Anda di halaman 1dari 8

“PERBANDINGAN ABU BATU DENGAN PASIR CIMANGKOK SEBAGAI AGREGAT

HALUS PADA BETON”


Ditya Rudiana1, Titik Penta Artiningsih2, Hikmad Lukman3

ABSTRAK

Beton merupakan suatu bahan komposit dari beberapa material, terdiri dari campuran antara semen,
agregat halus, agregat kasar, dan air. Karena beton merupakan komposit, maka kualitas beton sangat
tergantung dari kualitas masing-masing material pembentuknya. Abu batu adalah bahan bangunan yang
merupakan limbah dari proses penghancuran batu pada yang digunakan untuk campuran beton, sehingga
abu batu menjadi limbah yang harus diupayakan penanganannya. Penelitian yang dilakukan adalah studi
eksperimental pemanfaatan abu batu sebagai pengganti agregat halus pasir alam, sehingga dalam
penelitian digunakan agregat halus abu batu, dan sebagai pembanding digunakan agregat halus pasir alam
dari Cimangkok. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan kekuatan tekan beton yang
menggunakan agregat halus abu batu dengan pasir alam.Kuat tekan rencana adalah 25 MPa, dengan
mengunakan benda uji berbentuk slinder berukuran diameter 15 cm dengan tinggi 30 cm. Pengujian kuat
tekan dilakukan pada umur beton 7, 14 dan 28 hari. Hasil pengujian benda uji dengan agregat halus abu
batu pada umur beton 7, 14 dan 28 hari berturut-turut adalah 17,71 MPa, 20,62 MPa dan 22,94 MPa.
Sedangkan hasil pengujian benda uji dengan agregat halus pasir alam adalah 21,42 MPa, 20,33 MPa, dan
21,83 MPa.Setelah dilakukan pengolahan data menggunakan standar deviasi, maka diperoleh kuat tekan
benda uji dengan menggunakan abu batu sebesar 32,07 MPa, dan benda uji dengan menggunakan pasir
alam sebesar 25.01 MPa. Terlihat bahwa penggunaan abu batu sebagai pengganti pasir alam akan
meningkatkan kekuatan tekan beton 28% dan juga didapat kekuatan tekan lebih besar dari kuat tekan
rencana.

Kata kunci: pasir Cimangkok, abu batu, kuat tekan.

I. PENDAHULUAN Abu batu umumnya berwarna gelap (abu-abu


1.1 Latar Belakang kehitaman), dan terdiri dari butiran yang cukup
Beton merupakan salah satu bahan yang paling kasar. Jikadibandingkan dengan pasir, abu batu
banyak digunakan dalam berbagai struktur memiliki harga yang lebih murah.
bangunan. Pada dasarnya bahan pembentuk
beton terdiri atas semen, air, dan agregat, yaitu 1. 2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
agregat halus dan agregat kasar. Agregat yang Sifat–sifat karakteritis material penyusun beton
umum digunakan adalah agregat alam, yaitu akan mempengaruhi kinerja beton. Fungsi utama
pasir sebagai agregat halus dan kerikil atau batu beton harus mencapai kuat tekan beton yang
pecah sebagai agregat kasar. Pemakaian bahan direncanakan, karena kuat tekan dipengaruhi
alampasir pada industri konstruksi di Indonesia, oleh banyakfaktor diantaranya jenis agregat
khususnya pada penggunaan struktur beton halus yang digunakan sebagai unsur penyusun
menyebabkan tingginya permintaan material beton. Dalam penelitian ini agregat halus yang
pasir. Untuk itu dibutuhkan inovasi guna digunakan yaitu abu batu dari stone-crusher
mencari penganti pasir. Rumpin dibandingkan pasir alam dari
Cimangkok. Akan dibandingkan kekuatan
Abu batu adalah bahan buangan hasil dari proses tekannya, untuk menunjukkan kegunaan limbah
penghancuran bongkahan batu yang digunakan abu batu sebagai pengganti agregat halus alam.
untuk campuran beton, sehingga abu batu pada
stone crusher menjadi bahan limbah yang harus 1.3 Batasan Masalah
diupayakan penanganannya. Ketersediaan abu Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah
batu memiliki jumlah yang sangat banyak dan sebagai berikut:
dapat dikembangkan untuk mengurangi a. Mutu beton yang direncanakan adalah 25
penggunaan pasir alam dalam campuran beton. MPa.

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 1


b. Agregat halus yang digunakan adalah abu Air dan semen apabila dicampur akan terjadi
batu yang berasal dari stone-crusher di reaksi kimiawi sehingga terbentuk pasta
daerah Rumpin, dan pasir alam yang berasal semen, maka bukan perbandingan jumlah air
dari Cimangkok Sukabumi. terhadap total campuran yang penting, tetapi
c. Benda uji berbentuk silinder dengan justru perbandingan air dengan semen atau
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, dibuat yang biasa disebut Rasio Air Semen (water
sebanyak 12 silinder beton dengan agregat cement ratio).
halus abu batu dan 12 silinder beton dengan
agregat halus pasir alam 3. Agregat
d. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada Agregat adalah bahan-bahan utama pengisi
umur 7, 14, dan 28 hari, dan jumlah benda beton yang saling diikat oleh semen. Agregat
uji 4 buah untuk setiap pengujian. merupakan bahan terbanyak dalam beton,
komposisi agregat tersebut berkisar 60-70%
II. LANDASAN TEORI dari berat campuran beton. Walaupun
2.1 Pengertian Beton fungsinya sebagai pengisi, agregat ini menjadi
Beton merupakan suatu bahan komposit atau penting karena komposisinya cukup besar
campuran dari beberapa material, terdiri dari yang berfungsi sebagai penguat beton terhadap
bahan pengikat semen, agregat halus, agregat daya tahan dan kekompakan struktur. Agregat
kasar, dan air. Karena beton merupakan ini juga dapat mengurangi penyusutan akibat
komposit, maka kualitas beton sangat tergantung mengeringnya beton.
dari kualitas masing masing material
pembentuk. Agregat yang umum dipakai dalam campuran
beton adalah agregat alam yaitu pasir, kerikil,
Agar dihasilkan kuat tekan beton yang sesuai dan batu pecah.
dengan rencana maka diperlukan mix-design
untuk menentukan jumlah masing masing bahan Pada umumnya sebagian besar sifat–sifat
yang dibutuhkan. agregat mempengaruhi sifat beton yang
dihasilkannya. Agregat yang dapat
2.2 Material Utama Pembentuk Beton mempengaruhi karakteristik beton dalam hal
1. Semen Portland sebagai berikut:
Semen merupakan bahan yang penting dalam  workability (daya kerja)
pembuatan beton. Dalam penggunaannya,  durability (keawetan)
semen bereaksi secara kimia dengan air  strength (kekuatan)
membentuk suatu pasta semen, yang berfungsi  unit-weight (berat satuan)
sebagai pengikat agregat–agregat, baik agregat  drying shrinkage (penyusutan)
kasar maupun agregat halus.
Bahan baku untuk pembuatan semen terdiri  Agregat Halus
dari: Agregat halus di dalam beton berfungsi
 Batu kapur (lime stone/CaO) sebagai pengisi ruang kosong antara agregat
 Silika (SiO2) kasar. Agregat yang baik adalah tidak bereaksi
 Alumina (Al2O2) kimia secara berlebihan dengan unsur–unsur
 Peri Oksida (Fe2O3) semen. Agregat halus mempunyai distribusi
ukuran sedemikian rupa sehingga ukuran
2. Air rongga–rongga antar agregat menjadi
Air diperlukan pada pembuatan beton untuk minimum.Agregat halus yang umum dipakai
memicu proses kimiawi semen, membasahi adalah pasir alam, yang digali dari dasar
agregat dan memberikan kemudahan dalam sungai. Pasir ini terbentuk ketika batu-batuan
yang dibawa arus hulu sungai ke hilir sungai.
pekerjaan beton. Air yang dapat di minum
Sebagai akibat tergulung dan terkikis
umumnya dapat digunakan sebagai campuran (pelapukan atau erosi) oleh arus sungai, maka
beton. batuan tersebut akhirnya membentuk butiran–
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 2
butiran halus. Ukuran ini jika lebih kecil dari Pakuan Bogor. Obyek dalam penelitian ini
4.8 mm, maka disebut dengan agregat halus. adalah beton yang menggunakan bahan limbah
 Agregat Kasar abu batu dari Rumpin dan pasir alam dari
Dalam campuran beton agregat kasar berupa Cimangkok. Pengujian yang dilakukan yaitu uji
kerikil sebagai hasil disintegrasi alam dari kuat tekan dengan mutu beton rencana adalah 25
batuan-batuan atau berupa batu pecah yang MPa, yang dilakukan pada beton umur 7,14 dan
diperoleh dari hasil pemecahan batu 28 hari dengan benda uji slinder berukuran
danmempunyai ukuran butir antara 4.8 sampai diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Jumlah benda
40 mm. uji sebanyak 12 buah untuk setiap varian.
 Limbah Abu Batu
Limbah abu batu yang digunakan pada 3.2 Pelaksanaan Penelitian
penelitian ini didapat dari penghancuran batu Pelaksanaan penelitian yang dilakukan meliputi
di Rumpin. Limbah ini pada dasarnya hal-hal sebagai berikut:
merupakan hasil sampingan dari proses 1. Penyelidikan sifat material
penghancuran bongkahan batu, sehingga abu 2. Pembuatan benda uji slinder
batu pada stone crusher menjadi bahan limbah 3. Pelaksanaan perawatan
yang harus dimanfaatkan. Ketersedian abu 4. Pengujian kuat tekan beton benda uji
batu melimpah memiliki jumlah yang sangat
banyak dan dapat dikembangkan untuk 3.3 Pemeriksaan Material
mengurangi penggunaan pasir dalam Pemeriksaan material pada penelitian ini
campuran beton. dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan
data-data yang diperlukan untuk pembuatan
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan mix-design. Pemeriksaansifat karakteristik
Tekan Beton material diantaranya adalah:
Kekuatan beton didefinisikan dengan  pemeriksaan kadar lumpur
kemampuan untuk memikul beban yang diterima  pemeriksaan berat jenis
tanpa adanya kerusakan. Kerusakan ini biasanya  pemeriksaan berat volume
diisyaratkan dengan munculnya retak-retak pada  pemeriksaan analisa saringan
beton yang disebabkan adanya beban luar yang  pemeriksaan kadar air
dipikulnya. Kuat tekan beton
mengidentifikasikan mutu sebuah struktur. Hasil pengujian sifat karakteristik material
Semakin tinggi tingkat kekuatan struktur yang dirangkum dalam Tabel 1di bawah, yang akan
dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton digunakan untuk pembuatan mix-design.
yang dihasilkan. Agregat Halus
Agregat
Jenis Pemeriksaan pasir abu
Kasar
alam batu
Perancangan atau perencanaan beton harus kadar lumpur [%] 3,22 3,36 1,00
memenuhi kriteria perancangan standar yang berat volume [kg/m3]
berlaku. Agar dapat merancang kekuatannya  padat 1510 1294 1366
dengan baik, artinya dapat memenuhi kriteria.  lepas 1344 1143 1256
specificgravity [kg/m3]
Beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan  apparent SG 2607 2798 2958
tekan beton yaitu sebagai berikut:  bulkSG kondisi
2258 2062 2459
 proporsibahan-bahan penyusunnya kering
 bulk SG kondisi SSD 2392 2325 2628
 metode perencanaan campuran absorpsi air [%] 5,93 12,74 6,86
 metode perawatan modulus kehalusan 3,15 3,37 -
 keadaan pada saat pengecoran dilaksanakan. kadar air 10 13 7

III. PEMBAHASAN 3.4 Perencanaan Campuran Beton


3.1 Metode Penelitian Perhitungan perencanaan campuran beton
Penelitian dilakukan berupa studi eksperimental, menggunakan metode ACI 211.1-91, Standard
yang dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Practice for Selecting Proportions for Normal,
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Heavyweight, and Mass Concrete.

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 3


Tabel 2. Proporsi Campuran 1 m3Beton Tabel 4. Berat volume beton abu batu
Material Pasir Alam Abu Batu Berat Volume Berat Volume
Umur [kg/m3]
Semen [kg] 417,515 417,515 Silinder Silinder
[hari] tiap
Agregat Kasar [kg] 877,168 877,168 [kg] [m3] silinder
rerata
Agregat Halus kg] 874,304 835,010 12,08 2279,25
11,93 2250,94
Air [kg] 172,223 243,694 7
11,99
0,0053
2262,26
2266,04
12,04 2271,70
11,93 2250,94
3.5 Pembuatan Benda Uji 12,12 2286,79
14 0,0053 2258,96
Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 12,09 2281,13
cm dan tinggi 30 cm. Pengujian kuat tekan 11,75 2216,98
11,86 2237,74
dilakukan pada umur 7, 14, dan 28 hari. Setiap 11,94 2252,83
pengujian dilakukan terhadap 4 buah benda uji, 28 0,0053 2253,30
11,97 2258,49
sehingga jumlah benda uji setiap varian adalah 12,00 2264,15
12 buah.
2300 2266 2259 2253
3.6 Perawatan Benda Uji 2250 2228 2233 2226

Perawatan benda uji ini bertujuan agar 2200


permukaan beton segar selalu lembab hingga 2150

beton dianggap cukup keras. Kelembaban ini 2100

dijaga untuk menjamin proses hidrasi semen 2050

berlangsung dengan sempurna. Beberapa cara 2000


7 hari 14 hari 28 hari
dapat dilakukan untuk merawat beton: pasir alam abu batu
1. diletakkan dalam ruangan lembab Gambar 1. Perbandingan berat volume beton pasir
2. diletakkan dalam genangan air atau alam dan beton abu batu
direndam
3. permukaan beton diselimuti dengan karung Tabel 3, Tabel 4, dan Gambar 1 menunjukkan
basah perbandingan berat volume beton pasir alam dan
4. permukaan beton disirami secara teratur beton abu batu. Terlihat bahwa beton dengan
Perawatan benda uji pada penelitian ini menggunakan abu batu memiliki berat volume
menggunakan cara perendaman. lebih besar dari beton menggunakan pasir alam.
3.7 Pengujian Berat Volume 3.8 Pengujian Kuat Tekan Benda Uji
Berat volume adalah berat beton per satuan Kuat tekan adalah besar beban persatuan luas
volume. Pengujian dilakukan pada umur 7, 14, yang menyebabkan beton hancur.Tujuan
dan 28 hari terhadap benda uji yang akan diuji pemeriksaan untuk mengetahui riwayat
tekan. perkembangan kekuatan beton dan ketercapaian
kekuatan rencana pada benda uji yang telah
Tabel 3. Berat volume beton pasir alam
dibuat dan dirawat.
Berat Volume Berat Volume
Umur [kg/m3]
Silinder Silinder
[hari] tiap Peralatan yang digunakan adalah timbangan
[kg] [m3] silinder
rerata
dengan kapasitas 50kg dan mesin uji tekan
11,91 2247,17
11,71 2209,43
multiguna compression machine. Adapun
7 0,0053 2227,83 prosedur pengujian adalah sebagai berikut:
11,84 2233,96
11,77 2220,75  benda uji dikeluarkan dari bak rendaman,
11,74 2215,09
11,79 2224,53
kemudian dibersihkan dari kotoran yang
14 0,0053 2232,55 menempel dengan lap, dan diamkan benda
11,91 2247,17
11,89 2243,40 uji tersebut sampai kering
11,83
11,80
2232,08
2226,42
 Benda uji ditimbang untuk mendapat data
28 0,0053 2225,95 berat silinder beton dalam keadaan kering
11,62 2192,45
11,94 2252,83

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 4


 benda uji diletakkan pada compression Tabel 5 dan Tabel 6 menunjukkan riwayat
machinedengan posisi berdiri vertikal perkembangan kuat tekan beton pasir alam dan beton
 pengujian dilakukan dengan penambahan abu batu dari umur 7, 14, hingga 28 hari.Riwayat
perkembangan kuat tekan tersebut digabungkan pada
beban yang konstan berkisar 2-4kg/cm2. Gambar 2, yang menunjukkan perbandingan kuat
 pembebanan dilakukan sampai benda uji tekanbeton pasir alam dan beton abu batu.
retak atau hancur Terlihat bahwa beton dengan menggunakan abu
 dilakukan pencatatan beban dan perubahan batu memiliki perkembangan kuat tekan yang
tinggi benda uji. lebih baik dari beton pasir alam, dan memiliki
kuat tekan lebih besar.
Tabel 5. Hasil pengujian kuat tekan silinder beton
dengan agregat halus pasir alam
Luas Kuat Tekan
3.9 Standar Deviasi Kuat Tekan Beton
Umur Beban Dalam statistika dan probabilitas, standar deviasi
Silinder tiap silinder Rerata
[hari] [kg]
2
[cm ] kg/cm2 MPa [MPa] atau simpangan baku adalah ukuran sebaran
36600 207,22 21,15 statistik yang paling lazim. Standar deviasi
40900 231,56 23,63
7 176,72
33300 188,54 19,24
21,85 mengukur bagaimana nilai-nilai data tersebar,
40500 229,30 23,40 atau dapat dikatakan rata-rata jarak
39700 224,77 22,94 penyimpangan titik-titik data diukur dari nilai
29300 165,89 16,93
14 176,72
33800 191,37 19,53
20,74 rata-rata data tersebut.
20800 231,00 23,57
39700 225,90 23,05 Jumlah data kuat tekan silinder beton, baik beton
29900 214,01 21,84 pasir alam maupun beton abu batu, sangat
28 176,72 22,27
37800 246,29 25,13
33000 186,84 19,07 terbatas sehingga dianggap tidak
menggambarkan kuat tekan beton
Tabel 6. Hasil pengujian kuat tekan silinder beton sesungguhnya. Karena itu dilakukan
dengan agregat halus abu batu penghitungan kembali menggunakan standar
Umur
Luas
Beban
Kuat Tekan deviasi, untuk mengukur kuat tekan rata-rata
Silinder tiap silinder Rerata yang didapat.
[hari] 2 [kg]
[cm ] kg/cm2 MPa [MPa]
31500 178,34 18,20
30900 174,85 17,85 Berdasarkan analisis data hasil pengujian kuat
7 176,72 18,07
31600 178,91 18,26 tekan, maka untuk mendapatkan nilai kuat tekan
31100 176,08 17,97 yang disyaratkan digunakan persamaan di bawah
35000 198,16 20,22
36300 205,52 20,97 ini:
14 176,72 21,04
36600 207,22 21,15 fc'  fcr
'  1,34S
atau
37800 207,79 21,84
39100 221,37 22,59 ' '
fc  fcr  2,33S  35
46200 261,57 26,69

 
28 176,72 23,41
26000 203,82 20,80
' 2
40800 231,00 23,57
 fi'  f cr
dimana S  dan
25 n 1
20
'  f i'
f 
15 cr n
10
f’c adalah kuat tekan rencana, S adalah standar
deviasi, f’i adalah kuat tekan beton dari masing-
5 pasir alam
abu batu
masing benda uji, f’cr adalah kuat tekan beton
0 rata-rata, dan n adalah jumlah benda uji.
0 7 hari 14 hari 28 hari

Jumlah benda uji pada umur 28 hari hanya ada 4


Gambar 2. Perbandingan kuat tekan beton pasir buah, maka benda uji pada umur 7, dan 14 hari,
alam dan beton abu batu masing-masing terdiri dari 4 buah benda uji,
harus dikonversi ke umur 28 hari, sehinggaakan

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 5


didapat benda uji sejumlah 12 buah pada umur Berdasarkan hasil perhitungan besar standar
28 hari. deviasi, maka dapat dihitung kekuatan beton
sebagai berikut:
Menurut SNI 03-2847-2002, jumlah benda uji ' '
fc  fcr  1,34S  34,986  1,34 x5,997
yang dibutuhkan untuk mendapat nilai deviasi '
standar (S) harus dikalikan faktor koreksi. fc  26,95 MPa
Adapun nilai konversi dan faktor koreksi adalah ' '
fc  fcr  2,33S  35  34,986  2,33x5,997  35
sebagai berikut:
'
fc  24,51 MPa
Tabel 7. Kuat tekan rata-rata jika jumlah benda uji
kurang dari 12 buah untuk menetapkan deviasi Tabel 10. Kuat tekan rata-rata untuk standar deviasi
standar kuat tekan beton abu batu
Persyaratan Kuat Tekan Rerata Umur
Kuat
Faktor f’i 28 f’i- (f’i-
Kuat Tekan, Perlu, Tekan
[hari] Konversi hari[MPa] f’cr[MPa] f’cr)2[MPa]
[MPa]
f’c f’cr a b c d=b/c+0,85 e f
< 21 MPa f’c + 7,0 MPa 18,20 36,497 2,956 8,741
21 – 35 MPa f’c + 8,5 MPa 17,85 35,964 2,423 5,872
7 0,65
> 35 MPa f’c + 10,0 MPa 18,26 36,586 3,045 9,274
17,97 36,142 2,601 6,765
20,22 31,478 -2,063 4,257
Tabel 8. Faktor konversi kuat tekan beton 20,97 32,331 -1,210 1,464
14 0,88
Umur Beton 21,15 32,528 -1,013 1,026
[hari] 21,84 33,316 -0,225 0,051
22,59 31,089 -2,452 6,012
7 14 28
26,69 35,191 1,650 2,722
Faktor Konversi [%] 0,65 0,88 1,00 28 1,00
20,80 29,298 -4,243 18,002
23,57 32,071 -1,470 2,160
Tabel 9. Kuat tekan rata-rata untuk standar deviasi Jumlah 402,492 66,346
kuat tekan beton pasir alam
Umur
Kuat
Faktor f’i 28 hari f’i-f’cr (f’i-f’cr)2 Berdasarkan Tabel 10 diatas maka kuat tekan
Tekan
[hari]
[MPa]
Konversi [MPa] [MPa] [MPa] rata-rata dan besar standar deviasi:
a b c d=b/c+0,85 e f '
f
21,15 41,030 6,044 36,530 '
f  i  402,492  33,541 MPa
23,63 44,852 9,866 97,336 cr
7 0,65 n 12

 
19,24 38,097 3,111 9,678
23,40 44,497 9,510 90,448 2
' '
22,94 34,563 -0,423 0,179  f f 66,346
16,93 27,736 -7,251 52,573 S i cr   2,455 MPa
14 0,88
19,53 30,690 -4,296 18,459 n 1 12  1
23,57 35,285 0,299 0,089
23,05 31,551 -3,435 11,800
21,84 30,338 -4,648 21,607 Berdasarkan hasil perhitungan besar standar
28 1,00
25,13 33,631 -1,355 1,837 deviasi, maka dapat dihitung kekuatan beton
19,07 27,565 -7,421 55,077 sebagai berikut:
Jumlah 419,836 395,615 ' '
fc  fcr  1,34S  33,541  1,34 x 2,455
'
Berdasarkan Tabel 9 diatas maka dapat dihitung fc  30,25 MPa
kuat tekan rata-rata dan besar standar deviasi: ' '
fc  fcr  2,33S  35  33,541 2,33x 2,455  35
'
f 419,836 '
'
f  i   34,986 MPa fc  31,32 MPa
cr n 12

S i
'
 f f '
cr
2


 395,615
 5,997 MPa
Berdasarkan hasil perhitungan kuat tekan
silinder beton menggunakan standar deviasi,
n 1 12  1 menunjukkan bahwa kuat tekan silinder beton
agregat halus pasir alam adalah 24.51 MPa,
sedangkan kuat tekan silinder beton agregat
halus abu batu adalah 31,32 MPa. Dari kedua
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 6
hasil perhitungan terlihat bahwa beton dengan sedangkan benda uji silinder beton dengan
agregat halus abu batu memiliki kuat tekan yang agregat halus abu batu adalah 31,32
lebih besar dibandingkan beton dengan agregat MPa.Terlihat bahwa mutu rencana 25 MPa
halus pasir alam Cimangkok, dengan perbedaan tercapai.
adalah 27,78%. Dapat disimpulkan bahwa abu g. Dari kedua hasil perhitungan terlihat bahwa
batu dapat digunakan sebagai agregat halus beton dengan agregat halus abu batu
untuk campuran beton, dan menghasilkan kuat memiliki kuat tekan lebih besar dibandingkan
tekan lebih baik dibandingkan pasir alam dari beton dengan agregat halus pasir alam dari
Cimangkok. Cimangkok, dengan perbedaan adalah
27,78%.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan 4.2 Saran
a. Hasil pemeriksaan kadar lumpur a. Pada proses pemeriksaan analisa saringan
menunjukkan bahwa agregat halus pasir alam sebaiknya berada diantara batas atas dan
Cimangkok memiliki kadar lumpur8,95%, batas bawah yang sudah ditetapkan ASTM.
sedangkan kadar lumpur agregat halus abu b. Pada proses pemadatan beton sebaiknya
batu adalah 18,91%. SNI No 03-2417-1991 menggunakan meja vibrator agar benda uji
menetapkan kadar lumpur tidak boleh yang dibuat benar – benar padat dan tidak
melebihi 5%, sehingga kedua jenis agregat mengurangi mutu beton.
halus tersebutharus dibersihkan dari lumpur c. Pada tiap umur beton sebaiknya dibuat 5
dengan cara dicuci, dan kemudian dilakukan buah benda uji beton atau lebih. Agar jika
pengujian ulang, sampai batas standar kadar terjadi perbedaan selisih yang jauh disalah
lumpur terpenuhi. satunya masih terdapat nilai yang cukup
b. Hasil pemeriksaan analisa saringan banyak untuk dirata- ratakan dan
menunjukkan bahwa agregat halus abu batu menghasilkan nilai yang kuat signifikan.
memiliki gradasi yang kurang baik. d. Pembuatan campuran untuk benda uji
c. Berdasarkan hasil perhitungan mix-design sebaiknya dilakukan sekaligus sehingga
didapat bahwa kandungan agregat halus pasir mewakili sifat beton pada setiap pengujian.
alam Cimangkok dan agregat halus abu batu
dalam 1 m3 beton memiliki perbedaan yang DAFTAR PUSTAKA
tidak jauh berbeda, tetapi menghasilkan kuat 1. ACI Commite 211, Standard Practice for
tekan beton yang signifikan. Selecting Proportions for Normal,
d. Pengujian kuat tekan pada hari ke 7, 14, dan Heavyweight and Mass Concrete (ACI
28 terhadap benda uji silinder beton dengan 211.1-91), ACI Manual of Concrete Practice,
agregat halus pasir alam menghasilkan nilai Detroit, 2002
kuat tekan berturut-turut21.85 MPa, 20.74 2. ASTM, Concrete and Aggregates, Annual
MPa, dan 22.27 MPa. Sedangkan terhadap Book of ASTM Standards vol. 04.02,
benda uji silinder beton dengan agregat halus American Society for Testing and Materials,
abu batu adalah 18.07 MPa, 21.04 MPa, dan Philadelphia,1993
23.41 MPa. 3. https://griyamania.com/29/mengenal-abu-
e. Setelah dilakukan pengolahan data dari hasil batu/10-01-2018.
pengujian kuat tekan benda uji dari setiap 4. Saleh, Chonita, Pemanfaatan Limbah
hasil uji tekan pada umur 7, 14, dan 28 hari Readymix sebagai Bahan Agregat Kasar
menggunakan standar devisiasi, maka hasil Beton Normal, Tugas Akhir, Universitas
kuat tekan beton agregat halus pasir Pakuan, Bogor, 2016.
Cimangkok adalah 24.513 MPa, atau tidak 5. Sari, Siti Aisyah., Perbandingan Pengaruh
mencapai dari mutu rencana yaitu 25 MPa. Beberapa Jenis Pasir terhadap Kuat Tekan,
f. Berdasarkan hasil perhitungan kuat tekan Kuat Lentur dan Kuat Tarik Belah Beton,
menggunakan standar deviasi, didapat kuat Tugas Akhir, Universitas Pakuan, Bogor,
tekan benda uji silinder beton menggunakan 2017.
agregat halus pasir alam sebesar 24,51 MPa,

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 7


6. Badan Standar Nasional, Tata Cara 2. Dr. Ir. Titik Penta Artiningsih, MT. Staf
Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Dosen Program Studi Teknik Sipil,
Gedung,Dilingkapi Penjelasan (S-2002), Fakultas Teknik Universitas Pakuan
(SNI 03-2847-2002), Itspress, Surabaya, Bogor.
2007.
3. Ir. Hikmad Lukman,MT. Staf Dosen
RIWAYATPENULIS Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
1. Ditya Rudiana, ST. Alumni (2018) Teknik, Universitas Pakuan Bogor.
Program Studi Teknik Sipil,
FakultasTeknik, Universitas Pakuan Bogor.

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik – Universitas Pakuan 8

Anda mungkin juga menyukai