Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Einstein 3 (1) (2015): 15-22

Jurnal Einstein
Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einstein

PENGARUH PENAMBAHAN STYROFOAM DENGAN PELARUT


TOLUENA TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS
ELASTISITAS BETON RINGAN

Nenni simamora dan M.H. Harahap *

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan,
Indonesia
Diterima Oktober 2014; Disetujui November 2014; Dipublikasikan Desember 2014

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan styrofoam dengan pelarut
toluena terhadap kuat tekan dan modulus elastisitas beton ringan. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium teknik sipil USU mulai dari bulan Januari sampai dengan Februari. Metode
pembuatan yang dilakukan adalah beton dibuat berbentuk silinder 15 x 30 cm. Campuran
beton yang digunakan mengacu pada beton mutu rendah K175 dengan semen : pasir : kerikil
adalah 1 : 2 : 3 dengan FAS 0,5. Pada penelitian ini dibuat variasi komposisi styrofoam
sebesar 0%, 12%, 14%, 16%, 18% dan 20% dengan pelarut toluena dari berat kerikil yang
digunakan. Setelah beton berumur 24 jam cetakan dibuka dan diberi nomor kode sesuai yang
diinginkan dan dirawat dalam bak air. Setelah melalui masa perendaman 28 hari kemudian
beton diuji dengan metode uji kuat tekan, dan modulus elastisitas. Dari hasil pengujian
diperoleh sifat mekanik yaitu kuat tekan beton minimumnya yaitu pada penambahan
styrofoam 20% dengan pelarut Toluena yaitu 16,6 MPa, sedangkan kuat tekan beton
maksimum pada penambahan styrofoam 12% dengan pelarut Toluena yaitu 23,1 MPa. Dari
hasil pengujian modulus elastisitas diperoleh yaitu peningkatan maksimum terjadi pada beton
dengan penambahan styrofoam 20 % yaitu sebesar 4672 MPa, atau meningkat sebesar
21,2309 % dari beton dengan styrofoam 0%. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kuat
tekannya maka modulus elastisitasnya juga semakin besar.
Kata Kunci: Styrofoam, Kuat Tekan, Modulus Elastisitas.
How to Cite: Nenni simamora dan M.H. Harahap, (2015) Pengaruh Penambahan Styrofoam Dengan Pelarut Toluena
Terhadap Kuat Tekan Dan Modulus Elastisitas Beton Ringan, Jurnal Einsten Prodi Fisika FMIPA Unimed, 1 (5): 15-22.

Corresponding author:
* p-ISSN : I2338 - 1981
E-mail : nenisimamora93@yahoo.com
PENDAHULUAN unsur yang diperhitungkan karena sangat
Pemakaian beton dalam bidang berpengaruh terhadap perhitungan
konstruksi dewasa ini memang sering kali pembebanan struktur. Beton yang
dijumpai. Beton diminati karena mempunyai mempunyai berat jenis rendah sering disebut
banyak kelebihan dibandingkan bahan yang dengan beton ringan. Beton ringan pada
lain. Berat jenis beton merupakan salah satu dasarnya memiliki campuran sama dengan

1
Jurnal Einstein 3 (1) (2015): 15-22

beton normal pada umumnya namun agregat Pasir Merah Labuhan Batu Selatan”.
kasar yang menempati 60% dari seluruh Penambahan styrofoam ke dalam campuran
komponen, direduksi berat jenisnya. beton tidak berarti membuat styrofoam
Pembuatan beton ringan juga dapat menjadi berikatan dengan semen karena
dilakukan dengan pencampuran additive styrofoam itu sendiri bersifat nonpolar. Jadi
yang menghasilkan rongga udara setelah styrofoam hanya terperangkap di dalam
bercampur dengan semen atau campuran beton yang akhirnya
menghilangkan agregat halus dalam beton menghasilkan ruang di dalam beton yang
sehingga membentuk rongga di dalam beton membuat beton menjadi lebih ringan.
(Murdock and Brook, 1991). Berdasarkan Sehingga peneliti ingin melakukan
SNI-03-2847-2002 massa jenis beton penelitian tentang beton ringan dengan
normal berkisar antara 22002500 kg/m3 penambahan styrofoam yang telah
sedangkan beton ringan tidak lebih 1900 dilarutkan dengan bahan pelarut toluena
kg/m3. Keuntungan dari beton ringan antara terhadap kuat tekan dan modulus elastisitas,
lain : memiliki nilai tahanan panas yang penambahan tersebut berfungsi membuat
baik, memiliki tahanan suara (peredaman) styrofoam menjadi berikatan dengan semen.
yang baik, tahan api transportasi mudah dan Toluena adalah hidrokarbon
dapat mengurangi kebutuhan bekisting dan aromatik yang banyak digunakan sebagai
perancah sedangkan kelemahan beton bahan baku industri dan sebagai pelarut.
ringan adalah nilai kuat tekan beton, Penggunaan industri terbesar toluena adalah
sehingga sangat tidak dianjurkan dalam produksi benzena, bahan kimia yang
penggunaan untuk beton dengan tujuan digunakan untuk membuat plastik dan serat
struktural. sintetis. Toluena juga digunakan untuk
Salah satu material alternatif untuk meningkatkan oktan bensin. Ada tiga jenis
mengurangi berat beton dengan berdasarkan kemurnian toluena yang
menggunakan expanded polystyrene atau tersedia di pasar: TDI (diisosianat toluena)
biasa disebut styrofoam. Butiran expandend grade kemurnian lebih dari 99%; nitrasi
polystyrene (EPS) memiliki massa jenis grade (98,5-100%), disebut demikian karena
1627 kg/m3 dimana saat dicampur dengan banyak digunakan untuk membuat
beton akan menghasilkan massa jenis beton nitrotoluene, tapi sekarang digunakan
antara 1700-2000 kg/m3 (Zaher Kuhail, sebagai pelarut dan HAD
2001). Polystyrene memiliki massa jenis (hidrodealkilasi)/TDP (toluena
sampai 1050 kg/m3, kuat tarik sampai 40 disproporsionasi) tanaman; dan kelas
MN/m2, modulus lentur sampai 3 GN/m2, komersial (96%) untuk campuran bensin dan
modulus geser sampai 0,99 GN/m2, angka bahan baku HAD.
poisson 0,33 (Crawford, 1998). Selain Untuk mengetahui sifat-sifat dan
ringan styrofoam juga memiliki kemampuan kemampuan suatu material maka dalam
menyerap air yang sangat kecil (kedap air). penelitian ini dilakukan pengujian, yaitu
Penggunaan styrofoam dalam beton dapat pengujian kuat tekan dan modulus
dianggap sebagai rongga udara. elastisitas. Besarnya tekanan beton
Namun keuntungan menggunakan ditentukan oleh pengaturan dari
styrofoam dibandingkan menggunakan perbandingan semen, agregat kasar dan
rongga udara dalam beton berongga adalah halus, air dan berbagai jenis campuran.
styrofoam mempunyai kekuatan tarik. Perbandingan dari air terhadap semen
Pada penelitian yang dilakukan oleh merupakan faktor utama didalam penentuan
Denria Sitindaon (2014) dengan judul kekuatan beton. Semakin rendah
“Pengaruh Penambahan Styrofoam Pada perbandingan air-semen, semakin tinggi
Pembuatan Beton Ringan Menggunakan kekuatan tekan. Suatu jumlah tertentu air

2
Jurnal Einstein 3 (1) (2015): 15-22

diperlukan untuk memberikan aksi kimiawi dengan metode uji kuat tekan, dan modulus
di dalam pengerasan beton, kelebihan air elastisitas.
meningkatkan kemampuan pengerjaan akan
tetapi menurunkan kekuatan (Wang dalam Pengujian Kuat Tekan dan Modulus
Suseno,dkk, 2008). Modulus elastisitas Elastisitas
yang besar menunjukan kemampuan beton Untuk mengetahui besarnya tekanan
menahan beban yang besar dengan kondisi dari beton, alat yang digunakan untuk
regangan yang terjadi kecil. Pengujian ini menguji besarnya tekanan adalah
menggunakan mesin uji kuat tekan Compression Testing Machine (CTM).
(Compression Testing Machine) dan alat Prosedur pengujian tekanan : meletakkan
ukur regangan dial (extensometer). benda uji pada meja penekanan, memeriksa
manometer yang akan digunakan, memutar
METODE PENELITIAN Pembuatan jarum merahnya sehingga berimpit dengan
Benda Uji jarum hitam pada skala nol, menghidupkan
Pada proses penelitian pembuatan sampel mesin penggeraknya dan handle di stel pada
dilakukan di Laboratorium teknik sipil USU posisi penekanan secara perlahanlahan,
pada bulan Januari – Februari 2015. Benda mengamati pergerakan jarum manometer
uji yang digunakan dalam penelitian kuat tadi, pada saat jarum penunjuk skala beban
tekan dan modulus elastisitas adalah benda tidak naik lagi atau bertambah, maka skala
uji silinder (15 x 30) cm. Proporsi campuran yang ditunjukkan oleh jarum tersebut
beton yang digunakan mengacu pada beton sebagai beban maksimum yang dapat
mutu rendah K175 dengan semen : pasir : dipikul oleh benda tersebut.
kerikil adalah 1 : 2 : 3 dengan FAS 0,5. Pada Untuk pengujian modulus elastisitas
penelitian ini dibuat variasi komposisi ini menggunakan mesin uji kuat tekan
styrofoam sebesar 0%, 12%, 14%, 16%, (Compression Testing Machine) dan alat
18% dan 20% dengan pelarut toluena dari ukur regangan dial (extensometer).
berat kerikil yang digunakan. Langkah-langkah pengujiannya adalah
Langkah-langkah pembuatan benda sebagai berikut: menimbang berat, tinggi
uji adalah sebagai berikut: alat-alat yang dan diameter benda uji, memasang alat
akan digunakan dibersihkan terlebuh Compressormeter pada posisi nol kemudian
dahulu, kemudian bahan-bahan yang akan meletakkan benda uji pada mesin uji kuat
digunakan dipersiapkan sesuai dengan tekan, pengujian dilakukan dengan beban
ketentuan dan ditimbang sesuai dengan pada kecepatan yang konstan dan beban
proporsi yang sudah direncanakan. bertambah secara kontinyu setiap 50 kN,
Selanjutnya siapkan molen yang bagian untuk pengambilan data, dengan cara
dalamnya sudah dilembabkan dan mencatat besar perubahan panjang untuk
pencampuran siap dimulai. Mula-mula setiap penambahan tekanan sebesar 50 kN
tuangkan batu pecah, pasir, semen, dan yang dapat dibaca dari alat compressormeter
styrofoam yang telah dilarutkan dengan dan extensometer. Menghitung regangan ( )
pelarut toluena. Apabila bahan tersebut yang terjadε i, perhitungan modulus
sudah tercampur merata kemudian elastisitas beton yang digunakan adalah
dilanjutkan dengan penbambahan air. modulus chord.
Setelah tercampur merata, adukan beton HASIL DAN PEMBAHASAN Tekanan
dituangkan kedalam talam, setelah beton Beton
berumur 24 jam cetakan dibuka dan dirawat Pengujian tekanan beton dilakukan
dalam bak air. Setelah melalui masa untuk melihat apakah beton memiliki
perendaman 28 hari kemudian beton diuji kekuatan yang memenuhi persyaratan yang
direncanakan. Tekanan beton adalah

3
Jurnal Einstein 3 (1) (2015): 15-22

besarnya beban per satuan luas, yang MPa. Dari data tersebut diperoleh tekanan
menyebabkan benda uji beton hancur saat maksimum pada penambahan styrofoam
dibebani dengan gaya tekan tertentu yang 12% dengan pelarut Toluena yaitu 23,1 MPa
dihasilkan oleh mesin penekan. Pengujian dan tekanan minimumnya yaitu pada
tekanan beton dilakukan setelah beton penambahan styrofoam 20% dengan pelarut
berumur 28 hari sejak pengecoran. Besarnya Toluena yaitu 16,6 MPa.
tekanan beton dipengaruhi oleh komposisi Dari penelitian sebelumnya
bahan pembentuknya, dan lekatan pasta (Sitindaon,2014) terbentuknya rongga di
semen dengan agregat. Bentuk sampel uji dalam beton styrofoam ialah karena secara
pada penelitian ini adalah berbentuk silinder proses, penambahan styrofoam ke dalam
dengan ukuran 15cm 30cm. campuran beton tidak berarti membuat
Tekanan beton adalah salah satu sifat styrofoam menjadi berikatan dengan semen
dari beton yang paling umum diuji, apabila karena styrofoam itu sendiri bersifat
tekanannya baik maka sifat beton lainnya nonpolar. Jadi styrofoam hanya
pada umumnya akan mengikuti baik. Hasil terperangkap di dalam campuran beton yang
pengujian tekanan beton untuk setiap akhirnya menghasilkan ruang di dalam
perlakuan dapat dilihat pada Tabel beton yang membuat beton menjadi lebih
4.1 ringan.
Namun walaupun pada dasarnya
Tabel 1. Tekanan Beton styrofoam tidak berikatan dengan semen,
Tekana bukan tidak mungkin untuk membuat
Kode
Benda Uji n styrofoam berikatan dengan material
Benda Uji
(MPa) pembentuk beton. Sehingga peneliti
Tanpa Styrofoam A 23,3 menggunakan salah satu caranya yaitu
Styrofoam 12 % dengan B 23,1
dengan menambahkan bahan pelarut
pelarut Toluena toluena dengan styrofoam.
Styrofoam 14 % dengan C 21,8
Bahan pelarut toluena tergolong
pelarut Toluena surfaktan sebagai pengontrol jumlah udara
Styrofoam 16% dengan D 20,7 di dalam beton. Butiran Styrofoam yang
pelarut Toluena bersifat hidrofobik, sedangkan surfaktan
Styrofoam 18 % dengan E 19,9 (toluena) adalah wetting agents (pelarut)
pelarut Toluena yang dapat menurunkan tegangan
Styrofoam 20 % dengan F 16,6 permukaan dari suatu liquida, memudahkan
pelarut Toluena penyebaran, dan menurunkan tegangan
Selanjutnya data pada Tabel 1. antarmuka. Oleh karena itu sifat surfaktan
dilakukan analisis regresi sehingga toluena yang bersifat liphophylic bergumpal
diperoleh hasil yang dapat dilihat pada menjadi satu dengan butiran styrofoam dan
Gambar 4.2. yang bersifat hidrophylic bersatu dengan
campuran pasta beton. Hal ini menyebabkan
pemurunan tegangan antarmuka sehingga
Gambar 1. Grafik Hubungan Penambahan persebaran styrofoam pada pasta campuran
Styrofoam Dengan Pelarut Toluena lebih tersebar merata.
Terhadap Besarnya Tekanan Beton Hal tersebut menyebabkan bahwa
Dari hasil pengujian diperoleh kuat toluena dapat menyatu dengan styrofoam
tekan berturut-turut untuk penambahan karena bersifat liphophylic dan tidak
styrofoam 12%, 14%, 16%, 18% , 20% memisahkan diri dengan air karena tidak
dengan pelarut Toluena adalah 23,1 MPa, bermuatan. Oleh karena itu penyebaran
21,8 MPa, 20,7 MPa, 19,9 MPa dan 16,6 styrofoam pada pasta beton lebih merata.

4
Jurnal Einstein 3 (1) (2015): 15-22

Dari gambar 4.2. diperoleh tekanan persamaan regresi. Sebagai contoh Gambar
pada beton tanpa styrofoam yaitu 23,3 MPa 4.1. untuk penambahan styrofoam 12%
dan tekanan maksimum dengan dengan pelarut Toluena (sampel B).
penambahan pelarut toluena pada styrofoam
yaitu styrofoam 12% sebesar 23,1 MPa
disebabkan karena styrofoam dengan pelarut
toluena (Styrofoam bersurfaktan) juga Gambar 2.. Grafik Hubungan
berpengaruh terhadap kuat tekan, TeganganRegangan Styrofoam 12%
penambahan surfaktan pelarut toluena yang Dengan Pelarut Toluena (Sampel B)
melapisi styrofoam juga memberikan
pengaruh terhadap penambahan kuat tekan Hasil keseluruhan sampel untuk
beton. Kuat tekan yang bertambah terjadi persamaan regresi fungsi
oleh karena pengaruh dari surfaktan yang teganganregangan seperti tertera pada
mengikat styrofoam, sehingga butiran Tabel 2.
styrofoam menjadi lebih keras. Semakin
bertambahnya kuat tekan beton maka Tabel 2. Persamaan Regresi Fungsi
semakin bertambah juga berat jenisnya.
Tekanan beton akan bertambah Kode Benda Uji Re gresi
sesuai dengan bertambahnya umur beton A Y 3853,8x – 0,7834
tersebut. Kecepatan
bertambahnya kekuatan beton sangat Y 3818,3x – 0,0978
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni
faktor air semen dan suhu perawatan. Y 3731,6x – 0,6517
Semakin tinggi faktor air semen semakin
D Y 3627,6x + 1,3262
lambat kenaikan kekuatan betonnya dan
semakin tinggi suhu perawatan semakin Y 3914,9x + 1,1956
cepat kenaikan kekuatan yang terjadi pada
beton tersebut. Y 4672x + 0,4764
Tegangan-Regangan Beton
Modulus Elastisitas Beton
No
Modulus elastisitas merupakan suatu
ukuran nilai yang menunjukkan kekakuan
dan ketahanan beton untuk menahan
deformasi (perubahan bentuk). Hal ini
membantu untuk menganalisa
perkembangan tegangan regangan pada
elemen struktur yang sederhana dan untuk
menemukan analisa tegangan regangan.
Modulus elastisitas ditentukan dari
hubungan antara tegangan-regangan beton
pada daerah elastis. Dari hasil pengujian
tegangan regangan diolah dengan Selanjutnya dari persamaan
menggunakan Microsoft Excel sehingga regresi linier seperti terlihat pada Tabel
akan diperoleh hubungan teganganregangan 2. dapat dihitung nilai modulus
pada setiap benda uji. Hasil pengolahan data elastisitas. Hasil perhitungan modulus
menggunakan analisis regresi dengan elastisitas beton selanjutnya disajikan
menggunakan program Microsoft Excel dalam Tabel 3. berikut :
didapat grafik teganganregangan dan

5
Jurnal Einstein 3 (1) (2015): 15-22

Tabel 3. Data Hasil Analisis 12 % = 3818,3 MPa


Perhitungan 14 % = 3731,6 MPa
16 % = 3627,6 MPa
Kode Benda Uji Ec (MPa) 18 % = 3914,9 MPa
20 % = 4672 MPa
A 3853,8
Nilai modulus elastisitas meningkat
3818,3 seiring dengan penambahan styrofoam
dengan pelarut toluena. Peningkatan
3731,6 maksimum terjadi pada beton dengan
penambahan styrofoam 20 % yaitu sebesar
D 3627,6 4672 MPa atau meningkat sebesar 21,2309
3914,9 % dari beton dengan styrofoam 0%.
Modulus elastisitas beton tergantung
4672 dari beberapa faktor, diantaranya adalah
kuat tekan beton. Makin tinggi kuat
Modulus Elastisitas Beton
tekannya maka modulus elastisitasnya juga
No
makin besar, dimana perubahan panjang
yang terjadi akibat pembebanan tekan akan
semakin kecil. Penambahan styrofoam
secara umum akan meningkatkan kuat tekan
beton. Dengan demikian maka modulus
elastisitasnya juga akan meningkat.
KESIMPULAN
Dari penelitian mengenai pengaruh
penambahan styrofoam dengan pelarut
toluena terhadap kuat tekan dan modulus
elastisitas beton ringan dapat disimpulkan
Dari Tabel 3. dapat digambar sebagai berikut :
hubungan modulus elastisitas dengan 1. Berdasarkan sifat mekanik
penambahan % styrofoam, disajikan pada yang diperoleh dari pengujian
Gambar 3. beton, dapat disimpulkan bahwa
bahan pelarut toluena tergolong
surfaktan sebagai pengontrol
Gambar 3. Grafik hubungan penambahan jumlah udara di dalam beton.
styrofoam dengan pelarut toluena terhadap Butiran styrofoam yang bersifat
besarnya modulus elastisitas beton hidrofobik, sedangkan surfaktan
(toluena) adalah wetting agents
Dari Gambar 3. dapat diketahui (pelarut) yang menyebabkan
pengaruh penambahan penambahan pemurunan tegangan antarmuka
styrofoam dengan pelarut toluena pada sehingga persebaran styrofoam
beton ringan terhadap modulus elastisitas. pada pasta campuran lebih tersebar
Nilai modulus elastisitas meningkat seiring merata dan dapat memperbaiki sifat
dengan penambahan styrofoam dengan daya ikat pada beton.
pelarut toluena. Peningkatan maksimum 2. Dari keseluruhan sampel
terjadi pada beton dengan kadar styrofoam komposisi terbaik diperoleh pada
20%. Nilai modulus elestisitas beton pada penambahan styrofoam 12%
berbagai variasi kadar styrofoam adalah: dengan pelarut toluena dengan
0 % = 3853,8 MPa tekanan 23,1 MPa disebabkan

6
Jurnal Einstein 3 (1) (2015): 15-22

karena styrofoam dengan pelarut 3. Perlu dilakukan penelitian


toluena (styrofoam bersurfaktan) optimasi penambahan variasi
juga berpengaruh terhadap kuat komposisi styrofoam untuk
tekan, penambahan surfaktan mendapatkan nilai yang optimal.
pelarut toluena yang melapisi
styrofoam juga memberikan DAFTAR PUSTAKA
pengaruh terhadap penambahan Crawford, R.J.,
kuat tekan beton. Kuat tekan yang (1998), Plastic Engginering, Third
bertambah terjadi oleh karena Edition, John Wiley & Sons Inc,
pengaruh dari surfaktan yang Singapura.
mengikat styrofoam, sehingga Murdock, L.J. dan Brook,K.M., (1991),
butiran styrofoam menjadi lebih Bahan dan Praktek Beton, Erlangga,
keras. Semakin bertambahnya kuat Jakarta.
tekan beton maka semakin Sitindaon, D., (2014), Pengaruh
bertambah juga berat jenisnya. Penambahan
3. Nilai modulus elastisitas Styrofoampada Pembuatan
meningkat seiring dengan Beton Ringan
penambahan styrofoam dengan Menggunakan Pasir Merah Labuhan
pelarut toluena. Peningkatan Batu Selatan, Skripsi, FMIPA,
maksimum terjadi pada beton Universitas Negeri Medan, Medan.
dengan penambahan styrofoam 20 Suseno,H,Wahyuni,E. dan Hariono, B.,
% yaitu sebesar 4672 MPa atau (2008), Pengaruh Variasi Proporsi
meningkat sebesar 21,2309 % dari Campuran dan Penambahan
beton dengan styrofoam 0%. 4. Superplasticizer Terhadap Slump,
Modulus elastisitas yang tinggi Berat Isi dan Kuat Tekan Beton
menunjukkan kemampuan beton Ringan Struktural Beragregat Batuan
untuk menahan suatu beban yang Andesit Piroksin, Jurnal Rekayasa
besar dengan kondisi regangan yang Sipil Vol. 2 No.3.
kecil. Semakin tinggi nilai dari kuat Kuhail, Z., (2001), Polysytyrene
tekan beton itu maka akan semakin Lightweight Concrete, Gaza,
tinggi pula nilai Modulus Palestina.
Elastisitasnya.

SARAN
Dari penelitian yang telah
dilakukan dengan mengacu pada hasil
penelitian yang diperoleh, maka ada
beberapa saran yang dikemukakan oleh
penulis diantaranya
1. Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut bagaimana pengaruh
banyaknya konsentrasi bahan
pelarut toluena pada styrofoam
terhadap sifat beton.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut untuk karakterisasi ikatan
senyawa kimia antara toluena dan
styrofoam pada beton.

Anda mungkin juga menyukai