Anda di halaman 1dari 11

STUDI EKSPERIMEN PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON

NORMAL DAN BETON DENGAN TAMBAHAN ADDITON


DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PCC

Amri 1)., Chrisna Djaja Mungok 2)., Cek Putera Handalan 2)


iamlucky1899@gmail.com

Abstract:
This paper presents the influence of the use of h.e. Additon to normal concrete Portland
Composite Cement (PCC) Holcim brand, red white and three wheels. The test objects that
are created with the size of the cylinder-shaped Ø 15 cm high-30 cm. determination of
concrete mixture using the method of SNI 2002. The quality of concrete which was planned
was fc′ = 20 Mpa. From the results of research on three wheel cement, variations in
additon h.e 80 cc has increased strongly press of 9.90% to normal concrete. While 120 cc
variation experienced an increase of 10.92%. And 200 cc variation experienced an
increase of 17.41%. At holcim cement, variations in additon h. e 80 cc has increased
strongly press of 3.85% to normal concrete. While 120 cc variation experienced an
increase of 9.34%. And 200 cc variation experienced an increase of 17.86%. Whereas, in a
red and white cement, variations in additon h. e 80 cc has increased strongly press of
7.37% to normal concrete. While 120 cc variation experienced an increase of 6.49%. And
200 cc variation experienced an increase of 20.06%.

Keywords: Additon H.E, Compressive strength, PCC cement.

1. PENDAHULUAN maka dalam hal ini perlu


Beton merupakan suatu menggunakan additive (bahan
material komposit yang terdiri dari tambah) Sebagai campuran adukan
unsur-unsur agregat kasar, agrega beton supaya lebih plastis agar
thalus, semen dan air yang bereaksi memudahkan pengecoran dan
secara kimia (hidrolis), yang mempercepat pengerasan beton.
kemudian mengikat butiran-butiran Semen Portland yang beredar
dari agregat menjadi satu sehingga di masyarakat khusunya Pontianak
terbentuklah beton yang menyatu banyak jenisnya (merknya) seperti
(monolit). semen Tiga Roda, semen Holcim,
Pada proses pengerjaan semen Gresik, semen Merah Putih,
adukan beton di lapangan sering semen Tonasa dan lainnya. Yang
terjadi permasalahan berupa kesemua jenis (merk) tersebut
pengadukan dan pengecoran akibat memungkinkan mutu dari semen itu
dari pengurangan jumlah penggunaan sendiri berbeda-beda. Perbedaan
air untuk meningkatkan mutu beton, tersebut mingkin dikarenakan banyak

1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT UNTAN


2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT UNTAN
1
sedikitnya campuran dari unsur-unsur Bahan anorganik tersebut antara lain
yang terkandung di dalamnya. Pada terak tanur tinggi (blastfurnace slag),
penelitian ini, peneliti berinovasi pozzoland, senyawa silika, batu
dengan menggunakan semen PCC kapur, dengan kadar total bahan
merk Hocim, Merah Putih dan Tiga anorganik 6 – 35 % dari massa semen
Roda pada adukan beton normal dan portland composite.
pada beton dengan tambahan additive
Additon h.e yang bertujuan untuk 3. METODE PENELITIAN
mengetahui perbandingan nilai kuat Penelitian ini berupa
tekan beton. percobaan yang dilakukan di
Laboratorium Bahan dan Kontruksi
2. TINJAUAN PUSTAKA Fakultas Teknik Universitas
Beton adalah suatu campuran Tanjungpura, dengan jumlah benda
antara semen, agregat dan air, yang uji sebanyak 147 benda uji. Tiap-tiap
menyebabkan terjadinya ikatan kimia variabel semen Portland Composite
yang kuat antara bahan-bahan Cement (PCC) merek Holcim, Merah
tersebut. Bahan air dan semen Putih dan Tiga Roda sebanyak 12
menimbulkan hidrasi yang kemudian benda uji dan 3 benda uji untuk
mengikat butiran-butiran agregat menetukan standar deviasi = 0
menjadi satu. Pekerjaan penelitian meliputi:
Perencanaan campuran beton
yang sering digunakan dalam 3.1. Pemeriksaan material
pelaksanaan konstruksi umumnya Analisa bahan dilakukan
harus dapat memenuhi: terhadap agregat halus (pasir) dan
a. Persyaratan kekuatan agregat kasar (kerikil). Agregat halus
b. Persyaratan keawetan dilakukan Pemeriksaan Kadar Zat
c. Persyaratan kemudahan Organik, Pemeriksaan Kadar
pekerjaan dan Lumpur, Pemeriksaan Kadar air,
d. Persyaratan ekonomis Pemeriksaan Gradasi, Berat Jenis dan
Penyerapan Air dan Pemeriksaan
2.1. Semen Portland Komposit / Berat Volume. Untuk agregat kasar
Portland Composite Cement (PCC) dilakukan Pemeriksaan Kadar Air,
Menurut SNI 17064-2004, Analisis Gradasi, Berat Jenis dan
Semen Portland Campur adalah Penyerapan Air dan Berat Volume
Bahan pengikat hidrolisis hasil Agregat.
penggilingan bersama sama terak
(clinker) semen portland dan gibs 3.2. Perencanaan komposisi
dengan satu atau lebih bahan campuran
anorganik, atau hasil pencampuran Setelah dilakukan analisa
antara bubuk semen portland dengan bahan, maka dapat dilakukan
bubuk bahan bahan anorganik lain.

2
perhitungan campuran beton berbentuk konus berlobang pada
berdasarkan metode SNI 2002. kedua ujungnya, tongkat baja dengan
Adapun langkah-langkah yang bagian ujungnya tajam, lempengan
lakukan di dalam perhitungan besi untuk meletakan corong baja
komposisi campuran dengan metode agar rata. Corong baja diatas lempeng
SNI 2002 yaitu : besi dengan diameter besar dibawah,
a. Merencanakan kuat tekan. dan diameter kecil diatas. Masukan
b. Menentukan deviasi standar. adukan beton muda kedalam corong
c. Menentukan kuat tekan rata- baja sebanyak 1/3 (sepertiga) dari
rata yang direncanakan. volume corong dan ditumbuk
d. Menentukan faktor air semen sebanyak 25 (dua puluh lima) kali
dan penentuan faktor air dengan tongkat baja. Setelah itu
maksimum dan minimum. diamkan selama kurang lebih 60 detik
e. Menentukan nilai slump. dan kemudian angkat corong keatas
f. Menentukan nilai kadar air secara vertical.
bebas.
g. Menentukan jumlah semen 3.4. Perawatan Benda Uji
yang dibutuhkan. Setelah beton yang dicor
berumur 1 (satu) hari (24 Jam),
3.3. Pembuatan benda uji bekesting atau cetakan beton dibuka
Pembuatan benda uji dimulai kemudian benda uji berbentuk
dari proses penimbangan material silinder yang telah dibuka dari
sesuai dengan komposisi campuran cetakannya dimasukan kedalam air
desain SNI 2002 yang telah dihitung, yang telah disediakan di
setelah semuanya siap masuk pada Laboratorium Bahan dan Kontruksi
proses pengadukan campuran, Fakultas Teknik Universitas
pengadukan campuran dilakukan Tanjungpura. Perendaman tersebut
dengan menggunakan mesin molen. dilakukan sampai sampel beton
Pertama pasir dimasukkan dan diikuti tersebut akan ditest / uji kuat tekan,
dengan semen, mesin molen dalam
keadaan berputar sehingga pasir dan 3.5. Uji kuat Tekan
semen dapat tercampur merata, Setelah melewati masa
kemudian agergat kasar (batu) perawatan atau perendaman, benda
dimasukkan sampai campuran uji perlu dikeluarkan untuk
merata. Setelah campuran tersebut dipersiapkan guna uji kuat tekan
merata masukan air. Kemudian silinder sesuai umur harinya (3, 7, 14,
dilakukan uji slump, Percobaan dan 28 hari).
slump ini dilakukan untuk mengukur Rumus untuk menetukan nilai
tingkat kelecakan dari adukan beton. kuat tekan benda uji :
Percobaan ini menggunakan
alat antara lain corong baja yang

3
P (absorbsi) rata-rata sebesar 0,859 %
f' c 
A dan berat volume 1650 kg/m3.
n 
f c 4.2. Hasil uji sampel Kuat
f' c  l
n Tekan
n
4.2.1. Semen Tiga Roda
 ( f ' f c c
' i) 2
Dari hasil pemeriksaan dan
S  l
d
n 1
perhitungan, terlihat adanya
fc’r = f’c - 1,64Sd peningkatan kuat tekan terhadap
beton normal dengan beton yang
Pengetesan silinder beton ini ditambah dengan additive additon
dilakukan ketika beton berumur 3, 7, H.E berdasarkan hasil pengujian.
14, dan 28 hari, ukuran silinder beton Untuk Additon H.E 80 cc, adanya
yang ditest adalah Ø15 cm dan tinggi peningkatan sebesar 9,90% dari
30 cm. 27,648 MPa menjadi 30,385 MPa.
Untuk benda uji Additon H.E
4. ANALISIS HASIL 120 cc, terjadi peningkatan sebesar
PENELITIAN 10,92% dari 27,648 MPa menjadi
4.1. Bahan 30,668 MPa. Untuk Additon H.E 200
Hasil pemeriksaan agregat di cc, adanya peningkatan sebesar
laboratorium diperoleh bahwa agregat 17,41% dari 27,648 MPa menjadi
halus (pasir) mempunyai modulus 32,460 MPa.
kehalusan butir 2,733, kadar lumpur Dari hasil tersebut dapat
sebesar 1,299%, kadar air 2,965%, disimpulkan bahwa sesuai dengan
penyerapan (absorbsi) rata-rata brosur Additon, bahwa dengan
sebesar 0,604 % dan berat volume menambahkan Additon H.E sesuai
1680 kg/m3. Untuk hasil dengan ketentuan maka kuat tekan
pemerikasaan agregat kasar (batu), yang dihasilkan akan lebih tinggi dari
modulus kehalusan butir sebesar beton normal.
2,987, kadar air 1,232%, penyerapan

4
Tabel 1. Perbandingan Kuat Tekan Rata-rata Variabel Beton Semen Tiga Roda

35

30

25
Kuat Tekan (MPa)

20

15

10

0
0 5 10 15 20 25 30
Umur (Hari)

Gambar 1. Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Variabel Beton Semen Tiga Roda

5
Gambar 2. Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Variabel Beton
Semen Tiga Roda

4.2.2. Semen Holcim MPa. Untuk Additon H.E 200 cc,


Sama seperti Semen Tiga mengalami peningkatan sebesar
Roda sebelumnya, Pada semen 17,86% dari 34,348 MPa menjadi
Holcim juga terlihat adanya 40,481 MPa. Dari hasil tersebut dapat
peningkatan terhadap kuat tekan dari disimpulkan untuk sementara bahwa
beton normal dengan beton yang peningkatan kuat tekan beton masih
ditambah dengan additive addition konsisten dengan peningkatan kuat
H.E. Untuk Additon H.E 80 cc, tekan beton pada semen tiga roda.
adanya peningkatan sebesar 3,85% Dengan menambahkan Additon H.E
dari 34,348 MPa menjadi 35,669 sesuai dengan ketentuan maka kuat
MPa. Untuk Additon H.E 120 cc juga tekan yang dihasilkan akan lebih
terjadi peningkatan sebesar 9,34% tinggi dari beton normal.
dari 34,348 MPa menjadi 37,556

Tabel 2. Perbandingan Kuat Tekan Rata-rata Variabel Beton Semen Holcim

6
Gambar 3. Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Variabel Beton Semen Holcim

Gambar 4. Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Variabel Betonemen Holcim

4.2.3. Semen Merah Putih Additon H.E 120 cc dengan nilai kuat
Perbandingan kuat tekan rata- tekan 34,065 MPa mengalami
rata variabel beton semen Merah Penurunan presentase sebesar 6,49%
Putih, beton normal tanpa additive dan pada saat penggunaan Additon
dengan nilai kuat tekan 31,989 MPa H.E 200 cc dengan nilai kuat tekan
dibandingkan dengan kuat tekan 38,405 MPa mengalami kenaikan
beton dengan tambahan Additon H.E persentase sebesar 20,06%. Kuat
80 cc nilai kuat tekan 34,348 MPa tekannya lebih tinggi dari beton
mengalami kenaikan persentase normal.
sebesar 7,37%, pada saat penggunaan

7
Tabel 3. Perbandingan Kuat Tekan Rata-rata Variabel Beton Semen Merah Putih

Gambar 5. Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Variabel Beton


Semen Merah Putih

8
Gambar 6. Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Variabel Beton
Semen Merah Putih

Tabel 4. Kuat Tekan Rata-rata Beton Semen Merah Putih Standar Deviasi = 0

Dari tabel 3 di atas dapat Hal ini membuktikan bahwa standar


dilihat kuat tekan beton pada umur 28 deviasi = 0 tidak dapat dicapai karna
hari pada benda uji D.1 sebesar adanya sifat beton yang tidak
32,272 MPa, sedangkan pada benda homogen.
uji D.2 sebesar 31,706 MPa dan
benda Uji D.3 sebesar 32,272 MPa.

Tabel 5. Perbandingan Kuat Tekan Rata-rata Beton Semen Berbeda Merk

9
40

35

30
KUAT TEKAN (MPa)

25

20

15
Semen Tiga Roda
10
Semen Holcim
5
Semen Merah Putih
0
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
UMUR (HARI)

Gambar 7. Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Beton Normal


Semen Berbeda Merk

Dari tabel 5 dan Gambar 7, beton semen Tiga Roda = 27,684


perbandingan kuat tekan rata-rata MPa, kuat tekan rata-rata berton
beton normal untuk semen berbeda semen Holcim = 34,348 MPa dan
merk, didapat kuat tekan rata-rata kuat tekan rata-rata
beton semen Merah Putih 31,989 MPa.

Tabel 6. Persentase Kenaikan Kuat Tekan Untuk Semen Berbeda Merk

Dari tabel 6 dapat dilihat


persentase kenaikan kuat tekan beton
semen merah putih terhadap semen
tiga roda sebesar 15,700 % dan
persentase kenaikan beton holcim
terhadap beton semen merah putih
sebesar 7,375

10
5. KESIMPULAN menggunakan semen tiga roda
Dari hasil penelitian dan didapat f’c = 27,684 MPa, semen
analisi data yang telah dilakukan, holcim didapat f’c = 34,348 MPa
maka dapat disimpulkan beberapa hal dan semen merah putih didapat
sebagai berikut: f’c = 31,989 MPa.
a. Kuat tekan rata-rata pada beton e. Nilai standard deviasi = 0 tidak
semen tiga roda dengan bisa di capai karena adanya sifat
tambahan additon h.e 80 cc beton yang tidak homogen.
mengalami peningkatan sebesar
9,90% terhadap beton DAFTAR PUSTAKA
normal,mpada benda uji additon ASTM C33.2004. “Standard
h.e 120 cc terjadi peningkatan Spesification For
sebesar 10,92%, dan pada benda Concrete Aggregates”,
uji additon h.e 200 cc juga Annual Books of ASTM
mengalami peningkatan sebesar Standard, USA
17,41%.
b. Kuat tekan rata-rata pada beton Djaja Mungok, Chrisna, 2003. Buku
semen holcim dengan tambahan Ajar Bahan
additon h.e 80 cc mengalami Bangunan/Teknologi
peningkatan sebesar 3,85% Beton, Universitas
terhadap beton normal, Tanjung Pura : Pontianak.
sedangkan pada benda uji
additon h.e 120 cc terjadi Mulyono, Tri. (2003). Teknologi
peningkatan sebesar 9,34%, pada Beton. Andi : Yogyakarta.
benda uji additon h.e 200 cc juga
mengalami peningkatan sebesar SNI 03-2847-2002, “Tata Cara
17,86%. Pencampuran Beton”,
c. Kuat tekan rata-rata pada beton 2002.
semen merah putih dengan
tambahan additon h.e 80 cc SNI 15-7064-2004, Semen Portland
mengalami peningkatan sebesar Composite, 2004
7,37% terhadap beton normal,
sedangkan pada benda uji Wagianto. 2014. Studi Eksperimen
additon h.e 120 cc terjadi Kuat Tekan Dan Tarik
peningkatan sebesar 6,49%, dan Belah Beton Normal
pada benda uji additon h.e 200 cc Dengan Semen Jenis Pcc
juga mengalami peningkatan Berbeda Merk.
sebesar 20,06%. Pontianak. Fakultas
d. Nilai kuat tekan rata-rata untuk Teknik Universitas
beton normal dengan Tanjungpura.

11

Anda mungkin juga menyukai