Anda di halaman 1dari 7

Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 7, J 044-050

https://doi.org/10.32315/ti.7.j044

Uji Karakteristik dan Mix-Design Material Beton Berbahan


Limbah Organik Cangkang Kemiri
Nasruddin1, Victor Sampebulu2, Pratiwi Mushar3
1,2,3
Lab. bahan, struktur dan kontruksi bangunan/Arsitektur/Struktur dan konstruksi /Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin.
Korespondensi: nas_junus@yahoo.com/vicsam_ars@yahoo.com/tiwiarch19@gmail.com

Abstrak

Dalam perkembangan beton, beton mulai menggunakan bahan substitusi untuk mengurangi sifat
getas beton. Bahan substitusi merupakan bahan yang dapat menggantikan material beton baik
agregat kasar, agregat halus, maupun semen dengan bahan material lain, seperti semen portland
dengan terak baja, batu pecah (agregat kasar) dengan batu apung dan lain-lain. Salah satu manfaat
dari metode substitusi material beton yaitu dapat menggunakan limbah organik. Limbah organik
dapat berupa hasil sisa produksi maupun pemakaian, salah satunya adalah cangkang kemiri yang
merupakan limbah dari buah kemiri. Cangkang kemiri merupakan suatu potensi baru yang dapat
dikembangkan dan dimanfaatkan lebih besar lagi. Tentu saja ini dapat meningkatkan nilai ekonomi
cangkang kemiri yang selama ini hanya dikenal sebagai bahan buangan dari buah kemiri. Tujuan
dari pembahasan ini adalah mengetahui karakteristik limbah organik cangkang kemiri dan mix design
sebagai material penyusun beton. Metode yang digunakan adalah eksperimental dengan cara uji
kadar lumpur, kadar air dan massa serta menyusun mix design dengan metode DOE, pengujian
dilakuakn di laboratorium bahan,struktur dan konstruksi bangunan Departemen Arsitektur FT-UNHAS
Hasil dari pembahasan ini adalah mendapatkan karakteristik dari material penyusun beton
(karakteristik Agregat Kasar, agregat halus, cangkang kemiri, semen dan air) dan mix design dari
campuran beton cangkang kemiri.

Kata-kunci : beton, cangkang kemiri, karakteristik, mix design, limbah organik

Pendahuluan jenis campuran, sifat – sifat agregat, serta lama


dan kualitas perawatan. Kekuatan beton yang
Beton adalah material utama yang digunakan paling umum digunakan adalah sekitar 3000
dalam pembuatan bangunan. Beton banyak sampai 6000 psi, dan beton komersial dengan
digunakan karena keunggulan-keunggulannya agregat biasa kekuatannya sekitar 300 sampai
antara lain karena beton dapat dengan mudah 10000 psi dengan ukuran 6 X 12 inchi
dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi, (Nawy,1990).
mampu memikul beban yang berat, tahan
terhadap temperatur yang tinggi, dan biaya Dalam perkembangannya, beton mulai
pemeliharaan yang kecil atau mudah dalam menggunakan bahan substitusi untuk
perawatan. Selain tahan terhadap serangan api mengurangi sifat getas beton. Bahan substitusi
seperti yang telah disebutkan diatas, beton juga merupakan bahan yang dapat menggantikan
tahan terhadap serangan korosi. (Mulyono, material beton baik agregat kasar, agregat halus,
2005). Kekuatan tekan beton dapat dicapai maupun semen dengan bahan material lain,
sampai 14000 psi atau lebih, bergantung pada seperti semen portland dengan terak baja, batu

Fakultas Arsitektur dan Desain, Unika Soegijapranata, Semarang Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | J 044
ISBN 978-602-51605-8-5 E-ISBN 978-602-51605-5-4
Uji Karakteristik dan Mix-Design Material Beton Berbahan Limbah Organik Cangkang Kemiri
pecah (agregat kasar) dengan batu apung dan Metode Analisis Data
lainlain. Salah satu manfaat dari metode
substitusi material beton yaitu dapat Metode analisis data yang digunakan adalah
menggunakan limbah organik. Limbah analisis kauntitatif dengan sistem tabulasi dan
organik dapat berupa hasil sisa produksi grafis
maupun pemakaian, salah satunya adalah
Hasil dan Pembahasan
cangkang kemiri yang merupakan limbah
dari buah kemiri. Cangkang kemiri merupakan
Pengujian harus dilaksanakan dalam sistematika
suatu potensi baru yang dapat dikembangkan
dan urutan yang jelas dan teratur sehingga
dan dimanfaatkan lebih besar lagi. Tentu saja ini
hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
dapat meningkatkan nilai ekonomis cangkang
Tahapan pelaksanaan dari penelitian ini secara
kemiri yang selama ini hanya dikenal sebagai
garis besar dibagi dalam beberapa tahap, yaitu:
bahan buangan dari buah kemiri. Pada daerah
Kemirie Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan, 1. Tahap Persiapan
pemanfaatan limbah cangkang kemiri masih
belum optimal, namun pada kenyataannya Persiapan Pada tahap ini seluruh bahan dan
potensial dari cangkang kemiri dapat peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian
dimanfaatkan lebih besar lagi. Adapun komposisi dipersiapkan terlebih dahulu agar penelitian
cangkang kemiri yaitu CaO, SiO2, Al2O3, MgO, dapat berjalan dengan lancar.
H2O, Fe2O3. Saat semua bereaksi, akan ada
sisa SiO2 yang belum bereaksi akan membentuk 2. Tahap Pemeriksaan Bahan
reaksi silika turunan dengan gel CSH-2
menghasilkan gel CSH-3 yang lebih padat, Pengujian Material Pada tahap ini dilakukan
sehingga akan meningkatkan pasta semen dan penelitian terhadap agregat kasar dan agregat
agregat (Goldberd H.D Sinaga,2013). halus. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sifat
Berdasarkan penjelasan di atas, sangat cocok dan karakteristik bahan tersebut apakah
apabila cangkang kemiri yang selama ini memenuhi persyaratan atau tidak. Selain itu,
sebagai limbah yang tidak terpakai dapat hasil dari pengujian ini akan digunakan sebagai
digunakan sebagai bahan subtitusi pada data rancangan campuran beton (Mix Design).
campuran beton.
. Berikut adalah tabel spesifikasi pemeriksaan uji
Metode Penelitian material agregat kasar dan agregat halus :

Metode yang digunakan adalah eksperimental Tabel 1. Spesifikasi Uji Material Agregat Kasar dan
dengan cara uji kadar lumpur, kadar air dan Halus
massa serta menyusun mix design dengan
UJI AGREGAT AGREGAT
metode DOE, pengujian dilakuakn di MATERIAL HALUS KASAR
laboratorium bahan,struktur dan konstruksi Berat Volume SNI 03-4804- SNI 03-4804-
bangunan Departemen Arsitektur FT-UNHAS (lepas dan 1998 1998
padat) Interval 1,4 - Interval 1,6 -
1,9 kg/ltr 1,9 kg/ltr
Metode Pengumpulan Data
Kadar Air SNI 03-1971- SNI 03-1971-
1990 1990
Data dikumpulkan dengan cara mengukur nilai Interval 2% - Interval
kadar air, kadar lumpur, kadar absorpsi, kadar 5% 0,5% - 2%
organik dan massa pada material penyusun Kadar Lumpur SNI 03-4142- SNI 03-4142-
1996 1996
beton melalui timbangan digital kemudian data Maks 5% Maks 1%
diolah menggunakan microsoft excel. Kadar Organik SNI 03-2816- -
1992
< No.3
Berat Jenis dan SNI 1970:2008 SNI

J 045 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018


Nasruddin
Penyerapan Air Interval 1,6 – 1969:2008 Karakteristik Agregat
3,3 berat jenis Interval 1,6
dan 0,20% – – 3,3 berat
2,00% jenis dan Material yang digunakan dalam penelitian ini
penyerapan air 0,20% – terdiri dari agregat halus (pasir) dan agregat
4,00% kasar (batu pecah) dan cangkang kemiri.
penyerapan
air
Analisa SNI ASTM SNI ASTM 1) Hasil Pengujian Agregat Kasar
Saringan C136:2012 C136:2012 Berat Jenis dan Penyerapan
Interval 2,20 – Interval 5,50
3,10 – 8,50
Tabel 2. Hasil Percobaan Analisa Berat Jenis dan
Penyerapan dari Agregat Kasar
Untuk air yang digunakan dalam pengujian
diperoleh dari air PDAM Laboratorium Struktur Keterangan Hasil
dan Bahan memenuhi syarat ketentuan dari SNI Berat Jenis Curah 2,35
2847- 2013. Semen yang digunakan adalah Berat Jenis Kering Permukaan 2,39
Semen PCC dari PT. SEMEN TONASA tidak Berat Jenis Semu 2,45
diperiksa karena dianggap telah memenuhi Penyerapan 1,75%
syarat sesuai ketentuan dari tempat produksinya
yaitu sesuai SNI 15-7064-2004. Tabel 3. Hasil Percobaan Analisa Berat Jenis dan
Penyerapan dari Cangkang Kemiri

Uji Karakteristik Keterangan Hasil


Berat Jenis Curah 1,63
Pengujian Material Karakteristik agregat material Berat Jenis Kering Permukaan 1,65
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Berat Jenis Semu 1,66
agregat halus (pasir) dan agregat kasar (agregat Penyerapan 1,25%
kasar (batu pecah)) dari sungai Je’neberang.
Dari hasil pengujian sampel diatas, dapat dilihat
Pengujian karakteristik agregat dilakukan di
bahwa berat jenis agregat kasar (batu pecah)
laboratorium struktur bahan bangunan dan
dan cangkang kemiri memenuhi syarat berat
konstruksi Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
jenis agregat kasar pada standard SNI
Universitas Hasanuddin, Gowa. Metode
1970:2008 yaitu berkisar antara 1,6 – 3,3,
pengujian agregat mengacu pada SNI (Standar
Sehingga agregat kasar (batu pecah) dan
Nasional Indonesia) dan ASTM (American
cangkang kemiri tersebut dapat dipakai sebagai
Society for Testing Material).
bahan campuran beton.
Pemeriksaan terhadap uji karakteristik bahan
penyusun beton diperoleh hasil sebagai
Berat Volume
berikut :
Air Nilai berat volume agregat kasar bergantung
Menurut SNI 2847- 2013 air harus bersih, bersih pada tiga hal, yaitu bentuk agregat, tekstur
dan bebas dari bahan-bahan merusak yang agregat, serta cara pemadatannya. Pengujian
mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan dilakukan berdasarkan standard SNI 03-4804-
organik sehingga air yang digunakan dianggap 1998.
memenuhi syarat.
Semen Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Analisa Berat Volume dari
Pemeriksaan secara visual menyimpulkan bahwa Agregat Kasar (Batu Pecah)
semen dalam keadaan baik yaitu berbutir halus,
Keterangan Hasil
namun terdapat gumpalan-gumpalan yang telah
Padat 1,6
mengeras seperti batu yang tidak boleh Lepas 1,62
dicampur dalam beton, sehingga dalam
pemeriksaan semen masih dilakukan pemisahan
dan pemilihan sebagai campuran dalam beton.

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | J 046


Uji Karakteristik dan Mix-Design Material Beton Berbahan Limbah Organik Cangkang Kemiri
Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Analisa Berat Volume dari Tabel 8. Hasil Pemeriksaan Analisa Kadar Lumpur dari
Cangkang Kemiri Agregat Kasar

Keterangan Hasil Keterangan Hasil


Padat 1,3 Berat kering sebelum dicuci 1980 gram
Lepas 1,33 (W1)
Berat kering setelah dicuci 1970 gram
(W2)
Berdasarkan SNI 03-4804-1998, dari hasil W1−W2
Kadar Lumpur = x 0,50%
pengujian sampel diatas, dapat dilihat bahwa W1
100%
berat volume lepas dan padat agregat kasar
memenuhi syarat yaitu berkisar antara 1,6 - 1,9 Tabel 9. Hasil Pemeriksaan Analisa Kadar Lumpur dari
kg/ltr tetapi untuk berat volume dari cangkang Cangkang Kemiri
kemiri tidak memenuhi dikarenakan berat dari
Keterangan Hasil
cangkang kemiri lebih ringan dibandingkan Berat kering sebelum dicuci 1800 gram
agregat kasar ( batu pecah). (W1)
Berat kering setelah dicuci 1785 gram
Kadar Air (W2)
Pengujian dilakukan berdasarkan standar SNI Kadar Lumpur =
W1−W2
x 0,83%
W1
03-1971-1990. 100%

Tabel 6. Hasil Pemeriksaan Analisa Kadar Air dari Dari hasil pengujian sampel diatas, dapat dilihat
Agregat Kasar bahwa kadar lumpur agregat kasar dan
Keterangan Berat (gram) cangkang kemiri memenuhi standar SNI yaitu
Berat tempat/talam 425 maksimal 1%. Sehingga agregat tersebut dapat
Berat tempat + benda uji 2425 digunakan sebagai bahan untuk campuran
Berat benda uji = B – A 2000 beton.
Berat benda uji kering 1975
Kadar air = C–D 1,25%
X 100% 2) Hasil Pengujian Agregat Halus
D
Berat Jenis dan Penyerapan
Tabel 7. Hasil Pemeriksaan Analisa Kadar Air dari Berikut adalah nilai berat jenis dan penyerapan
Cangkang kemiri
yang didapat :
Keterangan Berat (gram)
Berat tempat/talam 440 Tabel 10. Hasil Pemeriksaan Analisa Berat jenis dan
Berat tempat + benda uji 1440 Penyerapan dari Agregat Halus
Berat benda uji = B – A 1000
Berat benda uji kering 990 Keterangan Hasil
Kadar air = C–D 1% Berat Jenis Curah 2
X 100% Berat Jenis Kering Permukaan 2,63
D Berat Jenis Semu 2,08
Penyerapan 2%
Dari hasil pengujian sampel diatas, dapat dilihat
bahwa kadar air agregat kasar dan cangkang Dari hasil percobaan nilai penyerapan telah
kemiri memenuhi standar SNI yaitu antara 0,5% memenuhi standard SNI yaitu 2%. Sedangkan
- 2%. Sehingga agregat tersebut dapat nilai berat jenis yang ideal berada diantara 1,6 –
digunakan sebagai bahan untuk campuran 3,3. Sehingga dapat disimpulkan agregat halus
beton. yang digunakan telah memenuhi standard SNI
1970:2008.
Kadar Lumpur
Pengujian dilakukan berdasarkan standar SNI
03-4142-1996.

J 047 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018


Nasruddin
Berat Volume
Nilai berat volume untuk masing-masing metode
(lepas dan padat) terdapat dalam tabel dibawah
ini :

Tabel 11. Hasil Pemeriksaan Analisa Berat Volume


dari Agregat Halus

Keterangan Hasil Gambar 1. Pengujian kadar organik

Padat 1,4 Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Pengujian Agregat Kasar

Lepas 1,6 Inter


Karakteris Hasil
N val
Hasil pengujian sampel diatas dapat dilihat o
tik
Spesif
Pengama Ket
bahwa berat volume lepas dan padat agregat Agregat tan
ikasi
halus memenuhi syarat standar SNI 03-4804- Kadar 0.2 - Memen
1 0.50 %
1998 yaitu berkisar antara 1,4 - 1,9 kg/ltr. Lumpur 1% uhi
0.5 – Memen
2 Kadar Air 1.25 %
2% uhi
Kadar Organik Berat
3
Pengujian ini dimulai dengan mencampurkan Volume
agregat halus dengan larutan NaOH lalu 1.6 –
a. Kondis 1.9 Memen
dibandingkan warna dengan tabel warna. i Lepas kg/Lite
1.62
uhi
Kandungan bahan organik yang terdapat dalam r
agregat halus dapat dilihat dari warna yang 1.6 –
terdapat data standar tabel warna berikut : b. Kondis 1.9 Memen
1.6
i Padat kg/Lite uhi
r
Tabel 12. Standar warna Max Memen
4 Absorpsi 1.75 %
4% uhi
Standar Keterangan 5 Berat Jenis
Warna 1.6 - Memen
a. Bj Curah 2.35
Pasir tersebut bisa dipakai 33 uhi
No.1 dan No.2 sebagai bahan campuran beton b. Bj Kering
tanpa dicuci terlebih dahulu. 1.6 - Memen
Permuka 2.39
Kandungan bahan organiknya 33 uhi
an
tinggi sehingga pasir tersebut 1.6 - Memen
No.3 dan No. 4 perlu di cuci dahulu sebelum c. Bj Semu 2.45
33 uhi
digunakan untuk campuran Modulus 6.0 – Memen
beton. 6 6.72
Kekasaran 7.1 uhi
Perlu dipertimbangkan Ket : Agregat dicuci terlebih dahulu sebelum diuji
No.5 penggunaan agregat halus
tersebut untuk campuran beton. Tabel 14. Rekapitulasi Hasil Pengujian Cangkang
Sumber : Dr. Eng. Hj. Rita Irmawaty, ST.MT dan Tim Kemiri
Lab. Struktur dan Bahan, Buku Penuntun
Laboratorium Struktur dan Bahan, Jurusan Teknik Sipil Hasil
Universitas Hasanuddin Karakteri Interval
N Peng
stik Spesifika Ket
o amat
Agregat si
Pengujian kadar organik dalam agregat halus an
Kadar 0.83 Memenu
mengikuti standar SNI 03-2816-1992. Dari hasil 1 0.2 - 1%
Lumpur % hi
pengujian didapat kandungan organic warna no. Memenu
2 Kadar Air 0.5 – 2 % 1%
3 seperti terlihat pada gambar dibawah ini : hi
Berat
3
Volume

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | J 048


Uji Karakteristik dan Mix-Design Material Beton Berbahan Limbah Organik Cangkang Kemiri
c. Kondi
1.6 – 1.9 Memenu
Berdasarkan hasil pengujian diatas, diperoleh
si 1.33 karakteristik agregat kasar (batu pecah),
kg/Liter hi
Lepas
d. Kondi cangkang kemiri dan agregat halus telah
1.6 – 1.9 Memenu memenuhi kriteria spesifikasi material penyusun
si 1.3
kg/Liter hi
Padat beton.
1,25 Memenu
4 Absorpsi Max 4%
% hi
3) Gradasi Gabungan Agregat
Berat Jenis

d. Bj Memenu Penggabungan agregat adalah pencampuran


1.6 - 33 1.63
Curah hi agregat halus dan kasar, sehingga menjadi
5 e. Bj campuran yang homogen dan mempunyai
Kering Memenu susunan butir sesuai standar. Gradasi
1.6 - 33 1.65
Permuk hi
aan penggabungan agregat diperoleh berdasarkan
Memenu pengujian karakteristik agregat yang dapat
f. Bj Semu 1.6 - 33 1.66
hi dilihat pada gambar :
Modulus Memenu
6 6.0 – 7.1 6.6
Kekasaran hi
Ket : Agregat dicuci terlebih dahulu sebelum diuji

Tabel 15.Rekapitulasi Hasil Pengujian Agregat Halus

Interva Hasil
Karakteri
N l Peng
stik Ket
o Spesifik amat
Agregat
asi an
Kadar 4.08
1 Max 5 % Memenuhi
Lumpur % Gambar 2. Grafik Gradasi Penggabungan Agregat
Kadar
2 < No 3 No 3 Memenuhi
Organik Hasil Perhitungan Mix Design
2% -
3 Kadar Air 4.5 % Memenuhi
5%
Komposisi Campuran Beton (Mix Design
Berat
4 Concrete)Data-data perhitungan mix design
Volume
e. Kondi untuk membuat beton normal adalah sebagai
1.6 – 1.9
si 1.6 Memenuhi berikut :
kg/Liter
Lepas
1) F’c = 25 MPa
f. Kondi
1.6 – 1.9 2) Slump = 10 cm
si 1.4 Memenuhi
kg/Liter
Padat 3) Modulus kehalusan pasir= 2,700
5 Absorpsi Max 2% 2% Memenuhi 4) Ukuran maksimum agregat= 20 mm
Berat
6 5) Berat jenis spesifik SSD pasir= 2,63
Jenis
g.Bj 6) Berat jenis spesifik SSD agregat kasar (batu
1.6 - 33 2 Memenuhi pecah) = 2,39
Curah
h.Bj 7) Kadar pir Pasir (Wp) = 4,50%
Kering 8) Absorpsi pasir (Rp) = 2,00%
1.6 - 33 2.63 Memenuhi
Permuk
aan 9) Kadar kir Agregat kasar (batu pecah) (Wk)=
1,25%
i. Bj Semu 1.6 - 33 2.08 Memenuhi 10) Absorpsi agregat kasar (batu pecah) (Rk) =
Modulus 1.50 – 1,75%
7 2.70 Memenuhi
Kehalusan 3.80 11) Presentase gabungan terbaik :
Ket : Agregat dicuci terlebih dahulu sebelum diuji • Pasir = 28,68%
• Agregat kasar (batu pecah) = 71,32%

J 049 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018


Nasruddin
12) Berat volume kering lepas agregat kasar dan agregat halus memenuhi syarat analisis
(batu pecah) =1620,00 kg/m3 penggabungan agregat yang ideal.
13) Volume silinder Ø 10 cm x 20 cm= 0,0016
m3 Daftar Pustaka
ASTM, 2014, Standard Test Method for Compressive
Dari data-data diatas dilakukan perhitungan Strength of Cylindrical Concrete Specimens.
dengan metode Development of Concrete (DOE) Designation : C39/C39M-14
sehingga diperoleh kebutuhan material per 1 m3. Buku Pedoman Praktikum.Penuntun Laboratorium
Selain semen, agregat halus, agregat kasar dan Struktur dan Bahan. Makassar :Laboratorium
air, pada penelitian ini juga mengganti agregat Struktur dan Material Jurusan Teknik Sipil
Universitas Hasanuddin
kasar (batu pecah) dengan cangkang kemiri
Nawy, E. G.. 1990. Beton Bertulang Suatu Pendekatan
dengan variasi 0%, 30%, 40%, dan 60% Dasar. Jakarta:
terhadap berat semen. Berikut adalah detail Erlangga
perincian kebutuhan material per 1 m3: Nawy, G. Edward. 1998. Beton Bertulang: suatu
pendekatan dasar.
Tabel 16. Komposisi Kebutuhan Bahan Campuran
Beton untuk 1 m3 SNI 03-2847-2002. Tata Cara Perhitungan Struktur
Beton untuk Bangunan Gedung (Beta Version)
SNI 15-7064-2004. Semen Portland Komposit. Badan
Beton Beton Beton
Jenis Beto Standarisasi Nasional
denga denga denga
Beton n SNI 03-1974-1990. Metode Pengujian Kuat Tekan
n n n
N Nor Beton. Badan Standarisasi Nasional
campu campu campu
o mal
ran ran ran SNI 03-2847-2002. Satuan dan Benda Uji Beton.
Mater (0%
kemiri kemiri kemiri Badan Standarisasi Nasional
ial )
30% 40% 60% Mulyono, Tri, 2005, Teknologi Beton, Penerbit C.V
1 Air 202.3 202.36 202.36 202.36 Andi Offset, Yogyakarta.
(kg) 6
2 Seme 410.0 410.00 410.00 410.00
n (kg) 0
3 Udara 0 0 0 0
4 Pasir 483.8 483.84 483.84 483.84
(kg) 4
5 Agreg 1060 1060 1060 1060
at
kasar
(batu
pecah)
(kg)
6 Cangk 0 10.75 14.33 21.50
ang
Kemiri

Kesimpulan

Kadar air, kadar lumpur,kadar organik dan daya


serap dari cangkang kemiri serta material lain
penyusun beton memenuhi standar SNI akan
tetapi berat volume dari cangkang kemiri tidak
memenuhi dikarenakan berat dari cangkang
kemiri lebih ringan dibandingkan agregat kasar
(batu pecah) namun Hasil analisis gabungan
agregat berada diantara batas gradasi
maksimum dan minimum sehingga agregat
kasar (kerikil/batu pecah dan cangkang kemiri)

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | J 050

Anda mungkin juga menyukai