Abstract:
This paper presents the influence of the use of h.e. Additon to normal concrete Portland
Composite Cement (PCC) Holcim brand, red white and three wheels. The test objects that
are created with the size of the cylinder-shaped Ø 15 cm high-30 cm. determination of
concrete mixture using the method of SNI 2002. The quality of concrete which was planned
was fc′ = 20 Mpa. From the results of research on three wheel cement, variations in
additon h.e 80 cc has increased strongly press of 9.90% to normal concrete. While 120 cc
variation experienced an increase of 10.92%. And 200 cc variation experienced an
increase of 17.41%. At holcim cement, variations in additon h. e 80 cc has increased
strongly press of 3.85% to normal concrete. While 120 cc variation experienced an
increase of 9.34%. And 200 cc variation experienced an increase of 17.86%. Whereas, in a
red and white cement, variations in additon h. e 80 cc has increased strongly press of
7.37% to normal concrete. While 120 cc variation experienced an increase of 6.49%. And
200 cc variation experienced an increase of 20.06%.
2
perhitungan campuran beton berbentuk konus berlobang pada
berdasarkan metode SNI 2002. kedua ujungnya, tongkat baja dengan
Adapun langkah-langkah yang bagian ujungnya tajam, lempengan
lakukan di dalam perhitungan besi untuk meletakan corong baja
komposisi campuran dengan metode agar rata. Corong baja diatas lempeng
SNI 2002 yaitu : besi dengan diameter besar dibawah,
a. Merencanakan kuat tekan. dan diameter kecil diatas. Masukan
b. Menentukan deviasi standar. adukan beton muda kedalam corong
c. Menentukan kuat tekan rata- baja sebanyak 1/3 (sepertiga) dari
rata yang direncanakan. volume corong dan ditumbuk
d. Menentukan faktor air semen sebanyak 25 (dua puluh lima) kali
dan penentuan faktor air dengan tongkat baja. Setelah itu
maksimum dan minimum. diamkan selama kurang lebih 60 detik
e. Menentukan nilai slump. dan kemudian angkat corong keatas
f. Menentukan nilai kadar air secara vertical.
bebas.
g. Menentukan jumlah semen 3.4. Perawatan Benda Uji
yang dibutuhkan. Setelah beton yang dicor
berumur 1 (satu) hari (24 Jam),
3.3. Pembuatan benda uji bekesting atau cetakan beton dibuka
Pembuatan benda uji dimulai kemudian benda uji berbentuk
dari proses penimbangan material silinder yang telah dibuka dari
sesuai dengan komposisi campuran cetakannya dimasukan kedalam air
desain SNI 2002 yang telah dihitung, yang telah disediakan di
setelah semuanya siap masuk pada Laboratorium Bahan dan Kontruksi
proses pengadukan campuran, Fakultas Teknik Universitas
pengadukan campuran dilakukan Tanjungpura. Perendaman tersebut
dengan menggunakan mesin molen. dilakukan sampai sampel beton
Pertama pasir dimasukkan dan diikuti tersebut akan ditest / uji kuat tekan,
dengan semen, mesin molen dalam
keadaan berputar sehingga pasir dan 3.5. Uji kuat Tekan
semen dapat tercampur merata, Setelah melewati masa
kemudian agergat kasar (batu) perawatan atau perendaman, benda
dimasukkan sampai campuran uji perlu dikeluarkan untuk
merata. Setelah campuran tersebut dipersiapkan guna uji kuat tekan
merata masukan air. Kemudian silinder sesuai umur harinya (3, 7, 14,
dilakukan uji slump, Percobaan dan 28 hari).
slump ini dilakukan untuk mengukur Rumus untuk menetukan nilai
tingkat kelecakan dari adukan beton. kuat tekan benda uji :
Percobaan ini menggunakan
alat antara lain corong baja yang
3
P (absorbsi) rata-rata sebesar 0,859 %
f' c
A dan berat volume 1650 kg/m3.
n
f c 4.2. Hasil uji sampel Kuat
f' c l
n Tekan
n
4.2.1. Semen Tiga Roda
( f ' f c c
' i) 2
Dari hasil pemeriksaan dan
S l
d
n 1
perhitungan, terlihat adanya
fc’r = f’c - 1,64Sd peningkatan kuat tekan terhadap
beton normal dengan beton yang
Pengetesan silinder beton ini ditambah dengan additive additon
dilakukan ketika beton berumur 3, 7, H.E berdasarkan hasil pengujian.
14, dan 28 hari, ukuran silinder beton Untuk Additon H.E 80 cc, adanya
yang ditest adalah Ø15 cm dan tinggi peningkatan sebesar 9,90% dari
30 cm. 27,648 MPa menjadi 30,385 MPa.
Untuk benda uji Additon H.E
4. ANALISIS HASIL 120 cc, terjadi peningkatan sebesar
PENELITIAN 10,92% dari 27,648 MPa menjadi
4.1. Bahan 30,668 MPa. Untuk Additon H.E 200
Hasil pemeriksaan agregat di cc, adanya peningkatan sebesar
laboratorium diperoleh bahwa agregat 17,41% dari 27,648 MPa menjadi
halus (pasir) mempunyai modulus 32,460 MPa.
kehalusan butir 2,733, kadar lumpur Dari hasil tersebut dapat
sebesar 1,299%, kadar air 2,965%, disimpulkan bahwa sesuai dengan
penyerapan (absorbsi) rata-rata brosur Additon, bahwa dengan
sebesar 0,604 % dan berat volume menambahkan Additon H.E sesuai
1680 kg/m3. Untuk hasil dengan ketentuan maka kuat tekan
pemerikasaan agregat kasar (batu), yang dihasilkan akan lebih tinggi dari
modulus kehalusan butir sebesar beton normal.
2,987, kadar air 1,232%, penyerapan
4
Tabel 1. Perbandingan Kuat Tekan Rata-rata Variabel Beton Semen Tiga Roda
35
30
25
Kuat Tekan (MPa)
20
15
10
0
0 5 10 15 20 25 30
Umur (Hari)
Gambar 1. Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Variabel Beton Semen Tiga Roda
5
Gambar 2. Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Variabel Beton
Semen Tiga Roda
6
Gambar 3. Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Variabel Beton Semen Holcim
4.2.3. Semen Merah Putih Additon H.E 120 cc dengan nilai kuat
Perbandingan kuat tekan rata- tekan 34,065 MPa mengalami
rata variabel beton semen Merah Penurunan presentase sebesar 6,49%
Putih, beton normal tanpa additive dan pada saat penggunaan Additon
dengan nilai kuat tekan 31,989 MPa H.E 200 cc dengan nilai kuat tekan
dibandingkan dengan kuat tekan 38,405 MPa mengalami kenaikan
beton dengan tambahan Additon H.E persentase sebesar 20,06%. Kuat
80 cc nilai kuat tekan 34,348 MPa tekannya lebih tinggi dari beton
mengalami kenaikan persentase normal.
sebesar 7,37%, pada saat penggunaan
7
Tabel 3. Perbandingan Kuat Tekan Rata-rata Variabel Beton Semen Merah Putih
8
Gambar 6. Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Variabel Beton
Semen Merah Putih
Tabel 4. Kuat Tekan Rata-rata Beton Semen Merah Putih Standar Deviasi = 0
9
40
35
30
KUAT TEKAN (MPa)
25
20
15
Semen Tiga Roda
10
Semen Holcim
5
Semen Merah Putih
0
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
UMUR (HARI)
10
5. KESIMPULAN menggunakan semen tiga roda
Dari hasil penelitian dan didapat f’c = 27,684 MPa, semen
analisi data yang telah dilakukan, holcim didapat f’c = 34,348 MPa
maka dapat disimpulkan beberapa hal dan semen merah putih didapat
sebagai berikut: f’c = 31,989 MPa.
a. Kuat tekan rata-rata pada beton e. Nilai standard deviasi = 0 tidak
semen tiga roda dengan bisa di capai karena adanya sifat
tambahan additon h.e 80 cc beton yang tidak homogen.
mengalami peningkatan sebesar
9,90% terhadap beton DAFTAR PUSTAKA
normal,mpada benda uji additon ASTM C33.2004. “Standard
h.e 120 cc terjadi peningkatan Spesification For
sebesar 10,92%, dan pada benda Concrete Aggregates”,
uji additon h.e 200 cc juga Annual Books of ASTM
mengalami peningkatan sebesar Standard, USA
17,41%.
b. Kuat tekan rata-rata pada beton Djaja Mungok, Chrisna, 2003. Buku
semen holcim dengan tambahan Ajar Bahan
additon h.e 80 cc mengalami Bangunan/Teknologi
peningkatan sebesar 3,85% Beton, Universitas
terhadap beton normal, Tanjung Pura : Pontianak.
sedangkan pada benda uji
additon h.e 120 cc terjadi Mulyono, Tri. (2003). Teknologi
peningkatan sebesar 9,34%, pada Beton. Andi : Yogyakarta.
benda uji additon h.e 200 cc juga
mengalami peningkatan sebesar SNI 03-2847-2002, “Tata Cara
17,86%. Pencampuran Beton”,
c. Kuat tekan rata-rata pada beton 2002.
semen merah putih dengan
tambahan additon h.e 80 cc SNI 15-7064-2004, Semen Portland
mengalami peningkatan sebesar Composite, 2004
7,37% terhadap beton normal,
sedangkan pada benda uji Wagianto. 2014. Studi Eksperimen
additon h.e 120 cc terjadi Kuat Tekan Dan Tarik
peningkatan sebesar 6,49%, dan Belah Beton Normal
pada benda uji additon h.e 200 cc Dengan Semen Jenis Pcc
juga mengalami peningkatan Berbeda Merk.
sebesar 20,06%. Pontianak. Fakultas
d. Nilai kuat tekan rata-rata untuk Teknik Universitas
beton normal dengan Tanjungpura.
11