Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PERBEDAAN SUMBER FLY ASH TERHADAP

KARAKTERISTIK MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH


CONCRETE

NASKAH PUBLIKASI

untuk memenuhi sebagian persyaratan


mencapai derajat S1 TeknikSipil

diajukanoleh :

SITI KHOLISHOH
NIM :D 100 100 062

kepada

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

 
PENGARUH PERBEDAAN SUMBER FLY ASH TERHADAP KARAKTERISTIK MEKANIK
HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

Siti Kholishoh (D100 100 062)1)


1)
Jurusan Teknik Sipil FT Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura
Surakarta
e-mail : cholis_elipo04@yahoo.com

ABSTRACT
This research was carried out by using fly ash from power plant fly ash Jepara and coming from UD Sinar
Mandiri Mojosongo as partial cement replacement material. This study aims to determine the effect of different
sources of fly ash on the mechanical characteristics of concrete with high volume fly ash mixtures. This study
used a test specimen in the form of cubes, cylinders and beams. After doing research and testing results show
that the fly ash from the power plant Jepara including specification of class C, while the fly ash from the UD
Sinar Mandiri Mojosongo not included in the specification of the class C, M, and N. The results show the
compressive strength, tensile strength and strong bending in the normal concrete are higher. While normal
concrete absorbs more water than the concrete mixed with high volume of fly ash.
Keywords: concrete, fly ash, the mechanical characteristics of concrete
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan fly ash dari PLTU Jepara dan fly ash yang berasal dari
UD Sinar Mandiri Mojosongo sebagai bahan pengganti sebagian semen. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh perbedaan sumber fly ash terhadap karakteristik mekanik beton dengan campuran high
volume fly ash. Penelitian ini menggunakan benda uji yang berbentuk kubus, silinder dan balok . Setelah
dilakukan penelitian dan pengujian hasilnya menunjukkan bahwa fly ash dari PLTU Jepara termasuk spesifikasi
kelas C, sedangkan fly ash yang berasal dari UD Sinar Mandiri Mojosongo tidak termasuk dalam spesifikasi
kelas C, F, dan N. Hasil pengujian menunjukkan kuat tekan, kuat tarik dan kuat lentur pada beton normal
hasilnya lebih tinggi. Sedangkan beton normal lebih menyerap air dari pada beton yang dicampur dengan high
volume fly ash.
Kunci : Beton, fly ash, karakteristik mekanik beton
LEMBAR PENGESAHAN
PENDAHULUAN 1. Semen Portland
Beton merupakan suatu komposisi dari bahan Semen portland adalah semen hidrolis yang
semen, agregat halus, agregat kasar dan air. Salah dihasilkan dengan cara menggiling terak semen
satu bahan yang digunakan sebagai bahan pengganti Portland terutama yang terdiri atas kalsium silikat
sebagian semen adalah fly ash. Fly ash merupakan yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama
sisa pembakaran dari batu bara. Unsur yang dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih
terkandung dalam fly ash (abu terbang) antara lain bentuk Kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh
Oksida Silika (SiO2), Oksida Alumina (Al2O3), ditambah dengan bahan tambah lain (SNI 15-
Oksida besi (Fe2O3), dan Trioksida Sulfur (SO3). 2049-2004).
Apabila direaksikan secara kimia dengan temperature 2. Agregat
biasa maka akan membentuk senyawa yang sifatnya Mengingat bahwa agregat menempati 70-75%
mengikat (Nugraha dan Antoni, 2007). dari total volume beton maka kualitas agregat
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sangat berpengaruh terhadap kualitas beton.
pengaruh perbedaan sumber fly ash terhadap Dengan agregat yang baik, beton dapat dikerjakan
karakteristik mekanik beton dengan menggunakan (workable), kuat, tahan lama (durable) dan
campuran high volume fly ash. Dimana high volume ekonomis. Agregat itu dibedakan menjadi 2
fly ash yang dimaksud, dengan menggunakan macam yaitu agregat halus dan agregat kasar
proporsi fly ash lebih tinggi berkisar 50% sebagai (ASTM C33-86 dalam Subakti,1995)
pengganti sebagian semen. Karakteristik mekanik 3. Air
beton yang dimaksud adalah kuat tekan, kuat tarik Air merupakan suatu pembentuk campuran
belah, kuat lentur, berat isi beton, dan serapan air beton untuk memicu suatu reaksi kimia pada semen
beton (Kurniawandy, dkk.2011). dan untuk membasahi agregat dalam suatu
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : campuran beton serta mempermudah dalam
1. Bagaimana rancangan campuran high volume fly pekerjaan beton. Syarat umum air yang bisa
ash untuk pembuatan beton mutu normal? digunakan untuk campuran beton antara lain : air
2. Bagaimana cara untuk mengetahui karakteristik harus bersih, tidak boleh mengandung minyak,
mekanik pada beton? asam, alkali, zat organis atau bahan lainnya yang
3. Bagaimana perbandingan antara campuran dapat merusak beton (ACI 318-89:2-2) dalam
beton normal dengan campuran yang (Mulyono, 2004:53).
menggunakan bahan fly ash? 4. Fly Ash
Adapun batas masalah yang dibatasi dalam penelitian Fly ash (abu terbang) adalah bagian dari sisa
ini adalah : pembakaran batu bara pada boiler pembangkit
1. Semen yang digunakan adalah semen PPC. listrik tenaga uap dan industri yang berbentuk
2. Bahan pengganti sebagian semen yang partikel halus dan bersifat pozzoland, berarti abu
digunakan untuk campuran beton adalah fly ash terbang tersebut dapat bereaksi dengan kapur pada
dari PLTU Jepara dan fly ash yang berasal dari suhu kamar (24°C-27°C) dengan adanya media air
UD Sinar Mandiri Mojosongo. membentuk senyawa yang sifatnya mengikat
3. Pengujiannya antara lain kuat tekan, kuat tarik (Tjokrodimulyo, 1996) dalam (Suarnita, 2011).
belah, kuat lentur, berat isi, dan serapan air beton. Menurut ASTM C 618-03 fly ash itu dibagi menjadi
3 kelas yaitu kelas C, kelas F, dan kelas N.
LANDASAN TEORI
Bahan-Bahan Campuran Beton METODE PENELITIAN
Bahan-bahan yang digunakan untuk campuran Metode yang digunakan dalam penelitian ini
beton terdiri dari semen, agregat halus, agregat kasar, menggunakan metode eksperimen laboratorium.
air, dan bahan pengganti sebagian semen bila Metode eksperimen laboratorium yaitu suatu
diperlukan. Dalam perencanaan suatu campuran metode yang digunakan untuk melakukan suatu
bahan-bahan material harus memenuhi syarat. percobaan atau penelitian secara langsung. Benda
Bahan campuran beton :
uji yang digunakan dalam penelitian ini sebagai meliputi kuat tekan, kuat tarik belah, kuat
berikut: lentur, berat isi beton, dan serapan air beton.
Tabel 1. Ukuran Penampang Benda Uji 6. Tahap VI (Analisis Data)
No Pengujian Ukuran (cm) Umur (hari) Pada tahap ini data yang diperoleh dari hasil
1 Kuat tekan Panjang : 15 14,28,56
Diameter: 15 pengujian lalu dianalisis dan dibahas.
2 Kuat tarik belah 56
Tinggi : 30 7. Tahap VII (Kesimpulan)
Panjang : 60
3 Kuat lentur Lebar : 15 56 Maka pada tahap inin baru bisa disimpulkan
Tinggi : 20 berdasarkan data yang sudah dihasilkan dan
Diameter: 15
4 Berat isi -
Tinggi : 30 dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.
Diameter: 10
5 Serapan air 56
Tinggi : 5
Rancangan Mix Design HASIL DAN PEMBAHASAN
Rancangan mix design digunakan untuk Hasil penelitian yang dilakukan dilaboratorium
menentukan proporsi suatu bahan material dalam Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta
membuat campuran beton. , merupakan suatu pencarian data yang mengacu
Tabel 2. Proporsi Campuran Beton pada perumusan masalah, yaitu untuk mengetahui
Nam Semen Pasir Kerikil Air Fly Ash bahan-bahan material yang digunakan sudah
No
a (kg) (kg) (kg) (lt) (kg) memenuhi syaratatau tidak, dan untuk mengetahui
1 K1 345.45 755.82 1133.73 190 -
2 K2 172.73 755.82 1133.73 190 172.73 pengaruh penambahan high volume fly ash.
3 K3 172.73 755.82 1133.73 190 172.73 Hasil Pengujian Agregat
Keterangan : Pengujian agregat meliputi kandungan zat organic,
K1= Beton normal kandungan lumpur, berat jenis, serapan air, dan
K2= Beton yang dicampur dengan fly ash dari gradasi.
PLTU Jepara Tabel 3. Hasil Pengujian Agregat
K3= Beton yang dicampur dengan fly ash yang Hasil Pengujian
berasal dari UD Sinar Mandiri Mojosongo Jenis
Agregat Agregat Standar SNI
Pengujian
Tahap-Tahap Penelitian Halus Kasar
Larutan
1. Tahap I (Persiapan) Kandungan NaOH 3%
- No 1-3
Pada tahap ini semua bahan material dan zat organik berwarna
kuning
alat-alat yang diperlukan harus dipersiapkan Kandungan
3.67 % - Maksimum 5 %
terlebih dahulu. lumpur
Berat jenis
2. Tahap II (Uji Bahan Material) kering (SSD)
2.659 % 2.638 2.5-2.7
Bahan untuk pembuatan campuran beton Berat jenis
2.714 2.649 -
semu
dilakukan pengujian. Bahan yang di uji antara
Berat jenis
2.628 2.630 -
lain agregat halus, agregat kasar dan fly ash. curah kering
3. Tahap III (Pembuatan Benda Uji) Penyerapan - Max 5 % (AH)
1.215 0.255
air - Max 3 % (AK)
Semua bahan yang sudah memenuhi syarat Modulus - 1.5-3.8 (AH)
3.28 7.05
kemudian dicampur dan diaduk menjadi satu halus butir - 5-8 (AK)

serta dilakukan pengujian slump. (sumber: hasil penelitian)


Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
4. Tahap IV (Perawatan Benda Uji) bahan-bahan material yang digunakan dalam
Benda uji yang sudah dibuat kemudian campuran beton sudah memenuhi syarat.
dilakukan perawatan dengan cara direndam
didalam air sampai dengan umur yang
ditentukan.
5. Tahap V (Pengujian)
Setelah dilakukan perawatan kemudian
benda uji dilakukan pengujian. Pengujian ini
Persentase lolos komulatif (%)
120 Tabel 5. Hasil Pengujian Fly Ash
100 Kode Benda Uji
No Parameter Satuan
A B
80 1 SiO2 24.110 32.5900 %
60 2 CaO 0.7182 0.8753 %
3 MgO 3.1117 4.6351 %
40 4 Fe2O3 6.9445 6.4722 %
5 Al2O3 13.3993 12.6828 %
20
6 TiO2 0.8420 0.8120 %
0 (sumber : hasil penelitian)
0 2 4 6 8 10 Dari kadar (SiO2+Fe2O3+Al2O3) didapat
Batas Atas Gradasi 3 Persentase Lolos
benda uji A (fly ash yang berasal dari UD Sinar
Batas Bawah Gradasi 3
Mandiri Mojosongo) sebesar 44.4538% dan benda
Ukuran Ayakan (mm)
uji B (Fly ash dari PLTU Jepara) sebesar 51.745%
Gambar 1. Grafik hubungan antara ukuran ayakan sehingga benda uji A tidak termasuk kelas C dan
dengan presentase lolos komulatif kelas F sedangkan batas (SiO2+Fe2O3+Al2O3)
Dari gambar 1 bahwa agregat masuk pada kelas C minimal 50% kelas (SiO2+Fe2O3+Al2O3)
gradasi 3.Sehingga agregat halus termasuk pasir minimal 70%. Maka yang masuk pada kelas C
halus (Mulyono, 2004). adalah benda uji B (Fly ash dari PLTU Jepara)
120
(ASTM C618-03).
100
80 Hasil Pengujian Slump
Persen lolos
ayakan (%)

60 Masing-masing campuran adukan beton


40 dilakukan pengujian slump. Nilai slump diperlukan
20
0
untuk mengetahui tingkat kinerja beton dari
0.15 0.6 2.4 9.6 38.4 campuran beton.
kurva 2 kurva 4 Tabel 6. Hasil Pengujian Slump
Persentase Lolos kurva 3 No Nama Nilai Slump Satuan
1 K1 5 cm
Ukuran Saringan (mm) 2 K2 5.5 cm
3 K3 3 cm
Gambar 2. Grafik hubungan antara ukuran ayakan (Sumber : hasil penelitian)
dengan presentase lolos komulatif Keterangan :
Dari gambar 2 agregat kasar masuk pada batas K1 = Beton normal
gradasi agregat untuk besar butir maksimum 20 K2 = Beton yang dicampur dengan fly ash dari
mm (Mulyono, 2004). PLTU
K3 = Beton yang dicampur dengan fly ash yang
Hasil Pengujian Fly Ash
berasal dari UD Sinar Mandiri Mojosongo.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui Beton yang dicampur dengan high volume fly
kandungan unsur kimia yang terdapat di dalam fly ash dari PLTU Jepara, nilai slump yaitu 5.5 cm
ash baik yang berasal fly ash dari PLTU Jepara sedangkan beton yang dicampur dengan high
maupun fly ash yang berasal dari UD Sinar Mandiri volume fly ash yang berasal dari UD Sinar Mandiri
Mojosongo. Mojosongo, nilai slump yaitu 3 cm. Sehingga
Tabel 4. Senyawa Kimia pada Fly Ash dengan penurunannya sedikit maka beton segar
Senyawa
Kelas masih terlihat kental sehingga dapat mempengaruhi
N F C kekuatan beton.
SiO2 + Al2O3 + Fe2O3 min (%) 70 70 50
SO3, max (%) 4 5 5
Kadar air, max (%) 3 3 3
Kehilangan panas, max (%) 10 6A 6
(Sumber: ASTM C 618 – 03)
Hasil Karakteristik Mekanik Beton mengakibatkan keropos pada benda uji sehingga
1. Hasil Pengujian Kuat Tekan mempengaruhi penurunan kekuatan beton. Beton
Tabel 7. Analisis Kuat Tekan Beton yang dicampur dengan high volume fly ash pada
Kode
Umur Berat Pmax A fc Rata-Rata beton, kekuatan beton yang dihasilkan juga
(hari) (kg) (kg) (cm) (kg/cm2) (MPa)
menurun (Kurniawandy, dkk. 2011).
K1-1 8.245 44000 225 195.556
Bila dibandingkan nilai kekuatan beton yang
K1-2 14 8.095 44000 225 195.556 19.556
K1-3 7.930 45000 225 200.000
dicampur dengan high volume fly ash yang berasal
K1-1 7.990 42000 225 186.667 dari PLTU jepara dan fly ash yang berasal dari UD
K1-2 28 8.165 45700 225 203.111 20.004 Sinar Mandiri Mojosongo nilai kekuatannya lebih
K1-3 8.055 47600 225 211.556 tinggi fly ash dari PLTU jepara. Jadi fly ash dari
K1-1 8.080 49100 225 218.222
PLTU lebih baik digunakan sebagai bahan
K1-2 56 7.915 55700 225 247.556 23.087
pengganti sebagian semen dalam campuran beton
K1-3 8.100 55900 225 248.444
K2-1 7.975 29300 225 130.222 dari pada fly ash yang berasal dari UD Sinar
K2-2 14 8.085 31400 225 139.556 13.748 Mandiri Mojosongo.
K2-3 7.870 32000 225 142.222 2. Hasil Pengujian Kuat Tarik Belah
K2-1 8.230 29400 225 130.667 Tabel 8. Analisis Kuat Tarik Belah
K2-2 28 8.310 31400 225 139.556 13.630 Rata-
Umur Berat Pmax fct fct
K2-3 8.060 31200 225 138.667 Kode Rata
(hari) (kg) (kg) (kg/cm2) (MPa)
K2-1 8.110 40200 225 178.667 (MPa)
56 17.578 K1-1 12.460 10400 46.222 4.622
K2-2 8.050 38900 225 172.889
K1-2 56 12.210 15000 66.667 6.667 5.926
K3-1 8.15 18900 225 84.000
K1-3 12.185 14600 64.889 6.489
K3-2 14 7.895 20200 225 89.778 8.815
K2-1 12.325 8000 35.556 3.556
K3-3 7.995 20400 225 90.667
K2-2 56 12.055 8400 37.333 3.733 3.882
K3-1 8.165 27400 225 121.778
K2-3 12.460 9400 41.778 4.178
K3-2 28 8.150 30000 225 133.333 13.007
K3-1 12.265 7400 32.889 3.289
K3-3 8.130 30400 225 135.111
K3-2 56 12.540 7400 32.889 3.289 3.467
K3-1 8.265 32000 225 142.222
K3-3 12.665 8600 38.222 3.822
K3-2 56 8.04 35200 225 156.444 15.526
K3-3 8.075 37600 225 167.111 (sumber : hasil penelitian)
(sumber : hasil penelitian) Berdasarkan rata-rata kuat tarik belah beton
Berdasarkan rata-rata kuat tekan dan benda uji dan benda uji pada beton normal dan beton yang
maka dapat digambarkan grafik sebagai berikut : dicampur dengan high volume fly ash maka di
25.500 dapatkan gambar diagram rata-rata kuat tarik belah
23.807
Rata-Rata Kuat Tekan

20.044 beton sebagai berikut:


17.000 19.556 17.578
13.630
Beton (MPa)

15.526
Rata-Rata Kuat Tarik

13.748 K1 8.000
Belah Beton (MPa)

13.007 K1 = 5.926
8.500 8.815 K2 6.000
K2 = 3.822 K3 = 3.467
K3 4.000
0.000
0 14 28 42 56 70 2.000
0.000
Umur Beton (Hari)
1 2 3
Gambar 3. Grafik hubungan rata-rata kuat tekan beton Benda Uji
dengan umur beton Gambar 4. Diagram hasil rata-rata kuat tarik belah beton
Dari gambar 3 maka dapat dilihat bahwa Dilihat dari gambar 4 beton yang berumur 56
semakin bertambahnya umur beton maka kekuatan hari rata-rata kuat tarik belah beton normal dengan
beton semakin bertambah. Tetapi pada penelitian beton yang dicampur dengan high volume fly ash
ini beton yang dicampur dengan high volume fly dari PLTU Jepara kuat tarik belahnya hampir
ash yang berasal dari PLTU Jepara kekuatan beton mendekati. Tetapi hasil kuat tarik belah beton
yang berumur 28 hari mengalami penurunan. normal nilainya lebih tinggi dari pada beton yang
Kemungkinan disebabkan terlalu kentalnya beton dicampur dengan high volume fly ash. Jadi
segar dan nilai slump yang rendah serta bisa campuran high volume fly ash pada beton dapat
mempengaruhi penurunan kuat tarik belah beton 4. Hasil Pengujian Berat Isi Beton
(Kurniawandy, dkk. 2011). Bila dibandingkan fly Tabel 10. Analisis Berat Isi Beton
ash dari PLTU Jepara itu lebih baik dari pada fly Kode
Berat Cetakan Berat cetakan Berat isi Rata-Rata
(kg) + pasta (kg) (kg/m3) (kg/m3)
ash yang berasal dari UD Sinar Mandiri
K1-1 12.325 24.150 2231.658
Mojosongo. K1-2 11.365 23.550 2299.599 2287.017
3. Hasil Pengujian Kuat Lentur K1-3 11.465 23.810 2329.795
Tabel 9. Analisis Kuat Lentur K2-1 12.325 24.480 2293.937
Umur Pmax Fct Fct Rata-Rata K2-2 11.465 23.780 2324.133 2320.359
Kode
(hari) (kg) (kg/cm2) (MPa) (MPa) K2-3 11.365 23.780 2343.005
K1-1 2250 30.938 3.094 K3-1 12.345 24.350 2265.629
K1-2 56 2750 37.813 3.781 3.713 K3-2 11.465 23.790 2265.629 2295.824
K1-3 3100 42.625 4.263 K3-3 11.865 24.350 2356.216
K2-1 1850 25.438 2.544 (sumber : hasil penelitian)
K2-2 56 1850 25.438 2.544 2.567
K2-3 1900 26.125 2.612
Dari tabel 10 dapat digambar diagram rata-rata
K3-1 1600 22.000 2.200 berat isi beton sebagai berikut :
K3-2 56 1650 22.688 2.269 2.315 2330
K2=2320.359
K3-3 1800 24.750 2.475 2320

Rata-Rata Berat Isi


(sumber : hasil penelitian)

Beton (kg/m3)
2310
Berdasarkan rata-rata kuat lentur beton maka di 2300 K3=2295.824
dapatkan gambar sebagai berikut: 2290
K1=2287.017
4.000 K1 = 3.713
Rata-Rata Kuat Lentur

2280
3.000 K2 = 2.567
K3 = 2.315 2270
Beton (MPa)

2.000 1 2 3
Benda Uji
1.000

0.000
Gambar 6. Diagram hasil rata-rata berat isi beton
Dari gambar diatas berat isi beton pada beton
1 2 3
Benda Uji yang dicampur dengan high volume fly ash. Pada
Gambar 5. Diagram hasil rata-rata kuat lentur beton penelitian ini didapat berat isi beton yang tertinggi
Dari pengujian kuat lentur beton pada umur 56 fly ash dari PLTU Jepara, sedangkan pada
hari dapat diketahui pola retak beton yang penelitian yang lain berat isi beton normal hasilnya
diakibatkan momen dan lendutan yang terjadi. lebih tinggi dari pada beton yang dicampur dengan
Dari gambar 5 terlihat bahwa beton normal high volume fly ash (Suwarnita, 2011), (Sebayang,
hasil rata-rata kuat lentur beton lebih tinggi dari 2010), (Armeyn, 2014). Hal ini kemungkin ini
pada beton yang dicampur dengan high volume fly disebabkan kurangnya pemadatan pada saat
ash (Dewangga,dkk.2013). Fly ash yang berasal pembuatan benda uji.
dari Sragen nilai kuat lentur beton hampir 5. Hasil Pengujian Serapan Air Beton
mendekati fly ash dari PLTU Jepara. Jika di Tabel 11. Analisis Serapan Air Beton
bandingkan dengan beton normal, fly ash yang W1 W2 Serapan air Rata-Rata
Kode
berasal dari UD Sinar Mandiri Mojosongo nilai (kg) (kg) (%) (%)
kuat lentur beton sepertiga dari beton normal. K1-1 1.085 1.185 9.217
K1-2 1.055 1.160 9.953 9.448
K1-3 1.090 1.190 9.174
K2-1 1.150 1.250 8.696
K2-2 1.010 1.105 9.406 8.745
K2-3 1.045 1.130 8.134
K3-1 1.060 1.150 8.491
K3-2 1.115 1.220 9.417 8.786
K3-3 1.065 1.155 8.451
(sumber : hasil penelitian)
Rata-Rata Serapan 9.600 K1 = 9.448 5. Pada pengujian serapan air beton, beton normal
Air Beton (%) 9.400
9.200 lebih banyak menyerap air dibandingkan dengan
9.000 K2 = 8.745 K3 = 8.786 beton yang dicampur dengan high volume fly
8.800
8.600 ash. Beton yang dicampur dengan high volume
8.400 fly ash dari PLTU Jepara lebih sedikit menyerap
8.200
air dari pada beton yang dicampur dengan high
1 2 3
Benda Uji volume fly ash yang berasal dari UD Sinar
Gambar 7. Diagram hasil rata-rata serapan air beton Mandiri Mojosongo.
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa beton 6. Fly ash yang digunakan dalam penelitian ini
normal pada pengujian serapan air beton hasilnya berasal dari UD Sinar Mandiri Mojosongo tidak
lebih tinggi yaitu 9.448 %. Sedangkan beton yang masuk dalam spesifikasi kelas C, kelas F dan
dicampur dengan high volume fly ash dari PLTU kelas N.
hasilnya 8.745%. Dan beton yang dicampur dengan Hal-hal yang perlu disarankan dari penelitian
high volume fly ash yang berasal dari UD Sinar ini dan untuk penelitian selanjutnya dengan
Mandiri Mojosongo hasilnya 8.786%. Maka beton memanfaatkan fly ash antara lain :
normal lebih menyerap air dari pada beton yang 1. Dalam pembuatan campuran beton slump harus
dicampur dengan high volume fly ash (Andoyo, diperhatikan.
2006). 2. Pada saat pembuatan beton sebaiknya
menggunakan semen portland tipe 1.
KESIMPULAN DAN SARAN 3. Untuk penelitian high volume fly ash
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat selanjutnya dengan menggunakan fas rendah
diambil beberapa kesimpulan antara lain sebagai serta ditambah dengan superplastisizer.
berikut :
1. Beton normal mempunyai kekuatan lebih tinggi DAFTAR PUSTAKA
dibandingkan dengan beton high volume fly ash. ACI 363R-92. 1992. State of the Art Report on
2. Nilai kuat tekan antara beton normal dengan High Strength Concrete.
beton yang dicampur dengan high volume fly America Concrete Institute. ACI 318-89 Building
ash hasilnya lebih tinggi beton normal dan Code Requirements for Reinforce
beton yang dicampur dengan high volume fly Concrete. Part II. Material Concrete
ash hasilnya rendah. Quality. FifthAdition. Skokie. Illinois.
3. Presentase kuat tarik belah beton yang berumur PCA.1990.
56 hari, beton yang dicampur dengan high Armeyn 2014. Kuat Tekan Beton Dengan Fly Ash
volume fly ash dari PLTU Jepara mengalami Ex. PLTU SIJANTANG SAWAHLUNTO.
penurunan 36 % dari beton normal. Sedangkan Jurnal Momentum, 16 (2).
beton yang dicampur dengan high volume fly ASTM. 1995. Concrete and Agregat. Annual Book
ash yang berasal dari UD Sinar Mandiri of ASTM Standart, 4(2). Philadelphia:
Mojosongo presentase penurunannya 41 % dari ASTM, 1995.
beton normal. ASTM C 469-94-02. Standart Test Method for
4. Kuat lentur pada umur 56 hari beton normal Static Modulus of Elasticity and Poissons’s
hasilnya lebih tinggi. Beton yang dicampur Ratio of Concrete in Compression.
dengan high volume fly ash dari PLTU Jepara ASTM C 642-97. Standard Test Method for
presentase penurunan kuat lenturya berkisar Density, Absorption, and Voids in
31% dari beton normal. Beton yang dicampur Hardened Concrete.
dengan high volume fly ash yang berasal dari Davis, R. E., R. W. Carlson, J. W. Kelly, and A. G.
UD Sinar Mandiri Mojosongo hasil pengujian Davis. 1937. Properties of cements and
kuat lentur mengalami penurunan 38% dari concretes containing fly ash. Proceedings,
beton normal. American Concrete Institute 33:577-612.
Helmuth, R. 1987. Fly ash in cement and concrete. Rompas, G. P., Pangouw, J. D., Pandaleke, R., &
Skokie, III.: Portland Cement Association. Mangare, J.B. 2013. Pengaruh
http://normanray.files.wordpress.com/2010/10/kuli pemanfaatan Abu Ampas Tebu sebagai
ah-5a-admixtures.pdf Substitusi Parsial Semen dalam Campuran
Istianto, Muson M. 2010. Kajian Kuat Desak dan Beton Ditinjau terhadap Kuat Tarik Lentur
Modulus Elastisitas Beton dengan Bahan dan Modulus Elastisitas. Jurnal Sipil
tambah Metakolin dan Serat. Skripsi, Statik, 9 (2), 82-89.
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sebayang, Surya. 2010. Pengaruh Kadar Abu
Universits Sebelas Maret Surakarta. Terbang Sebagai Pengganti Sejumlah
Kaur, Inderpreet. 2005. Mechanical Properties of Semen Pada Beton Alir Mutu Tinggi.
High Volume Fly Ash (HVFA) concrete Jurnal Rekayasa, 14 (1).
Subjected to Elevated Temperatur up to SK SNI T15-1991-03. Tata Cara Perhitungan
120˚C. Departemen of Civil Institute of Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
Engineering & Technology (Deemed Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum.
University) Patiala. SNI 1970:2008. Cara Uji Berat Jenis dan
Kohubu, M. 1969. Fly ash and fly ash cement. In Penyerapan Air Agregat Halus. Badan
Proceedings, Fifth international Standardisasi Nasional (BSN).
symposium on the chemistry of cement (1968). Part SNI 03-1972-1990. Metode Pengujian Slump
IV, 75-105. Tokyo: Cement Association of Beton. Departemen Pekerjaan Umum.
Japan. SNI 03-1974-1990. Metode Pengujian Kuat Tekan
Kurniawandy, A., Djauhari, Z., Napitu, E. T., 2011. Beton. Badan Standarisasi Nasional (BSN).
Pengaruh Abu Terbang terhadap SNI 03-2491-2002. Metode Pengujian Kuat Tarik
Karakteristik Mekanik Beton Mutu Tinggi. Belah Beton. Badan Standarisasi Nasional
Jurnal Teknologi, 11 (1), 55-99. (BSN).
Mehta, P. Kumar. 2004. High Performance High SNI 03-2493-1991. Metode Pembuatan dan
Volume Fly Ash Concrete for Sustainable Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium.
Development. International Workshop on Pusjatan-Balitbang
Sustainable Development and Concrete Pekerjaan Umum.
Technology. University of California, SNI 03-2816-1992. Metode Pengujian Kotoran
Berkeley, USA. Organik dalam Pasir untuk Campuran Mortar
Mulyono,Tri. 2004. Teknologi Beton. (2nd ed). atau Beton. Pusjatan-Balitbang Pekerjaan
Yogyakarta : Andi. Umum.
Nawy, Edward G. 1990. Reinforce Concrete a SNI 03-2834-2000. Tata cara pembuatan rencana
Fundamental Approach. Terjemahan. (1st campuran beton normal. Badan
ed). Bandung : PT. Erisco. Standardisasi Nasional (BSN).
Nugraha, Paul & Antoni. 2007. Teknologi beton. SNI 03-4154-1996. Metode Pengujian Kuat Lentur
Yogyakarta : Andi. Beton dengan Balok Uji Sederhana yang
Pitroda, J., Umrigar, F. S., Vidyanagar, V., dkk. Dibebani Terpusat Langsung. Badan
2013. Evaluation of Sorptivity and Water Standarisasi Nasional (BSN).
Absorpsion of Concrete with Partial SNI 15-2049-2004. Semen Portland. Badan
Replacement of Cement by thermal Standardisasi Nasional (BSN).
Industry waste (Fly Ash). International Subakti, Aman. 1995. Teknologi Beton dalam
Journal of Engineering and Innovative Praktek. Surabaya : Institut Teknologi
Technology (IJEIT), 2 (7). Surabaya.
Pujianto, As’at. 2010. Beton Mutu Tinggi dengan Tjokrodimuljo, Kardiyono. 1996. Teknologi Beton.
Bahan Tambah Superplastisizer dan Fly Yogyakarta : Biro Penerbit KMTS FT UGM
Ash. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, 13
(2), 171-180.

Anda mungkin juga menyukai