyalakan mesin uji impak, pastikan posisi pembeban pada posisi lurus kebawah
(posisi 0⁰)
4. Pilih angka untuk pembebanan pada menu yang ada pada layar display
5. Tempatkan spesimen sesuai yang akan di uji impact pada jig mesin uji impact
6. Pasang pengunci pada pembeban kemudian putar tuas handle searah jarum jam
untuk setting sudut awal pengujian sehingga mencapai sudut yang diinginkan
7. Tekan tombol huruf D untuk memulai pengujian
8. Lepas pengunci untuk melakukan pengujian
9. Biarkan lengan mengayun sebanyak 2 - 3 x kemudian tarik Brake handle ke arah
kiri untuk melakukan pengereman
10. Setelah spesimen patah maka pada display akan memunculkan nilai Energy dari
hasil pengujian
11. Kemudian mencatat besar beban impak yang terbaca di layar display
12. Mengulangi langkah tersebut dengan spesimen yang berbeda
13. Setelah selesai pengujian rapikan alat dan bersihkan area kerja

Laboratorium Material 29
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM STRUKTUR DAN SIFAT MATERIAL
I. UJI TARIK
Material:

Do Du Lo Lu Area Ultimate Tensile


No Fmaks (KN) Fyield (KN) Strength
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm2)
(𝝈𝒖 )

∆D = ∆L = %EL=

Gambar patahan

II. UJI KEKERASAN


Material:
No Nilai kekerasan (HRA/HRB/HRC/)
1
2
3
mean

Laboratorium Material 30
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jobsheet Praktikum Struktur dan Sifat Material

III. UJI IMPAK


Massa pendulum (M) = 26,095 kg
Panjang Lengan Ayun (ℓ) = 0,75 m

Pengujian dilakukan dengan menggunakan standard ASTM E23 Type A

Luas Energi
Suhu Tinggi Lebar E0 E1 Harga Impak
Material Penampang ɑ ꞵ Impak
(oC) (mm) (mm) (Joule) (Joule) (Joule/mm2)
(mm2) (Joule)
A
B

Laboratorium Material 31
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai