Anda di halaman 1dari 6

Nama : Febra Misdar Andrian

NIM : 2105903020006

MK : Teknologi Beton

BERIKUT LIMA BAHAN PENGGANTI AGGREGAT

1. Pengaruh Pecahan Tempurung Kelapa Sebagai Pengganti Agregat Kasar Dalam Campuran
Beton
 Umur beton: 28 hari
 Kekuatan beton: 27,98 MPa
 Sifat dan karakteristik campuran beton tersebut: Pecahan tempurung kelapa sebagai
limbah yang jarang diolah dijadikan bahan pengganti agregat kasar untuk
pembuatan beton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pecahan
tempurung kelapa terhadap kuat tekan dan absorpsi beton. Pecahan tempurung
kelapa merupakan pecahan yang lolos saringan 1,5” dan tertahan di saringan nomor
empat.
 Tahapan tahapan pekerjaan beton (persiapan, penakaran, pencampuran dan
pengujian): Hasil dari pengujian yang dilakukan dengan pecahan tempurung kelapa
dihasilkan kuat tekan terbesar dengan kadar 4% sebesar 27,98 MPa. Hasil tersebut
menunjukkan kuat tekan dengan mengganti tempurung kelapa kadar 4%
mengalami penurunan sebesar 24,99% dari kuat tekan beton normal. Nilai absorpsi
terbesar ada pada pecahan tempurung kelapa kadar 10% sebesar 2,31%. Hasil
tersebut menunjukkan nilai absorpsi dengan mengganti tempurung kelapa kadar
10% mengalami kenaikan sebesar 16,67% dari nilai absorpsi beton normal.

2. Pengaruh Limbah Pecahan Genteng Sebagai Penggantiagregat Kasar Pada Campuran


Mutu Beton 16,9 Mpa (K.200)
 Umur beton: 7,14,21, 28 hari
 Kekuatan : 157,93 kg/cm²
 Sifat dan karakteristik campuran beton tersebut:
 Tahapan tahapan pekerjaan beton ( persiapan, penakaran, pencampuran dan
pengujian):

3. Pengaruh penambahan Pecahan Kaca Sebagai Bahan Pengganti Agregat Halus dan
penambahan Fiber Optik Terhadap Kuat Tekan Beton Serat
 Umur beton: 28 hari
 Kekuatan beton: sebesar 24,94 MPa
 Sifat dan karakteristik campuran beton tersebut: Beton fiber merupakan inovasi
beton normal menjadi beton khusus agar lebih kuat menahan gaya tarik. Beton serat
terdiri dari semen, air, agregat halus, agregat kasar dan bahan serat tambahan.
Penambahan serat diharapkan dapat mengurangi segregasi dan mencegah retaknya
beton
 Tahapan tahapan pekerjaan beton persiapan, penakaran, pencampuran dan
pengujian: Pada penelitian ini digunakan tambahan pecahan kaca dengan variasi
15%, 20%, 25% terhadap berat agregat halus serta penambahan serat optik sebesar
0,15% dari berat beton. Hasil yang diperoleh dengan menambahkan rekahan kaca
15% sebesar 24,94 MPa dengan modulus elastisitas 23471,8 MPa, penambahan
20% diperoleh hasil kuat tekan sebesar 25,48 MPa dengan modulus elastisitas
23724,5 MPa

4. Pemanfaatan Limbah Plastik Hdpe Sebagai Pengganti Agregat Kasar Tertentu Pada
Campuran Beton Ringan
 Umur beton: 28 hari
 Kekuatan beton: 9.805 Mpa,
 Sifat dan karakteristik campuran beton tersebut: Plastik HDPE merupakan jenis
polimer yang memiliki tingkat kerapatan tinggi yang bersifat fleksibel, tahan
terhadap benturan, tahan terhadap temperatur rendah, dan berat jenis plastik HDPE
tergolong ringan yaitu sebesar 941-965 kg/m 3 , Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode trial and test dengan faktor air mani yang direncanakan 0,5
dan slumyang direncanakan 75-100 mm.
 Tahapan tahapan pekerjaan beton persiapan penakaran, pencampuran, dan
pengujian: Variasi subtitusi sebagian agregat kasar plastik HDPE sebesar 75%,
80%, 85%, dan 90% dari volume agregat kasar. variasi HDPE 75% kuat tekan yang
didapatkan sebesar 9.805 Mpa, diperoleh nilai porositas 10,90%, serta nilai
modulus elastisitas 10824,4154 MPa. Pada variasi HDPE 80% yakni tekan kuat
sebesar 9,710 MPa mengalami penurunan 0,969%, nilai porositas 11,10%
mengalami peningkatan 1,83%, serta nilai modulus elastisitas 9910,7767 MPa.

5. Analisis Pengaruh Batu Sedimen Sebagai Pengganti Agregat Kasar pada Kuat Tekan Beton
Normal
 Umur beton: 7, 14, 21, dan 28
 Kekuatan beton: 355,25 kg/cm2.
 Sifat dan karakteristik campuran beton tersebut:
 Tahapan tahapan pekerjaan beton persiapan, penakaran, pencampuran dan
pengujian: Proporsi penambahan campuran batu sedimen adalah sebanyak 15%,
20%, 25% beton yang akan diuji pada umur 7, 14, 21, dan 28 hari. Dari hasil
penelitian ini, campuran beton dengan batu sedimen 0% diperoleh rata-rata 355,25
kg/cm2, campuran beton sedimen 15% diperoleh rata-rata 358 kg/cm2. 20%
campuran beton sedimen mendapatkan rata-rata 380,75 kg/cm2, dan 25%
campuran beton sedimen mendapatkan rata-rata 344,5 kg/cm2. Dengan demikian
dapat disimpulkan dengan penambahan batu sedimen sebagai bahan pengganti
agregat kasar sebesar 15%, 20% dapat menambah kuat tekan beton, sedangkan
penambahan batu sedimen sebanyak 25% tidak dapat menambah kuat tekan beton
meningkatkan kuat tekan beton lebih rendah

BERIKUT LIMA BAHAN PENGGANTI SEMEN


1. Pengaruh Fly Ash Sebagai Bahan Pengganti Semen Terhadap Kuat Tekan Dan Porositas
Beton Berpori Dengan Agregat Kasar Bergradasi Menerus

 Umur beton mengunakan fly ash yang digunakan bervariasi, mulai dari 5% sampai
12,5% dengan interval penggunaan Fly ash sebesar 2,5%. Beton akan diuji pada
umur 3, 7, 14 dan 28 hari setelah terlebih dahulu dilakukan curing.
 Kekuatan beton menganakan Fly ash kenaikan kekuatan beton karakteristik
terbesar terjadi pada penggunaan fly ash sebesar 12,5%, yaitu sebesar 60,1%
terhadap beton normal.
 Sifat dan karakteristik campuran menggunakan Fly ash digunakan untuk
menggantikan semen Portland pada beton, karena mempunyai sifat pozzolanic. Hal
ini memungkinkan terjadinya peningkatan kekuatan dan durabilitas dari beton.
Adanya penggunaan fly ash dapat menjadi faktor kunci pada pemeliharaan beton
tersebut.Dan karakteritiknya abu terbang (bahasa Inggris: fly ash) merupakan sisa
dari hasil pembakaran batu bara pada pembangkit listrik. Abu terbang mempunyai
titik lebur sekitar 1300 °C dan mempunyai kerapatan massa (densitas), antara 2.0 –
2.5 g/cm3.
 Persiapa yang pertama sekali parsiapa alat dan bahan Agregat halus, Analisa
saringan pasir Kelembaban pasir Berat jenis pasir Air resapan pasir Berat volume
pasir Kadar lumpur cara basah semen,Fly ash, dan agregat kasar.pengujian kuat
tekan beton Pengujian dapat dilakukan setelah kondisi beton benar benar kering
pada umur beton yang direncanakan. Sebelum pengujian kuat tekan dimulai,
dilakukan penimbangan terhadap benda uji beton, setelah itu dilanjutkan dengan
pelaksanaan capping menggunakan bahan belerang pada permukaan beton yang
tidak rata. fc’= kuat tekan silinder beton (MPa atau kg/cm2) P = beban maksimum
sampai beton hancur (kg, N) A = luas penampang silinder (cm2, mm2).

2. Pemanfaatan Limbah Karbit Sebagai Material Pengganti Semen Terhadap Kuat Tekan
Beton Normal

 Hubungan Antara Umur Beton dengan Kuat Tekan Hasil pengujian kuat tekan dari
hari ke-7 hingga hari ke-21 mengalami kenaikan dengan signifikan. Kemudian
mencapai hasil maksimum pada pengujian hari ke-28. kuat tekan beton dengan
kuat tekan maksimum pada variasi 10 .sifat-sifat limbah karbit yang halus dan
mengandung silika yang dan dapat menutup pori-pori beton.Nilai kuat tekan beton
dengan variasi penambahan limbah karbit sebagai subtitusi semen meningkat
hanya sampai 10% sedangkan variasi 15% kuat tekan menurun akan tetapi masih
di atas nilai kuat tekan beton normal. Untuk variasi 20% sudah lebih rendah dari
beton normal. Variasi limbah karbit sangat mempengaruhi mutu beton yang
dimiliki.
 Tahapan-tahapan pengerjaan yang pertama sekali persiapan seperti pembersian
lokasi,tenaga dan peralatan dan bahan yang diperlulukan seperti batu bata.Hasil
pengujian yang telah dilakukan, pasir yang digunakan untuk campuran beton
normal termasuk zona l 2. uji yang telah dilakukan, kerikil yang digunakan dalam
campuran beton normal termasuk dalam batas gradasi kerikil ukuran maksimum 25
mm.

3. Pengaruh Pemanfaatan Abu Sekam Padi Terhadap Workabilitas, Resapan28dan Kekuatan


Tekan Beton

 Pengumpulan data diambil dengan cara membuat benda uji berbentuk kubus 5x5x5
cm3 dan umur 3, 7, 14, 21, dan 28 hari. Hasil penelitian dengan bahan tambahan
abu sekam padi tersebut yaitu kuat tekan beton ringan tertinggi pada variari 10%
sebesar 0.98 MPa dengan berat volume sebesar 0.85gr/cm3 , sedangkan pada
variasi 0.0% diperoleh kuat tekan 0.85 MPa dengan berat volume sebesar
0.86gr/cm3 , dengan benda uji di umur 28 hari.
 Sifat mekanik beton busa ringan dengan kadar sebesar 20% yang dapat
menghasilkan kekuatan tekan sebesar 1.4 MPa dan jenis yang dihasilkan berat rata-
rata sebesar 700 kg/m3 , sehingga dapat dikatakan sebagai beton ringan dan
selulerkarakteristik sekam padi yaitu bersifat kasar, bernilai gizi rendah, memiliki
kerapatan yang rendah, dan kandungan abu yang cukup tinggi (Houston, 1972).

4. Pemanfaatan Abu Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Pengganti Semen dan Pengaruhnya
Terhadap Kuat Tekan Beton

 Sebagai pengganti sebagian semen sebesar 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10%, 12,5%, dan
15%, sedangkan Sikament-LN sebesar 1% dari berat semen dengan pengurangan
air sebesar 10%. Pengujian dilaksanakan pada umur 28 hari. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kuat tekan beton maksimum dengan Abu Serabut Kelapa
(ASK) sebagai pengganti sebagian semen dan Sikament-LN 1% dengan
pengurangan air 10%, yaitu sebesar 38,128 MPa atau meningkat sebesar 5,663 MPa
(17,443 %) yang dicapai pada pemakaian Abu Serabut Kelapa (ASK) sebesar 2,5%
sebagai pengganti sebagian semen.
 Seluruh pengujian sifat mekanik dilakukan pada saat umur beton 28 hari. Beton
normal tanpa subtitusi abu tempurung kelapa sebagai kontrol. Hasil pengujian kuat
tekan beton normal adalah 42,236 MPa, beton dengan subtitusi abu tempurung
kelapa suhu 500° dengan variasi 10%, 15%, dan 20% berturut-turutKuat
kuat.karakterristik Kuat tekan beton akan semakin tinggi bila porositasnya rendah.
Porositas ditentukan oleh faktor air semen. Semakin rendah nilai faktor air semen,
semakin kecil porositasnya, tetapi pengerjaan atau konsistensi dari beton sangat
kecil.
 Bahan yang di gunakan agregat, semen, dan air dicampur sampai bersifat plastis,
sehingga mudah untuk dikerjakan. Sifat inilah yang memungkinkan adukan beton
dapat dicetak sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Dengan bercampurnya semen
dengan air dan agregat, terjadi reaksi kimia yang pada umumnya bersifat hidrasi
yang menghasilkan suatu pengerasan dan pertambahan kekuatan yang berlangsung
terus-menerus pada suatu kelembaban dan suhu yang sesuai.
 Untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai pemanfaatan Abu
Serabut Kelapa (ASK) sebagai pengganti sebagian semen dengan bahan tambah
SikamentLN untuk meningkatkan kuat tekan perlu diadakan penelitian lebih lanjut,
sebagai berikut: 1. Dilakukan penelitian menggunakan FAS yang berbeda. 2.
Penelitian menggunakan Abu Serabut Kelapa (ASK) dengan interval 1%.

5. Pemanfaatan Kulit Durian Sebagai Pengganti Sebagian Semen Dalam Pembuatan Beton
K-300

 Mutu beton yang direncanakan 24 Mpa dengan estimasi umur 28 hari. Penelitian
ini menggunakan benda uji berbentuk silinder dengan ukuran (15x30) cm, dan
benda uji yang dibuat pada penelitian kali ini sebanyak 4 buah benda uji dimana
terdiri dari 3 variasi. Kesimpulan dari penelitian ini ialah semakin besar presentasi
campuran untuk Kulit durian sebagai bahan tambah dalam pengurangan semen
maka semangkin tinggi kuat tekan yang dihasilkan.
 Dari segi struktur, kulit durian terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian dari daging
durian sekitar 20-30 %, biji durian sekitar 5- 15 % dan bagian kulit durian sekitar
60-75 %(Untung, 2008). Kulit durian yang mengandung unsur selulosa yang tinggi
sekitar (50-60 persen) dan kandungan lignin sekitar (5 persen) serta kandungan pati
yang rendah sekitar (5 persen) sehingga dapat diindikasikan bahan tersebut bisa
digunakan sebagai campuran bahan sebagai zat tambah dalam campuran beton.

 Bahan dan Peralatan


a. Semen : Semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Semen Tiga Roda
PPC (portland pozzolan cement).
b. Agregat Halus : Agregat Halus yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir
yang di peroleh dari kisaran.
c. Agregat Kasar : Agregat Kasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kerikil yang berasal dari kisaran.
d. Air : Air yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari PDAM Kisaran.
e. Limbah Kulit Durian : Kulit Durian yang digunakan dalam penelitian ini berasal
dari pedagang yang ada di daerah kota kisaran.
f. Abu Serat Kulit Durian : Abu ini berasal dari pembakaran limbah kulit durian
 Peralatan Penelitian
1. Timbangan digital
2. Alat pengaduk beton (mixer)
3. Cetakan benda uji berbentuk silinder ( 30 x 150 ) cm
4. Mesin kompres (compression test)
5. Gelas ukur
6. Masker karbon aktif
7. Sarung tangan
8. Sendok semen
9. Ember hitam
10. Oven
11. Shaker
12. Saringan agregat ( 100 mesh )
13. Mortal dan lumpang

Anda mungkin juga menyukai