BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENDAHULUAN
Keterlibatan pelaku dalam dunia konstruksi adalah untuk mengetahui
adanya kepastian terhadap konstruksi yang sedang dibangunnya, sehingga
perlu diadakannya beberapa pengujian beton yang sampelnya mengambil
langsung dari lapangan untuk memastikan kualitas beton dari struktur secara
keseluruhan sesuai dengan kualitas konstruksi yang telah direncanakannya.
Beberapa hal yang dapat menimbulkan perbedaan mutu beton tersebut,
diantaranya yaitu proses perawatan.
Ada beberapa hal yang penting dan menjadi suatu alasan dalam pengujian
beton, sebagai berikut :
1. Dengan pengujian diperoleh suatu kepastian bahwa beton telah dicampur
dengan benar, yaitu baik bahan, campuran dan rencana campurannya
yang dilakukan di laboratorium.
2. Dari pengujian, diperoleh suatu variasi statistik mengenai kondisi beton
yang dihasilkan, misalnya dengan variasi yang tinggi menunjukan atau
mengindikasikan bahwa uji beton tersebut kurang bagus (makalah
kontrol kualitas).
3. Melalui pengujian, bisa terjadi perubahan-perubahan yang tidak
diperhatikan pada kondisi material dan lingkungan, sehingga hal ini
dapat menimbulkan masalah.
4. Adanya pengujian yang sederhana dan program pengawasan yang
instensif dapat dipastikan bahwa pekerja yang terlibat di dalam proses
produksi, pengiriman dan pengecoran beton menjadi tidak teledor atau
ceroboh dalam melaksanakan tugas masing- masing.
5. Hasil uji dapat dipakai sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi tahap
selanjutnya di lapangan.
Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG
C. Agregat Kasar
Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi ‘alami’ batuan
pecah atau bahan yang diperoleh dari industri pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir antara 5-40 mm. Pada masa yang lalu beton
diproduksi dengan menggunakan agregat kerikil yang diambil dari sungai
secara alamiah, yang terdiri dari bermacam-macam ukuran 5-40 mm
yang tidak dicuci, yang mempunyai gradasi berubah-ubah pada setiap
Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG
Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG
pada satu ukuran ayakan yang tertahan pada ayakan berikutnya. Modulus
kehalusannya tidak kurang dari 2,3 dan tidak boleh lebih dari 3,1.
Agregat kasar dapat berupa kerikil, pecahan kerikil, batu pecah, kerak
tanur tiuo, atau beton semen hidraulis yang dipecah. Agregat yang
digunakan untuk campuran beton terdiri dari 60%-75% dari volume
totalnya.
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan
penguji dalam campuran beton atau mortar. Penggunaan agregat kurang
lebih 70% dari volume beton atau mortar. Agregat kasar adalah agregat
yang mempunyai ukuran butir-butir besar atau agregat yang semua
butirnya tertinggal diatas ayakan 4075 mm (saringan no. 4). Agregat
kasar terdiri dari kerikil (split), batu pecah atau pecahan-pecahan dari
blast-furnace dan kerak tabor tiup. Sifat agregat kasar akan
mempengaruhi kekuatan akhir beton keras dan tahannya terhadap
disintegrasi beton, cuaca dan efek perusak yang lain.
Persyaratan Agregat Kasar menurut Pasal 3.3, PBI 1971:
a. Agregat harus memenuhi:
1) Ketentuan dan persyarat SII 0052-80
"Mutu dan cara uji agregat beton". Bila tidak tercakup dalam SII
0052-80, maka "Spesification for Concrete Agregates".
2) Ketentuan dan Persyaratan ASTM C 330
"Spesification for lighweight Agregate for Structural Concrete"
untuk beton agregat ringan.
b. Atas persetujuan pejabat bangunan agregat yang tidak dapat
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam pasal 3.3.1 tetapi yang
telah dibuktikan berdasarkan pengujian khusus atau pemakaian yang
nyata dapat menghasilkan beton yang kekuatannya dan keawetannya
mencukupi syarat yang boleh digunakan.
c. Ukuran besar butir nogobk maksimum agregat kasar harus tidak
melebihi:
1) 1/5 kapal terkecil antara bidang samping dari cetakan, ataupun
Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG
D. Agregat Halus
Agregat halus adalah pasir alami sebagai hasil desintegrasi ‘alami’
batuan atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu yang
mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm. Pasir digali dari tempat-tempat
yang terpilih di sungai-sungai dan biasanya dijual tanpa pencucian atau
pengayakan. Para pemasok atas permintaan kontraktor-kontraktor
kadang-kadang diharuskan mencuci tanah liat yang ada di dalam pasir.
Hal ini mengakibatkan butiran-butiran halus yang diperlukan juga ikut
hilang (ayakan no. 200).
Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG
Agregat halus tidak boleh mengandung bagian yang lolos lebih dari 45%
pada suatu ukuran ayakan dan tertahan pada ayakan berikutnya. Modulud
kehalusan tidak kurang dari 1,5 dan tidak lebih dari 3,8.
Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG
E. Semen
Semen merupakan bahan ikat yang penting dan banyak dipakai dalam
pembangunan fisik. Di dunia sebenarnya terdapat bayak jenis semen
yaitu PC dan Pozzolon (SPP). Dan tiap macamnya digunakan untuk
kondisi tertentu sesuai dengan sifat-sifatnya yang khusus.
Perbedaan antara PC dan Pozzolon (SPP) yaitu susunan PC berupa
campuran air, pasir, dan batu-batuan yang ada di Pulau Portland.
Sedangkan Pozzolon berupa campuran antara PC dan Pozzolon.
Sifat ketahanan Pozzolon terhadap kotoran dalam air lebih baik,
sehingga cocok untuk bangunan di laut, bangunan pengairan dan beton
massa. Sedangkan pada PC kita dapat memperoleh jenis-jenis semen
yang berlainan sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
SPP penghasil panas hidrasi lebih sedikit bila dibandingkan dengan
PC. Suatu semen jika diaduk dengan air akan terbentuk adukan pasta
Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG
Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG
Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG
2) Komposisi
Pada tahap permulaan, reaksi hidrasi berlangsung selektif, dalam
arti kecepatan reaks hidrasi ditentukan atau dipengaruhi oleh
kecepatan reaksi individu dari senyawa-senyawa mineral
potensial yang ada. Semen dengan kadar C3A dan C3S rendah.
Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG
3) Kehalusan
Kecepatan reaksi hidrasi semen akan bertambah besar dengan
semakin halusnya partikel semen, karena luas permukaan
spesifiknya menjadi lebih besar, sehingga terjadinya reaksi
antara air dan partikel semen per satuan waktu menjadi lebih
cepat.
5) Suhu
Kecepatan reaksi hidrasi akan bertambah seiring bertambahnya
suhu, dengan catatan bahwa peningkatan suhu tadi tidak
menyebabkan pasta menjadi kering. Pengertian pasta akan
menurunkan kecepatan reaksi, bahkan pada kondisi pengeringan
ekstrim, reaksi dapat terhenti sama sekali. Oleh sebab itu
peningkatan suhu sebaiknya dengan perendaman dalam air
panas atau uap air.
Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG
6) Bahan tambahan
Beberapa bahan kimia, jika ditambahkan kedalam pasta semen
watt diaduk akan mempercepat atau memperlambat proses
hidrasi. Senyawa yang memperlambat disebut "retarder",
misalnya gypsum, asam-asam lignosulfat dan garam-garamnya,
asam karboksilat dan garam-garamnya, dan lain-lain. Senyawa
yang mempercepat reaksi "accelerator" misalnya kalsium
klorida, natrium klorida, dan bubuk batu kapur.
Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG
3) Waktu pengikatan
Semen jika dicampur dengan air maka akan terbentuk bubur
secara bertahap dari kurang plastis dan akhirnya menjadi keras.
Tahap pertama dicapai ketika pasta semen cukup kaku untuk
menahan suatu tekanan, waktu untuk mencapai tahap ini disebut
sebagai waktu pengikatan.
Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG
5) Panas Hidrasi
Silikat dan aluminat pada semen bereaksi dengan air sebagai
media perekat yang memadat lalu membentuk massa yang keras.
Reaksi ini disebut hidrasi. Hidrasi semen bersifat eksotermis
dengan panas yang dikeluarkan kira-kira 110 kalori per gram.
6) Berat jenis
Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG
Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG
F. Air
Masalah air bersih yang sesuai dengan persyaratan pembuatan beton
dibeberapa tempat sulit didapat, sehingga air bersih tersebut perlu
didatangkan dari daerah lain. Selain itu, perlu juga dilakukan
penyelidikan tentang kualitas air bersih agar sesuai dengan yang
disyaratkan.
Selain permasalahan tentang bahan-bahan pembentukan beton, beton
juga memiliki kelemahan dengan kuat tarik. Dengan adanya
permasalahan tersebut, maka diperlukan tulangan tarik untuk
mengatasinya.
Air diperlukan untuk hidrasi semen, dimana semen dan air ini menjadi
perekat bagi agregat kasar dan halus. Air yang berlebihan akan
menyebabkan banyaknya gelembung air setelah proses hidrasi selesai,
sedangkan air yang telalu sedikit akan menyebabkan proses hidrasi tidak
seluruhnya selesai. Sebagai akibatnya beton yang dihasilkan akan kurang
kekuatannya.
Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang penting namun
harganya paling murah. Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen,
Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG
serta untuk menjadi bahan pelumas antara butir-butir agregat agar dapat
mudah dikerjakan dan dipadatkan.
Air yang memenuhi persyaratan sebagai air minum memenuhi syarat
pula untuk bahan campuran beton. (tetapi tidak berarti air pencampur
beton harus memenuhi standart persyaratan air minum).
Secara umum, air yang dapat digunakan untuk bahan pencampur
beton adalah air yang bila dipakai akan dapat menghasilkan beton dengan
kekuatan lebih dari 90% kekuatan beton yang memakai air suling.
Dalam pemakaian air sebagai bahan campuran beton sebaiknya air
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Air yang digunakan untuk pembuatan beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak dan asam, alkali, garam, juga zat organik atau
bahan lain yang dapat merusak beton dan baja tulangan.
b. Air yang digunakan untuk pembuatan beton pratekan dan beton yang
didalamnya akan tertanam logam alumunium, serta beton bertulang
biasa, tidak boleh mengandung ion klorida sebagai pedoman, kadar
ion klorida tidak boleh melampaui 500 mg per liter air.
Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG
diminum atau air suling. Untuk ini dibuat kubus uji mortar
berukuran sisi 50 mm dengan cara sesuai dengan SII 0013-81
atau ASTM C 109.
3) Air tersebut dapat dipakai untuk campuran beton bila kuat tekan
mortar yang memakai air tawar yang dapat diminum atau air
suling.
4) Di dalam praktikum ini air tidak diuji karena pengambilan air
standar (PDAM).
(M. I. Retno Susilorini-Djoko Suwarno, Mengenal dan Memahami
Teknologi Beton).
Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG
a. Mix Design
Beton merupakan proses penentuan bahan yang digunakan dalam
pembuatan beton dengan ukuran diameter setiap perbandingan bahan
yang akan dicampur. Mix design beton mempunyai aturan yang sudah
ditetapkan pada Standar Nasional Indonesia 03-2834-1993. Definisi dari
mix design sendiri merupakan proses pemilihan bahan beton yang tept
dengan memutuskan kuantitas ketergantungan dari bahan yang telah
dipilih dengan pertimbangan syarat mutu.
b. Perawatan Beton
Perawatan Beton dilakukan saat beton sudah mulai mengeras yang
bertujuan untuk menjaga agar beton tidak cepat kehilangan air dan
sebagai tindakan menjaga kelembaban/suhu beton sehingga beton dapat
mencapai mutu beton yang diinginkan.
c. Pengujian Beton
1) Pengujian Slump beton
Slump test beton adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa kental adukan beton yang akan di produksi. Dibalik dari
kualitas sebuah mix design beton, ternyata perlu dilakukan pengujian
dari kadar kekentalan beton itu sendiri agar mencapai kuat tekan
beton rencana.
Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG
Bab 2
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG
6. Lubang bor segera ditutup beton yang mutunya kuran dari beton semula
Dalam Pengujian kuat tekan beton menggunakan uji bor inti benda uji
yang digunakan kurang lebih banyak 3 buah benda uji dan harus memenuhi
syarat bahwa benda uji tersebut tidak berbahaya seperti :
1. Kuat Tekan rata-rata dari tiga benda uji hasil bor inti (satu titik bor
diambil 3 benda uji) mempunyai kuat tekan beton tidak kurang dari 0,85
fc’.
2. Kuat teka masing-masing benda uji hasil bor inti tidak ada satupun yang
kurang dari 0,75 fc’. (Kardiyono Tjokrodimulyo, Teknologi beton).
Bab 2