TEKNOLOGI
BAHAN
KONSTRUKSI
3 SKS
pemeriksaan, dan pengujian kualitas beton
ABSTRAK
Mahasiswa mengerti tentang Mahasiswa mengetahui rencana campuran beton
ABSTRAK
Mahasiswa mengerti tentang Pengujian Bahan, Pengujian Konsistensi, Pengujian
Kuat-Desak, Pengujian Lentur, Pengujian Tarik Tak Langsung
TUJUAN
Mahasiswa Dapat menjelaskan tentang Pengujian Bahan, Pengujian Konsistensi,
Pengujian Kuat-Desak, Pengujian Lentur, Pengujian Tarik Langsung
PENGUJIAN BAHAN
Karakteristik bahan untuk membuat beton hanya dapat ditentukan dengan pasti di laboratorium.
Hanya semen yang dikehendaki di pabrik agar sesuai dengan standar industri tertentu. Jika
digunakan air pencampuran beton dari sumber diketahui pasti baik mutunya, maka pengujian
mutu juga boleh tidak usah dilakukan (misalnya jika digunakan air ledeng, air sumur yang dapat
diminum). Oleh karena itu, dalam proses untuk memproduksi beton dengan karakteristik yang
diinginkan, pemeriksaan agregat (halus dan kasar) dan pengendalian mutu harus dikerjakan
secara berkala dengan pengujian di laboratorium (meliputi pemeriksaan mutu bahan dan
sampel uji yang dibuat dari campuran yang diperiksa) atau jika perlu dengan menguji struktur
beton yang ada (exixting structure). Umumnya, pengujian struktur beton yang ada baru
dikerjakan bila hasil pengujian sampel-sampel uji menunjukkan mutu di bawah yang
disyaratkan.
STANDAR PENGUJIAN
Pengujian di laboratorium harus dilakukan sesuai standar tertentu agar dapat dinyatakan benar
hasilnya. Sehubungan dengan itu, standar pengujian yang dipakai pada praktikum ini antara
lain:
PEMERIKSAAN AIR
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan konsentrasi bahan organik dalam air.
PEMERIKSAAN AGREGAT
2. Slump Test
Mengukur nilai slump adukan beton segar sehingga dapat diketahui kemudahan untuk
mengerjakannya (workability).
Menentukan berat isi dan kadar udara beton segar dengan cara volumetri.
Peralatan
1. Mesin tekan hidrolik
2. Cetakan silinder/kubus
3. Capping set
Prosedur Percobaan
1. Keluarkan benda uji beton dari bak perendaman curing.
2. Keringkan beton sebelum dilakukan pengujian.
3. Ukur luas penampang tekan benda uji beton.
4. Pada beton silinder diberi capping untuk meratakan permukaan tekannya.
5. Panaskan capping compound dalam melting pot sampai mencair kemudian
tuangkan pada alas cetak. Segera letakkan silinder beton di atasnya sehingga
ujung permukaan benda uji dilapisi capping compound yang mengeras. Beton
berbentuk kubus, tidak diperlukan pelapisan capping compound.
6. Lakukan hal yang sama untuk ujung yang lain/
7. Letakkan benda uji pada meja penekanan. Periksa manometer yang akan
digunakan, diputar jarum merahnya sehingga berimpit dengan jarum hitam pada
skala nol.
8. Hidupkan mesin penggeraknya dan handle diatur pada posisi penekanan.
9. Amati pergerakan jarum manometer tadi, catat nilai maksimum beban yang
dapat ditahan oleh benda uji (sampai benda uji pecah). Setelah dibagi dengan
luas penampang benda uji, didapat nilai kuat tekan karakteristik beton tersebut.
10. Bila umur pengujian bukan 28 hari, maka harus dikali faktor konversi umur beton.
Semen Portland Biasa 0,4 0,65 0,88 0,95 1,00 1,20 1,35
Semen Portland
dengan kekuatan awal 0,55 0,75 0,90 0,95 1,00 1,15 1,20
yang tinggi
Pengujian kuat tarik langsung, bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik suatu benda
uji pada perbandingan sesuai renc ana, pengujian dilakukan menurut AST M C-307-03
Nilai kuat tarik langsung beton dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
𝑃
𝑓𝑐𝑡 = 𝐴
dimana :