1, Januari 2008
Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai kuat tekan dan modulus
elastisitas beton dengan penambahan butiran styrofoam serta hubungan antara kuat
tekan dan modulus elastisitas beton dengan persentase penambahan butiran styrofoam.
Butiran styrofoam ini digunakan dengan pertimbangan dapat menjadikan beton lebih
ringan namun memiliki kekuatan yang cukup untuk memikul beban yang bekerja.
Komposisi campuran yang digunakan adalah 1:2:3 (semen : pasir : batu pecah) dalam
perbandingan berat dengan fas sebesar 0,50, dan ukuran agregat maksimum 25 mm.
Variasi persentase penambahan butiran styrofoam sebanyak 0%, 10%, 20%, 30%,
40% terhadap volume campuran. Butiran styrofoam yang dipakai memiliki diameter
antara 3-10 mm dengan berat satuan 22,89 kg/m3. Untuk mengetahui nilai kuat tekan
dan modulus elastisitas beton dengan penambahan butiran styrofoam, maka dibuat
benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm sebanyak 7 buah
untuk masing-masing persentase penambahan butiran styrofoam dimana 5 buah benda
uji dilakukan pembacaan perpendekan untuk mendapatkan nilai modulus
elastisitasnya. Pengujian dilakukan pada umur benda uji 28 hari.
Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan beton dan modulus elastisitas yang
dihasilkan mengalami penurunan dengan bertambahnya persentase butiran styrofoam
yang ditambahkan pada campuran beton. Nilai kuat tekan dengan variasi persentase
butiran styrofoam sebesar 0%, 10%, 20%, 30%, 40% berturut-turut sebesar 32,395
MPa, 24,144 MPa, 17,994 MPa, 13,411 MPa, 9,995 MPa. Penurunan nilai modulus
elastisitas dengan penambahan 10%, 20%, 30%, dan 40% berdasarkan ASTM C 469
berturut-turut 0,278%, 5,797%, 16,555%, dan 32,553%, dan berdasarkan kemiringan
kurva tegangan-regangan 0,587%, 6,256%, 17,006%, dan 32,838%.
Abstract: This experiment is aimed to know the value of compressive strength and
elastic modulus of concrete by adding granular styrofoam and also relationship
between compressive strength and elastic modulus of concrete by percentage
increased granular styrofoam. Granular styrofoam is used by consideration it can
reduce the weight of concrete but still has enough strength to arrest loads.
The comparison of mixture is 1 : 2 : 3 (cement : sand : crush stone) by comparison of
weight with water cement ratio is 0,50 and maximum size of aggregates are 25 mm.
Variation of percentage increased granular styrofoam are 0%, 10%, 20%, 30%, 40% to
volume of mixture. The range of diameter granular styrofoam are 3-10 mm, with
volume of weight 22,89 kg/m3. The specimen for compression and elastic modulus
test in cylindrical form by size 150 mm of diameter and 300 mm of height with
amount 7 specimens for each percentage increased granular styrofoam where 5
specimens are read the change of length to get modulus of elasticity. The tests are
done when specimens age 28 days.
1
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar.
2
Alumni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar.
75
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 12, No. 1, Januari 2008
Experiment results show that compressive strength and elastic modulus decrease with
increased percentage granular styrofoam which add to concrete mixture. The value of
compressive strength by adding granular styrofoam 0%, 10%, 20%, 30%, 40% are
32,395 MPa, 24,144 MPa, 17,994 MPa, 13,411 MPa, 9,995 MPa. Decreased of elastic
modulus by adding granular styrofoam 10%, 20%, 30%, 40% based on ASTM C 469
are 0,278%, 5,797%, 16,555%, and 32,553%, and based on slope of the stress-strain
curve are 0,587%, 6,256%, 17,006%, and 32,838%.
76
Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas .......................................... Giri, Sudarsana, dan Tutarani
MPa jumlah persentase styrofoam yang 0%, 10%, 20%, 30%, 40% terhadap
dipakai adalah antara 0% sampai 20% volume campuran.
untuk kandungan semen 350 kg/m3 2. Diameter butiran styrofoam yang digu-
sampai 400 kg/m3. nakan dalam penelitian ini berkisar
Sebagai bahan struktur, beton yang antara 3-10 mm dengan berat satuan
dibuat dengan penambahan butiran 22,89 kg/m3.
styrofoam pada campuran beton harus 3. Campuran beton menggunakan semen
memiliki kekuatan yang cukup untuk 400 kg tiap 1 m3 campuran dengan
memikul beban-beban yang bekerja. Kuat komposisi berat campuran 1 : 2 : 3
tekan dan modulus elastisitas merupakan (semen : pasir : batu pecah), diambil
kinerja beton yang dapat menggambarkan faktor air semen (fas) sebesar 0,50 dan
kekuatan beton itu sendiri. Untuk ukuran agregat maksimum yang
mengetahui nilai kuat tekan dan modulus digunakan adalah 2,5 cm.
elastisitas beton dengan penambahan
butiran styrofoam dan memberikan infor- MATERI DAN METODE
masi tentang penggunaan styrofoam dalam
pembuatan beton maka perlu dilakukan Beton
penelitian di laboratorium beton. Beton adalah bahan gabungan yang
terdiri dari agregat kasar dan halus yang
Permasalahan dicampur dengan air dan semen sebagai
Permasalahan masalah dalam peneli- pengikat dan pengisi antara agregat kasar
tian ini adalah bagaimana hubungan dan halus, seringkali ditambahkan
antara persentase penambahan butiran admixture atau additive bila diperlukan
styrofoam dalam campuran beton terhadap (Subakti, 1994). Beton digunakan sebagai
kuat tekan dan modulus elastisitas beton material struktur karena memiliki bebe-
yang dihasilkan. rapa keuntungan, antara lain mudah untuk
dicetak, tahan api, kuat terhadap tekan,
Tujuan dan Manfaat dan dapat dicor di tempat. Disamping
Tujuan dari penelitian ini adalah keuntungan, beton juga memiliki kele-
mengetahui hubungan antara nilai kuat mahan, yaitu beton merupakan bahan
tekan dan modulus elastisitas beton yang getas dan mempunyai tegangan tarik
dengan persentase penambahan butiran yang rendah.
styrofoam yang bervariasi dan manfaat
dari penelitian ini adalah untuk membe- Styrofoam
rikan informasi mengenai penggunaan Styrofoam atau expanded polystyrene
butiran styrofoam dalam pembuatan beton dikenal sebagai gabus putih biasa yang
ringan yang memenuhi persyaratan digunakan sebagai pembungkus barang-
material struktur. barang elektronik. Polystyrene ini
dihasilkan dari styrene (C6H5CH9CH2)
Batasan Masalah yang mempunyai gugus phenyl (enam
Berdasarkan rumusan masalah di atas cincin karbon) yang tersusun secara tidak
dan mengingat luasnya cakupan penelitian teratur sepanjang garis karbon dari
beton, maka perlu adanya pembatasan molekul. Penggabungan acak benzena
masalah agar tujuan yang diinginkan mencegah molekul membentuk garis yang
dapat tercapai. Adapun batasan masalah sangat lurus sebagai hasilnya polyester
tersebut adalah sebagai berikut : yang mempunyai bentuk tidak tetap,
1. Bahan tambahan yang digunakan pada transparan dan dalam berbagai bentuk
campuran beton adalah butiran plastik. Polystyrene merupakan bahan
styrofoam dengan variasi persentase yang baik ditinjau dari segi mekanis
maupun suhu namun bersifat agak rapuh
77
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 12, No. 1, Januari 2008
dan lunak pada suhu di bawah 1000C tersebut sudah tercampur merata kemu-
(Billmeyer, 1984). Polystyrene ini memi- dian dilanjutkan dengan penambahan air.
liki berat jenis sampai 1050 kg/m3, kuat Setelah tercampur merata, adukan beton
tarik sampai 40 MN/m2, modulus lentur dituangkan ke dalam talam dan dilakukan
sampai 3 GN/m2, modulus geser sampai pengukuran nilai slump Jika nilai slump
0,99 GN/m2, angka poisson 0,33 lebih kecil dari 25 mm maka pemadatan
(Crawford, 1998). dilakukan dengan penggetaran, jika di atas
Jika dibentuk granular styrofoam atau 75 mm pemadatan dilakukan dengan cara
expanded polystyrene maka berat dirojok. Apabila nilai slump diantara 25-
satuannya menjadi sangat kecil yaitu 75 mm pemadatan dapat dilakukan
hanya berkisar antara 13-16 kg/m3. dengan cara dirojok ataupun digetarkan.
Penggunaan styrofoam dalam beton dapat Adukan yang telah diuji slumpnya akan
dianggap sebagai rongga udara. Namun dimasukkan ke dalam cetakan sebanyak
keuntungan menggunakan styrofoam tiga lapis. Setelah 24 jam cetakan dibuka,
dibandingkan dengan rongga udara dalam kemudian dilakukan perawatan beton
beton berongga adalah styrofoam selama 7 hari dengan menggunakan
mempunyai kekuatan tarik. Dengan karung goni basah dan plastik.
demikian selain akan membuat beton Selanjutnya beton ditempatkan pada
menjadi ringan, dapat juga bekerja sebagai ruangan terbuka sampai dengan umur uji
serat yang meningkatkan kekuatan beton. (28 hari).
Kerapatan atau berat jenis beton dengan
campuran styrofoam dapat diatur dengan Pengujian Kuat Tekan dan Modulus
mengontrol jumlah campuran styrofoam Elastisitas Beton
dalam beton. Pengujian kuat tekan dan modulus
elastisitas dilaksanakan pada umur 28
Pembuatan Benda Uji hari. Pengujian ini dilakukan bersamaan.
Benda uji yang digunakan dalam Alat yang digunakan adalah mesin desak
penelitian kuat tekan dan modulus merk Controls dengan kapasitas 2000 KN
elastisitas adalah benda uji silinder (150 x dan compressometer merk Controls.
300) mm. Proporsi campuran menggu- Langkah-langkah pengujian kuat tekan
nakan perbandingan berat 1 : 2 : 3 (semen dan modulus elastisitas beton adalah
: pasir : batu pecah) dan faktor air semen sebagai berikut: buatlah catatan pada
tetap sebesar 0,50. Penambahan styrofoam benda uji, baik nomor benda uji, nilai
dilakukan dengan variasi persentase 0%, slump, tanggal pembuatan benda uji dan
10%, 20%, 30%, 40% terhadap volume tanggal pengujian. Kemudian compresso-
campuran. Masing-masing perlakuan meter dipasang pada silinder beton yang
dibuat benda uji sebanyak 7 buah dan 5 telah siap untuk diuji. Jarak titik penjepit
buah dilakukan pembacaan perpendekan. yang melekat pada beton dari dial gauge
Langkah-langkah pembuatan benda uji diukur. Setelah itu letakkan silinder beton
adalah sebagai berikut: alat-alat yang akan yang telah dipasangi compressometer
digunakan dibersihkan terlebih dahulu, pada mesin tekan. Pembacaan pada dial
kemudian bahan-bahan yang akan digu- gauge dilakukan setiap penambahan
nakan dipersiapkan sesuai dengan beban 10 KN.
ketentuan dan ditimbang sesuai dengan
proporsi yang sudah direncanakan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Selanjutnya siapkan molen yang bagian
dalamnya sudah dilembabkan dan pen- Pemeriksaan Material
campuran siap dimulai. Mula-mula Data yang diperoleh dari hasil peme-
tuangkan batu pecah, pasir, semen, dan riksaan laboratorium, dihitung dan
styrofoam. Apabila keempat bahan dianalisis kemudian dibandingkan sesuai
78
Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas .......................................... Giri, Sudarsana, dan Tutarani
dengan syarat-syarat material yang dipa- 1. Berat satuan sebesar 1434 kg/m3.
kai dalam campuran beton. Pemeriksaan 2. Kadar air sebesar 1,626 %.
material dilakukan di Laboratorium 3. Berat jenis dan penyerapan air :
Teknologi Bahan Jurusan Teknik Sipil - Berat Jenis Bulk = 1,963 gr/cm3
Fakultas Teknik Universitas Udayana. - Berat Jenis SSD = 1,993 gr/cm3
- Berat Jenis Tampak = 2,024
Semen gr/cm3
Pengujian terhadap semen Portland - Penyerapan = 1,540 %
Type I merk Gresik yang digunakan pada 4. Kadar lumpur sebesar 0,2 % artinya
penelitian ini hanya terhadap berat satuan bahwa batu pecah tersebut telah
semen. Dari hasil pemeriksaan didapat memenuhi syarat yang ada dalam
berat satuan semen sebesar1312 kg/m3. SII.0052-80 yaitu agregat kasar tidak
boleh mengandung lumpur lebih dari
Styrofoam 1% berat kering.
Pemeriksaan butiran styrofoam hanya 5. Gradasi batu pecah yang digunakan
meliputi berat satuan. Dari hasil peme- dirancang sedemikian rupa agar masuk
riksaan didapat berat satuan butiran dalam batas gradasi untuk ukuran butir
styrofoam sebesar 22,89 kg/m3. maksimum 25 mm berdasarkan ASTM
C 33 dengan modulus kehalusan (FM)
Agregat Halus batu pecah yang dirancang sebesar
Agregat halus yang digunakan pada 6,525. Umumnya modulus kehalusan
penelitian ini berupa pasir dari agregat kasar untuk untuk beton
Karangasem. Hasil pemeriksaan yang berkisar antara 6,0 sampai 7,1 (SII
telah dilakukan didapat sifat-sifat fisik 0052-80). Untuk lebih jelasnya grafik
agregat halus sebagai berikut: gradasi agregat kasar yang dirancang
1. Berat satuan sebesar 1508 kg/m3. dapat dilihat pada Gambar 4.2.
2. Kadar air sebesar 10,132% . 6. Daya tahan terhadap pembubukan
3. Berat jenis dan penyerapan air: sebesar 16,878%. Hal ini berarti batu
a. Berat Jenis Bulk = 2,419 gr/cm3 pecah telah memenuhi syarat
b. Berat Jenis SSD = 2,439 gr/cm3 kekerasan yang mana tidak boleh
c. Berat Jenis Tampak = 2,468 kehilangan berat lebih dari 50%.
gr/cm3
d. Penyerapan = 0,806 % Slump
4. Kadar lumpur sebesar 1,111% artinya Pengujian nilai slump dimaksudkan
bahwa pasir tersebut telah memenuhi untuk mengetahui tingkat kekentalan
syarat yang ada dalam SII.0052-80 adukan beton, yang dapat
pasir tidak boleh mengandung lumpur menggambarkan kemudahan pengerjaan
lebih dari 5% berat kering. (workability) dari beton. Data hasil
5. Gradasi pasir dirancang memenuhi penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
zone 2 berdasarkan SK. SNI. T-15-
1990-03 dengan modulus kehalusan Tabel 1. Hasil pengukuran nilai slump
pasir (FM) sebesar 2,74. Umumnya
modulus kehalusan pasir untuk beton Penambahan Rata-rata
berkisar antara 1,5 sampai 3,8 styrofoam (%) Nilai Slump
(SII.0052-80). 0 1,00 cm
10 1,00 cm
Agregat Kasar 20 1,22 cm
Agregat kasar yang digunakan adalah 30 1,53 cm
batu pecah yang berasal dari Karangasem. 40 1,73 cm
Dari hasil pemeriksaan diperoleh data
sebagai berikut:
79
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 12, No. 1, Januari 2008
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari setiap perlakuan dapat
slump rata-rata yang didapat mengalami dilihat pada Tabel 2.
peningkatan. Semakin besar persentase
penambahan butiran styrofoam, nilai Tabel 2. Berat satuan beton
slump yang didapat semakin bertambah
Penambahan Berat Satuan
tanpa adanya penambahan air. Hal ini
styrofoam (%) Beton (kg/m3)
disebabkan karena sifat butiran styrofoam
0 2207,002
yang memiliki permukaan yang licin
10 2085,903
menyebabkan sulitnya pasta semen untuk
mengikat butiran styrofoam bersama-sama 20 2023,925
dengan agregat. 30 1919,749
40 1844,971
Berat Satuan
Pemeriksaan berat satuan beton Selanjutnya dari data pada Tabel 2
dilakukan dengan cara menimbang dilakukan analisis regresi sehingga dipero-
masing-masing benda uji pada umur 28 leh hasil seperti pada Gambar 1.
hari. Hasil pengujian berat satuan beton
2250
2200
Berat Satuan Beton (kg/m3)
2150
yˆ 2194 , 353 890 , 216 x
2100
2050
2000
1950
1900
berat satuan
1850 garis regresi
1800
0% 10% 20% 30% 40% 50%
Penambahan Butiran Styrofoam
Gambar 1. Diagram pencar dan garis regresi persentase penambahan butiran
styrofoam dan berat satuan beton
Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa ringan dan dapat dianggap sebagai rongga
berat satuan beton dengan penambahan udara di dalam beton. Secara umum beton
butiran styrofoam mengalami penurunan dengan rongga udara memiliki berat
secara linier. Dari persamaan regresi satuan yang lebih kecil daripada beton
didapat berat satuan beton tanpa normal. Semakin banyak jumlah butiran
penambahan butiran styrofoam sebesar styrofoam di dalam beton, semakin
2194,353 kg/m3. Setiap penambahan 10% banyak rongga udara yang dihasilkan,
butiran styrofoam berat satuan beton sehingga berat beton menjadi berkurang.
berkurang 89,022 kg/m3. Butiran Berat satuan beton di bawah 1900 kg/m3
styrofoam memiliki berat yang sangat diperoleh pada penambahan 40% butiran
80
Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas .......................................... Giri, Sudarsana, dan Tutarani
styrofoam, dimana dengan berat satuan ini Tabel 3. Kuat tekan beton
beton dapat digolongkan ke dalam beton
Penambahan Kuat Tekan
ringan berdasarkan SNI 03-2874-2002.
Styrofoam (%) Beton (MPa)
Persentase penurunan berat satuan beton
0 33,784
dengan penambahan butiran styrofoam
10%, 20%, 30%, dan 40% dibandingkan 10 24,781
dengan berat satuan beton tanpa 20 16,367
penambahan butiran styrofoam berturut- 30 12,697
turut 4,057%, 8,114%, 12,171%, dan 40 10,850
16,227%.
Selanjutnya data pada Tabel 3.
Kuat Tekan Beton dilakukan analisis regresi sehingga
Hasil pengujian kuat tekan beton rata- diperoleh hasil yang dapat dilihat pada
rata untuk setiap perlakuan dapat dilihat Gambar 2.
pada Tabel 3.
35
30
Kuat tekan beton (MPa)
25
2,940 x
yˆ 32,395e
20
15
10
kuat t ekan
5 garis regresi
0
0% 10% 20% 30% 40% 50%
Pe nambahan s tyrofoam
81
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 12, No. 1, Januari 2008
Selanjutnya data pada Tabel 4 diperoleh hasil yang dapat dilihat pada
dilakukan analisis regresi sehingga Gambar 3 dan Gambar 4.
11000
9000
7000
6000
0% 10% 20% 30% 40% 50%
Penambahan styrofoam
Gambar 3. Diagram pencar dan garis regresi persentase penambahan butiran
styrofoam dan modulus elastisitas berdasarkan ASTM C 469
82
Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas .......................................... Giri, Sudarsana, dan Tutarani
11000
modulus berdasarkan
kurva teg-reg
10000
garis regresi
Modulus Elastisitas (MPa)
9000
7000
6000
0% 10% 20% 30% 40% 50%
Penambahan styrofoam
83
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 12, No. 1, Januari 2008
84
Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas .......................................... Giri, Sudarsana, dan Tutarani
85