Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS INDONESIA

Dampak Pengimplementasian Material Beton Ramah Lingkungan


sebagai Wujud Pembangunan Berkelanjutan

ESAI SINTESIS

ONAL PUTRA
1706035593

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM SARJANA (REGULER)
DEPOK
April 2023
Sintesis Matriks

Judul Variabel
Penulis /
No Penelitian / Latar Belakang Tujuan Hasil
penerbit x y
Tahun
Pembuangan sampah
plastik merupakan Penelitian ini
Technical
masalah global dan berfokus
Assessment of
Fahad K. banyak solusi telah menganalisis Hasil penelitian ini berupa
Green
Alqahtani / diusulkan untuk proses pembuatan, campuran material agregat e
lightweight Agregat
Journal of mengurangi dampak treatment, serta – plastic, pengujian dan
concrete Kekuatan kasar
1 Building lingkungan. hasil penguian treatment terhadap beton,
containing beton berupa
Engineering Pemanfaatan agregat beton terhadap workability tes, tes kuat
manufactured plastik
50 (2022) kasar berbahan dasar green concrete tekan, tes kuat tarik dan tes
plastic
104169 plastik pada beton dengan material E- kuat lentur.
aggregates /
merupakan salah satu plastic sebagai
2022
alternatif yang penggantin agregat.
memungkinkan.
Life cycle cost Fahad K. Meningkatnya jumlah Penelitian ini Penilaian Beton Hasil penelitian ini
analysis of Alqahtania, sampah plastik di berfokus terhadap dengan menunjukkan bahwa
2
lightweight Ibrahim S. seluruh dunia menganalisis lingkunga agregat penggunaan material e
green concrete Abotalebb, merupakan masalah dampak lingkungan n dalam kasar plastic sangat mampu
utilizing Mohamed El yang akan segera terjadi terhadap green implement berupa menurunkan emisi co2 serta
recycled plastic Menshawy / dengan dampak concrete berbasis e asi pada plastik mengurangi dampak
aggregates / Journal of lingkungan yang parah. plastic sebagai bangunan kerusakan lingkungan akibat
2021 Building Penelitian terbaru agregat dengan tingginya demand semen,
Engineering mampu menggunakan life selain daripada itu
40 (2021) mengembangkan cycle assessment. penggunaan beton ini juga
102670 metodologi untuk dapat memurahkan
mendaur ulang sampah pembiayaan.
plastik dan
menggunakannya
sebagai pengganti
agregat alami dalam
beton
Green concrete Ying Li, Beton GGBS (Ground Penelitian ini Penggun
Hasil penelitian ini berupa
with ground Chunyu Qiao, Granulated Blasted berfokus aan
campuran material agregat
granulated Wen Ni / slag-DG ( menganalisis material
CGBFS, pengujian dan
blast-furnace Journal of desulfurization system proses pembuatan, Kekuatan GGBS
3 treatment terhadap beton,
slag activated Cleaner )-EAFRS (electric arc treatment, serta beton (Ground
workability tes, tes kuat
by Production furnacing slag) ramah hasil penguian granulat
tekan, tes kuat tarik dan tes
desulfurization 269 (2020) lingkungan menyoroti beton terhadap ed Blast
kuat lentur.
gypsum and 122212 daur ulang limbah padat green concrete slag)
electric arc industri, menurunkan dengan CGBFS pada
furnace biaya material dan sebagai penggantin beton
reducing slag / meningkatkan agregat.
2020 keberlanjutan dalam
industri beton.
Penelitian ini
Pembakaran sampah
berfokus
kota (MSWI) telah
menganalisis Hasil penelitian ini
diakui sebagai
proses pembuatan, menunjukkan bahwa sangat
pengobatan yang efektif Penggun
Green concrete Shipeng treatment, serta mungkin menggantikan
untuk mengurangi aan
made from Zhang, Zaid hasil penguian agregat kasar seperti granit
volume sampah, material
MSWI residues Ghouleh, beton terhadap dengan MSW, kemudian
sekaligus menghasilkan MSWI
derived eco- Yixin Shao / green concrete Kekuatan dari segi dampak lingkungan
4 energi. Namun, (munici
cement and Construction berbasis material Beton telah teruji baik uji heavy
pembuangan residu pal solid
bottom ash and Building MSWI (municipal metal, dioxins & furans serta
insinerasi menjadi waste)
aggregates / Materials 297 solid waste PAHs dan VOCs, serta dari
tantangan, terutama pada
2021 (2021) 123818 incineration). Serta segi struktur dan kekuatan
bagi negara-negara beton
penelitian ini juga telah teruji berdasarkan
dengan ruang
membahas standar ASTM.
penimbunan yang
mengenai dampak
terbatas.
lingkungan dari
penggunaan
material ini.
Julien Penelitian ini
Couvidat, membahas secara
Cécile spesifik mengenai
Diliberto, Eric “Greening effect”
Meux, Sylvie Material yang dari dari material Hasil penelitian ini
Cotelle, mengandung ground beton berbasis slag menunjukkan bahwa tidak
Clement granulated blast – cement, dimana ada dampak khusus secara
Bojic, Laurent furnace slag (GGBFS) penelitian ini Penilaia langsung terhadap leachate
Greening effect
Izoret, André menampilkan warna dibatasi terhadap Penggunaa n dan ecotoksisitas. Hal ini
of slag cement-
5 Lecomte / hijau-biru sementara dampak lingkungan n GGBS dampak dibuktikan dengan
based concrete
Environmental setelah pembongkaran. dengan parameter pada beton lingkung menunjukkan data grafik
/ 2021
and Efek penghijauan ini kandungan metal, an relasi antara hidrasi semen
ecotoxicologic telah diselidiki untuk pH dan terhadap sulfur serta
al impact; perilaku pelindian dan konduktivitasnya; senyawa alumina terhadap
Environmental dampak ekotoksikologi. serta senyawa pelepasan ekotoksistas.
Technology & sulfur.
Innovation 22
(2021)
101467;
Dampak Pengimplementasian Material Beton Ramah Lingkungan sebagai Wujud
Pembangunan Berkelanjutan

Onal Putra (1706035593)

Metode dan bahan konstruksi yang berkelanjutan (sustainable) diperlukan untuk


memastikan masa depan yang lebih aman dan bersih dari industri konstruksi yang saat ini
bertanggung jawab atas lebih dari 7% dari total kontribusi emisi karbon dioksida. Dalam
beberapa dekade terakhir, para profesional dan peneliti konstruksi telah mencoba
menggunakan berbagai cara untuk mengatasi masalah lingkungan dari industrikonstruksi.
Komponen beton utama (semen, agregat halus, dan agregat kasar) telah ditargetkan untuk
diganti dengan opsi berkelanjutan tanpa mengurangi sifat mekanik dandaya tahan utama
beton.

Permintaan agregat konstruksi dapat mencapai peningkatan mencapai 47,5 miliar


ton pada tahun 2023 (Freedonia, 2012). Permintaan yang diperkirakan ini menyebabkan
eksploitasi tambang agregat yang berlebihan, konsumsi energi yang konsekuen, dan emisi
gas rumah kaca (GRK) terkait. Umumnya, tambang pertambangan dan lokasi
penimbunan limbah padat berdampak negatif pada sistem air tanah. Salah satu cara untuk
menghadapi peningkatan kebutuhan material beton adalah dengan mencari pengganti
agregat dan material semen konvensional.

Salah satu material utama penyusun beton dan bertindak sebagai kekuatan utama
beton adalah agregat kasar. Penggunaan agregat kasar konvensional yang biasanyaberupa
batu pecah dan krikil sejatinya dapat digantikan oleh berbagai material daur ulang,dimana
salah satunya adalah limbah plastik. Dalam studi saat ini (Alqahtani, 2022) evaluasi sifat
beton yang terdiri dari agregat plastik fabrikasi yang digabungkan pada tingkat
penggantian material yang berbeda (25%, 50%, 75% dan 100%) dilakukan pada rasio air
terhadap semen secara konstan 0,5.

Sifat-sifat rekayasa utama dari beton yang diselidiki dalam studi saat ini termasuk
slump, kerapatan segar (fresh density), kerapatan kering (dry density), kuat tekan,
kekuatan tarik belah, hubungan tegangan-regangan, rasio Poisson dan ketahanan abrasi.
Semua sifat yang diuji ini pada rasio penggantian yang berbeda dibandingkan dengan dua
campuran kontrol yaitu, beton berat normal (mengandung agregat berat normal) dan
beton ringan (mengandung agregat ringan yang tersedia secara komersial) (Alqahtani et
al., 2021)

Diketahui bahwa slump meningkat pada kisaran 47% hingga 100% dibandingkan
dengan beton konvensional. Hal ini dikarenakan karena sifat agregat yang tidak menyerap
dibandingkan dengan beton berat normal. Sedangkan densitas segar (fresh density)
mengalami penurunan sebesar 5% pada penggantian agregat kasar 25% sedangkan pada
penggantian 100% menunjukkan penurunan sebesar 17%. Alasan utama hal ini terjadi
mungkin terkait dengan berat unit yang lebih rendah dari agregat yang diproduksi
dibandingkan dengan agregat berat normal.

Selain itu, Berat jenis kering, kuat tekan dan kuat tarik belah beton agregat yang
diproduksi menurun dengan meningkatnya rasio penggantian agregat yang diproduksi.
Persentase penurunan berat jenis kering, kuat tekan dan kuat tarik belah pada penggantian
100% agregat kasar dibandingkan dengan beton agregat berat normal ditemukan masing-
masing sebesar 18,6%, 28% dan 37% (S, 2020). Namun, ketiga sifat dasar memenuhi
kriteria ASTMC330/C330M 14 untuk penggunaan struktural agregat yang diproduksi.
Kekuatan agregat yang berkurang, berat unit yang lebih rendah, gradasi yang buruk dan
zona antarmuka yang melemah dapat dikaitkan dengan pengurangan sifat pengerasan
beton agregat yang diproduksi.(Alqahtani, 2022)

Salah satu opsi lain penggantian agregat dibanding plastik adalah dengan
menggunakan limbah padat perkotaan (municipal solid waste (MSW)). Penggunaan
limbah padat perkotaan ternyata sukses didemonstrasikan kelayakannya dalam penyusun
material beton (Zhang, 2021), dimana dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Beton layak untuk menggunakan BA-MSW (bottom ash – MSW) agregat dalam
beton untuk menggantikan sebagian granit, sementara tingkat pemuatan lebih
tinggi dari 50% tidak disarankan karena pengurangan kekuatan.
2. Eco-cement yang disintesis dari 94% residu MSWI dan 6% kalsium hidroksida
pada suhu insinerasi 1100 ˚C menunjukkan sifat karbonasi dan hidrasi karena
adanya fase CE, belite, dan mayenite.
3. Kajian lingkungan pemanfaatan residu MSWI dalam material konstruksi telah
dilakukan melalui uji komprehensif terhadap logam berat, dioksin dan furan, PAH
dan VOC.
4. Dengan menggabungkan eko-semen dan agregat BA-MSW, beton ramah
lingkungan mampu mengembangkan kekuatan 1 hari sebesar 15,4 MPa yang
memenuhi persyaratan kekuatan.

Penggantian material berbahan semen juga perlu dilakukan guna mengurangi


emisi karbon dioksida dalam konstruksi bangunan beton. Salah satu material ramah
lingkungan penyusun beton yang bersifat semen (cementitious) adalah penggunaanGGBS
(ground granulated blast slag). Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan betondengan
bahan semen GGBS dibandingkan bahan semen konvensional (dalam hal ini Semen
Portland) memiliki kuat tekan yang tidak jauh beda saat curing 28 hari yaitu untukbeton
ramah lingkungan sebesar 49,4 MPa dan beton konvensional adalah 50,5 MPa (Li,2020).

Namun, terdapat sebuah anggapan bahwa penggunaan GGBS pada beton


memiliki efek samping terhadap dampak lingkungan, mengingat bahwa GGBS adalah zat
buangan atau terak dari proses pengolahan material. Mengenai hal tersebut, mengacu
pada penelitian terbaru (Couvidat et al., 2021), menunjukkan bahwa efek penghijauan
sementara dari bahan yang mengandung GGBFS tidak memiliki dampak khusus baik
pada susunan senyawa kimia air lindi, maupun ekotoksisitas.

Gambar 1. Penghematan penggunaan beton ramah lingkungan

Sumber : (Fahad et al, 2021)


Berdasarkan bukti penelitian diatas bahwasannya, Mengurangi kebutuhan agregat
alami untuk aplikasi beton memberikan keuntungan hingga dua kali lipat berdasarkan
manfaat ekonomi dan lingkungan seperti mengurangi eksploitasi berlebihan dari tambang
agregat, konsumsi energi konsekuen, dan emisi gas rumah kaca terkait. Berdasarkan hal
tersebut, peneliti mulai memanfaatkan limbah plastik daur ulang sebagai agregat ringan
hijau untuk menggantikan sebagian atau seluruh agregat alami beton. Beberapa upaya
penelitian memvalidasi manfaat lingkungan dari agregat tersebut.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan material beton


konvensional sejatinya dapat digantikan dengan material yang lebih ramah lingkungan
atau setidaknya mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. Dimulai dari mengganti
material penyusun utama seperti agregat ataupun mengganti material bersifat semen. Hal
ini harus dilakukan sesegera mungkin, mengingat tingginya kebutuhan beton untuk
konstruksi dan material limbah yang semakin menumpuk.
LAMPIRAN

Alqahtani, F. K. (2022). Technical Assessment of Green lightweight concrete

containing manufactured plastic aggregates. Journal of Building Engineering,15.

Alqahtani, F. K., Abotaleb, I. S., & ElMenshawy, M. (2021). Life cycle cost analysis of

lightweight green concrete utilizing recycled plastic aggregates. Journal of

Building Engineering, 40, 102670. https://doi.org/10.1016/j.jobe.2021.102670

Couvidat, J., Diliberto, C., Meux, E., Cotelle, S., Bojic, C., Izoret, L., & Lecomte, A.

(2021). Greening effect of slag cement-based concrete: Environmental and

ecotoxicological impact. Environmental Technology, 13.

Li, Y. (2020). Green concrete with ground granulated blast-furnace slag activated by

desulfurization gypsum and electric arc furnace reducing slag. Journal of

Cleaner Production, 9.

S, A. (2020). Experimental Study on the Properties of Green Concrete by Replacementof

E-Plastic Waste as Aggregate. Procedia Computer Science, 172, 985–990.

https://doi.org/10.1016/j.procs.2020.05.145

Zhang, S. (2021). Green concrete made from MSWI residues derived eco-cement and

bottom ash aggregates. Construction and Building Materials, 10.

Anda mungkin juga menyukai