Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PROPORSI BUBUR KERTAS DAN PASIR TERHADAP

KUAT TEKAN BETON KERTAS


1)
, Surya Bermansyah1Huzaim2), dan Sanneti Hevianis3)
1,2,3)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Telp/Fax:0651-7555444
(surya_cesp@unsyiah.ac.id;huzaimnyaklah@yahoo.co.id;hevi_nezz@yahoo.com)

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai berat yang besar dan seiring dengan perkembangan zaman
pengaruh penambahan bubur kertas terhadap kuat tekan dibutuhkan elemen konstruksi yang lebih ringan. Inovasi
dan untuk mengetahui komposisi campuran yang optimum teknologi beton selalu dituntut guna menjawab tantangan akan
pada beton kertas agar menghasilkan kuat tekan yang kebutuhan, beton yang dihasilkan diharapkan mempunyai
optimal dengan penggunaan superplasticizer. Pada kualitas tinggi meliputi kekuatan dan daya tahan tanpa
penelitian ini dilakukan pengujian kuat tekan beton kertas mengabaikan nilai ekonomis. Pemanfaatan limbah kertas
dengan 5 (lima) variasi campuran dengan persentase sebagai bahan campuran (mix design) dalam beton diharapkan
bubur kertas terhadap pasir sebesar 30%, 40%, 50%, dapat memberikan konstribusi yang berarti terhadap elemen
60%, dan 70%. Selain itu juga dilakukan pengujian kuat strukstural dan beton dapat lebih ringan dan memiliki kekuatan
tekan benda uji pembanding dengan persentase bubur yang optimal.
kertas terhadap pasir sebesar 0%. Perencanaan komposisi Pada perencanaan awal, pada beton kertas menggunakan
campuran beton (mix design) menggunakan metode trial kerikil dan pasir dimana substitusi bubur kertas sebesar 50%
dengan faktor air semen (FAS) yang direncanakan adalah dari seluruh agregat diperoleh berat jenis beton sebesar 1,680
0,25. Campuran dasar yang digunakan adalah 1:2 (semen : sehingga telah dapat dikelompokkan sebagai beton ringan.
agregat) dan superplasticizer yang digunakan adalah jenis Kuat tekan yang dihasilkan dari komposisi tersebut adalah 9,05
Sikament-NN. Benda uji yang digunakan pada penelitian MPa pada umur 28 hari (Bermansyah, Huzaim, Irvan:2011).
ini adalah silinder berdiameter 15 cm dengan tinggi 30 cm Tetapi bila nilai tersebut dibandingkan dengan kuat tekan
sebanyak 15 buah dan silinder berdiameter 10 cm dengan beton normal, beton kertas memiliki kekuatan yang masih di
tinggi 20 cm sebanyak 25 buah, dimana pengujian kuat bawah beton normal. Hal ini disebabkan bubur kertas dalam
tekan dilakukan pada umur 28 hari dengan perawatan campuran beton merupakan bahan yang mempunyai daya
yang digunakan adalah pada suhu ruangan. Hasil analisis resap air yang tinggi yang menyebabkan proses hidrasi beton
data pengujian kuat tekan beton kertas menunjukkan lebih lama. Beton kertas juga memiliki kepadatan massa yang
adanya pengaruh pada penambahan bubur kertas lebih kecil dibandingkan beton normal. Hal ini disebabkan
terhadap kuat tekan beton jika dibandingkan terhadap oleh air yang terikat secara fisik dalam massa bubur kertas
beton normal. Dari 5 (lima) variasi campuran tersebut, lambat laun menguap akibat panas di sekitar, sehingga
kuat tekan yang paling maksimum terjadi pada terbentuk rongga. Rongga inilah yang menyebabkan kepadatan
penambahan bubur kertas terhadap pasir sebesar 30%, berkurang dan mengakibatkan menurunnya kekuatan pada
yaitu sebesar 50,827% (175 kg/cm2) jika dibandingkan beton. Untuk itulah dibutuhkan bahan lain yang dapat
dengan kuat tekan beton normal sebesar 355,888 kg/cm2. memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut.
Dan berat jenis yang didapat adalah 1,941 gr/cm2. Pada Pada penelitian ini digunakan kertas jenis HVS yang
perhitungan modulus elastisitas dan poisson’s ratio didapat dari limbah aktifitas perkantoran. Penelitian dilakukan
persentase bubur kertas terhadap pasir sebesar 30% juga dengan mengabaikan efek tinta yang ada pada kertas. Kertas
menghasilkan nilai yang maksimum yaitu sebesar 8852,678 awalnya dihancurkan menjadi bubur kertas dan kemudian
kg/cm2 dan 0,357. Berdasarkan kekuatannya beton kertas digunakan sebagai substitusi agregat pada beton. Dilihat dari
dengan proporsi bubur kertas sebesar 40%-50% dapat masalah yang timbul pada penggunaan limbah kertas pada
dikategorikan sebagai beton ringan dengan kekuatan campuran beton, maka salah satu aditif yang layak digunakan
menengah (moderate strength concretes). adalah superplasticizer yang dapat meningkatkan workability
Kata kunci: beton kertas, kuat tekan, modulus dan dapat mengurangi terjadinya rongga pada beton.
elastisitas, poisson’s ratio Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Konstruksi dan
Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
I. PENDAHULUAN Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Hasil yang diharapkan
Perkembangan pembangunan di Indonesia sangat pesat pada penelitian ini adalah memperoleh suatu komposisi
baik dalam bidang perumahan maupun sarana lain semakin campuran yang optimum untuk bubur kertas dan pasir pada
meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk. Beton campuran beton kertas agar menghasilkan kuat tekan yang
adalah salah satu bahan yang paling banyak pemakaiannya di optimal.
seluruh dunia selain baja dan kayu. Hal ini disebabkan oleh
kesederhanaan pembuatan struktur beton. Beton merupakan II. TINJAUAN PUSTAKA
suatu bahan material yang terdiri dari kerikil, pasir dan semen. 2.1 Beton Ringan (Lightweight Concrete)
Pasir, kerikil, dan batu pecah adalah material alami yang Menurut Nawy (1998 : 32), beton ringan adalah beton
tidak dapat diperbaharui. Oleh karena itu dengan adanya yang mempunyai kekuatan tekan pada umur 28 hari lebih dari
eksploitasi yang berlebihan terhadap material-material tersebut 200 psi (1,38 Mpa) dan berat volume kurang dari 115 lb/ft3
maka akan mengancam pelestarian lingkungan hidup dan juga (1843 kg/m3). Menurut Murdock dan Brook (1999 : 395), berat
menyebabkan langkanya material tersebut di masa yang akan volume sebesar 1850 kg/cm3 dapat dianggap sebagai batasan
datang. Selain itu, material pembentuk beton tersebut memiliki dari beton ringan.
F-1
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
tanpa penambahan kadar air. Superplasticizer bila ditambahkan
Menurut Neville (1999 : 689) beberapa pembagian pada beton, mempunyai pengaruh dalam meningkatkan
penggunaan beton ringan berdasarkan berat jenis dan kuat workabilitas beton sampai pada tingkat yang cukup besar.
tekan minimum yang harus dipenuhi. Secara garis besar Bahan ini menghasilkan beton mengalir tanpa terjadinya
pembagian penggunaan beton ringan dapat dibagi tiga yaitu : pemisahan yang tak diinginkan, dan umumnya terjadi pada
a. Beton ringan dengan berat volume rendah (Low Density beton dengan jumlah air yang banyak. Bahan ini juga dapat
Concretes) untuk non struktur dengan berat jenis antara digunakan untuk meningkatkan kekuatan beton karena
300 kg/m3 sampai 800 kg/m3 dan kuat tekan antara 0,35 memungkinkan pengurangan kadar air guna mempertahankan
MPa sampai 7 MPa yang umumnya digunakan seperti workabilitas yang sama (Murdock dan Brook, 1999 : 93).
untuk dinding pemisah atau dinding isolasi. Prinsip mekanisme kerja pada superplasticizer, yaitu
b. Beton ringan dengan kekuatan menengah (Moderate dengan menghasilkan gaya tolak-menolak (dispersion) yang
Strength Concretes) untuk struktur ringan dengan berat cukup antarpartikel semen agar tidak terjadi penggumpalan
jenis 800 kg/m3 sampai 1350 kg/m3 dan kuat tekan partikel semen (flocculate) yang dapat menyebabkan terjadinya
antara 7 MPa sampai 17 MPa yang umumnya digunakan rongga udara di dalam beton, yang akhirnya akan mengurangi
seperti untuk dinding yang juga memikul beban. kekuatan atau mutu beton (Nugraha dan Antoni, 2007 : 90).
c. Beton ringan struktur (Structural lightweight Concretes) Subakti (1995:253) menyatakan bahwa berdasarkan
untuk struktur dengan berat jenis antara 1350 kg/m3 pengamatan dengan Scanning Electronic Microscope (SEM)
sampai 1900 kg/m3dan kuat tekan lebih dari 17 MPa menunjukkan bahwa peranan superplasticizer pada beton
yang dapat digunakan sebagai beton normal. adalah mendispersi partikel semen menjadi merata dan
memisahkannya menjadi partikel-partikel yang halus. Dengan
2.2 Beton Kertas (Papercrete) lebih merata dan lebih halusnya partikel semen, maka reaksi
Menurut Rahmadhon (2009:1), beton kertas merupakan pembentukan CSH akan lebih merata dan lebih aktif, serta
suatu material yang terbuat dari campuran kertas dengan beton menjadi lebih padat dan kedap air.
semen Portland. Kertas yang digunakan adalah kertas bekas
yang diolah menjadi bubur kertas dengan tujuan III. METODE PENELITIAN
mempermudah proses pengadukan campuran. Beton kertas Pada penelitian ini komposisi beton kertas terdiri dari
digunakan sebagai salah satu bahan alternatif seperti dinding semen, air, bubur kertas, pasir, dan superplasticizer. Cam-
partisi, blok, panel, plesteran, dan lain-lain. puran komposisi volume awal semen dan agregat adalah 1 : 2,
Bubur kertas memiliki beberapa senyawa oksida seperti dimana 2 bagian agregat terdiri 50% pasir dan 50% bubur
Silikon Dioksida (SiO2), Alumunium Oksida (Al2O3), kertas dengan faktor air semen 0,25. Komposisi volume bubur
Magnesium Oksida (MgO), Kalsium Oksida (CaO), Ferri kertas terhadap pasir selanjutnya adalah 30%, 40%, 50%, 60%,
Oksida (Fe2O3), dimana oksida-oksida tersebut merupakan dan 70%. Benda uji yang digunakan pada penelitian ini adalah
bahan dasar untuk membuat produk klinker semen seperti silinder berdiameter 15 cm dengan tinggi 30 cm sebanyak 15
Tricalsium Silicate = C3S (3CaO.AL2O3) dan Tetracalsium buah silinder berdiameter 10 cm dengan tinggi 20 cm sebanyak
Aluminate Ferrit = C4AF (4CaO.Al2.Fe2O3). Senyawa yang 25.
paling dominan di dalam limbah adalah Kalsium Oksida (CaO) Material yang digunakan adalah semen Portland tipe I,
sebesar 56,38%, air (H2O) 16,11%, Sulfur Trioksida (SO3) bubur kertas, agregat halus, superplasticizer, dan air. Agregat
11,26%, serta beberapa unsur lain (Ray, dkk, 2009 : 2). halus yang digunakan terdiri dari butiran lolos saringan 4,76
Pemeriksaan berat jenis bubur kertas dalam keadaan mm. Bubur kertas yang digunakan sebagai pengisi adalah
jenuh kering permukaan menunjukkan hasil sebesar 1,24 bubur kertas dari kertas HVS bekas yang dibuat oleh peneliti
gram/cm3, sedangkan dalam keadaan kering oven sebesar 0,47 dengan menggunakan blender. Bubur kertas yang digunakan
gram/cm3. Analisis ayakan bubur kertas yang diambil dari juga butiran lolos saringan 4,76 mm.
tempat penampungan pabrik dalam kondisi basah, Proses pembuatan bubur kertas diawali dengan
menunjukkan bahwa modulus kehalusan butir sebesar 3,98. perendaman dalam air selama 1 jam. Kertas yang telah basah
Jumlah terbanyak dari butiran tertinggal di ayakan sebesar tersebut dihancurkan menggunakan blender selama 1-2menit.
74,69% dari keseluruhan berat berdiameter lebih dari 19,0 mm. Bubur kertas kemudian diperas dan dijemur/dikeringkan.
Semakin banyak bubur kertas yang dicampurkan pada papan Pengeringan dilakukan dengan penjemuran pada panas
beton maka semakin kecil nilai berat/volume, jadi papan beton matahari selama 8 sampai 12 jam pada cuaca yang terik
semakin ringan. Penambahan bubur kertas yang disertai ataupun menggunakan oven selama 1-2jam pada suhu 70–80o
pengurangan pasir dalam papan beton menunjukkan nilai berat C hingga tercapai keadaan kering oven. Berat jenis bubuk
panel yang semakin kecil. (Widjaja, 2008 : 3). kertas adalah 1,194. Bubuk kertas tersebut ketika digunakan
Bertambahnya kadar kertas (pulp) dalam beton pada akan ditambahkan air untuk mencapai kandungan air 78%
umur 28 hari mengakibatkan turunnya kuat tekan dari 318,47 menjadi bubur kertas sehingga nantinya tidak menyerap air
kg/cm2 (beton normal kadar kertas 0%) menjadi 178,34 kg/cm2 FAS pada saat proses hidrasi beton berlangsung.
(kadar kertas 15%). Penambahan pulp di atas 5% ke dalam Perencanaan campuran beton (concrete mix design)
campuran beton memberikan dampak kurang menguntungkan berdasarkan metode coba-coba (trial). Komposisi semen :
terhadap kuat tekan karena silinder beton mempunyai agregat = 1: 2 dimana 2 bagian agregat terdiri 50% pasir dan
kecenderungan menurunnya kuat tekan pada semua umur 50% bubur kertas. Faktor Air Semen (fas) yang digunakan
namun demikian tegangan tekan beton dengan kadar pulp adalah 0,25. Selain air untuk kebutuhan fas, pada perencanaan
kurang dari 5 % memiliki potensi memiliki tegangan di atas ini juga ditambahkan air untuk kebutuhan bubur kertas untuk
minimal yang masih diijinkan (f’c = 25 Mpa = 250 kg/cm2) mencapai keadaan kadar air optimum sebesar 78%.
yaitu sebesar 267,52 kg/cm2 (Ray, dkk, 2009 : 5). Pencampuran material dilakukan dengan menggunakan
molen. Secara bertahap dimasukkan bubuk kertas kering, pasir,
2.3 Superplasticizer dan semen diaduk terlebih dahulu di dalam molen agar bahan-
Superplasticizer merupakan bahan tambahan yang bahan tersebut teraduk merata, setelah itu dimasukkan
berfungsi untuk meningkatkan faktor kemudahan pengerjaan superplasticizer dan air sesuai kebutuhan perencananaan (air
F-2 ISBN : 978-979-18342-3-0
untuk kebutuhan kertas dan air dari FAS) ke dalam molen dan 2. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa workabilitas
di aduk selama 3 - 5 menit. paling rendah terjadi pada campuran beton kertas dengan
Setelah proses pengadukan selesai, dilakukan pengujian bubur kertas sebesar 70% hal ini dikarenakan penambahan
terhadap fresh concrete (beton segar) yang meliputi pengujian bubur kertas merupakan material yang memiliki daya serap air
slump dan berat volume. Untuk pengujian slump menggunakan yang tinggi jika dibandingkan dengan pasir. Pada gambar
kerucut Abram’s sesuai dengan ketentuan ASTM C.143-78 tersebut dapat dilihat bahwa semakin banyak komposisi bubur
(Anonim, 2004). Pengukuran berat volume mortar dilakukan kertas dalam beton kertas maka semakin rendah nilai slump
dengan menimbang mortar yang dimasukkan dalam wadah yang dihasilkan, sehingga semakin rendah pula workabilitas
dengan volume 1 liter. yang dihasilkan.
Berdasarkan hasil pengukuran berat benda uji,
penggunaan bubur kertas dapat menurunkan berat volume
beton kertas. Pada pengukuran berat benda uji berumur 28 hari
diketahui bahwa berat benda uji untuk setiap variasi pada
peningkatan penambahan bubur kertas menyebabkan
penurunan berat benda uji.

Gambar 2. Hubungan Persentase Penggunaan Bubur Kertas


Terhadap Nilai Slump

Gambar 1. Pengujian Kuat Tekan Berat jenis benda uji yang dihitung dari pengukuran
berat benda uji silinder pada setiap variasi persentase
Beton segar dimasukan ke dalam cetakan sesuai dengan perbandingan penambahan bubur kertas terhadap pasir
benda uji. Pemasukan/mengisi mortar ke dalam cetakan secara digambarkan pada Gambar 3. Pada gambar tersebut dapat
bertahap dalam 3 lapisan dan kira-kira tiap lapisan mempunyai dilihat bahwa semakin banyak komposisi bubur kertas dalam
volume yang sama. Selanjutnya setiap lapisan dipadatkan beton kertas maka semakin rendah berat jenis beton kertas
dengan menggunakan tongkat pemadatan sebanyak 25 kali yang dihasilkan.
tusukan. Karena workabilitas mortar beton yang rendah maka
dilakukan pula pemadatan tambahan dengan pemadat kayu
ukuran 5cm x 5cm dengan tinggi 60cm. Hal ini dilakukan agar
tercapainya pemadatan yang sempurna. Pembukaan cetakan
benda uji dilakukan setelah berumur 24 jam. Beton dirawat
pada suhu ruangan selama 28 hari terhitung saat beton selesai
dicetak.
Pengujian dilakukan berdasakan metode ASTM C 39
untuk kuat tekan beton. Gambar penempatan benda uji pada
pengujian kuat tekan dapat dilihat pada Gambar 1. Pengujian
kuat tekan silinder ini dilakukan dengan memberikan beban
sejajar dengan tinggi silinder secara perlahan-lahan hingga
benda uji hancur. Selama proses pembebanan, dicatat lendutan
uji setiap penambahan beban dan saat benda uji hancur. Data
lendutan yang timbul dibaca oleh data logger dan diprint untuk Gambar 3. Grafik Perbandingan Persentase Penggunaan
setiap interval 0,5 ton atau disesuaikan dengan pembebanan Bubur Kertas Terhadap Berat Jenis
hingga mencapai beban maksimum (retak atau hancurnya
benda uji).
4.2 Kuat Tekan Beton Kertas
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4 menerangkan bahwa penambahan bubur
kertas menunjukkan adanya penurunan nilai kuat tekan jika
4.1 Slump dan Berat Jenis Beton Kertas dibandingkan dengan beton kertas normal, dengan kuat tekan
Pengujian slump yang dilakukan pada penelitian ini maksimum yang diperoleh adalah pada penambahan bubur
bertujuan untuk mengetahui kemudahan pengerjaan kertas sebesar 30% yaitu 175 kg/cm2 dan penurunan yang
(workabilitas) pengecoran beton. Persentase penambahan terjadi adalah sebesar 50,827%.
bubur kertas terhadap nilai slump digambarkan pada Gambar
F-3
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
Secara umum dapat dilihat bahwa, penambahan proporsi
bubur kertas semakin mempengaruhi menurunnya nilai
modulus elastisitas dan poisson’s ratio pada beton kertas
secara linear.

Gambar 4. Grafik Hubungan Persentase Bubur Kertas


Terhadap Kuat Tekan Beton Kertas

Penambahan bubur kertas terhadap pasir yang lebih


besar dari 30% akan semakin menurunkan nilai kuat tekan
beton kertas. Nilai kuat tekan maksimum pada persentase Gambar 6. Diagram Perbandingan Nilai Modulus
optimal tersebut menghasilkan nilai slump sebesar 8 cm. Nilai Elastisitas dan Poisson’s Ratio
ini lebih tinggi dibandingkan nilai slump pada variasi
penambahan bubur kertas lainnya. Semakin tinggi
workabilitasnya maka semakin tinggi pula nilai kuat tekan V. KESIMPULAN
beton kertas.
Proporsi 40% dan 50% bubur kertas juga mampu Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini
menunjukkan workabilitas yang relatif mudah dengan nilai adalah sebagai berikut:
slump terukur sebesar 6,5 cm untuk proporsi 40% dan 5 cm 1. Semakin besar penambahan proporsi bubur kertas semakin
untuk proporsi 50%. Dan menghasilkan beton kertas dengan menurunkan kekuatan beton kertas. Penurunan minimal
berat jenis 1,865 dan 1,678 dengan kuat tekan 135,469 kg/cm2 sebesar 50% dari kuat tekan beton pembanding pada
dan 95,051 kg/cm2. Kekuatan seperti yang telah dibahas di atas proporsi bubur kertas 30%.
maka beton kertas dengan proporsi sebesar 40%-50% dapat 2. Proporsi bubur kertas yang optimal terhadap kuat tekan
dikategorikan sebagai beton ringan dengan kekuatan menengah beton kertas adalah 30% yaitu sebesar 175 kg/cm2.
(moderate strength concretes) dan dapat diaplikasikan pada 3. Penggunaan bubur kertas pada proporsi 30% juga
bangunan sederhana (non engineering building). menghasilkan angka modulus elastisitas dan poisson’s
ratio yang maksimum yaitu sebesar 8852,678 Kg/cm2
4.3 Modulus Elastisitas dan Poisson’s Ratio untuk modulus elastisitas dan 0,357 unutuk poisson’s
Gambar 5 menerangkan bahwa penambahan bubur ratio.
kertas menunjukkan adanya penurunan nilai modulus
4. Berdasarkan kekuatannya beton kertas dengan proporsi
elastisitas. Dapat dilihat bahwa semakin besar penambahan
bubur kertas sebesar 40%-50% dapat dikategorikan
bubur kertas, semakin menurunkan nilai modulus elastisitas
sebagai beton ringan dengan kekuatan menengah
Nilai modulus elastisitas diperoleh pada penggunaan bubur
(moderate strength concretes) dan dapat diaplikasikan
kertas terkecil yaitu sebesar 30% yaitu 8852,678 kg/cm2.
pada bangunan sederhana (non engineering building).

Gambar 5. Diagram Perbandingan Nilai Modulus Elastisitas


dan Poisson’s Ratio

Gambar 6 menerangkan bahwa penambahan bubur


kertas menunjukkan adanya penurunan nilai Poisson’s Ratio.
Dapat dilihat bahwa semakin besar penambahan bubur kertas,
selain semakin menurunkan nilai modulus elastisitas, juga
dapat menurunkan nilai Poisson’s Ratio. Nilai Poisson’s Ratio
diperoleh pada penggunaan bubur kertas terkecil yaitu sebesar
30% yaitu 0,357.

F-4 ISBN : 978-979-18342-3-0


DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Anonim, 2004, Annual Book of American Society for


Testing and Materials Standard (ASTM Standard), New
York, USA.
2. Bermansyah, S., Huzaim, dan Irvan, 2011, Pengaruh
Subtitusi Bubur Kertas Sebagai Campuran Agregat
Terhadap Kuat Tekan Beton, Proceeding Seminar Asesi
Pembangunan Aceh-2011, 26 Mei 2011, Banda Aceh.
3. Bermansyah, S., Hayati, Y., dan Oktaviana, M,. Analisis
Kuat Tarik Belah dan Kuat Tarik Lentur Papercrete
Menggunakan Pozzolan Alam, Teras Jurnal Vol I no.2
PP: 75-84, ISSN 2088-0561, Juni 2011, Unimal,
Lhokseumawe-Aceh.
4. Neville, A.M., 1999, Properties of Concrete, Fourth
Edition Longman, England.
5. Rahmadhon, Andri., 2009, Susut Beton Kertas Pada
Variasi Campuran, Surabaya.
6. Ray, Norman, dkk., 2009, Alternatif Penggunaan Limbah
Pabrik Kertas Sebagai Pengganti Semen (Cementitous)
Dalam Pembuatan Beton, Dinamika Teknik Sipil, Volume
9, Nomor 1, PP: 48–55, Januari 2009, Surabaya.
7. Widjaja, Andang., 2008, Limbah Bubur Kertas Untuk
Papan Beton, Media Teknik Sipil, PP: 1-8, Januari 2008,
Surabaya.
8. Gunarto, Arif., Satyarno, Iman., dan Tjokrodimuljo,
Kardiyono., 2008, Pemanfaatan Limbah Kertas Koran
Untuk Pembuatan Panel Papercrete, Forum Teknik Sipil
No. XVIII/2-Mei 2008, PP: 788-798, Yogyakarta.

F-5
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011
Halaman ini sengaja dikosongkan

F-6 ISBN : 978-979-18342-3-0

Anda mungkin juga menyukai