Anda di halaman 1dari 10

INOVASI BETON FABA SEBAGAI MATERIAL

PERKERASAN KAKU (Rigid Pavement)

PEMBIMBING 1 PEMBIMBING 2
Dr. BAHTIAR, ST., MT Dr. DEWI ANA RUSIM, ST., MT
19710606 200812 1 001 19830301 200912 2 002
DISUSUN OLEH:

FEBRYAN MARCHELLO DE FRETES


20180611014089
Latar Belakang

Pengelolaan limbah FABA yang tepat dapat menghasilkan produk yang bermanfaat, seperti paving blok, batako dan bahan material cor.
Penggunaan olahan limbah PLTU tersebut juga bisa dirasa lebih ramah lingkungan dan murah karena dapat mengurangi biaya pembangunan yang
signifikan.

Pada tanggal 22 April 2022. YBM PLN UIW & UPK Papua dan Papua Barat memanfaatkan 28 ton limbah hasil pembakaran batubara
fly ash dan bottom Ash (FABA) dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Holtekamp sebagai bahan bangunan bantuan rumah mengaji dan
marbot Ar Rasaq. Kampung Selayar, Kota Jayapura.
PT. PLN memastikan tidak akan membuang limbah-limbah tersebut tetapi akan lebih mengoptimalkan pemanfaatannya, karena dapat
memberikan nilai yang ekonomis atas limbah tersebut. Hal ini menyusul dikategorikannya FABA menjadi Limbah Non Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) sesuai Peraturan Pemerintah (PP) NO 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Rumusan Masalah
01 Bagaimana inovasi beton faba untuk material perkerasan kaku?

Berapa komposisi campuran beton faba yang tepat


02 untuk mendapatkan nilai kuat tekan optimum pada
perkerasan kaku (rigid pavement)?
Batasan Masalah
01 Semen yang digunakan adalah semen portland tipe 1(Semen Tonasa).
Faba yang digunakan berasal dari hasil sisa bakarbatu bara pada PLTU Holtekamp,
02 Jayapura, Indonesia.

03 Agregat halus yang digunakan berupa pasir dan agregat kasar berupa batu pecah.

04 Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 7, 14, 28 dan 54 hari.

05 Jumlah benda uji yang digunakan 60 buah untuk uji kuat tekan.

Pengujian kuat tekan menggunakan alat uji kuat tekan yang berupa mesin hidrolik
03
06 yang ada pada Laboratorium Teknik Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Cenderawasih.

Tidak dibahas reaksi kimia yang terjadi pada campuran tehadap bahan-bahan yang
07 digunakan.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh penambahan faba pada
01 campuran beton terhadap kuat tekan pada perkerasan
kaku (rigid pavement).

02 Untuk mengetahui komposisi beton faba yang


memiliki nilai kuat tekan yang optimum.
Lokasi Penelitian

Lokasi Pengambilan
Faba

PLTU Holtekamp
FLOW CHART
Mulai

Persiapan Bahan

Semen Agregat Kasar Faba Air


dan
Agregat Halus

Uji Bahan:

Pembuatan Benda
Uji:

Perawatan

Pengujian Benda Uji (Kuat Tekan)

Analisis Data dan Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai
Metode Penelitian
Metode yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan benda uji
berbentuk silinder diameter 75 mm tinggi 150 mm. Variasi bahan utama dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan Faba (Fly Ash dan Bottom Ash) dengan rencana variasi komposisi campuran yang dapat
di lihat pada tabel berikut;

JENIS BAHAN A B C D E KEBUTUHAN/HARI


BENDA
JUMLAH
A = Faba UJI Kg Kg Kg Kg Liter 7 14 21 28

B = Semen
1 6,242 1,708 - 3,525 1,025 3 3 3 3 12
C = Agregat Halus 2 7,122 1,642 - 2,651 1,085 3 3 3 3 12
3 6,5 1,833 3,162 - 1,005 3 3 3 3 12
D = Agregat Kasar
4 6,76 1,651 - 3,081 1,008 3 3 3 3 12
E = Air
5 7,6 1,851 2,016 - 1,033 3 3 3 3 12
Standar Penelitian Yang Digunakan
No Bahan Penelitian Standar Terpakai

1. Semen Spesifikasi Pabrik


 
1. SNI 03-1968-1990, Pengujian analisa saringan.
2. SNI 1970:2008, Pengujian berat jenis dan penyerapann air agregat halus.
2. Agregat Halus
  3. SNI 03-1973-1990, Pengujian berat isi.
 
4. SNI 03-1971-1990, Pengujian kadar air.
5. SNI 03-4142-1996, Pengujian kadar lumpur.
 
 
1. SNI 03-1968-1990, Pengujian analisa saringan.
2. SNI 03-1970-1990, Pengujian berat jenis dan penyerapann air agregat kasar.
3.
Agregat Kasar
  3. SNI 03-1973-1990, Pengujian berat isi.
4. SNI 03-2417-1991, Pengujian keausan agregat dengan mesin los angeles
 

4. Air Spesifikasi standar PBI 1971


Thank you

Anda mungkin juga menyukai