METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Pengujian bahan
Memenuhi
spesifikasi?
Ya
A
A
Perencanaan beton
Tidak
Slump
test
Ya
Selesai
Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar SNI 03-1969-1990
Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus SNI 03-1970-1990
Pengujian Bahan dalam Agregat yang Lolos Saringan No.200 SNI 03-4142-1996
Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi Los Angeles SNI 03-2417-2008
Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium SNI 03-2493-1991
Metode spliter merupakan pilihan terbaik dalam penyiapan contoh benda uji,
meskipun metode perempatan dapat juga digunakan.
1. Agregat halus :
Ukuran maksimum no. 4 berat minimum 500 gram
Ukuran maksimum no. 8 berat minimum 100 gram
2. Agregat kasar:
Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar, agregat
tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan No.4.Selanjutnya agregat
halus dan agregat kasar disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum diatas.
Benda uji disiapkan sesuai dengan SNI–03–1968– 1990, kecuali apabila butiran
yang melalui saringan No.200 tidak perlu diketahui jumlahnya dan bila syarat-
syarat ketelitian tidak menghendaki pencucian. Setelah benda uji siap, berikut
langkah yang harus dilakukan.
C−A
Bobot Isi Agregat : kg/dm3
V
Dimana :
C = Berat agregat (kg)
A = Berat wadah (kg)
V = Isi wadah (dm3).
4. Penyerapan
Bj−Bk
(Absorption) = x
Bk
100%
Dimana :
Bk = berat benda uji kering oven (gram).
Bj = berat benda uji kering-permukaan jenuh (gram).
Ba = berat benda uji kering-permukaan jenuh didalam air (gram).
d. Penyerapan
Bj−Bk
( Absorption ) = × 100%
Bk
Dimana :
Bk = berat benda uji kering oven (gram).
Ba = berat piknometer berisi air (gram)
Bt = berat benda uji kering-permukaan jenuh didalam air (gram).
Bj = berat piknometer berisi benda uji dan air (gram)
Dimana :
Sesuaikan warna larutan yang terlihat pada botol bayi dengan warna yang
terdapat pada tabel warna standar :
1-2 untuk kadar organik lumpur baik
3 untuk kadar organik lumpur kritis
4-5 untuk kadar organik lumpur tinggi
Keterangan : semakin besar nomor warna semakin tua warnanya.
W 1−W 2
X 100 %
W1
Bahan susunan beton yang dipakai meliputi agregat halus berupa pasir beton
dan pecahan genting dan agregat kasar semen tipe I dengan merek semen Tiga Roda,
Pecahan genting, air yang digunakan air Politeknik Negeri Bandung. Persyaratan
yang telah ditentukan menurut SNI 7394 : 2008 Tentang Perencanaan Pembuatan
3
Beton 1m beton mutu f’c = 14,5Mpa (K-175) slump (12 ± 2) cm.
4. Setelah selesai penusukan, ratakan permukaan benda uji dan bersihkan sisa benda
uji disekitar alat.
5. Diamkan selama 30 detik, lalu angkat cetakan perlahan-lahan secara vertikal.
6. Ukur penurunan dari adukan beton. Pengukuran bisa dilakukan pada 2 titik atau
lebih, kemudian nilai penurunannya diambil dari harga rata-rata. (Lihat Gambar
2)
s1 s2 s3
Catatan :
a. Penentuan nilai slump dilakukan minimal 2 kali percobaan.
b. Nilai slump dilaporkan dalam satuam “mm”
2. Ukur dimensi pada permukaan yang rata dan kedua sisi yang lainya kemudian
beri tanda pada kedua sisi antara tepi luar ke tumpuan sebesar 2,5 cm, serta beri
tanda menggunakan kapur setiap 1/3 jarak antar tumpuan.
3. Letakkan benda uji pada tumpuan dimana jarak antara tumpuan max 45 cm.
4. Lakukan pembebanan pada titik yang telah ditandai, dengan kecepatan konstan.
5. Baca beban maksimum yaitu beban pada saat jarum mesin manometer tersebut
berhenti.
3.5.3. Kuat Tarik
Dari cara – cara yang telah dikembangkan, cara yang paling mudah dan sering
dilakukan adalah percobaan membelah silinder tersebut (Split Cylinder Test). Dengan
membelah sylinder ini, maka terjadi pengalihan tegangan – tegangan tarik melalui
bidang tempat salah satu diameter dari silinder beton tersebut terbelah sepanjang
diameter yang dibebani.
3.5.3.1. Peralatan
1. Mesin Tekan
2. Rangka Penahan Benda Uji
3. Timbangan
4. Jangka Sorong
3.5.3.2. Bahan
Beton hasil rancangan berbentuk kubus sebanyak 9 buah yang berukuran 15
x 15 x 15 cm.
3.5.3.3. Langkah Kerja
1. Keluarkan benda uji dari tempat perendaman, kemudian lap permukaan dengan
lap lembab.
2. Ukur diameter dan panjang benda uji (D dan L ) dan timbang berat benda uji
tersebut (w ).
3. Letakan pelat besi dengan ukuran 15 ¿ 15 cm di atas dan di bawah benda uji,
kemudian benda uji diletakkan di dalam landasan dengan posisi membujur.
4. Jalankan mesin tekan dengan kecepatan pembebanan 1,4 kg/cm² sampai 3,5
kg/cm² (20-25 psi) untuk setiap detiknya
5. Catat besar gaya maksimum (Pmaks).
6. Hitung kekuatan tarik tidak langsung dan rata-ratakan hasilnya.
7. Bersihkan benda uji dan mesin tekan.
3.6. Analisa Hasil Uji
Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil kuat tekan, kuat tarik dan kuat
lentur beton yang ada dengan rencana awal. Diharapkan hasil dari campuran beton
dapat masuk dengan rencana awal yang ada.
3.7. Schedule
Bulan
No. Kegiatan Desember Januari Februari Maret April
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1. Tahap Persiapan
a. Observasi
b. Identifikasi Masalah
c. Penentuan Tindakan
d. Pengajuan Judul
e. Penyusunan Proposal
2. Tahap Pelaksanaan Siklus I
a. Sidang Proposal
b. Pengumpulan Data
3. Tahap Pelaksanaan Siklus II
a. Analisa Data
b. Pengujian di laboratorium
c. Penyusunan Laporan Draft
d. Sidang Draft
4. Tahap Pelaksanaan Siklus III
a. Penyusunan Laporan Akhir
b. Sidang Akhir
5. Tahap Pelaporan
a. Perbaikan Laporan Akhir
b. Penyerahan Laporan
3.8. Anggaran Biaya
2. Pengambilan Data
a. Pengujian Bahan Paket 1 Rp 5,000,000.00 Rp 5,000,000.00
Jumlah Rp 5,000,000.00
3. Laporan - Laporan
a. Laporan Proposal
- Print A4 Lembar 150 Rp 1,000.00 Rp 150,000.00
- Fotokopi Lembar 150 Rp 200.00 Rp 30,000.00
b. Laporan Draft
- Print A4 Lembar 300 Rp 1,000.00 Rp 300,000.00
- Fotokopi Lembar 300 Rp 200.00 Rp 60,000.00
c. Laporan Akhir
- Print A4 Lembar 450 Rp 1,000.00 Rp 450,000.00
- Fotokopi Lembar 450 Rp 200.00 Rp 90,000.00
d. Perbaikan Laporan
- Print A4 Lembar 200 Rp 1,000.00 Rp 200,000.00
- Fotokopi Lembar 600 Rp 200.00 Rp 120,000.00
- Jilid Eksemplar 3 Rp 50,000.00 Rp 150,000.00
Jumlah Rp 1,550,000.00
TOTAL Rp 7,750,000.00