Anda di halaman 1dari 21

LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENDAHULUAN
Keterlibatan pelaku dalam dunia konstruksi adalah untuk mengetahui
adanya kepastian terhadap konstruksi yang sedang dibangunnya, sehingga
perlu diadakannya beberapa pengujian beton yang sampelnya mengambil
langsung dari lapangan untuk memastikan kualitas beton dari struktur secara
keseluruhan sesuai dengan kualitas konstruksi yang telah direncanakannya.
Beberapa hal yang dapat menimbulkan perbedaan mutu beton tersebut,
diantaranya yaitu proses perawatan.
Ada beberapa hal yang penting dan menjadi suatu alasan dalam pengujian
beton, sebagai berikut :
1. Dengan pengujian diperoleh suatu kepastian bahwa beton telah dicampur
dengan benar, yaitu baik bahan, campuran dan rencana campurannya
yang dilakukan di laboratorium.
2. Dari pengujian, diperoleh suatu variasi statistik mengenai kondisi beton
yang dihasilkan, misalnya dengan variasi yang tinggi menunjukan atau
mengindikasikan bahwa uji beton tersebut kurang bagus (makalah
kontrol kualitas).
3. Melalui pengujian, bisa terjadi perubahan-perubahan yang tidak
diperhatikan pada kondisi material dan lingkungan, sehingga hal ini
dapat menimbulkan masalah.
4. Adanya pengujian yang sederhana dan program pengawasan yang
instensif dapat dipastikan bahwa pekerja yang terlibat di dalam proses
produksi, pengiriman dan pengecoran beton menjadi tidak teledor atau
ceroboh dalam melaksanakan tugas masing- masing.
5. Hasil uji dapat dipakai sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi tahap
selanjutnya di lapangan.

Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

B. LANDASAN TEORI PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON


Sifat-sifat penting beton antara lain :
1. Kekuatan karakteristik
2. Kekuatan tekan.
3. Regangan tegangan
4. Susut
5. Rangkak.
6. Reaksi terhadap suhu.
7. Keawetan.
8. Kekedapan terhadap air.
Dari beberapa sifat penting tersebut yang terpenting adalah kekuatan tekan
atau kuat tekan beton. Kuat tekan beton merupakan parameter yang penting
untuk menunjukan diadakannya suatu pengujian atau test untuk kuat tekan
beton.

Faktor-faktor yang memengaruhi kuat tekan yaitu :


1. Distribusi tegangan pada benda uji.
2. Alat pengujian.
3. Pengaruh dari rasio 1/d.
4. Bentuk benda uji.
5. Kecepatan Muatan.
6. Kadar kelembapan.
7. Suhu pada saat pengujian.
8. Penafisran pada benda uji.

C. Agregat Kasar
Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi ‘alami’ batuan
pecah atau bahan yang diperoleh dari industri pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir antara 5-40 mm. Pada masa yang lalu beton
diproduksi dengan menggunakan agregat kerikil yang diambil dari sungai
secara alamiah, yang terdiri dari bermacam-macam ukuran 5-40 mm
yang tidak dicuci, yang mempunyai gradasi berubah-ubah pada setiap

Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

pengiriman dan kadang-kadang tidak memenuhi syarat gradasi yang


diperlukan.
Sifat agregat kasar mempengaruhi kekuatan akhir beton keras dan
daya tahannya terhadap disintegrasi beton, cuaca efek-efek perusak
lainnya. Pada pelaksanaan praktikum, jempung atau bahan-bahan halus
lainnya misalnya silt atau debu pecahan batu terdapat pada permukaan
agregat kasar. Hal ini mempengaruhi kekuatan dan daya tahan beton,
sehingga harus dihilangkan dengan cara dicuci. Agregat kasar bila
agregat hampir semuanya tertahan no. 4.

Syarat agregat yang baik adalah:


a. Mempunyai bentuk yang baik (bulat atau mendekati kubus)
b. Butirannya kuat, kekal
c. Bersih, tidak mengandung bahan-bahan lain atau kotoran lain
d. Tidak mengandung garam yang dapat mengisap air dari udara
e. Tidak mengandung zat organis
f. Bergradasi baik
g. Mempunyai kestabilan kimiawi
h. Tahan aus dan cuaca

Gradasi dari agregat kasar mempunyai pengaruh yang lebih kecil


terhadap kemudahan pengerjaan beton dibandingkan dengan gradasi
agregat halus. Gradasi agregat kasar yang tersedia dapat diketahui
dengan meletakkan sejumlah agregat pada satu set saringan yang
digetarkan.
Berat agregat yang tertahan pada setiap saringan ditimbang kemudian
presentase yang tertinggal pada setiap saringan dan presentase kumulatif
yang lolos dihitung. Kurva gradasi yang dapat dibandingkan dengan
batas-batas spesifikasi yang dapat diterima. Agregat halus dapat berupa
pasir alam, pasir olahan, atau gabungan dari kedua pasir tersebut.
Agregat halus tidak boleh mengandung bahan yang lolos lebih dari 45%

Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

pada satu ukuran ayakan yang tertahan pada ayakan berikutnya. Modulus
kehalusannya tidak kurang dari 2,3 dan tidak boleh lebih dari 3,1.
Agregat kasar dapat berupa kerikil, pecahan kerikil, batu pecah, kerak
tanur tiuo, atau beton semen hidraulis yang dipecah. Agregat yang
digunakan untuk campuran beton terdiri dari 60%-75% dari volume
totalnya.
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan
penguji dalam campuran beton atau mortar. Penggunaan agregat kurang
lebih 70% dari volume beton atau mortar. Agregat kasar adalah agregat
yang mempunyai ukuran butir-butir besar atau agregat yang semua
butirnya tertinggal diatas ayakan 4075 mm (saringan no. 4). Agregat
kasar terdiri dari kerikil (split), batu pecah atau pecahan-pecahan dari
blast-furnace dan kerak tabor tiup. Sifat agregat kasar akan
mempengaruhi kekuatan akhir beton keras dan tahannya terhadap
disintegrasi beton, cuaca dan efek perusak yang lain.
Persyaratan Agregat Kasar menurut Pasal 3.3, PBI 1971:
a. Agregat harus memenuhi:
1) Ketentuan dan persyarat SII 0052-80
"Mutu dan cara uji agregat beton". Bila tidak tercakup dalam SII
0052-80, maka "Spesification for Concrete Agregates".
2) Ketentuan dan Persyaratan ASTM C 330
"Spesification for lighweight Agregate for Structural Concrete"
untuk beton agregat ringan.
b. Atas persetujuan pejabat bangunan agregat yang tidak dapat
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam pasal 3.3.1 tetapi yang
telah dibuktikan berdasarkan pengujian khusus atau pemakaian yang
nyata dapat menghasilkan beton yang kekuatannya dan keawetannya
mencukupi syarat yang boleh digunakan.
c. Ukuran besar butir nogobk maksimum agregat kasar harus tidak
melebihi:
1) 1/5 kapal terkecil antara bidang samping dari cetakan, ataupun

Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

2) 1/3 dari tebal plat, ataupun


3) 3/4 jarak bersih minimum antar batang tulangan atau tendon
pratekan atau selongsong.

Pada dasarnya menurut konsep PBI 1971 mencakup agregat normal


dan agregat ringan. Agregat beton tidak kurang dari 1,20 kg/dm3 (1200
kg/m3).
Tabel Syarat Agregat Kasar
No Persayaratan Agregat Agregat Kasar
1 Modulus Kehalusan 6.0-7.1
2 Kadar Lumpur 1%
3 a. Kadar zat organic ditentukan dengan sulfat 3%
b. Kadar yang diuji dengan goresan batang -
tembaga
4 a. Kekerasan batu dibanding dengan pasir langka 5%
b. Kekerasan Los Angeles < 27%
5 Sifat kekal benda uji dengan larutan jenuh garam
sulfat.
a. Natrium Sulfat < 12%
b. Magnesium Sulfat < 18%
6 Tidak bersifat reaktif alkali, bila semen NaOH >
NaOH < 0.6%
0.6%
7 Batuan pipih < 20% berat
8 Susunan Grading BS 882-1983

D. Agregat Halus
Agregat halus adalah pasir alami sebagai hasil desintegrasi ‘alami’
batuan atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu yang
mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm. Pasir digali dari tempat-tempat
yang terpilih di sungai-sungai dan biasanya dijual tanpa pencucian atau
pengayakan. Para pemasok atas permintaan kontraktor-kontraktor
kadang-kadang diharuskan mencuci tanah liat yang ada di dalam pasir.
Hal ini mengakibatkan butiran-butiran halus yang diperlukan juga ikut
hilang (ayakan no. 200).

Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

Tabel Syarat Agregat Halus


No Persayaratan Agregat Agregat Kasar
1 Modulus Kehalusan 1.5-3.8
2 Kadar Lumpur max 5%
3 Kadar zat organic ditentukan dengan sulfat 3% Warna Standar
4 Kekerasan batu dibanding dengan pasir langka < 2.2

5 Sifat kekal benda uji dengan larutan jenuh garam


sulfat.
c. Natrium Sulfat < 10%
d. Magnesium Sulfat 15%
6 Susunan Grading BS 882-1983

Tabel Susunan Besar Butir atau Gradasi Agregat Halus


Nomor Ukuran Lubang Ayakan Persen Lolos Komulatif
Saringan (mm) (%)
3/8 “ 9.5 100
No. 4 4.75 95-100
8 2.36 80-100
16 1.18 50-85
30 0.60 25-60
50 0.30 10-30
100 0.15 2-10

Agregat halus tidak boleh mengandung bagian yang lolos lebih dari 45%
pada suatu ukuran ayakan dan tertahan pada ayakan berikutnya. Modulud
kehalusan tidak kurang dari 1,5 dan tidak lebih dari 3,8.

Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

Tabel Gradasi Pasir


Lubang Persen Berat Butir Yang Lewat Ayakan
Ayakan
Daerah I Daerah II Daerah III Daerah IV
(mm)
10 100 100 100 100
4,8 90-100 90-100 90-100 95-100
2,4 60-95 75-100 85-100 95-100
1,2 30-70 55-90 75-100 90-100
0,6 15-34 35-59 60-79 80-100
0,3 5-20 8-30 12-40 15-50
0,15 0-10 0-10 0-10 0-15
Keterangan:
Daerah I : Pasir kasar
Daerah II : Pasir ayak kasar
Daerah III : Pasir ayak halus
Daerah IV : Pasir halus

E. Semen
Semen merupakan bahan ikat yang penting dan banyak dipakai dalam
pembangunan fisik. Di dunia sebenarnya terdapat bayak jenis semen
yaitu PC dan Pozzolon (SPP). Dan tiap macamnya digunakan untuk
kondisi tertentu sesuai dengan sifat-sifatnya yang khusus.
Perbedaan antara PC dan Pozzolon (SPP) yaitu susunan PC berupa
campuran air, pasir, dan batu-batuan yang ada di Pulau Portland.
Sedangkan Pozzolon berupa campuran antara PC dan Pozzolon.
Sifat ketahanan Pozzolon terhadap kotoran dalam air lebih baik,
sehingga cocok untuk bangunan di laut, bangunan pengairan dan beton
massa. Sedangkan pada PC kita dapat memperoleh jenis-jenis semen
yang berlainan sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
SPP penghasil panas hidrasi lebih sedikit bila dibandingkan dengan
PC. Suatu semen jika diaduk dengan air akan terbentuk adukan pasta

Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

semen, sedangkan jika diaduk dengan air kemudian ditambah pasir


menjadi mortar semen, dan jika ditambah lagi dengan kerikil/batu pecah
disebut beton.
Semen merupakan bahan beton yang cukup mahal dan tidak setiap
daerah mempunyai pabrik semen, sehingga memerlukan transportasi ke
tempat-tempat pembuatan beton. semen juga merupakan bahan yang
mudah mengeras sehingga diperlukan penyimpanankhusus.

a. Susunan kimia semen


Unsur-unsur pokok semen terdiri atas:
Tabel Susunan Kimia Semen Portland (Subakti A., 1995)
Nama Senyawa Oksida Persen
Kapur CaO 60-67
Silika SiO2 18-25
Alumina Al2O3 3-8
Oksia Besi Fe2O3 0.5-6
Oksida Magnesium MgO 1-4
Alkali Lain 1-3

Pada dasarnya dapat disebut 4 senyawa pokok yang paling


penting yaitu:
Tabel Susunan Senyawa Pokok Pada Semen Portland
Nama Senyawa Susunan Oksida
Trikalsium Silika (C3S) 3 CaO.SiO2
Dikalsium Silika (C2S) 2 CaO.SiO2
Trikalsium Aluminat (C3A) 3 CaO.Al2O3
Tetra Kalsium Aluminoferit (C4AF) 4 CaO.Al2O3.Fe2O3

Unsur C3S dan C2S biasanya terdapat 70-80% dari semen,


sehingga merupakan bagian yang paloh dominan dalam memberikan
sifat semen. Unsur C3S segera mulai berhidrasi, bila semen mulai
terkena air dan menghasilkan panas. Selain itu juga berpengaruh
besar terhadap pengerasan semen, terutama sebelum mencapai umur
14 hari.

Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

Unsur C2S lebih lambat bereaksi dengan air, sehingga supaya


mempengaruhi perkerasan semen setelah berumur 7 hari dan juga
unsur ini membuat semen tahan terhadap serangan kimia dan juga
mengurangi besarnya susutan pengeringan. Kedua unsur ini
membutuhkan air sekitar 24 dan 21 % dari berasumya. Karena C3S
membebaskan kalsium hidroksida 3 kali dari yang dibebaskan oleh
C2S pada saat hidrasi, maka C3S mempunyai presentase pengerasan
yang cepat pada pembentukan kekuatan awal disertai panas hidrasi
yang tinggi.

Unsur C3A berhidrasi secara exothermic dan bereaksi sangat


cepat, memberikan kekuatan setelah 1 hari C3A bereaksi dengan air
sebanyak ±40% dari beratnya, namun karena jumlah unsur ini sedikit
maka pengaruhnya terhadap jumlah air sangat sedikit. Semen yang
mengandung unsur ini lebih dari 10% akan kurang tahan terhadap
serangan asam sulfat yang menyebabkan retak-retak pada beton.
Unsur C4AF kurang berpengaruh terhadap kekerasan semen beton.

b. Komponen semen yang juga mempengaruhi sifat semen:


1) Magnesid, MgO
Terjadi penambahan volume pada saat oksida magnesium ini
bereaksi dengan air, karena penambahan volume ini juga
menyebabkan beton itu retak-retak maka kadar MgO dibatasi
sampai 5%.
2) Sulphuric Anyhydrate (sisa asam sulfat), SO3.
3) SO3 berfungsi sebagai pengatur waktu ikatan semen. Apabila
lada gips terlalu tinggi, maka selama berlangsungnya proses
pengerasan akan timbul pengembangan gypsum.
4) Alkali NaO dan K2O selalu dijumpai dalam bahan-bahan baku
untuk semen, karena menimbulkan retak-retak serta pecah-pecah
dalam beton dan akhirnya merusak seluruhnya maka kadar

Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

alkali rendah (opalidymite, opaline silica, chalcedony) dibatas


kurang atau sama dengan 0,6%.

c. Proses Hidrasi Semen


Bila semen dicampur dengan air maka proses hidrasi akan
berlangsung dalam dua arah, yaitu keluar dan kedalam, maksudnya
hasil hidrasi mengendap dibagian luar dan inti semen yang belum
berhidrasi dua bagian dalam secara bertahap terhidrasi sehingga
volumenya mengecil.
Proses hidrasi pada semen Portland pangan kompleks dan tidak
semua reaksi dapat diketahui secara terperinci. Rumus proses kimia
untuk reaksi hidrasi dari unsur C2S dan C3S dapat ditulis sebagai
berikut:
2 C3S + 6 H → (C3S2H3) + 3 Ca(OH)2
2 C3S + 4 H → (C3S2H3) + Ca(OH)2
Hasil utama dari proses diatas adalah C3S5H3 disebut "fober morite"
yang berbentuk gel.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan hidrasi semen


1) Umur
Pada umur awal sesudah pembuatan papua kecepatan reaksi
hidrasi menjadi maksimum. Dengan bertambahnya waktu,
kecepatan tersebut menurun secara bertahap hingga mencapai
suatu tingkatan tertentu dimana reaksi berhenti sama sekali.

2) Komposisi
Pada tahap permulaan, reaksi hidrasi berlangsung selektif, dalam
arti kecepatan reaks hidrasi ditentukan atau dipengaruhi oleh
kecepatan reaksi individu dari senyawa-senyawa mineral
potensial yang ada. Semen dengan kadar C3A dan C3S rendah.

Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

3) Kehalusan
Kecepatan reaksi hidrasi semen akan bertambah besar dengan
semakin halusnya partikel semen, karena luas permukaan
spesifiknya menjadi lebih besar, sehingga terjadinya reaksi
antara air dan partikel semen per satuan waktu menjadi lebih
cepat.

4) Faktor air semen (f.a.s)


Pada tahap awal, faktor air semen sangat berpengaruh terhadap
reaksi air. Jika perbandingan makin rendah, saat mulai
menurunnya kecepatan reaksi akan dicapai lebih awal. Hal ini
akan mengakibatkan kecepatan reaksi dan tingkat hidrasi
menurun.

Kekuatan semen yang telah mengeras tergantung dari jumlah air


yang digunakan selama proses hidrasi berlangsung. Pada
dasarnya 25% dari berat semen, penambahan jumlah air akan
mengurangi kekuatan setelah mengeras. Kelebihan air akan
mengakibatkan pasta semen berpori lebih banyak, sehingga
hasilnya kurang dan juga lebih berpori.

5) Suhu
Kecepatan reaksi hidrasi akan bertambah seiring bertambahnya
suhu, dengan catatan bahwa peningkatan suhu tadi tidak
menyebabkan pasta menjadi kering. Pengertian pasta akan
menurunkan kecepatan reaksi, bahkan pada kondisi pengeringan
ekstrim, reaksi dapat terhenti sama sekali. Oleh sebab itu
peningkatan suhu sebaiknya dengan perendaman dalam air
panas atau uap air.

Pengaruh suhu terutama terjadi pada tahan awal hidrasi saja.


Selanjutnya kecepatan reaksi maupun titik akhir hidrasi yang

Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

dicapai tidak akan dipengaruhi oleh tingginya suhu tersebut. Hal


ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pada tahap hidrasi lanjutan, perbandingan air dan semen sudah


mengalami perubahan karena sebagian semen telah bereaksi,
sedangkan sisa partikel semen dikelilingi oleh gel berkalsium
silikat. Walaupun dipanasi, gel C3S yang mempunyai kerapatan
besar akan lebih sulit untuk ditembus air yang semestinya
bereaksi dengan semen. Hal ini akan mengakibatkan kecilnya
pengaruh suhu terhadap kecepatan hidrasi.

6) Bahan tambahan
Beberapa bahan kimia, jika ditambahkan kedalam pasta semen
watt diaduk akan mempercepat atau memperlambat proses
hidrasi. Senyawa yang memperlambat disebut "retarder",
misalnya gypsum, asam-asam lignosulfat dan garam-garamnya,
asam karboksilat dan garam-garamnya, dan lain-lain. Senyawa
yang mempercepat reaksi "accelerator" misalnya kalsium
klorida, natrium klorida, dan bubuk batu kapur.

e. Sifat fisik semen


1) Kehalusan butir
Reaksi antara semen dan air dimulai dari permukaan butir-butir
semen sehingga makin luar permukaan butir semen (dari berat
semen yang sama) makin cepat proses hidrasinya. Dengan kata
lain, butir-butir semen yang halus akan menjadi kuat dan
menghasilkan panas hidrasi yang lebih berat daripada semen
dengan butir-butir yang lebih kasar.

Kehalusan butiran mempengaruhi waktu perkerasan pasta


semen. Makin keras permukaan yang dihidrasi makin banyak
gel semen terbentuk waktu umur muda (kuat tekan awal tinggi).

Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

Tetapi perlu diingat bahwa gel tersebut memperlambat waktu


hidrasi dan mencegah terbentuknya gel lain lebih cepat.

2) Sifat-sifat yang berhubungan dengan kehalusan


a) Kekuatan awal tinggi
b) Cepat mundurnya mutu semen jika dipengaruhi cuaca
c) Reaksi kuat dengan bahan agregat aktif
d) Retak-retak
e) Daya penyusutan tinggi
f) Pengikatan cepat
g) Kebutuhan air banyak
h) Mengurangi bleeding

3) Waktu pengikatan
Semen jika dicampur dengan air maka akan terbentuk bubur
secara bertahap dari kurang plastis dan akhirnya menjadi keras.
Tahap pertama dicapai ketika pasta semen cukup kaku untuk
menahan suatu tekanan, waktu untuk mencapai tahap ini disebut
sebagai waktu pengikatan.

Waktu pengikatan dibagi dua, yaitu waktu pengikatan awal


(initial time) dan waktu pengikatan akhir (final setting time).
Waktu ikatan awal adalah waktu dari pencampuran semen dan
air sampai saat kehilangan sifat plastisnya. Dan waktu sampai
mencapai pastanya menjadi massa yang keras disebut waktu ikat
akhir. Proses pengikatan ini juga disertai perubahan temperatur
yang mencapai puncaknya pada saat waktu berakhirnya ikatan
akhir.

Yang harus diperhatikan adalah pada pengikatan awal dan


waktu pengikatan adalah:

Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

a) Beton dijaga agar tidak kering saat sedang mencapai


kekuatannya.
b) Penusukan atau penggetaran dilakukan sebelum pengikatan.
c) Memberi waktu yang cukup pada beton untuk mengeras.

4) Faktor yang mempengaruhi pengikatan awal


a) Umur semen
b) Selama semen itu disimpan untuk jangka waktu lama semen
itu akan menghisap air dan zat asam arang dari udara,
sehingga terjadi pra-hidrasi. Akibat proses pengikatan
lambat dan kekuatan tekan rendah.
c) Suhu
d) Kecepatan suatu reaksi kimia tergantung dari massa yang
bereaksi serta suhu lingkungannya. Pada suhu tinggi akan
memperbesart reaksi antara air dan semen, akan tetapi untuk
proses pengikatan, suhu yang paling tepat kira-kira 20%
dari berat semen.

5) Panas Hidrasi
Silikat dan aluminat pada semen bereaksi dengan air sebagai
media perekat yang memadat lalu membentuk massa yang keras.
Reaksi ini disebut hidrasi. Hidrasi semen bersifat eksotermis
dengan panas yang dikeluarkan kira-kira 110 kalori per gram.

Panas hidrasi didefinisikan sebagai kuantitas panas dalam kalori


per gram pada semen yang terhidrasi. Panas hidrasi untuk semen
dengan panas rendah harus tidak lebih dari 60 kalori per gram
sampai pada tujuh hari pertama dan 70 kalori per gram sampai
pada 28 hari. Laju hidrasi dan perubahan panas bertambah besar
sejalan dengan halusnya semen walaupun kuantitas total panas
yang dibebaskan tidak terpengaruh oleh kehalusan tersebut.

6) Berat jenis

Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

Berat jenis semen berkisar antara 3,15. Berat jenis digunakan


dalam hitungan perbandingan campuran.

f. Sifat kimia semen


1) Kesegaran Semen
Pengujian kehilangan berat akibat pembakaran dilakukan pada
semen untuk menentukan kehilangan berat jika semen dibakar
dengan suhu 900º-1000ºC. Kehilangan berat ini terjadi karena
adanya kelembaban dan adanya CO2 dalam bentuk kapur bebas
atau magnesium yang menguap. Kehilangan berat dari
pembakaran ini merupakan ukuran kesegaran semen, karena
hidroksida dan karbon dari kasus dan magnesium bukan
merupakan unsur perekat maka disebut unsur pengisi.

Pemeriksaan kehilangan berat dilakukan dengan mengambil 1


gram contoh semen, kemudian ditempatkan pada platina pada
suhu 900º-1000ºC selama minimal 15 menit. Dalam keadaan
normal kehilangan berat sekitar 2%, sedangkan maksimum yang
diizinkan 3%.

2) Sisa yang Tak Larut


Sisa bahan yang tidak habis bereaksi adalah bagian yang tidak
aktif dari semen. Sisa yang tidak larut akan diperiksa dengan
mengaduk 1 gram semen dalam 40 ml air ditambah 10 ml HCl
pekat kemudian campuran tadi dididih selama 10 menit dan
volume dibuat tetap, lalu larutan disaring dengan kertas filter.
Sisa yang ada di saringan dicuci dongan larutan Na2CO3, air, dan
HCl. Kemudian untuk yang terakhir dicuci dengan air untuk
memperoleh sisa yang tidak larut. Kertas filter dibakar lalu
ditimbang. Semakin sedikit sisa yang tidak larut semakin baik
semennya. Nilai maksimum yang diizinkan adalah 1,5%.

Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

a) Semen merupakan bahan ikat yang penting dan banyak


dipakai dalam pembangunan fisik. Pada saat ini kita sering
mendengar PC (Portland Cement) dan Pozzolan.
b) Perbedaan PC dan Pozzolan yaitu susunan PC berupa
campuran pasir, air, dan batu-batuan yang ada di Pulau
Portland. Sedangkan Pozzolan berupa campuran antara PC
dan Pozzolan.
c) Sifat ketahanan Pozzolan terhadap kotoran dalam air lebih
baik sehingga cocok untuk bangunan di laut, bangunan
perairan, dan beton massa. Sedangkan pada PC kita dapat
memperoleh jenis-jenis semen yang berlainan sesuai dengan
tujuan pemakaiannya.

F. Air
Masalah air bersih yang sesuai dengan persyaratan pembuatan beton
dibeberapa tempat sulit didapat, sehingga air bersih tersebut perlu
didatangkan dari daerah lain. Selain itu, perlu juga dilakukan
penyelidikan tentang kualitas air bersih agar sesuai dengan yang
disyaratkan.
Selain permasalahan tentang bahan-bahan pembentukan beton, beton
juga memiliki kelemahan dengan kuat tarik. Dengan adanya
permasalahan tersebut, maka diperlukan tulangan tarik untuk
mengatasinya.
Air diperlukan untuk hidrasi semen, dimana semen dan air ini menjadi
perekat bagi agregat kasar dan halus. Air yang berlebihan akan
menyebabkan banyaknya gelembung air setelah proses hidrasi selesai,
sedangkan air yang telalu sedikit akan menyebabkan proses hidrasi tidak
seluruhnya selesai. Sebagai akibatnya beton yang dihasilkan akan kurang
kekuatannya.
Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang penting namun
harganya paling murah. Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen,

Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

serta untuk menjadi bahan pelumas antara butir-butir agregat agar dapat
mudah dikerjakan dan dipadatkan.
Air yang memenuhi persyaratan sebagai air minum memenuhi syarat
pula untuk bahan campuran beton. (tetapi tidak berarti air pencampur
beton harus memenuhi standart persyaratan air minum).
Secara umum, air yang dapat digunakan untuk bahan pencampur
beton adalah air yang bila dipakai akan dapat menghasilkan beton dengan
kekuatan lebih dari 90% kekuatan beton yang memakai air suling.
Dalam pemakaian air sebagai bahan campuran beton sebaiknya air
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Air yang digunakan untuk pembuatan beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak dan asam, alkali, garam, juga zat organik atau
bahan lain yang dapat merusak beton dan baja tulangan.
b. Air yang digunakan untuk pembuatan beton pratekan dan beton yang
didalamnya akan tertanam logam alumunium, serta beton bertulang
biasa, tidak boleh mengandung ion klorida sebagai pedoman, kadar
ion klorida tidak boleh melampaui 500 mg per liter air.

Kadar total kloridc maksimum (dalam %) terhadap berat semen yang


disyaratkan adalah:
1) Untuk beton pra-tekan adalah sebesar 0,06%.
2) Untuk beton tulang yang selamanya berhubungan dengan
klorida adalah sebesar 0,05%.
3) Untuk beton bertulang yang selamanya kering atau terlindungi
dari basah adalah 1%.
c. Air tawar yang tidak bisa diminum tidak boleh digunakan untuk
campuran beton, kecuali memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Pemilihan campuran beton yang akan dipakai didasarkan pada
campuran beton yang disyaratkan dapat dipenuhi.
2) Dilakukan percobaan perbandingan antara mortar yang memakai
air tersebut dan mortar yang memakai air bersih yang dapat

Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

diminum atau air suling. Untuk ini dibuat kubus uji mortar
berukuran sisi 50 mm dengan cara sesuai dengan SII 0013-81
atau ASTM C 109.
3) Air tersebut dapat dipakai untuk campuran beton bila kuat tekan
mortar yang memakai air tawar yang dapat diminum atau air
suling.
4) Di dalam praktikum ini air tidak diuji karena pengambilan air
standar (PDAM).
(M. I. Retno Susilorini-Djoko Suwarno, Mengenal dan Memahami
Teknologi Beton).

G. PELAKSANAAN PENGUJIAN BAHAN


Pengujian bahan yang dilaksanakan:
a. Pengujian berat jenis semen
b. Pengujian konsistensi normal semen
c. Pengikatan awal semen
d. Pengujian berat volume agregat kasar dan halus
e. Pengujian kadar agregat kasar
f. Pengujian specific gravity dan absorbsi agregat kasar
g. Pengujian specific gravity dan absorbsi agregat halus
h. Analisa saringan agregat halus
i. Pengujian tingkat kekerasan agregat kasar dengan mesin Los Angeles
j. Pengujian Kelembapan batu pecah
k. Pengujian air resapan batu pecah
l. Pengujian berat volume batu pecah
m. Pengujian kebersihan batu pecah terhadap lumpur
n. Pengujian Keausan agregat kasar
o. Analisa Saringan pasir
p. Analisa saringan batu pecah

H. MIX DESIGN DAN PENGUJIAN BETON

Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

a. Mix Design
Beton merupakan proses penentuan bahan yang digunakan dalam
pembuatan beton dengan ukuran diameter setiap perbandingan bahan
yang akan dicampur. Mix design beton mempunyai aturan yang sudah
ditetapkan pada Standar Nasional Indonesia 03-2834-1993. Definisi dari
mix design sendiri merupakan proses pemilihan bahan beton yang tept
dengan memutuskan kuantitas ketergantungan dari bahan yang telah
dipilih dengan pertimbangan syarat mutu.
b. Perawatan Beton
Perawatan Beton dilakukan saat beton sudah mulai mengeras yang
bertujuan untuk menjaga agar beton tidak cepat kehilangan air dan
sebagai tindakan menjaga kelembaban/suhu beton sehingga beton dapat
mencapai mutu beton yang diinginkan.
c. Pengujian Beton
1) Pengujian Slump beton
Slump test beton adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa kental adukan beton yang akan di produksi. Dibalik dari
kualitas sebuah mix design beton, ternyata perlu dilakukan pengujian
dari kadar kekentalan beton itu sendiri agar mencapai kuat tekan
beton rencana.

2) Pengujian kuat tekan beton


Uji kuat tekan beton adalah upaya mendapatkan nilai estimasi kuat
tekan beton pada struktur eksisting, dengan cara melakukan tekanan
pada sampel beton dari struktur yang sudah dilaksanakan.

3) Pengujian kuat Tarik belah beton


Pengujian kuat tarik belah bertujuan untuk mengevaluasi ketahanan
geser dari komponen struktur yang terbuat dari beton yang
menggunakan agregat ringan (SNI 03-2491- 2002) dan untuk
mengetahui kekuatan ikatan semen terhadap crumb rubber dan
pecahan genteng pada campuran beton

Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

4) Pengujian kuat lentur balok beton.


Uji Kuat lentur balok beton dilakukan berdasarkan peraturan BSN
4431, 2011 di mana penampang beton bertulang dibebani lentur
murni. Asumsi yang digunakan dalam menganalisis beton bertulang
yang diberi beban lentur adalah:
a) Beton tidak dapat menerima gaya tarik karena beton tidak
mempunyai kekuatan Tarik.
b) Perubahan bentuk berupa pertambahan panjang dan
perpendekkan (regangan tarik dan tekan) pada serat-serat
penampang, berbanding lurus dengan jaraktiap serat ke sumbu
netral.
c) Hubungan antara tegangan dan regangan baja dapat dinyatakan
secara skematis.
d) Hubungan antara tegangan dan regangan beton dapat dinyatakan
secara skematis.

I. LANDASAN TEORI PENGUJIAN KUAT TEKAN KARAKTERISTIK


BETON DENGAN ALAT HAMMER
Dalam pengujian kuat tekan beton supaya tidak merusak strukturnya
dilakukan pengujian menggunakan alat hammer atau semi destructive test
yaitu uji bor inti (core drill) pada daerah yang diperkirakan kurang memenuhi
syarat.
Alat uji Schmidt Rebound Hammer (Hammer Test) ditemukan pada tahun
1948 dan sangat populer digunakan karena sederhana ( Mindess 1981).
Kegunaan dari alat ini adalah untuk mengukur besar pantulan dari massa baja
keras yang dibenturkan pada permukaan beton dengan suatu per. Dalam
pengujian yang perlu diperhatikan yaitu kekerasan permukaan seperti :
1. Lapisan permukaan yang sudah dilapisi plester harus dikupas dan
permukaan beton harus dihaluskan dengan amplas baru.
2. Permukaan beton harus kering.
3. Bagian beton yang diuji harus kaku (tidak bergetar).

Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

4. Uji hammer sangat peka terhadap keadaan local permukaan beton


(Neville, 1975). Misalnya terdapat butiran besar kerikil dibawah
permukaan akan memperbesar nilai pantulan, karena permukaannya
menjadi lebih padat.

Apabila dalam pengujian menggunakan uji bor inti harus diperhatikan


beberapa hal penting sebagai berikut menurut SK SNI M-61-1990-03 :
1. Umur beton yang dibor minimum 14 hari.
2. Diameter benda uji bor inti minimum sebesar tiga kali ukuran maksimum
kerikil yang ada dalam betonnya.
3. Pengeboran harus tegak lurus pada elemen strukur.
4. Titik bor harus dipilih pada tempat yang tidak membahayakan struktur,
misalnya jangan dekat sambungan atau momen maksimum.
5. Lubang bor jangan memotong tulangan utama

6. Lubang bor segera ditutup beton yang mutunya kuran dari beton semula

Dalam Pengujian kuat tekan beton menggunakan uji bor inti benda uji
yang digunakan kurang lebih banyak 3 buah benda uji dan harus memenuhi
syarat bahwa benda uji tersebut tidak berbahaya seperti :
1. Kuat Tekan rata-rata dari tiga benda uji hasil bor inti (satu titik bor
diambil 3 benda uji) mempunyai kuat tekan beton tidak kurang dari 0,85
fc’.
2. Kuat teka masing-masing benda uji hasil bor inti tidak ada satupun yang
kurang dari 0,75 fc’. (Kardiyono Tjokrodimulyo, Teknologi beton).

Bab 2

Anda mungkin juga menyukai