Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional Tahunan VI

Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-623-7533-03-0


Banjarmasin, 26 Oktober 2019

ANALISIS KUAT TEKAN BETON 30 MPA MENGGUNAKAN


AGREGAT LOKAL KALIMANTAN TIMUR
(AGREGAT LABANGKA DAN PASIR KANDILO)

Reno Pratiwi, Rahmat, dan Suheriah Mulia Devi


Program Studi Teknik Sipil, Universitas Balikpapan, Jl. Pupuk Raya, Balikpapan, 76114,
Indonesia.
Email: reno_pratiwi@yahoo.com

ABSTRAK

Agregat yang biasanya digunakan untuk pembuatan perkerasan kaku dikalimantan timur
adalah agregat yang berasal dari palu sulawesi tengah, dengan adanya bencana gempa
bumi, tsunami dan likuifaksi pada bulan september tahun 2018 mengakibatkan rantai pasok
agregat palu mengalami kendala, sehingga pembangunan dibeberapa daerah mengalami
keterlambatan khususnya daerah penajam paser utara dikarenakan kelangkaan agregat palu,
untuk itu perlu dicari alternatif dengan menggunakan agregat lokal seperti agregat labangka
dan kandilo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan lokal
agregat Labangka, pasir Kandilo dan Semen Conch terhadap kuat tekan beton. Penelitian ini
dilakukan pada empat buah spesimen dengan kuat tekan 30 Mpa. Dari masing-masing variasi
beton dibuat 5 buah silinder dengan tinggi 30 cm dan diameter 15 cm, dengan perbandingan
semen, agregat halus dan agregat kasar 1:1,54:3,44 pengujian dilakukan pada umur 7, 14,
21 dan 28. Hasil penelitian didapat kuat tekan rata-rata beton normal sebesar 20,81 MPa
untuk 7 hari, 27,23 MPa untuk 14 hari, 29,96 MPa untuk 21 hari dan 32,07 MPa untuk 28
hari masa perawatan.

Kata kunci: agregat lokal labangka, pasir kandilo dan semen conch, kuat tekan beton.

ABSTRACT

Aggregates which are usually used for the manufacture of rigid pavement in East Kalimantan
are aggregates originating from Central Sulawesi hammer, with the earthquake, tsunami and
liquefaction disasters in September 2018 resulting in hammer aggregate supply chain
constraints, so that development in some areas has been delayed especially in sharpening
areas Paser Utara due to the scarcity of hammer aggregates, for that it is necessary to find
alternatives by using local aggregates such as labangka and candilo aggregates. This study
aims to determine the effect of the use of Labangka aggregate, Kandilo sand and Semen
Conch on the compressive strength of concrete. This research was conducted on four
specimens with 30 Mpa compressive strength. From each concrete variation, 5 cylinders were
made with a height of 30 cm and a diameter of 15 cm, with a ratio of cement, fine aggregate
and coarse aggregate 1: 1.54: 3.44. The tests were carried out at ages 7, 14, 21 and 28.
Results The research found that the average compressive strength of normal concrete was
20.81 MPa for 7 days, 27.23 MPa for 14 days, 29.96 MPa for 21 days and 32.07 MPa for 28
days of treatment period.

Keywords: labangka local aggregate, kandilo sand and cement conch, concrete compressive
strength
83
Seminar Nasional Tahunan VI
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-623-7533-03-0
Banjarmasin, 26 Oktober 2019

1. PENDAHULUAN

Jalan merupakan infrastruktur yang menghubungkan satu daerah dengan daerah yang lain
yang sangat penting dalam sistem pelayanan masyarakat. Lapis perkerasan jalan berfungsi
untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkan kelapis di bawahnya kemudian diteruskan
ke tanah dasar. Perkerasan kaku (rigid pavement) adalah jenis perkerasan jalan yang
menggunakan beton sebagai bahan utama perkerasan tersebut. Beton adalah campuran antara
semen, agregat kasar, agregat halus, dan air yang membentuk massa padat. Beton yang
bermutu baik mempunyai beberapa kelebihan diantaranya, mempunyai kuat tekan tinggi,
tahan terhadap pengkaratan atau pembusukan oleh kondisi lingkungan, tahan aus, dan tahan
terhadap cuaca (panas, dingin, sinar matahari, hujan). Beton juga mempunyai beberapa
kelemahan, yaitu lemah terhadap kuat tarik, sulit kedap air secara sempurna, dan bersifat
getas.

Jenis perkerasan jalan yang umum digunakan di Kabupaten Penajam Paser Utara adalah jenis
perkerasan kaku (Rigid Pavement) dikarenakan perkerasan ini lebih efektif untuk kondisi
tanah yang memiliki daya dukung rendah. Kekuatan dan keawetan pada suatu perkerasan
kaku dipengaruhi oleh kualitas dari material.
Salah satu yang mempengaruhi kekuatan dan keawetan disuatu perkerasan jalan adalah
kualitas material yang digunakan, seperti penggunaan agregat, dimana komposisi agregat
sekitar 70% dari total bahan yang digunakan, untuk itu perlu dilakukan pemilihan agregat
sesuai dengan SNI.

Agregat kasar yang digunakan di Kabupaten Penajam Paser Utara untuk pekerjaan Kontruksi
Jalan adalah agregat yang berasal dari Palu, tetapi untuk saat ini sulit didapat dikarenakan
bencana alam gempa dan tsunami pada 25 september 2018. Dimana dengan adanya bencana
tersebut batu beserta pelabuhan rusak, sehingga jumlah pasok di Kalimantan Timur terhenti.
Pada penelitian ini akan dilakukan alternatif pengganti batu palu yaitu agregat lokal Labangka
yang berasal dari kecamatan Babulu, dan pasir kandilo dari kecamatan pasir belengkong.
Apakah dengan alternatif ini, agregat yang berasal dari Labangka dapat digunakan sebagai
campuran Beton dengan mutu 30 MPa.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. berapakah job mix formula untuk menghasilkan beton dengan kuat tekan 30 Mpa
2. Mengetahui berapa kuat tekan beton dengan menggunakan agregat Labangka dan kandilo

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui nilai job mix formula untuk menghasilkan beton dengan kuat tekan 30 Mpa
2. Mengetahui nilai kuat tekan beton dengan menggunakan agregat batu Labangka dan
kandilo.

2. METODE PENELITIAN

2.1 Proses Penelitian


Proses penelitian dalam pekerjaan campuran beton meliputi semua tahapan yang di mulai
dari:
1. Penyelidikan dan Pencarian sumber bahan.
84
Seminar Nasional Tahunan VI
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-623-7533-03-0
Banjarmasin, 26 Oktober 2019

2. Pengujian material bahan.


3. Perencanaan campuran beton.
4. Slump test.
5. Pembuatan benda uji.
6. Curing (perawatan)
7. Capping sampel benda uji
8. Uji kuat tekan beton.

2.2 Bahan atau Material


Baatau material yang digunakan untuk membuat campuran beton Fc' 30 MPa, adalah sebagai
berikut :
1. Agregat kasar : Batu Pecah Labangka
2. Agregat halus : Pasir Kandilo
3. Semen : Portland Composite Cement (PCC).
4. Air : PDAM Kabupaten Penajam Paser Utara.

Mulai

Latar Belakang

Rumusan Masalah
dan Tujuan

Tinjauan Pustaka

Persiapan dan
penyediaan bahan

Uji Bahan

Semen portland Agregat


1. Agregat Kasar
(kadar air, analisa saringan, abrasi, berat jenis, berat isi)
Visual dan kehalusan
2. Agregat Halus
( lolos saringan 200)
(Kadar air, analisa saringan, kadar lumpur, berat jenis,
berat isi)

Memenuhi
syarat?

Rencana Campuran

Pembuatan Adukan
beton

Pembuatan benda
uji dan perawatan

Pengujian Kuat
Tekan

Analisa Hasil

Kesimpulan dan
saran

Selesai

Gambar 1. Alur Pikir Penelitian

85
Seminar Nasional Tahunan VI
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-623-7533-03-0
Banjarmasin, 26 Oktober 2019

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengujian Agregat Kasar

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Agregat Kasar

Kelompok Sampel 1 Sampel 2 Rata-rata


Berat contoh kering (gr) (Bk) 5000 5000 5000
Berat contoh SSD (gr) (Bj) 5031 5129 5030
Berat contoh dalam air (gr) (Ba) 3126 3128 3127
Bk
Berat jenis (Bulk) (%) 2,62 2,63 2,63
Bj − Ba
Bj
Berat jenis SSD (%) 2,64 2,65 2,64
Bj − Ba
Bk
Berat jenis semu (%) 2,67 2,67 2,67
Bk − Ba
Bj − Bk x 100%
Perepasan (%) 0,62 0,58 0,60
Bk

Tabel 2. Hasil Pengujian Agregat Halus

Kelompok 1 2 Rata-rata
Temperatur 25°C 25°C 25°C
Berat contoh SSD (A) 500 500 500

Berat contoh kering oven (Bk) 491 493 492

Berat piknometer + air (25°C) (B) 676 666 671

Berat piknometer + contoh (SSD) + air (25°C) (Bt) 976 966 971
Bk
Berat jenis (Bulk) 2,46 2,47 2,46
(B + A − Bt)
500
Berat jenis SSD 2,50 2,50 2,50
(B + A − Bt)
Bk
Berat jenis Semu 2,57 2,55 2,56
(B + Bk − Bt)
Bj − Bk x 100%
Peresapan ( % ) 1,83 1,42 1,63
Bk

Hasil pengujian Abrasi

Tabel 3. Pemeriksaan Abrasi

Benda uji berat


Berat material diuji (A) 5000
Berat material tertahan saringan No. 12 (B) 4075
Jumlah bola baja 12
Berat bola (gram) 4841.1
(𝐴−𝐵) 24.25% < 40%
Keausan = 𝐴 × 100%

86
Seminar Nasional Tahunan VI
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-623-7533-03-0
Banjarmasin, 26 Oktober 2019

Dari hasil perhitungan didapat nilai abrasi 24.25%, sehingga agregat tersebut dapat digunakan
sebagai bahan pembuatan beton.

Kebutuhan campuran beton untuk 20 sampel silinder dengan tinggi 30cm dan diameter 15 cm
adalah sebagai berikut:
1. Semen : 46.1 kg
2. Air : 25.1 kg
3. Agregat halus : 70.8 kg
4. Agregat kasar :158.7 kg

Hasil pengujian berat jenis beton


Berat jenis beton diperoleh dari perbandingan antara berat beton dengan volume beton. Berat
jenis beton dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4. Berat jenis beton

7 hari 14 21 28
Data Berat Berat Berat Berat jenis Berat Berat Berat Berat jenis
sampel jenis jenis jenis rerata jenis jenis jenis rerata
(kg/m3) rerata (kg/m3) (kg/m3) (kg/m3) rerata (kg/m3) (kg/m3)
(kg/m3) (kg/m3)
A 2403 2381 2400 2399
B 2391 2401 2396 2400
C 2408 2401.6 2395 2393.8 2397 2396.8 2395 2398.8
D 2406 2393 2399 2399
E 2400 2399 2392 2401

Hasil rekapitulasi Kuat Tekan Beton

Tabel 5. Hasil Rata-rata Kuat Tekan

No Umur Beton (Hari) Rata-rata Kuat Tekan


1 7 20,88
2 14 27,23
3 21 29,61
4 28 32,07

kuat tekan Beton Rata-Rata


35 32.07
29.61
30 27.23
25 20.88
kuat tekan

20
15 kuat tekan
10
5
0
7 14 21 28
Umur Beton

Gambar 2 Grafik Kuat Tekan Rata-rata Berdasarkan Umur


87
Seminar Nasional Tahunan VI
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-623-7533-03-0
Banjarmasin, 26 Oktober 2019

Tabel 6. Standar Deviasi Kuat Tekan Beton

Benda Uji Gaya Tekan Luas Uji Tekan Kuat tekan Kuat tekan
Cm2 KN penampang Xi rata-rata penyimpang
Cm2 Xrt an (selisish)
(Xi-Xrt)2
1 315 176.63 33.07 32.07 1
2 300 176.63 31.49 32.07 0.34
3 280 176.63 29.92 32.07 4.62
4 320 176.63 33.59 32.07 2.31
5 310 176.63 32.54 32.07 0.22
6 400 176.63 31.02 32.07 1.11
7 380 176.63 29.47 32.07 6.76
8 410 176.63 31.79 32.07 0.08
9 400 176.63 31.02 32.07 1.11
10 405 176.63 31.40 32.07 0.45
11 450 176.63 33.76 32.07 2.86
12 420 176.63 34.48 32.07 5.81
13 445 176.63 33.04 32.07 0.94
14 415 176.63 34.12 32.07 4.20
15 440 176.63 29.81 32.07 5.11
16 470 176.63 32.07 32.07 0
17 500 176.63 34.12 32.07 4.20
18 470 176.63 32.07 32.07 0
19 420 176.63 28.66 32.07 11.62
20 490 176.63 33.44 32.07 1.88
Jumlah 54.62

∑(𝑥𝑖−𝑥𝑟𝑡)2
Standar Deviasi = √ (𝑛−1)
54.62
=√(20−1)
=0.39

Kuat tekan yang berlaku


𝑋 = 𝑋𝑟𝑡 − (1.64 × 𝑠𝑑 )
= 32.07 − (1.64 × 0.39)
= 31.43 𝑀𝑃𝑎

4. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk menghasilkan kuat tekan beton 30 Mpa dengan menggunakan agregat kasar
labangka dan agregat halus kandilo dibutuhkan perbandingan semen: agregat kasar:
agregat halus adalah 1: 1.54 :3.44
2. Kuat tekan yang dihasilkan pada umur 28 hari masa perawatan beton adalah 31.43 Mpa

88
Seminar Nasional Tahunan VI
Program Studi Magister Teknik Sipil ULM ISBN 978-623-7533-03-0
Banjarmasin, 26 Oktober 2019

DAFTAR RUJUKAN

Anonim. 1990. Metode Pengujian Tentang Analisa Saringan Kasar dan Halus, SNI-03-1968-
1990. Jakarta.
Anonim. 2008. Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar, SNI-03-1969-2008.
Jakarta.
Anonim. 2008. Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus, SNI-03-1970-2008.
Jakarta.

Anonim. 2002. Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus, SNI-03-6819-2008.
Jakarta.
Anonim. 2008. Cara Uji Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angles , SNI-03-2417-
2008. Jakarta.
ASTM C-150. 1985. Standard Specification for Porland Cement.
Dr. Edward G., Nawy, P. E. Beton Bertulang. Refika Aditama
Murdick L. J., & K. M., Brook. Bahan dan Praktek Beton alih bahasa oleh Stephanus
Hendarko. Jakarta: Erlangga.
Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton. Yogyakarta: ANDI.
Popovics, S. 1982. Material Pengisi Beton.
Sagel, R., Kole, P., Kusuma, G. 1994. Pedoman Pengerjaan Beton Berdasarkan SK SNI T-15-
1991-03. Jakarta: Erlangga.
Standar Industri Indonesia SII.0013-81. 1981. Mutu dan Cara Uji Beton. Departemen
Perindustrian Indonesia.
SNI 03-2834-2000. 2008. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan. Bandung.
SNI 2493-2011. 2011. Tata Cara Pembuatan dan Perawatan Beton di Laboratorium. Jakarta.
Tjokrodimuljo. 1996. Kuat Tekan Beton untuk Berbagai Jenis Semen. Jogjakarta.
Tjokrodimuljo., & Kardiyono. 2007. Jenis-jenis Pasir. Jogjakarta.

Teknologi Beton. 2003. Pola Keruntuhan Silinder Beton.

89

Anda mungkin juga menyukai