Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PENAMBAHAN BASIC OXYGEN FURNACE (BOF) SLAG DAN

KANBARA REACTOR (KR) SLAG TERHADAP KEKUATAN


TEKAN MORTAR

N Annisa Widaningsih

Pembimbing : Prof. Ir. Syoni Soepriyanto, M.Sc.,Ph.D ; Andrie Harmaji, ST.,MT

Teknik Metalurgi dan Material, Institut Teknologi dan Sains Bandung

nisawid@gmail.com

ABSTRAK

Ketersediaan limbah hasil pengolahan baja berupa slag sudah semakin


meningkat, hal ini disebabkan oleh tingginya produksi baja untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan yang semakin meningkat. Apabila slag yang dihasilkan tidak dikelola
dengan baik dapat menimbulkan masalah lingkungan. Penelitian ini membuat mortar dari
campuran slag Basic Oxygen Furnace (BOF) dan slag Kanbara Reactor (KR) dari PT
Krakatau Steel yang digunakan sebagai penguat pada pembuatan mortar. Dengan
dilakukannya penelitian ini diperoleh alternatif pemanfaatan limbah slag baja dari PT
Krakatau Steel untuk didaur ulang menjadi bahan penguat pada pembuatan mortar,
sehingga dapat mengurangi dampak kerusakan lingkungan. Material yang digunakan
dalam penelitian ini adalah semen, agregat halus (pasir), dan slag baja ( slag KR dan slag
BOF). Mortar dibuat dengan dimensi 5 cm x 5 cm x 5 cm dengan masing-masing slag yang
digunakan sebagai penguat pada mortar dengan variasi volume 10%, 20%, 30%, 40%,
50%.

Hasil pengujian tekan menunjuakan bahwa variasi penambahan slag pada


campuran mortar yang memberikan kuat tekan maksimum adalah penambahan slag
sebanyak 10% untuk slag BOF maupun slag KR yang menghasilkan kuat tekan 23.28 MPa
pada B10 dan 19.68 Mpa pada K10 saat umur 28 hari dibandingkan dengan mortar normal
sebesar 17.26 MPa. Peningkatan kuat tekan mortar campuran slag ini dapat terjadi karena
slag mengandung senyawa sementik yang secara kimiawi dapat bereaksi dengan senyawa
Calcium Hydroxide (Portlandite) hasil reaksi hidrasi semen dengan air membentuk
senyawa Calcium Silicate Hydrate (Tobermorite) yang berperan untuk meningkatkan
kekuatan mortar.

Kata kunci : Basic Oxygen Furnace (BOF) slag, Kanbara Reactor (KR) slag, Calcium
Hydroxide (Portlandite), Calcium Silicate Hydrate (Tobermorite)

1. PENDAHULUAN slag yang dihasilkan oleh industri


pengolahan baja. Produksi setiap ton baja
Produksi baja yang semakin
menghasilkan 150-200 kg limbah seperti
meningkat mengakibatkan semakin
slag (world steel association-2016).
banyaknya ketersediaan limbah berupa

1
Salah satu slag jumlahnya berlimpah Slag adalah produk non-metal
adalah slag Basic Oxygen Furnace yang merupakan material berbentuk
(BOF) dan Kanbara Reactor (KR) yang halus sampai balok-balok besar, dari
dihasilkan oleh PT. Krakatu POSCO hasil pembakaran yang di dinginkan.
sebanyak 2.9 juta ton pertahun untuk (ASTM 1995,494). Slag KR adalah Slag
setiap slag. Apabila slag yang dihasilkan yang dihsilkan dari proses pretreatment
tidak dikelola dengan baik dapat hot metal, sedangkan slag BOF adalah
menimbulkan masalah lingkungan. Hal slag yang dihasilkan dari proses primary
ini tentu tidak diharapkan baik oleh steel making pada tungku Basic Oxygen
perusahaan maupun oleh masyarakat Furnace. Slag ini ditambahkan untuk
umum. meningkatkan kekuatan mortar, karena
Mortar dapat digunakan slag memiliki senyawa yang mirip
sebagai pengikat batu bata, pekerjaan dengan semen sehingga reaksi hidrasi
plesteran serta pengikat keramik pada dapat terjadi.
dinding. Peranan mortar dalam aplikasi
Proses hidrasi semen:
konstruksi sangatlah penting sehingga
Pembentukam Calcium Silicate Hydrate
pembuatan dan penggunaannya harus
(C3S2H3) dari Calcium Silicate dengan
diperhatikan dengan seksama agar
air:
mendapatkan hasil konstruksi yang
efisien. Peningkatan kualitas mortar 2C3S + 6H ⎯→ C3S2H3 + 3CH
perlu dilakukan, maka untuk dapat 2C2S + 4H ⎯→ C3S2H3 + CH
meningkatkan kualitas mortar tersebut
pada bahan penyusun mortar dapat Didalam proses hidrasi semen selain
diberikan alternatif lain yang mampu menghasilkan senyawa C3S2H3 atau
menghasilkan sifat fisik dan mekanik CSH (Calcium Silicate Hydrate) yang
yang lebih baik (Simanulang; 2014). bersifat sebagai perekat juga
Dari latar belakang dan menghasilkan senyawa CH (Calcium
permasalahan diatas maka penelitian ini Hydroxide) atau kapur sisa yang bersifat
bertujuan untuk memanfaatkan limbah lemah. Dengan adanya senyawa SiO2
slag BOF dan slag KR dari PT. Krakatau pada slag maka senyawa CH yang timbul
POSCO untuk campuran mortar serta akan bereaksi membentuk senyawa CSH
mempelajari pengaruh penambahan slag yang mempunyai sifat sebagai bahan
terhadap kekuatan mortar. perekat, semakin banyak jumlah perekat
maka akan semakin tinggi kuat tekan
2. TINJAUAN PUSTAKA mortar. Reaksi semen dengan air (C3S +
H2O) menghasilkan CSH + CH dan
Menurut SNI 03-6825-2002 apabila ditambahkan slag BOF atau slag
mortar didefinisikan sebagai campuran KR senyawa SiO2 pada slag akan
material yang terdiri dari agregat halus bereaksi dengan CH dari reaksi antara
(pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen dengan air (SiO2 + CH) sehingga
semen portland) dan air dengan menghasilkan senyawa CSH baru.
komposisi tertentu. Bahan pengikat Kuat tekan mengidentifikasikan
antara semen dan air bereaksi secara mutu dari suatu struktur. Semakin tinggi
kimia sehingga membuat suatu bahan tingkat kekuatan struktur yang
yang padat dan juga tahan lama. diinginkan maka semakin tinggi pula
mutu yang dihasilkan. Kuat tekan (fc’)

2
mortar dihitung dengan membagi beban campuran agar mudah pengerjaannya.Air
tekan maksimum yang diterima benda uji yang digunakan untuk membuat beton
selama pengujian dengan luas harus bersih, tidak boleh engandung
penampang sesuai dengan persamaan minyak, asam, alkali, garam-garam, zat
rganik atau bahan-bahan lain yang
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 (𝑁)
𝑓𝑐′ (𝑀𝑃𝑎) = bersifat merusak beton dan baja tulangan
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 (𝑚𝑚2 )
Benda uji mortar akan dicetak
3. METODOLOGI menggunakan cetakan kubus dengan
PENELITIAN ukuran 5 cm x 5 cm x 5cm. Setelah itu
dilakukan proses perawatan mortar
Material yang digunakan antara dengan membiarkannya pada temperatur
lain pasir, semen, air, dan juga slag. ruangan ±28°C dan dijaga agar tidak
Dalam penelitian ini slag BOF dan Slag terkena sinar matahari secara langsung.
KR ditambahkan pada campuran mortar Kemudian dilakukan pengujian tekan
dengan variasi penambahan 10%, 20%, saat mortar umur 3, 7, dan 28 hari serta
30%, 40%, dan 50% dari berat semen. melakukan karakterisasi XRD pada
Semen mortar dengan kekuatan paling tinggi dan
Semen merupakan campuran dari kapur paling rendah pada masing-masing
(dan tanah liat dalam perbandingan mortar campuran slag.
tertentu, yang dipijarkan hingga lembur
dan berubah menjadi suatu massa seperti 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
batu. Semen merupakan bahan yang
paling dalam pembuatan beton karena Dari hasil karakterisasi slag BOF
semen berfungsi sebagai pengikat untuk dan slag KR yang dilakukan didapatkan
agregat menjadi satu kesatuan yang solid komposisi slag sebagai berikut :
melalui proses kimiawi yaitu pengerasan
karena reaksi bahan pembentuk semen Tabel 1. Komposisi kimia slag
dangan air atau uap air. Slag BOF Slag KR
Agregat Halus Fe2O3 50 38
CaO 32.6 20.7
Agregat halus atau yang biasa disebut SiO2 7 12.8
pasir adalah mineral yang berupa
Al2O3 2.2 14.9
butiran halus seperti kristal kristal yang
MgO 1.27 8.87
memiliki ukuran butir tidak lebih dari
SiO3 0.65 0.69
0,075 – 4,75 m dengan kandungan
Dari tabel tersebut dapat dilihat
lumpur sebanyak 3.5 %, dimana nilai
bahwa slag BOF maupun slag KR
tersebut masih masuk kedalam kriteria
memiliki senyawa SiO2 yang dapat
agregat halus yang ditetapkan oleh
meningkatkan kekuatan tekan mortar.
ASTM C142. Pada penelitian ini pasir
Namun perlu diperhatikan juga bahwa
yang digunakan adalah pasir yang berasal
slag memiliki senyawa MgO, dimana jika
dari Subang
senyawa ini bereaksi dengan air maka
Air dapat menimbulkan pemekaran
Air diperlukan pada pembuatan beton (effloresence) yang menyebabkan
reaksi kimiawi dengan semen untuk kekuatan mortar dapat berkurang
embasahi agregat dan untuk melumas (Nugroho;2007).

3
Pengujian tekan dilakukan pada
mortar umur 3, 7, dan 28 hari. Adapun
hasil pengujiannya adalah sebagai
berikut :
Tabel 2. Hasil uji tekan mortar

Kode Kekuatan Tekan (MPa)


Sampel 3 hari 7 hari 28 hari
C100 11,54 14,72 17,26 Gambar 2. Pengaruh slag KR terhadap
B10 8,34 11,60 23,28 kuat tekan mortar
B20 7,76 9,68 15,73
Pada gambar tersebut dapat
B30 5,44 9,23 10,94
dilihat bahwa kekuatan tertinggi dicapai
B40 4,56 5,53 9,23 oleh mortar campuran slag 10% pada
B50 2,79 4,80 6,08 umur 28 hari sebesar 23.28 MPa untuk
K10 9.96 10,03 19,68 mortar campuran slag BOF dan 19.68
K20 7,72 9,40 11,56 MPa untuk campuran slag KR. Dengan
K30 6,02 8,35 8,36 penambahan slag diatas 10% maka
K40 6,00 6,80 6,80 kekuatannya akan menurun seiring
K50 4,39 4,44 4,88 dengan bertambahnya slag yang
Keterangan = C : Mortar kontrol; B : dicampurkan kedalam mortar. Semakin
Mortar campuran slag BOF; K : Mortar banyak slag yang ditambahkan maka
campuran slag KR. Angka dibelakang akan semakin lama pula senyawa CSH
huruf menunjukan persen penambahan yang terbentuk. Hal ini terjadi karena
slag. reaksi pembentukan senyawa CSH pada
slag terjadi lebih lama dibandingkan
dengan mortar kontrol atau C100 (Amrita
4.1 Pengaruh Penambahan Slag ; 2012). Sehingga menyebabkan
BOF Terhadap Kekuatan Tekan kekuatan pada umur dini (3 dan 7 hari)
Mortar mortar dengan campuran slag lebih
rendah dibandingkan dengan C100.
Dari tabel diatas dapat dilihat
Namun secara keselurun kekuatan mortar
pengaruh penambahan slah terhadap uji
akan bertambah seiring dengan
tekan mortar dengan campuran slag BOF
bertambahnya waktu, pada umur 28 hari
gambar 1 dan mortar dengan campuran
setiap variasi mencapai kekuatan
slag KR gambar 2.
tertingginya karena pada umur ini reaksi
hidrasi semen yang terjadi sudah hampir
sempurna.

Dengan penambahan slag 20%,


30%, 40%, dan 50% pada slag BOF
maupun KR kekuatan yang didapatkan
masih lebih kecil dibandingkan dengan
mortar C100. Hal ini disebabkan karena
sampai umur 28 hari CSH pada mortar
Gambar 1. Pengaruh slag BOF terhadap
dari slag belum terbentuk. Mula-mula ion
kuat tekan mortar
hidroksil harus menghasncurkan struktur

4
glassy slag sehingga menyebabkan reaksi campuran slag BOF dengan mortar
pembentukan senyawa CSH menjadi campuran slag KR.
lebih lama dibandingkan dengan mortar
tanpa penambahan slag.
Intensitas

Gambar 5. Kekuatan tekan mortar slag


position (°2 Theta)
BOF dan slag KR
Gambar 2. Difragtogram XRD mortar
dengan campuran slag BOF Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa
mortar campuran slag BOF memiliki
kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kekuatan mortar campuran slag
Intensitas

KR. Nilai mortar campuran slag BOF


pada umur 28 yaitu 23.28 Mpa dan
mortar campuran slag KR yaitu 19.68
MP. Kandungan SiO2 yang terkandung
position (°2 Theta) pada slag akan mempengaruhi kekuatan
mortar. SiO2 pada slag akan bereaksi
Gambar 3. Difragtogram XRD mortar
dengan senyawa Ca(OH)2 atau Calcium
dengan campuran slag KR
Hydroxide yang merupakan hasil
samping reaksi hidrasi semen yang
Hasil XRD mortar menunjukan bahwa bersifat lemah menghasilkan senyawa
pada penambahan slag 10% banyak CSH (Calcium Silicate Hydrate) yang
senyawa CSH (Tobermorite) yang akan menambah kekuatan pada mortar.
terbentuk, sedangkan senyawa CH Kandungan senyawa SiO2 pada slag BOF
(Portlandite) banyak terkandung pada sebesar 7% dan pada slag KR sebesar
mortar dengan penmabahan slag 12.8%. Walaupun kandungan SiO2 pada
sebanyak 50%. Semakin banyak senyawa slag KR lebih tinggi namun pada slag KR
Tobermorite maka kekuatan mortar akan terdapat kandungan MgO yang lebih
semakin meningkat, namun dengan besar dibandingkan dengan slag BOF.
semakin banyaknya senyawa Portlandite Kandungan senyawa MgO pada slag
maka akan menurunkan kekuatan mortar BOF sebesar 1.27% dan pada slag KR
(Cho.B ; 2016). 8.87%. Senyawa MgO ini dapat
menimbulkan pemekaran jika bereaksi
dengan air membentuk Mg(OH)2 ,
4.2 Perbandingan Kuat Tekan
dimana senyawa Mg(OH)2 mempunyai
Mortar Slag BOF dengan
volume yang lebih besar dan akan
Mortar Slag KR
menurunkan kekuatan mortar
Berikut merupakan (Nugroho;2007). Sehingga membuat
perbandingan antara kekuatan mortar kekuatan mortar campuran BOF

5
memiliki kekuatan yang lebih tinggi 2) Pengujian tekan mortar dilakukan
dibandingkan dengan mortar campuran pada umur 14 dan 21 hari.
slag KR.

DAFTAR PUSTAKA
5. KESIMPULAN DAN SARAN
1. ASTM C 1329-03 Standard
Specification for Mortar Cement.
5.1 Kesimpulan
2. ASTM C 142-97 Standard Test
Methode for Clay Lumps and
Berdasarkan penelitian yang
Friable Particles in Agregat
telah dilakukan, dapat diambil
3. ASTM C 33. Standard
kesimpulan sebagai berikut :
Spesification for Agregat
1) Laju pertumbuhan kekuatan mortar
4. ASTM C 39-49 Compressive
campuran slag BOF maupun slag
Strength Test.
KR relatif lambat pada umur dini (3
5. ASTM C 270-73 Standard
dan 7 hari) dan mulai meningkat
Specification for Mortar for Unit
pada umur selanjutnya.
Masonry.
2) Dengan penambahan 10% slag
6. Cho Bongsuk, Choi Hyeonggil.
baja dapat meningkatkan kekuatan
Physical And Cemical Properties
tekan mortar pada umur 28 hari,
Of Concrete Using GGBFS-KR
namun penambahan slag 20%,
Slag-Gypsum Binder.
30%, 40% dan 50% akan
Construction and Building
menghasilkan kekuatan tekan
Materials 123 (2016) 436-443
mortar lebih rendah dibandingkan
7. Kadhafi Muhammad, 2015.
dengan mortar normal.
Pemanfaatan Copper Slag sebagai
3) Peningkatan kekuatan tekan pada
Substitusi Semen Pada Campuran
K10 yaitu sebesar 14% terhadap
Beton Mutu K-225. Teknik Sipil
C100, sedangkan peningkatan
Universitas Sriwijaya. Vol 3 No 1
kekuatan tekan mortar B10 yaitu
8. Kolani B, Lacarriere L Buffo,
sebesar 34,8% terhadap C100.
2012. Hydration of Slag Blended
4) Dari hasil karakterisasi XRD terlihat
Cement. Cement and Concrete
bahwa kandungan senyawa CSH
Composites. 1009-1018
pada mortar dengan penambahan
9. M.Islam., M.D.Saiful., and Das
slag 10% lebih banyak
Amrita, 2016. Strength Behavior
dibandingkan dengan dengan mortar
Of Mortar Using Slag As Partial
normal dan mortar dengan
Replacement Of Cement, Civil
penambahan slag 50% pada umur 28
engineering, Chittagong
hari
University of Engineering and
Technology
5.2 Saran
10. Nugroho Krisna, 2007, Pengaruh
Saran untuk melengkapi atau
Penggunaan Terak Baja Sebagai
mengembangkan penelitian ini adalah
Substitusi Parsial Semen Terhadap
sebagai berikut:
Kekuatan Tekan Beton, ITB,
1) Perawatan mortar dilakukan
Bandung.
dengan cara merendam mortar
11. Sugiri Saptahari. 2005.
dalam air
Penggunaan Terak Nikel sebagai

6
Agregat dan Campuran Semen
untuk Beton Mutu Tinggi.
Infrastruktur dan Lingkungan
Binaan. Vol 1 No 1.
12. Tiwari Manoj, 2016, Steel Slag
Utilization. International Journal
of Advance Research (IJAR). Int.J
Advs. Res 4(8),2232-2246.
13. Tsai C, Huang Ran, Lin Wei-Ting,
et al. Mechanical And Cemenitious
Characteristics Of Ground
Granulated Blast Furnace Slag
And Basic Oxygen Furnace Slag
Blended Mortar. Material and
Design 60 (2014) 267-273
14. Widojoko Lielis, 2010, Pengaruh
Sifat Kimia Terhadap Unjuk Kerja
Mortar. Universitas Bandar
Lampung. Lampung
15. Zhang T, Yu Qijun, 2011,
Preparation Of High Performance
Blended Cements and Reclamation
Of Iron Concentrate From Basic
Oxygen Furnace Steel Slag,
Concervation and Recycling
56(2011)48-55

Anda mungkin juga menyukai