id
BAB 2
LANDASAN TEORI
Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen
hidrolik (portland cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah
(admixture atau addictive). Untuk mengetahui dan mempeelajari perilaku elemen
gabungan (bahan bahan penyusun beton), diperlukan pengetahuan mengenai
karakteristik masing-masing komponen (Mulyono, 2004).
Beton banyak dipakai secara luas sebagai bahan bangunan. Dalam adukan beton,
air, dan semen membentuk pasta yang disebut pasta semen. Pasta semen ini selain
mengisi pori-pori diantara butiran-butiran agregat halus juga bersifat sebagai
perekat/pengikat dalam proses pengerasan, sehingga butiran-butiran agregat saling
terekat dengan kuat dan terbentuklah suatu massa yang kompak/padat (Kardiono
Tjokrodimuljo, 1996).
Menurut Murdock dan Brook (1986) menyebutkan bahwa beton adalah suatu
bahan bangunan dan bahan konstruksi, yang sifat-sifatnya dapat ditentukan lebih
dahulu dengan mengadakan perencanaan dan pengawasan yang teliti terhadap
bahan-bahan yang dipilih. Bahan-bahan pilihan itu adalah ikatan keras, yang
ditimbulkan oleh reaksi kimia antar semen dan air, serta agregat, dimana semen
yang mengeras itu ber-adhesi dengan baik maupun kurang baik. Agregat boleh
berupa kerikil, batu pecah, sisa bahan mentah tambang, agregat ringan buatan,
pasir, atau bahan sejenis lainnya.
Kekuatan, keawetan, dan sifat beton tergantung dari nilai perbandingan bahan
dasar beton, sifat bahan dasarnya, cara pengadukan, pengerjaan, penuangan,
pemadatan serta perawatan selama proses pengerasan. Untuk membuat beton yang
baik maka harus diperhitungkan cara mendapatkan adukan beton segar yang baik
dan beton keras yang dihasilkan juga baik. Pencapaian kuat beton yang baik perlu
diperhatikan kepadatan dan kekerasan massanya karena umumnya semakin keras
commit to user
6
library.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
Untuk memperoleh kekuatan desak beton yang tinggi ada beberapa faktor yang
harus diperhatikan seperti faktor air semen. Faktor air semen (fas) adalah
perbandingan berat antara air dan semen portland di dalam campuran adukan
beton. Dalam praktek pembuatan beton nilai fas berkisar antara 0,4 sampai dengan
0,6. Hubungan antara faktor air semen dan kuat tekan beton secara umum dapat
ditulis menurut Abrams (dalam Tjokrodimulyo, 1996) dengan persamaan :
1,5.X
f’c = A/B (2.1)
dengan;
A, B = Konstanta
Gambar 2.1 Hubungan Kuat Tekan Dengan Faktor Air Semen (Kardiono
Tjokrodimulyo, 1996)
Selain faktor air semen juga ada beberapa faktor lainnya. Menurut Tri Mulyono
(2004) faktor-faktor tersebut di antaranya:
a. Kualitas semen,
g. Perawatan pada temperatur yang tidak lebih rendah dari 50ºF pada saat beton
hendak mencapai kekuatan,
h. Kandungan klorida tidak melebihi 0,15% dalam beton yang diekspos dan 1%
bagi beton yang tidak diekspos.
Alve Yunus, (2010) menerangkan kualitas beton dapat ditentukan antara lain
dengan pemilihan bahan-bahan pembentuk beton yang baik, perhitungan proporsi
yang tepat, cara pengerjaan dan perawatan beton yang baik, serta pemilihan bahan
tambah yang sesuai dengan dosis optimum yang diperlukan. Bahan pembentuk
beton terdiri atas semen, agregat halus, agregat kasar, air dan bahan tambah
(admixture) jika diperlukan. Untuk pembuatan beton yang baik, material-material
tersebut harus melalui tahap penelitian yang sesuai standar penelitian yang baku
sehingga didapat material yang berkualitas baik.
Fungsi semen adalah untuk merekatkan butiran-butiran agregat agar menjadi suatu
massa yang kompak, padat dan kuat. Selain itu semen juga berfungsi untuk
mengisi rongga-rongga diantara butiran agregat. Semen yang dimaksud dalam
konstruksi beton adalah bahan yang mengeras jika bereaksi dengan air dan lazim
dikenal dengan semen hidraulik (hydraulic cement). Salah satu jenis semen yang
biasa dipakai dalam pembuatan beton ialah semen portland (portland cement)
(Tjokrodimulyo, 1996)
Material-material utama dari semen portland adalah batu kapur yang mengandung
komponen-komponen utama CaO (kapur) dan tanah liat yang mengandung
komponen-komponen SiO2 (silica), Al2O3 (alumina), Fe2O3 (oksida besi), MgO
(magnesium), SO3 (sulfur) serta Na2+K2O (soda/potash). Komposisi dari bahan
utama pembuatan semen dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Kapur (CaO) 60 – 65
Silika (SiO2) 17 – 25
commit to user
library.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
Senyawa ini mengalami hidrasi sangat cepat disertai pelepasan sejumlah besar
panas, berpengaruh besar pada pengerasan semen sebelum umur 14 hari,
kurang ketahanan terhadap agresi kimiawi, paling menonjol mengalami
disintegrasi oleh sulfat air tanah dan kemungkinan sangat besar untuk retak-
retak oleh perubahan volume.
Senyawa ini mengeras dalam beberapa jam dengan melepas sejumlah panas.
Jika kandungan unsur ini lebih besar dari 10% akan menyebabkan kurang
tahan terhadap asam sulfat. Kuantitas yang terbentuk dalam ikatan menentukan
pengaruhnya terhadap kekuatan beton pada awal umurnya terutama dalam 14
hari.
Senyawa ini kurang penting karena tidak begitu besar pengaruhnya terhadap
kekuatan dan kekerasan semen. C4AF hanya berfungsi untuk menyempurnakan
reaksi pada dapur pembakaran pembentukan semen.
Dua unsur pertama (1 dan 2) biasanya merupakan 70-80% dan kandungan berat
semen sehingga merupakan bagian yang paling dominan dalam memberikan sifat
semen (Kardiono Tjokrodimuljo, 1996) Selanjutnya dalam proses setting dan
hardening akibat reaksi antara semen dan air, senyawa-senyawa C3S, C2S, C3A,
commit to user
library.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
Kalsium silikat akan terhidrasi menjadi kalsium hidroksida dan kalsium silikat
hidrat
2(3CaO.SiO2)+6H2O→3CaO.2SiO2.3H2O+Ca(OH)2
2(2CaO.SiO2)+4H2O→3CaO.2SiO2.2H2O+Ca(OH)2
Proses hidrasi C3A akan menghasilkan kalsium aluminat hidrat setelah semua
3CaO.Al2O3+CaO.SO3.2H2O+10H2O→4CaO.Al2O3.SO3.12H2O (kalsium
sulpho aluminat)
4CaO.Al2O3.Fe2O3+2CaO.SO3.2H2O+18H2O→8CaO.Al2O3.Fe2O3.2SO3.
24HO.
1. Tipe I adalah semen portland untuk tujuan umum. Jenis ini paling banyak
diproduksi karena digunakan untuk hampir semua jenis konstruksi.
2. Tipe II adalah semen portland modifikasi, adalah tipe yang sifatnya setengah
tipe IV dan setengah tipe V (moderat).
commit to user
library.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
3. Tipe III adalah semen portland dengan kekuatan awal tinggi. Kekuatan 28 hari
umumnya dapat dicapai dalam 1 minggu. Semen jenis ini umum dipakai ketika
acuan harus dibongkar secepat mungkin atau ketika struktur harus dapat cepat
dipakai.
4. Tipe IV adalah semen portland dengan panas hidrasi rendah, yang dipakai
untuk kondisi dimana kecepatan dan jumlah panas yang timbul harus
minimum. Misalnya pada bangunan masif seperti bendungan gravitasi yang
besar. Pertumbuhan kekuatannya lebih lambat daripada semen tipe I.
5. Tipe V adalah semen portland tahan sulfat, yang dipakai untuk menghadapi
aksi sulfat yang ganas. Umumnya dipakai di daerah dimana tanah atau airnya
memiliki kandungan sulfat yang tinggi.
2.2.2 Agregat
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran beton. Agregat menempati 70-75% dari total volume beton, maka
kualitas agregat akan sangat mempengaruhi kualitas beton, tetapi sifat-sifat ini
lebih bergantung pada faktor-faktor seperti bentuk, dan ukuran butiran pada jenis
batuannya. Berdasarkan butiran, agregat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
agregat halus dan agregat kasar (Yunus, 2010).
a. Agregat Halus
Agregat halus merupakan agregat yang lolos ayakan 4,75 mm. Agregat halus pada
beton dapat berupa pasir alam atau pasir buatan. Pasir alam didapatkan dari hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan (pasir gunung atau pasir sungai). Pasir buatan
adalah pasir yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu atau diperoleh dari hasil
sampingan dari stone crusher. Pasir (fine aggregate) berfungsi sebagai pengisi
pori-pori yang ditimbulkan oleh agregat yang lebih besar (agregat kasar/coarse
aggregate). Kualitas pasir sangat mempengaruhi kualitas beton yang dihasilkan.
Sifat-sifat pasir harus diteliti terlebih dahulu sebelum pasir tersebut digunakan dan
harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan (Yunus, 2010).
commit to user
library.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
b. Agregat Kasar
Agregat kasar adalah agregat yang mempunyai ukuran lebih dari 4,75 mm dan
ukuran maksimumnya 40 mm. Agregat ini harus memenuhi syarat kekuatan,
bentuk, tekstur maupun ukuran. Agregat kasar yang baik bentuknya bersudut dan
pipih (tidak bulat/blondos) (Yunus, 2010).
2.2.3 Air
Air merupakan bahan dasar pembuatan beton yang penting namun harganya
murah. Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta untuk menjadi bahan
pelumas antara butir-butir agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Sifat
dan kualitas air yang digunakan dalam campuran beton akan sangat
mempengaruhi proses, sifat serta mutu beton yang dihasilkan (Yunus, 2010).
Menurut Kardiyono Tjokrodimulyo (1996) untuk bereaksi dengan semen, air yang
diperlukan hanya sekitar 25% dari berat semen, namun dalam kenyataanya nilai
f.a.s yang dipakai sulit kurang dari 0,35 karena beton yang mempunyai proporsi
air yang sangat kecil menjadi kering dan sukar dipadatkan.
Beton tersusun atas material semen, pasir, kerikil, dan air, yang terkadang juga
diberikan bahan-bahan tambah lainnya untuk mencapai performa beton yang
diinginkan. Material semen, walaupun dalam beton digunakan sekitar 7%-15%,
ternyata untuk menghasilkan semen digunakan energi yang cukup besar dan
limbah yang melimpah juga, sehingga akan sangat berpengaruh pada kondisi
lingkungan.
Penggunaan material agregat kerikil dan pasir, yang merupakan bahan penyusun
utama beton, sekitar 80%, apabila penambangannya tidak terkendali dan
serampangan, tentu akan menimbulkan degradasi lingkungan yang cukup besar.
Saat ini perlu dipikirkan penggunaan material penyusun beton yang dibuat dengan
konsep ramah lingkungan, atau diupayakan material lain yang mempunyai
karakteristik, performa dan kekuatan yang menyamai material beton tapi juga
ramah lingkungan.
commit to user
library.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
Sifat yang paling penting dari beton adalah sifat mekaniknya yaitu sifat kekuatan
tekan, kekuatan lentur, dan kekuatan tarik. Sifat beton berubah karena sifat dari
bahan-bahan susun beton yaitu semen, agregat, air maupun perbandingan
campurannya. Sesuai dengan perkembangan teknologi untuk memperbaiki sifat-
sifat beton dan kinerja beton dengan biaya yang murah tanpa mengurangi
mutunya seperti pemanfaatan limbah buangan serat ijuk, sabut kelapa, serat nilon,
abu sekam padi, ampas tebu, sisa kayu, limbah gergajian, abu cangkang sawit, abu
terbang (fly ash), mikrosilika (silica fume), cangkang kemiri dan lain-lain (Sri
Mulyati 2006 dalam Agustina Panggabean, 2012).
Diantara upaya itu adalah dengan mereduksi penggunaan semen sebagai bahan
pengikat beton, dengan melakukan pengkajian dan pemanfaatan material lain
seperti fly ash, hulk ash, Fly Ash, metakaolin, silika fume sebagai pozzolan yang
dapat mengurangi sebagian penggunaan semen.
commit to user
library.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
Bahan campuran tambahan (admixtures) adalah bahan yang bukan air, agregat
maupun semen yang ditambahkan ke dalam campuran sesaat atau selama
pencampuran. Fungsi dari bahan ini adalah untuk mengubah sifat-sifat beton atau
pasta semen agar menjadi cocok untuk pekerjaan tertentu, atau ekonomis untuk
tujuan lain seperti menghemat energi Nawy (dalam Alve Yunus 2010).
Bahan mineral pembantu saat ini banyak ditambahkan ke dalam campuran beton
dengan berbagai tujuan, antara lain untuk mengurangi pemakaian semen,
mengurangi temperatur akibat reaksi hidrasi, mengurangi atau menambah
commit to user
kelecakan beton segar. Cara pemakaiannya pun berbeda-beda, sebagai bahan
library.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
Pozzolan sendiri tidak memiliki sifat semen, tetapi dalam keadaan halus (lolos
ayakan 0,21 mm) bereaksi dengan air dan kapur padam pada suhu normal 24-27oC
menjadi suatu massa padat yang tidak larut dalam air.
Pozzolan dapat dipakai sebagai bahan tambah atau pengganti sebagai semen
portland. Bila pozzolan dipakai sebagai bahan tambah akan menjadikan beton
lebih mudah diaduk, lebih rapat air, dan lebih tahan terhadap serangan kimia.
Beberapa pozzolan dapat mengurangi pemuaian akibat proses reaksi alkaliagregat
(reaksi alkali dalam semen dengan silika dalam agregat), dengan demikian
mengurangi retak-retak beton akibat reaksi tersebut. Pada pembuatan beton massa
pemakaian pozzolan sangat menguntungkan karena menghemat semen, dan
mengurangi panas hidrasi (Tjokrodimulyo, 1996).
Semen Portland
cepat
C3S + H C-S-H + CH
Berlawanan dengan reaksi hidrasi dari semen dengan air yang berlangsung cepat
dan kemudian membentuk gel kalsium silikat hidrat dan kalsium hidroksida,
reaksi pozzolanik ini berlangsung dengan lambat sehingga pengaruhnya lebih
kepada kekuatan akhir dari beton. Panas hidrasi yang dihasilkan juga jauh lebih
kecil daripada semen portland sehingga efektif untuk pengecoran pada cuaca
panas atau beton massif (Nugraha, 2007).
Material pozzolan dapat berupa material yang sudah terjadi secara alami ataupun
yang didapat dari sisa industri. Masing-masing mempunyai komponen aktif yang
berbeda. Tabel 2.2. menunjukkan komponen aktif mineral pembantu yang berasal
dari material alami dan material sisa proses industri. Umumnya material pozzolan
ini lebih murah daripada semen portland sehingga biasanya digunakan sebagai
pengganti sebagian semen. Persentase maksimum pengantian ini harus
diperhatikan karena dapat menyebabkan penurunan kekuatan beton (Nugraha,
2007).
commit to user
library.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
(diatomaceus earth)
(batu sedimen)
Kebutuhan air pada beton dapat meningkat untuk kelecakan yang sama karena
ukuran partikel meterial pozzolan yang halus. Namun bentuk partikel material ini
akan mempengaruhi kebutuhan akan airnya. Ukuran dan bentuk partikel material
pozzolan dapat dilihat pada Tabel 2.3.
commit to user
library.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
(metakaolin)
Bentuk seperti bola (spherical) menghasilkan kelecakan yang lebih baik daripada
bentuk yang bersudut (angular) karena luas permukaan yang lebih kecil. Bentuk
bola juga mempunyai efek ball-bearing yang dapat meningkatkan kelecakan
campuran beton segar. Material pozzolan dengan bentuk bersudut, berongga
(cellular) ataupun bentuk tak tentu (irregular) membutuhkan penggunaan bahan
kimia pembantu (superplasticizer) agar didapat kelecakan yang baik (Nugraha,
2007).
Menurut Paulus Nugraha dan Mustofa (dalam Alve Yunus, 2010) pengaruh
penggunaan pozzolan di dalam campuran beton adalah sebagai berikut:
c. Fly Ash
Fly Ash atau abu terbang yang merupakan sisa-sisa pembakaran batu bara, yang
dialirkan dari ruang pembakaran melalui ketel berupa semburan asap, yang telah
digunakan sebagai bahan campuran pada beton. Fly Ash merupakan residu
mineral dalam butir halus yang dihasilkan dari pembakaran batu bara yang
dihaluskan pada suatu pusat pembangkit listrik. Partikel-partikel Fly Ash yang
terkumpul pada presipitator elektrostatik biasanya berukuran (0,074 – 0,005 mm).
Bahan ini terutama terdiri dari silikan dioksida (SiO2), aluminium oksida
commit to user
(AL2O3) dan besi oksida (Fe2O3).
library.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
Fly Ash adalah pozzolan yang dihasilkan ketika batu bara dibakar dan merupakan
partikel yang sangat kecil sehingga bisa melayang diudara. Fly Ash memiliki
berbagai warna (dari cokelat terang sampai abu-abu hingga hitam) dan pH yang
bervariasi karena perbedaan kandungan kimianya. Faktor-faktor utama yang
mempengaruhi dalam kandungan mineral Fly Ash (abu terbang) dari batu bara
adalah :
Fly Ash didapatkan dari limbah pembakaran batu bara. Dibawah ini disebutkan
persentase komponen senyawa yang terdapat dalam Fly Ash :
commit to user
library.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
Menurut Antoni Paul Nugraha (2007) kuat lentur beton (Modulus of rupture)
dihitung dengan persamaaan (2.2) jika keruntuhan terjadi di bagian tengah
bentang
𝑃𝑥𝐿
𝑅 = 𝑏𝑑2 (2.2)
Persamaan (2.3) digunakan jika keruntuhan terjadi pada bagian tarik di luar
bentang.
3𝑃𝑥𝑎
𝑅= (2.3)
𝑏𝑑2
keterangan :
a. R = Modulus of Rupture
b. P = Beban maksimum yang terjadi.
c. L = Panjang Bentang.
d. b = Lebar spesimen.
e. d = Tinggi spesimen.
f. a = Jarak rata-rata garis keruntuhan dan titik peletakan terdekat
diukur pada bagian tarik spesimen.
Pengertian kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang
menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani gaya tekan tertentu yang
dihasilkan oleh mesin tekan. Kuat tekan beton merupakan sifat terpenting dalam
kualitas beton dibanding dengan sifat-sifat lain. Kekuatan tekan beton ditentukan
oleh pengaturan dari perbandingan semen, agregat kasar dan halus, air.
committinggi
Perbandingan dari air semen, semakin to userkekuatan tekannya. Suatu jumlah
library.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
tertentu air diperlukan untuk memberikan aksi kimiawi dalam pengerasan beton,
kelebihan air meningkatkan kemampuan pekerjaan akan tetapi menurunkan
kekuatan (Wang dan Salmon, 1990 dalam Wijaya, 2015).
Pengujian kuat tekan beton menggunakan mesin hidrolik yang ada pada
Laboratorium Bahan Teknik Program Studi Teknik Sipil UNS. Pencatatan yang
dilakukan pada saat pengujian adalah besarnya beban pada saat benda uji hancur.
Untuk mendapatkan besarnya tegangan hancur dari benda uji tersebut dilakukan
dengan perhitungan seperti pada persamaan berikut :
Tata cara pengujian yang umum dipakai adalah standar ASTM C 39. Cara
menentukan nilai kuat tekan beton:
(2.4)
Keterangan :
commit to user
library.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
Peruntukan prasarana jalan atau jalan raya adalah melayani lalu-lintas kendaraan
baik bermotor maupun tidak bermotor dengan beban lalu-lintas mulai dari yang
ringan sampai yang berat, tentunya ini tergantung pada hirarki fungsional jalan
tersebut yang berada baik di luar maupun di dalam kota. Secara umum konstruksi
perkerasan jalan terdiri atas dua jenis, yaitu perkerasan lentur yang bahan
pengikatnya adalah aspal dan perkerasan kaku dengan semen sebagai bahan
pengikatnya yang jalannya biasa juga disebut jalan beton (Suryawan, 2005).
Jalan beton biasanya digunakan untuk ruas jalan dengan hirarki fungsional arteri
yang berada di kawasan baik luar maupun dalam kota untuk melayani beban lalu-
lintas yang berat dan padat. Selain itu karena biaya perawatan jalan beton dapat
dikatakan nihil walaupun biaya awalnya lebih tinggi dibandingkan dengan jalan
aspal yang selalu memerlukan pemeliharaan rutin, perawatan berkala, dan
peningkatan jalan (tentunya ini akan memakan biaya yang tidak sedikit pula),
maka sangatlah tepat jika jalan beton digunakan pada ruas-ruas jalan yang sangat
sibuk karena sesedikit apapun, perbaikan jalan yang dilakukan akan mengundang
kemacetan (kasus bottle neck) yang tentunya akan berdampak sangat luas
Barnabas (dalam Nugroho, 2010).
Pada awal mula teknik jalan raya, pelat perkerasan kaku dibangun langsung di
atas tanah dasar tanpa memperhatikan sama sekali jenis tanah dasar dan kondisi
drainasenya. Pada umumnya dibangun slab setebal 6-7 inchi. Dengan
bertambahnya beban lalu lintas, mulai diperhatikan bahwa jenis tanah dasar
berperan penting terhadap perkerasan, terutama terjadinya pengaruh pumping
pada perkerasan. Pumping adalah proses keluarnya air dan butiran-butiran tanah
dasar atau pondasi bawah melalui sambungan dan retakan atau pada bagian
pinggir perkerasan, akibat lendutan atau gerakan vertikal pelat karena beban lalu
lintas, setelah adanya air bebas yang terakumulasi di bawah plat (Ari Suryawan,
2005).
commit to user
library.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
Lapis perkerasan beton menurut Ari Suryawan (2005) dapat diklasifikasikan atas
2 tipe sebagai berikut:
1. Perkerasan beton dengan tulangan dowel dan tie bar. Jika diperlukan untuk
kendali retak dapat digunakan wire mesh, penggunaannya independent
terhadap adanya tulangan dowel.
2. Perkerasan beton bertulang menerus terdiri dari persentase baja yang relatif
cukup banyak dan tidak ada siar kecuali untuk keperluan pelaksanaan
konstruksi dan beberapa siar murni.
Nilai tegangan yang dapat dihitung berdasarkan teori adalah untuk beban statis.
Untuk perencanaan, nilai tegangan harus di-modifikasi terhadap hitungan repetisi
beban lalu-lintas. Jika beton dapat tahan terhadap perubahan berulang, yaitu
sebanyak repetisi beban, maka akan dapat bertahan, tergantung besaran beban
(Suryawan, 2005).
Untuk hitungan fatigue digunakan rasio antara tegangan aktual pada perkerasan
dengan modulus of rupture. Jika rasio bernilai < 0.51 uji dan peformance di
lapangan menunjukkan bahwa beton akan tahan tanpa menjadi rusak terhadap
repetisi tegangan tidak terbatas (Ari Suryawan, 2005).
commit to user
library.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
Dengan mengetahui secara tepat tingkat kemampuan suatu jalan dalam menerima
suatu beban lalu lintas, maka tebal lapisan perkerasan jalan dapat ditentukan dan
umur rencana perkerasan tersebut akan sesuai dengan yang direncanakan. Beban
berulang atau repetition load merupakan beban yang diterima struktur perkerasan
dari roda-roda kendaraan yang melintasi jalan raya secara dinamis selama umur
rencana. Beban yang diterima bergantung dari berat kendaraan, konfigurasi
sumbu, bidang kontak antara roda dan kendaraan serta kecepatan dari kendaraan
itu sendiri.
Daya tahan konstruksi perkerasan tak lepas dari sifat tanah dasar karena secara
keseluruhan perkerasan jalan berada di atas tanah dasar. Tanah dasar yang baik
untuk konstruksi perkerasan jalan adalah tanah dasar yang berasal dari lokasi itu
commit to user
sendiri atau di dekatnya, yang telah dipadatkan sampai dengan tingkat kepadatan
library.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
3. Faktor Regional
Faktor regional berguna untuk memperhatikan kondisi jalan yang berbeda antara
jalan yang satu dengan jalan yang lain. Faktor regional mencakup permeabilitas
tanah, kondisi drainase yang ada, kondisi persimpangan yang ramai, pertimbangan
teknis dari perenrcana seperti ketinggian muka air tanah, perbedaan kecepatan
akibat adanya hambatan-hambatan tertentu, bentuk alinyemen (keadaan medan)
serta persentase kendaraan berat dan kendaraan yang berhenti, sedangkan iklim
mencakup curah hujan rata-rata pertahun.
commit to user
library.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
5. Umur Rencana
Umur rencana adalah jumlah waktu dalam tahun dihitung sejak jalan tersebut
mulai dibuka sampai saat diperlukan perbaikan berat atau dianggap perlu untuk
diberi lapis permukaan baru.
6. Reabilitas
7. Jumlah Lajur
Lajur rencana merupakan salah satu lajur lalu lintas dari suatu ruas jalan raya,
yang menampung lalu lintas terbesar (lajur dengan volume tertinggi). Umumnya
lajur rencana adalah salah satu lajur dari jalan raya dua lajur atau tepi dari jalan
raya yang berlajur banyak. Persentase kendaraan pada jalur rencana dapat juga
diperoleh dengan melakukan survey volume lalu lintas.
Koefisien distribusi kendaraan untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat pada
jalur rencana.
commit to user
library.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
9. Faktor Drainase
Indeks permukaan adalah suatu angka yang dipergunakan untuk menyatakan nilai
daripada kerataan/kehalusan serta kekokohan permukaan yang berkaitan dengan
tingkat pelayanan bagi lalu lintas yang lewat. Dalam menentukan indeks
permukaan awal rencana (IPo) perlu diperhatikan jenis permukaan jalan
(kerataan/kehalusan serta kekokohan) pada awal umur rencana.
Koefisien kekuatan relatif (a) diperoleh berdasarkan jenis lapisan perkerasan yang
digunakan. Pemilihan jenis lapisan perkerasan ditentukan dari :
Survey volume lalu lintas yang dipakai untuk acuan oleh Direktorat Jenderal Bina
Marga mengkategorikan 12 kendaraan termasuk kendaraan tidak bermotor (non
motorized). Sebelumnya, survey pencacahan lalu lintas dengan cara manual
perhitungan lalu lintas tersebut mengkategorikan menjadi 8 kelas (Ditjen Bina
Marga Pd-T-19-2004).
commit to user
library.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
Kuat tekan dan flexural strength faktor yang sangat penting dalam perencanaan
perkerasan kaku (rigid pavement) yang mengacu cara AASHTO (American
Association of State Highway and Transportation Officials) 1993. Hal ini didasari
oleh perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi,
akan mendistribusikan beban terhadap bidang area tanah yang cukup luas,
sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari slab
beton sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan
perkerasan diperoleh dari lapisan tebal pondasi bawah, pondasi dan lapisan
permukaan. Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur
yang menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam
perancangan perkerasan kaku (rigid pavement) adalah kekuatan beton itu sendiri,
kekuatan tanah dasar atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas
struktural perkerasannya (tebal pelat betonnya). Kuat tekan dan flexural strength
merupakan parameter fisik yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan dalam
perencanaan perkerasan kaku (rigid pavement) (Yunus, 2010).
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Sementara itu, sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat
konsentrasi, dan/atau volumenya memrlukan pengelolaan khusus. Penghasil
sampah adalah setiap orang dan/atau akibat proses alam yang menghasilkan
timbunan sampah (Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008
Tentang Pengolahan Sampah).
Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Sementara itu pengelolaan
limbah bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang di akibatkan oleh limbah serta melakukan
pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai fungsinya
kembali (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 Tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun).
commit to user