3 Tahun 201l
I 0.85fc I
K---H
H^
l=l
I
Sumbu Netral
l(d- 3_)
{a)
L*i (c)
z
Gambar '2
ditribusi bqlryl
dan regangan pada penampang baok: (a) Fnampang melintang balok; (b)
regangan; (c) blok regangan ekuivalen yang diasumsikan .(Perencanaan Beton bitulang)
Bahan Tambahan Kimia,(Admirture) fluiditas {Theodor dalam Elmawati ,1996)
Menurut Theodor dalam Elmawati (1996), METoDoLoGI TENELITTAN
Untuk memperoleh beton dengan spesifikasi ' Pemeriksaan Aggrcgat tlalus
khusus diperlukan bahan tambahan {admixrure} Pemerilsaan agg{egat halus yang
dalam pencarnprrran bahan-bahan dasar dilaksanakan datam penelitian ini adalah
pembentuk beton, Terutama beton mutu tinggi, meliputi pemeriksaan:
bahan tambahan ini hampir selalu digunakan, A. Analisa Saringan
karena dapat memberikan sifat-sifat tert€ntu B. Pemeriksam Berat Jenis
pada beton, sepsrti peilingkatan mutu beton, C. Pemerilsaan Berat Isi
memberikan kemudahan pembuatan betorl D. Pemeriksaan Kadar Air
maupnn pada saat pengerjaan (warlcability), Pemeriksaan Aggregat Kasar
dengan tidak mengurangi kekuatan beton A. Analisa Saringan
tersebut. B. Psneriksaan Berat Jenis dan poryerapan
Superylastirizer Air
Superplasticizer adalah bahan tambahel C. Pemeriksaan Berat Isi
kimia atau campuran kimia yang berupa cairan D. Pemeriksaan Keausan Aggregd Kasar
atau bubuk dan bila ditambahkan pada beton (Abrasi)
segar akan berfungsi sebagai pelumas, atau E. Pemeritsaan Kadar Air
pengurangan air dalam jumlah tinggi sampai Benda Uji
20%. Dalam proses pengadukan ketika t€rjadi Dimensi Benda Uji
kontak antara semen dengan air, butiran-butiran Untuk pelaksaan pemeriksaan ini
kecil pecah menjadi unsur yang saling tarik- menggunakan 36 (tiga puluh enam) buah Benda
maarik. Dengan adanya Superpla.rticizer uji (beton) berupa persegi panjang (balok)
menyebabkan butiran-butiran kecil
menjadi dergan ukuran lebar 150 mm tinggi 150 mm
tolak-menolak dan memisah sendiri-sendiri dan dan panjang 550 mm sebanyak 36 buah benda
menjadi unsur ymg lebih kecil, uji dan benda uji berbentuk silinder yang
Superplasticizer meresep pada permukaan mempuuyai dimensi tinggi 200 mrn, diarneter
butiran semen. Partiksl semen sangat kuat 100 rnm. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
diresapi dengqp ion negatif dan dengan dalam tabel berikut.
demikian menunjukkan pengaruh saling tolak- Tabel 1. Ukuran dan Dimensi Benda Uji.
3.
Lebar - 150 mm 12 Buah 3.7^14- 28 hari Pemeriksaan
I %o Sika BaIok Tinggi = 150 mm Kuat Lentur
Panians = 550 mm
:
Lebar 150 mm 12 Buah 3.7.14.28 hari Pemeriksaan
4. 1.5 % Sika Balok Tinggi = 150 mm Kuat Lentur
Paniane:550 mm
).
0.5 % Sika Silinder
Dia = l00mm 8 Buah 3- 7 .14.28 hari Pemeriksaan
Tinggi = 200 mm Kuat Tekan
6.
I % Sika Silinder
Dia = I00 rnm 8 Buah 3, ?,14, ?8 haxi Pemeriksaan
Tinssl:200 mm Kuat Tekan
7.
1.5 % Sika Silinder
Dia = 100mm 8 Buah 3,7,14,28 haxi Pemeriksaan
Tingei = 200 mm Kuat Tekan
Sumbu : Ilasil Pemeriksaan di Laboratorium
Pembuatan Benda Uji 5. Jenis semen ),ang digunakan dalam
Pembualan benda uji yang mengacu pada penelitian ini menggunakan semen portland
SK SNI T-15-1990-03 tentang tata cara Tipe I
pembuatan beton normal. 6. Jenis agregat diketahui ukuran diameter
Langkah -
langkah perhitungan pembuatan maksimum aggregat kasar vang digunakan
rencana campuran beton normal adalah sebagai sesuai dengan ketentuan .
Sumber : Tata cara pernbuatan Rencana lJeton Normal Sr( T- l5-l gg0-03
^\-N1
12. Kadar Semen
Kebutuhan semen unluk per meter kubik ( t3 Kadar Semen maksimum maksimum tidak
M3 ) dapat dihitung dengan perbandingan ditentuka4 jadi dapat diabaikan
antara kebutuhan air pencampur dengan t4 Kadar semen minimum, seandainya kadar
rasio air semen sebagai berikut : semen yang diperoleh dari perhitungan poin
Kadar air bebas yang ke 12 diatas belum mencapai syarat
S: minimum yang ditetapkan, maka harga
Fakor air semen minimurn ini harus dipakai dan factor air
semen ya[g baru perlu disesuaikan.
15. Faktor air semen yang disesuaikan dalam 17. Berat jenis relatip agxegat (kering
hal ini dapat diabaikan oleh karena syarat permukaan) ini adalah berat jenis a$egat
minimum kadar semen sudah dipenuhi. gabungan, artinya gabungan agregat halus
16. Susunan besar butir agregat halus halus &n agregat kasm. Oleh karena agregat
ditetapkan termasuk daerah susunan butir halm dalam hal ini merupakan gabungan
no.2 daerah flrsunan in diperoleh dengan pula dari dua macam agregat halus lainny4
mencampurkan pasir IV dan pasir V dalam maka berat jenis dihitung sebelum berat
perbandingan 36 o/a pasir IV terhadap 64 % jenis agregat gabungan antara pasir dan
pasir V dan ini didapat dengan cara coba- kerikil. Perhitungan berat jenis relative
coba. menjadi sebagai berikut :
- Beratjenis agregat halus dalam kondisi SSD: 2,519
- Beratjenis agregat kasar dalam kondisi SSD : 2,707
- BJ agregatgabunganhalus dan kasar : (0,35 x 2,519) + (0.65 x2.7A7)
= 2.642
18. Berat jenis beton diperoleh sesuai dengan dan bebas dari permukaan yang cacat
nilai berat jenis agregat gabungarq yaitu sewaktu pencarnpuran beton.
2,642. Tink potong grafik baru tadi dengan Prosedur Pelalaanaan Pengujian
tegak yang menunjukkan kadm iair bebas Sewaktu pelaksanaan penelitian prosedur
(dalam hal ini 210 kglm3), menunjukkan pemeriksaan sebaiknya harus dipenuhi
nilai berat jenis beton yang direncanakan. anlmalain:
Dalam peneltian ini didapat 2330 kg/m3 a- Pengujian kuat tekan segera
19. Kadar agregat gabungan berd joris beton dilaksanakan setelah benda qii
dil-urangi jumlah kadar semen dan kadar air dikeluarkan dmi tempat perawalailnya
233a - 466.67 - 210 : 1653,33 kg/m3 karena benda uji yang kering dapat
20. Kadar agegat halus didapat dari persen mengurangi kekuatan lentur beton.
agtegat halus dikali dengan kadar agregat b. Menempatkan benda uji pada mesin tes
gabungan 35 Yox1653,33 = 578,67 kgim3 dengan posisi yang benr diantara dua
21. kadar agregat kasar didapat dmi kadar titik per*akan dan rata
agregat gabungan dikurang dengan kadar c. Memberikan beban secara kontiniu dan
agregat halus 1653,33 - 578,67 = tanpa ada goncangan, beban pada
rc?4,67 kdtl,f benda ujiharus diberikan dengan
22. Bahan Tambahan kontiniu dan secara terus men€rus
Pemakaian srryerplasticizer berupa Sikamen hingga benda qii mengaami kegagalan
NN, variasi pemakaian Superplasticizer (patah).
yaitu: 3. Pengukuran
i. a,5 olo
Purgukuran untuk menentukan lebar rata-
2. 1,5 % rat4 kedalaman raterata pada patahan
3. 1,5% benda uji sebaiknya diambil tiga ukuran
Perhitungan banyak bahan tambahan yaitu pada pusat kegagalan dan 1 mm dari
digunakan rumus dibawah ini : pusat kegagalan kiri dan kanan benda uji.
Persen Superplasticizer X Jurnlah berat 4. Perhitungan
semen=,... ,....Kg Rumus mmus yang digunakan dalam
Pemeriksaan Krrat L*ntur Beton metode pangujuian tekan lentur beton
Pemeflksaan kuat lerfur (flexural dakn mega pascal (MPa) adalah sebagai
strenght) ini
menggunalcan metode pengujian berikut :
dengan dua titik pembebanan dari ASTM C 78 r Untuk pengujian dimana patahannya
- 94. sedangkan tujuannya adatah pengaruh dari berda uji ada di daerah pusat pada 1/3
peng$maan bahan tambah Superpaiticizer jarak titik perletakan pada bagian tarik
terhadap kuat lentur beton. dari betorL maka beton dihitung
l. Pengujian dengrm nrmus :
500
Berat JEnis JKP = = 2,538 gram
Berat Jenis semu
678+500-981
494
Berat Jenis Semu =2,620 $alorr
Paryerapan air 678+490-981
500-490 x I00
Peresapan Air = =2,44t$am
490
Pemeriksaan Berat Isi
Dari hasil pengujian Berat Isi didapat :
_ Seret benda uji dalam keadaan JpK / SSD (Bj) = 5000 (gram)
:-:' CcntohdalamAir(Ba) =:f5S (gramj
:.-.. Contoh kering (Bk) = a99Z {grffir)
. Berat Jenis Kering
Berat Jenis Kering =
" -500039?-:2,7a6
- 3155
gram
: Berat jenis jenuh kering permuliaaa
500q- 4328
reausan Agregat - 5000
x l0o o/o=13,5 o/o
1*eriksaan KadarAir
*:-
...:Jar Arr Aggregat = :- x 100 % : 5.334o/,
l4 t 5,5
:::rbuatan Benda Uji
, -: hal penelitian ini benda uji yang alian lqda uji tanpa adanya bahan rambahan, yang
_ : -- ida dua benfuk benda uji. antara lainnva
kedua benda uji adanya bahan tambalu;
: Sikamen NN. penunbahan bahan tarnbalmn
i erda Uji untuk pemeriksaan Kuat Lentur
3.:lok 15i15. panjang 55cm) $!Srk* aras 3 bagian, yakni : a,Syo, to/o,
1,5%.
- l:nda Uji untuk pemeriksaan Kuat Tekan
Adapun hasil perhitungan perelrcanaan
:rincur Beton (Silinder diameter silinder . carnpuran
propon
,mm. 200 mm) unruk masinq-masinp
campuran terdiri atas 12 buah UenOa riii eato[
Dari bentuk benda uji diatas dibedakan dan 8
-- ::es 2 perbedaan, dimana yang pertama
buah benda uji silinder yang didapat
menurut SNI T- 15 - 1990* 03 adalah:
' . '',
-: it Bahan Tambah Kimia .ferhadap Mutu Kuat Lentur
Beton 24
,hrnal llmieh Universitas Batanghari Jambi Lbl.] I Nrt.3 Tahun 201 l
- Semen : 87,174 Kg
- Agregat halus (Pasir) : 111,990 Kg
- Agregat Kasar (Spilt) : 200,406 Kg
- Air : 32.289 Kg
- Superplasticizer : 0,43(t Kg
3. Untuk Campuran Superplasticizer 1% didapat :
- Semen = 87.174 Kg
- Agregat halus (Pasir) : 111.990 Kg
- Agregat Kasar (Spilt) : 200.406 Kg
- Air : 30,589 Kg
- Superplasticizer : 0,872 Kg
4. Untuk Campuran Superplasltcizer 1.5o/o terdiri atas 12 buah benda uii Balok dan 8 buah benda uii
silinder didapat :
- Semen = 87,174 Kg
- Agregat halus @asir) = 11 1,990 Kg
- Agregat Kasar (SPilo = 200,405 KB
- Air * 28,890 Kg
- Superplasticizer = 1,308 Kg
Pengujian Kuat Tekan dan Kuat Lrntur kuat lentur digunakan mesin yang sama.
Benda Uji Beton Pelaksanaan pengujian kuat tekan maupun kuat
Pengujian kuat tekan dilakukan dengan letur dilakukan pada benda uji adalah pada
menggunakan mesitr kuat tekan universql umu 3" 7, 14,28 hari.
testing ruachifie kuet tekan beton (silinder) Untuk menghitung kuat tekan hancur
diketahui dengan cara memberikan beban secara beton beban yang digunakan adalah beban
kontiniu pada benda uji sampai benda uji maksimum yang diberikan mesin test pada saat
mengalami kehancuran dan beban ini benda uji mengalami kehancuran. Unhlk
merupakan beban mal$imum yaflg ftmpu mendapatkan besamya kuat tekan pada benda
dipikul benda uji. Sedangkan untuk pengujian uji dihitung dengan rumus:
P
fc'
A
Sedanng untuk menghitung kuat lentur beton, treban yang digunakan adalah beban makimum y'ang
diberikan mesin test pada saat benda uji mengalami patahan pada balok. Untuk mendapatkan besam,va
kuat tekan pada benda uji dihitung dengan rumus:
PxL 3xPxa
Or:
bxh2 bxh2
, T, ,
Hasil perigujlan kuat tekan hancur dan kuat lenti"rr dibuat dalam bentuk tabel di banah ini :
: r5ooo
i 10.000
l5 000
0,5% kuat tekan = 31,84 MP4 dosis l% SNI T-15-1991-03, Erlanggg Jakarta"
kuat tekan = 36,94 MPa, dosis l,5o/o kuat Tri Mulyono. ZACE. Telotologi Beton, Penerbit
tekan = 32,48lvlPa. Andi Offset, Yogyakarta.
2. Penambahan Sikamen NN yang paling Vis.\[r. C.,dkh 199'7, Dasw-dwar
optimal yalni sebesar 1%, dengan kuat Perenctnaan Beton Berfalang,
tekan yang dihasilkan sebesar 36,94 MP4 Edangg4 Jakarta.
dan Kuat lentur 6,00 MPa" Wang Chu Kia & Charles G Salmon, 1987,
3, Hubrngan anitra Kuat tekan dengan Kuat Dissin Beton Befiulang, Jilid I dan 2,
lentur berdasarkan SK SNI, didapat kuat Erlargg4 Jakaxta.
lentur 5,81 MPa dengan kuat tekan sebesar
.36,94 MPa, sedangkan kuat lentur yang
diuji langsung didapat sebesar 6,00 MPa
4. Peningkatan Kuat Tekan dan kuat Lentur
pada umur 14 hari pada benda benda uji
yang menggunakan bahfln Tambahan
Sikamen NN terjadi pada umur 14 hari.
5. Penambalr,an Bahan Tambahan Sikamen
NN mampu meningkatkan Kuat Tekan dan '
Kuat lenhr Benda Uji beton rurmun
pemakaian Sikamen NN yang berlebihan
dapat mengurangi mutu betorl dari hasil
penelitian dosis 1,5olo sudah memrnjukan
penurunan Mutu Betorr
Saran
1. Perlunya ketelitian pada saat pelaksanaan
pencampuran dalam pembuatan benda uji
beton dan pengujian di labor serta alat
pengujian yang mendukung.
2. Penelitian lebih lanjut Kuat Lentur dan
Kuat tekan dengan variatifbahan lainnya"
I}AFTANPUSTAKA
l94l, Tata Cata Rencana Pen baatan
Campuran Beton Notmol, Berdasrkan
SM T 15-1991-03, Departemen
Pekerjaan Umunr, Yayasan LPMB,
Bandung.
2002, Tdq Cara Pembuolan Rencana
Camparan Beton Narmal,
SNI 03-2834 -1993.
Berdasarkan
Departemen Pekerjaan
Umum,Balitbang Departemen
Kimprasrvil. Edisi Pertama, Desember
2402.
\STM,1995. Concrete antl Aggregates,
Annual Book 0f A,\TM Standard,
Vo. 04.02. 1995. Philadelphia.
ELma*'ati, 1996" Penelilian Beton Mulu Tittggi
menggunakan Fly Ash dan
Superplasticiler. Universitas Bung
Hatta" Padang.
\Iosle1' W.H. & J.H. Bunge-v, 1989,
Perencantnn Beton Bertulang,
Erlangga, Jakarta.
S:gel, R & P. Cole, 1995, Pedoman
Pengerjaan Beton Berdasarkan SK