Pengaruh Limbah Keramik Sebagai Pengganti Agregat Halus Terhadap Mutu Beton
Abstrak
Penelitian pengaruh limbah keramik sebagai pengganti agregat halus pada mutu beton ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan kuat tekan beton normal yang terdiri dari air, semen, pasir dan kerikil dengan penambahan
limbah keramik (LK). Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui mutu beton dengan campuran limbah keramik
sebagai pengganti pasir, serta membuat campuran benda uji spesi kubus sebagai pengganti semen dengan agregat
halus limbah keramik. LK terdiri dari silika & kapur yang terdapat juga pada bahan semen dan pasir.
Campuran beton yang dipakai dalam penelitian ini adalah campuran beton normal dengan perbandingan 1
semen : 1.83 pasir : 2.75 kerikil sebagai kontrol dan dilakukan penambahan limbah agregat halus keramik sebesar
6%, 9%, dan 12% sebagai pengganti pasir, sedangkan untuk pembuatan spesi kubus 5x5x5 dipakai campuran 1PC :
4 Ps dengan menambahkan limbah keramik sebagai pengganti semen memakai variasi yang sama yakni 6%,9% dan
12%. Tes kekuatan pada benda uji silinder beton dengan menggunakan limbah keramik sebagai pengganti pasir
dilakukan pada umur 7,14,21 & 28. Sedangkan tes kekuatan benda uji spesi kubus dengan menggunakan campuran
limbah keramik sebagai pengganti semen dilakukan pada umur 14 hari untuk mengetahui mutunya.
Hasil dari kuat tekan beton dengan campuran 6% limbah keramik sebagai pengganti pasir mempunyai
kenaikan mutu beton sebesar 9.66% dari beton normal. Beton dengan campuran 9% limbah keramik sebagai
pengganti pasir mempunyai kenaikan mutu beton sebesar 11.66% dari beton normal, sedangkan mutu beton dengan
campuran 12% limbah keramik sebagai pengganti pasir mempunyai kenaikan mutu beton sebesar 8.89% dari beton
normal. Hasil dari pengujian kuat tekan campuran limbah keramik sebagai pengganti semen mengalami peningkatan
sebesar 27.876 kN pada variasi 12 % penambahan LK.
Abstract
Study the influence of ceramic waste as fine aggregate replacement in concrete quality is aimed to
determine differences in the compressive strength of normal concrete consisting of water, cement, sand and gravel
with the addition of ceramic waste. Ceramic waste itself has a chemical compound similar to the silica sand cement
and lime. This study also aims to determine the quality of concrete with ceramic waste mixture as a partial
replacement of sand, and make a mixture of species specimen cubes as partial replacement of cement with fine
aggregate ceramic waste.
Concrete mixtures used in this study is a mixture of normal concrete with cement ratio of 1: 1.83 sand:
gravel 2.75 as control and the addition of fine ceramic waste aggregate of 6%, 9%, and 12% as a substitute for sand,
whereas for species making a 5x5x5 cube 1PC mix used: 4 Ps by adding ceramic waste as cement replacement using
variations of 6%, 9% and 12%. Strength tests on concrete cylindrical specimens using ceramic waste as a substitute
for sand was performed at 7,14,21 & 28. While the power of the test specimen using a mixture of species cube
ceramic waste as cement replacement is done at the age of 14 days to determine its quality.
The results of the compressive strength of concrete with ceramic waste mixture 6% instead of sand have
the quality of concrete increase of 9.66% of normal concrete. Concrete with ceramic waste mixture 9% sand
instead of concrete quality has increase 11.66% of normal concrete, while the quality of concrete with ceramic
waste mixture of 12% sand instead of concrete quality has increase by 8.89% of normal concrete. Results of
compressive strength testing mixtures of ceramic waste as a substitute for cement has increased by 27 876 kN on
the variation of 12% addition of ceramic waste.
1
Pengaruh Limbah Keramik Sebagai Pengganti Agregat Halus Terhadap Mutu Beton
2
Pengaruh Limbah Keramik Sebagai Pengganti Agregat Halus Terhadap Mutu Beton
3
Pengaruh Limbah Keramik Sebagai Pengganti Agregat Halus Terhadap Mutu Beton
Kerikil yang digunakan dalam penelitian ini pembuatan beton. Timbangan yang
adalah kerikil yang dihasilkan dari digunakan adalah kapasitas 1000 gram atau
desintegrasi alami dari batuan-batuan atau lebih dengan ketelitian 0,1.
berupa batu pecah yang diperoleh dari b. Gelas ukur
pemecah batu. Agregat kerikil ini halus Digunakan untuk menentukan volume air
sesuai dengan yang disyaratkan dalam SNI dengan berat jenis 1 kg/ltr yang akan
yakni agregat dengan besar butir dari 5 mm, digunakan untuk pembuatan beton segar.
terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak c. Molen beton
berpori, tidak boleh mengandung lumpur Digunakan untuk mengaduk bahan campuran
lebih dari 1%, dll. beton segar agar homogen.
d. Agregat Halus Limbah Keramik d. Cetakan benda uji silinder
Limbah keramik yang digunakan dalam Digunakan untuk membentuk campuran
penelitian ini adalah limbah sisa potongan beton segar menjadi benda uji padat silinder
keramik dari pembangunan proyek dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
apartement Via & Vue Ciputra World e. Slump cone
Surabaya. Limbah keramik ini berbentuk Dengan alat ini dapat diketahui faktor air
potongan-potongan berbagai ukuran karena semen (FAS) dari campuran beton.
sisa dari pemasangan keramik lantai & 4. Pemeriksaan Bahan
dinding. Untuk menghasilkan agregat halus a. Pasir
limbah keramik maka harus melalui proses Pasir yang digunakan dalam penelitian
terlebih dahulu yakni : ini adalah pasir yang ada di pasaran.
- Limbah keramik yang telah di ambil Pengujian terhadap pasir antara lain berat
dari lokasi proyek di pecahi menjadi jenis SSD, berat jenis kering oven, kadar
bentuk kecil-kecil penyerapan pasir, berat per volume pasir
- Limbah keramik yang telah menjadi dan analisa ayakan. Pemeriksaan untuk
bentuk kecil-kecil digiling dengan pasir meliputi :
menggunakan mesin Los Angeles untuk 1). Berat Jenis SSD
menghasilkan agregat halus seperti Pemeriksaan berat jenis SSD ini
pasir dengan cara mengeringkan pasir dalam
- Limbah keramik yang telah di giling oven pada suhu 110º, sampai berat
dengan mesin los angeles kemudian tetap lalu rendam dalam air selama
disaring dengan ayakan yang telah di minimum 24 jam. Pasir ditebarkan
tentukan dalam SNI yakni : diatas talam dengan cara dibolak-
a) Sisa di atas ayakan 4 mm harus balikkan sampai tercapai keadaan
minimum 2% berat kering permukaan jenuh.kemudian
b) Sisa di atas ayakan 1 mm harus pasir dimasukkan kedalam kerucut
minimum 10% berat terpacung lalu pasir dipadatkan dengan
c) Sisa di atas ayakan 0.25 mm harus cara ditumbuk menggunakan batang
berkisar antara 80% dan 95% berat sebanyak 25 kali, keadaan permukaan
- Limbah agregat halus keramik yang kering jenuh tercapai bila pasir runtuh
telah diayak dan sesuai persyaratan bisa tetapi dalam keadaan tercetak. Pasir
digunakan sebagai campuran pengganti ditimbang 250 gram lalu dimasukkan
sebagaian agregat halus pasir untuk ke picnometer 225 cc kemudian
beton ditambah air sampai 90 % picnometer,
e. Air diputar sambil diguncang hingga tidak
Air yang digunakan dalam penelitian ini terlihat gelembung didalamnya.
adalah air PDAM yang telah di sediakan di
Rumus berat jenis SSD =
Lab Beton Jurusan Teknik Sipil Unesa.
3. Penyediaan / penyiapan alat yang di pakai. Dimana : B = Berat picnometer + air
a. Timbangan suling
Digunakan untuk menentukan beratnya C = Berat picnometer + air +
agregat kasar, agregat halus, semen dan pasir
limbah keramik yang dibutuhkan untuk
4
Pengaruh Limbah Keramik Sebagai Pengganti Agregat Halus Terhadap Mutu Beton
2). Berat Jenis Kering Oven dipasaran. Pengujian terhadap kerikil antara
Langkah pemeriksaan berat jenis lain berat jenis SSD, berat jenis kering
kering oven ini sama dengan berat jenis oven, kadar penyerapan kerikil, berat per
SSD lalu pasir dikeringkan lagi dalam volume kerikil dan analisa ayakan.
oven dengan suhu 110º C sampai c. Semen
beratnya tetap kemudian didinginkan. Semen yang digunakan dalam
Setelah dalam keadaan dingin penelitian ini adalah semen portland jenis I
ditimbang (A). yang diproduksi oleh PT. Semen Gresik.
Untuk semen tidak dilakukan penelitian
Rumus Berat Jenis Oven =
secara khusus karena dianggap telah
Dimana : memenuhi SNI 15-7064-2004.
A = Berat pasir kering oven d. Agregat halus limbah keramik
B = Berat picnometer + air suling Agregat halus limbah keramik yang
3). Kadar Penyerapan Pasir digunakan dalam penelitian ini adalah
Langkah pemeriksaan kadar limbah keramik yang diambil dari proyek
penyerapan pasir sama dengan Ciputra World Surabaya. Pengujian
pemeriksaan berat jenis SSD terus terhadap agregat halus limbah keramik
dihitung dengan rumus : antara lain berat jenis SSD, berat jenis
kering oven, kadar penyerapan agregat
Penyerapan Pasir =
halus limbah keramik, berat per volume
Dimana : A = Berat pasir kering oven agregat halus limbah keramik dan analisa
4). Berat Per Volume Pasir ayakan.
Pemeriksaan ini dengan cara e. Air
menimbang serta mencatat berat Air yang digunakan dalam penelitian
silinder kosong (W1), lalu pasir ini adalah air tanah biasa dan tidak
dimasukkan dengan hati-hati agar tidak dilakukan penelitian khusus karena
terjadi pemisahan butir-butir dari dianggap memenuhi syarat sebagai bahan
ketinggian maksimum 10 cm (1/3 campuran beton.
bagian silinder) diatas wadah dengan 5. Desain Mix
menggunakan sendok atau sekop Desain Mix dalam pembuatan beton adalah
sampai penuh. Pasir diratakan dengan semen, pasir, kerikil dan dilakukanpencampuran
menggunakan mistar perata lalu pasir dengan agregat halus limbah keramik yang
ditimbang dan dicatat berat wadah serta ditimbang berdasarkan berat pasir dengan
pasirnya (W2). Berat benda uji dihitung perbandingan berat secara bertahap untuk
dengan cara W2+W1 = W3, lalu komposisi berikutnya. Komposisi campuran
dihitung berat isinya dengan rumus : dibuat dengan memperhatikan literatur-literatur
Berat Isi = yang mendukung dalam penelitian pengaruh
limbah keramik sebagai pengganti agregat kasar
Dimana : V = Volume takaran terhadap mutu beton.
5). Analisa Ayakan
Pemeriksaan ini dengan cara pasir HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dikeringkan dalam oven dengan suhu A. Hasil Pengujian Kualitas Bahan
110º C sampai beratnya tetap lalu pasir Pengujian awal terhadap bahan-bahan yang akan
diayak menggunakan dengan ukuran digunakan untuk eksperimen untuk mengetahui
yang paling besar sampai yang paling kualitas bahan. Proses dan prosedur pelaksanaan
kecil yakni ukuran no. 4 (4.80 mm), 8 disajikan secara terlampir. Adapun hasil penelitian
(2.40 mm), 16 (1.20 mm), 30 (0.60 sebagai berikut:
mm), 50 (0.30 mm), 100 (0.15 mm). 1. Pasir
Pasir yang digunakan dalam penelitian ini
b. Kerikil adalah pasir yang ada di pasaran. Pengujian
terhadap pasir antara lain berat jenis SSD, berat
Kerikil yang digunakan dalam
jenis kering oven, kadar penyerapan pasir, berat
penelitian ini adalah kerikil yang ada
5
Pengaruh Limbah Keramik Sebagai Pengganti Agregat Halus Terhadap Mutu Beton
2. Kerikil 5. Air
Kerikil yang digunakan dalam penelitian ini Air yang digunakan dalam penelitian ini adalah
adalah kerikil yang ada dipasaran. Pengujian air tanah biasa dan tidak dilakukan penelitian
terhadap kerikil antara lain berat jenis SSD, khusus karena dianggap memenuhi syarat
berat jenis kering oven, kadar penyerapan sebagai bahan campuran beton.
kerikil, berat per volume kerikil dan analisa 6. Mix Design Penelitian
ayakan. Hasil dari beberapa pengujian diatas Metode mix design dalam penelitian ini
sebagai berikut: mengacu pada SKSNI T-5-1990-03 Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal.
Tabel 2 Hasil Pengujian Kerikil Berdasarkan perencanaan penelitian, maka mix
No. Jenis Pengujian Hasil design yang digunakan dalam penelitian ini
1. Berat Jenis SSD 2,75 gr/cc adalah sebagai berikut:
2. Berat Jenis Kering Oven 2,71 gr/cc Mutu Beton fc’ 20 Mpa pada umur 28 hari
3. Kadar Penyerapan 1.34 % dengan cacat maksimum 5%
Kerikil Semen yang digunakan = Semen Gresik
4. Berat Per Volume 1,40 gr/cc Ukuran diameter maks kerikil = 20 mm
Kerikil Tinggi slump yang disyaratkan = 7.5-15 cm
5. Analisa Ayakan 19,1 mm Standart deviasi ditetapkan = 7 Mpa
Pasir termasuk ke dalam zone =2
3. Semen Komposisi untuk tiap-tiap campuran dengan 4
Semen yang digunakan dalam penelitian ini variasi benda uji didapatkan sebagai berikut :
adalah semen portland jenis I yang diproduksi - Komposisi 1(0% Limbah keramik) = 1
oleh PT. Semen Gresik. Untuk semen tidak Pc:1,83 Ps :2,75 Kr: 0.00 LK
dilakukan penelitian secara khusus karena - Komposisi 2 (6% Limbah keramik) = 1
dianggap telah memenuhi SNI 15-7064-2004. Pc:1.72 Ps :2,75 Kr: 0.109 LK
4. Agregat Halus Limbah Keramik - Komposisi 3 (9% Limbah keramik) = 1
Agregat halus limbah keramik yang Pc:1.665 Ps :2,75 Kr: 0.164 LK
digunakan bahan tambah dalam penelitian ini - Komposisi 4 (12% Limbah keramik) =1
adalah limbah keramik sisa dari pekerjaan Pc:1,61 Ps :2,75 Kr: 0.219 LK
pemasangan keramik lantai dan dinding 7. Membuat Mortar Beton
Apartement Via Vue Ciputra World Surabaya. Berikut ini adalah tata cara percampuran
Untuk itu agregat halus limbah keramik perlu bahan yang dilakukan pada saat pembutan
dilakukan penelitian karena dianggap mortal di laboratorium dengan menggunakan
mempunyai persamaan sifat dengan agregat beton molen :
halus pasir. Pengujian terhadap agregat halus a. Pasir dengan semen yang telah ditimbang
limbah keramik antara lain berat jenis SSD, berdasakan komposisi dicampur ke dalam
berat jenis kering oven, kadar penyerapan pasir, molen (dalam keadan kering) dan
berat per volume pasir dan analisa ayakan. Hasil ditambahkan agregat halus limbah keramik
dari beberapa pengujian diatas sebagai berikut : berdasarkan takaran.
6
Pengaruh Limbah Keramik Sebagai Pengganti Agregat Halus Terhadap Mutu Beton
1. Ukuran benda uji silinder beton 3 21 hari 212.312 246.630 271.798 249.794
Silinder beton yang dipakai sebagai benda Rata2 Kg/cm2 223.739 252.320 254.537 252.263
uji dicetak dengan ukuran diameter 15 cm dan 1 14 hari 198.238 221.130 222.395 213.240
tinggi 30 cm tidak mengalami perubahan setelah 2 14 hari 178.562 212.104 217.122 231.030
berumur 28 hari. Sehingga benda uji yang 3 14 hari 201.474 209.846 223.370 212.530
dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi Rata2 Kg/cm2 192.758 214.360 220.962 218.933
syarat untuk dipakai dalam pengujian kuat tekan 1 7 hari 159.250 161.830 161.910 187.150
beton menurut SNI 03-1974-1990. 2 7 hari 142.960 179.190 165.910 167.750
7
Pengaruh Limbah Keramik Sebagai Pengganti Agregat Halus Terhadap Mutu Beton
8
Pengaruh Limbah Keramik Sebagai Pengganti Agregat Halus Terhadap Mutu Beton
halus limbah keramik dapat mengisi lebih hari mengalami peningkatan sebesar 8.52 %
banyak lagi pori beton sehingga kuat menjadi 167.833 kg/cm². Hal ini terjadi
tekannya semakin meningkat. Sedangkan karena tambahan agregat halus keramik
setelah diberi tambahan 12 % agregat halus yang butirannya sangat halus serta kecil
limbah keramik dari berat pasir pada umur dapat mengisi lubang pori pada beton.
21 hari mengalami peningkatan sebesar Setelah diberi tambahan 9% agregat halus
9.62 % menjadi 245.263 Kg/cm². Berbeda limbah keramik dari berat pasir pada umur 7
dengan sebelumnya, pada variasi ini terjadi hari mengalami peningkatan sebesar 10.65
penurunan kuat tekan dibandingkan dengan % menjadi 171.13 kg/cm². Hal ini terjadi
variasi 9 % dikarenakan prosentase agregat sama dengan pada penambahan agregat
halus keramik terlalu banyak sehingga air halus 6 % dikarenakan agregat halus limbah
pada campuran beton banyak diserap oleh keramik dapat mengisi lebih banyak lagi
limbah keramik dikarenakan sebagian pori beton sehingga kuat tekannya semakin
kandungan kimia dari agregat halus keramik meningkat. Sedangkan setelah diberi
adalah kapur. tambahan 12 % agregat halus limbah
keramik dari berat pasir pada umur 7 hari
c. beton mutu normal pada umur 14 hari mengalami peningkatan sebesar 7.3 %
mempunyai kuat tekan kuat tekan sebesar menjadi 165.94 kg/cm². Berbeda dengan
202.758 kg/cm², benda uji silinder beton sebelumnya, pada variasi ini terjadi
yang diberi tambahan 6% agregat halus penurunan kuat tekan dibandingkan dengan
limbah keramik dari berat pasir pada umur variasi 9 % dikarenakan prosentase agregat
14 hari mengalami peningkatan sebesar 9.5 halus keramik terlalu banyak sehingga air
% menjadi 222.027 kg/cm². Hal ini terjadi pada campuran beton banyak diserap oleh
karena tambahan agregat halus keramik limbah keramik dikarenakan sebagian
yang butirannya sangat halus serta kecil kandungan kimia dari agregat halus keramik
dapat mengisi lubang pori pada beton. adalah kapur.
Setelah diberi tambahan 9% agregat halus
limbah keramik dari berat pasir pada umur 4. Hubungan antara Kuat Tekan dengan Variasi
14 hari mengalami peningkatan sebesar Umur
11.12 % menjadi 225.296 kg/cm². Hal ini Hasil pengujian kuat tekan dengan variasi
terjadi sama dengan pada penambahan umur benda uji silinder dapat dilihat pada tabel
agregat halus 6 % dikarenakan agregat 4.4 dibawah ini :
halus limbah keramik dapat mengisi lebih
banyak lagi pori beton sehingga kuat Tabel 7 Hubungan antara Kuat tekan
tekannya semakin meningkat. Sedangkan denganVariasi Umur
setelah diberi tambahan 12 % agregat halus Variasi Umur Kuat
Prosentase
Kenaikan
limbah keramik dari berat pasir pada umur
Beton Tekan Kuat Tekan
14 hari mengalami peningkatan sebesar
(Hari) (Kg/cm2) (%)
8.31 % menjadi 219.6 kg/cm². Berbeda
0% 7 154.657 63.37%
dengan sebelumnya, pada variasi ini terjadi
0% 14 202.758 83.08%
penurunan kuat tekan dibandingkan dengan
variasi 9 % dikarenakan prosentase agregat 0% 21 223.739 91.67%
9
Pengaruh Limbah Keramik Sebagai Pengganti Agregat Halus Terhadap Mutu Beton
12% 21 245.263 91.09% - pada variasi 12% uji silinder beton normal
12% 28 269.267 100.00% pada umur 7 hari mempunyai kuat tekan
(Sumber: Hasil Pengujian) 165.940 Kg/cm² (61.63%), pada umur 14
hari maka meningkat sebesar 219.6 Kg/cm²
Hubungan antara kuat tekan benda uji (81.55%), pada umur 21 hari maka
silinder beton dengan umur benda uji silinder meningkat sebesar 245.263 Kg/cm²
beton dapat dilihat pada gambar 3 : (91.09%), dan pada umur 28 hari maka
meningkat sebesar 269.267 Kg/cm² (100%).
Diagram Peningkatan Kuat Tekan Beton Berdasarkan
Umur & Variasi Penambahan LK
Tabel 8 Persentase Perbandigan Kenaikan
Kuat Tekan Optimal pada umur
7,14,21 & 28 hari antara Persyaratan
Buku & Hasil Penelitian
0% 7 154.657 60 - 65 63.37 Ok
0% 14 202.758 80 - 85 83.08 Ok
Gambar 3 Hubungan antara Kuat tekan
0% 21 223.739 90 - 93 91.67 Ok
optimum Persentase Penambahan
0% 28 244.059 100 100.00 Ok
Limbah Keramik pada umur 7,14,21
& 28 hari 6% 7 167.833 60 - 65 63.10 Ok
6% 14 222.027 80 - 85 83.47 Ok
Berdasarkan Tabel 7 & Gambar 3 di atas 6% 21 244.653 90 - 93 91.98 Ok
dapat kita amati bahwa : 6% 28 265.999 100% 100.00 Ok
- pada variasi 0% uji silinder beton normal
9% 7 171.130 60 - 65 62.82 Ok
pada umur 7 hari mempunyai kuat tekan
9% 14 225.296 80 - 85 82.70 Ok
154.657 Kg/cm² (63.37%), pada umur 14
9% 21 247.870 90 - 93 90.99 Ok
hari maka meningkat sebesar 202.758
Kg/cm² (83.08%), pada umur 21 hari maka 9% 28 272.423 100 100.00 Ok
meningkat sebesar 223.739 Kg/cm² 12% 7 165.940 60 - 65 61.63 Ok
(91.67%), dan pada umur 28 hari maka 12% 14 219.600 80 - 85 81.55 Ok
meningkat sebesar 244.059 Kg/cm² (100%). 12% 21 245.263 90 - 93 91.09 Ok
12% 28 269.267 100 100.00 Ok
- pada variasi 6% uji silinder beton normal
pada umur 7 hari mempunyai kuat tekan
167.833 Kg/cm² (63.10%), pada umur 14
Dari hasil perbandingan diatas maka
hari maka meningkat sebesar 222.027
dapat disimpulkan bahwa semua beton yang
Kg/cm² (83.47%), pada umur 21 hari maka
diuji telah memenuhi persayaratan prosentase
meningkat sebesar 244.653 Kg/cm²
kenaikan kuat tekan berdasarkan umur beton
(91.98%), dan pada umur 28 hari maka
yang diterangkan dalam buku.
meningkat sebesar 265.999 Kg/cm² (100%).
10
Pengaruh Limbah Keramik Sebagai Pengganti Agregat Halus Terhadap Mutu Beton
Tabel 9 Persentase Kenaikan Kuat Tekan keramik sebagai pengganti semen pada
Optimal pada umur 7,14,21 & 28 campuran beton.
hari
No Umur Prosentase Kuat Tekan Benda Uji
Tabel 10 Hasil Pengujian Kuat Tekan Spesi Kubus
5x5x5
Benda Benda Variasi Variasi Variasi Variasi
Uji Uji 0% 6% 9% 12%
Beban Maksimal
LK LK LK LK
No Umur Variasi Variasi Variasi Variasi
1 7 hari 0.00% 8.52% 10.65% 7.30%
Benda Benda 0% 6% 9% 12%
2 14 hari 0.00% 9.50% 11.12% 8.31%
Uji Uji (kN) (kN) (kN) (kN)
3 21 hari 0.00% 11.62% 10.79% 9.62%
11
Pengaruh Limbah Keramik Sebagai Pengganti Agregat Halus Terhadap Mutu Beton
agregat halus pasir maupun semen karena dapat selanjutnya adalah perlu mencari alternatif lain
meningkatkan mutu beton. Kuat tekan optimal agar pada proses penghalusan/penggiligan
yang dihasilkan pada benda uji spesi kubus limbah keramik bisa lebih cepat dan lebih
5x5x5 didapat dari variasi 12% penambahan mudah untuk menghasilkan agregat halus
limbah keramik. keramik lebih banyak lagi.
- Dengan semakin berkembangnya proyek
PENUTUP pembangunan gedung yang memakai bahan
Simpulan bangunan keramik, maka akan didapatkan
limbah sisa potongan-potongan keramik yang
1. Agregat halus limbah keramik sebagai pengganti tidak terpakai lagi. Jika limbah keramik tersebut
pasir mampu meningkatkan kuat tekan beton. hanya dibuang maka dapat mengakibatkan
Peningkatan kuat tekan optimum didapatkan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu perlu
pada variasi penambahan 9% limbah keramik dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
sebesar 11.04% dari beton normal, dengan memanfaatkan limbah keramik dengan harapan
komposisi 1 PC : 1.665 Ps : 2.75 Kr : 0.164 LK dapat mengurangi pencemaran lingkungan serta
untuk mutu beton fc’ 20 Mpa. menemukan suatu ilmu baru tentang limbah
keramik.
2. Agregat halus limbah keramik sebagai pengganti
semen mampu meningkatkan kuat tekan spesi
kubus 5x5x5. Peningkatan kuat tekan optimum DAFTAR PUSTAKA
didapatkan pada variasi penambahan 12%
American Society for Testing and Material, Annual Book
limbah keramik sebesar 26.61% dari spesi kubus
of ASTM Standards 1995 : vol.04.02, Convrete
normal, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa
and Aggregates, Philadelphia: ASTM 1995.
limbah keramik dapat digunakan sebagai
American Concrete Institute. (1990). ACI 318-89
pengganti pasir dan semen.
Building Code Requirement For Reinforce
Concrete. Part I. Fifth Edition. Skokie. Illinois.
Saran
USA : PCA.
Penelitian pengaruh limbah keramik sebagai
Budiyanto, Wahyu Gatot, dkk. 2008. Kriya Keramik Jilid
pengganti agregat halus terhadap mutu beton ini
1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu perlu
Pendidikan Nasional.
penambahan saran agar pada penelitian selanjutnya
dapat lebih baik lagi. Saran – saran dari penelitian ini Dipohusodo, Istimawan. Struktur Beton Bertulang, SK
sebagai berikut : SNI T-15-1991-0. Penerbit : Departemen
- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan lebih Pekerjaan Umum RI.
teliti tentang proporsi jumlah agregat halus Mulyono, Tri. 2005. Teknologi Beton. Yogyakarta.
limbah keramik agar mendapatkan hasil lebih Penerbit : Andi.
optimum. Nugraha, Paul. 2007. Teknologi Beton. Yogyakarta.
- Penambahan agregat halus limbah keramik yang Penerbit : Andi.
terlalu banyak dapat mengakibatkan turunya Nugraha, Paul Dan Antoni. 2007. Teknologi Beton.
peningkatan kuat tekan optimum pada beton. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Maka disarankan pada penelitian selanjutnya SK-SNI.M 14-1989-F. Metode Pengujian Kuat Tekan
untuk lebih fokus pada jumlah penambahan Beton.
agregat halus yang ideal serta mencari sebab SK.SNI.M 11-1989-F. Metode pengujian kadar air
terjadinya penurunan kualitas peningkatan kuat SK.SNI.M 08- 1989-F. Metode pengujian kuat tentang
tekan pada beton tersebut. analisis saringan agregat halus dan agregat kasar
- Pada penelitian ini, untuk mendapatkan agregat SK.SNI.M 02-1994-03. Metode pengujian bahan dalam
halus limbah keramik yang memenuhi syarat agregat
maka harus melalui proses memecahan atau Sumantri, Widodo, Herman. 2000. Konstruksi Beton
penggilingan limbah keramik. Limbah keramik Bertulang. Penerbit : Erlangga. Jakarta.
ini masih berbentuk pecahan-pecahan kasar Sumahamijaya, Inra. 2009. Pembuatan keramik industry.
yang digiling/dihaluskan menggunakan mesin dalam http://majarimagazine. com /2009/03
los angeles sehingga membutuhkan waktu diunduh Kamis, 2 Desember 2011.
lumayan lama. Saran untuk penelitian
12
Pengaruh Limbah Keramik Sebagai Pengganti Agregat Halus Terhadap Mutu Beton
13