PENGENALAN KOMINUSI
Praktikan :
N ANNISA WIDANINGSIH
123.13.022
Asisten :
TUJAUN PERCOBAAN
TUJAUN PERCOBAAN
Secara umum, proses reduksi ukuran suatu bijih (kominusi) terdiri dari dua proses yaitu proses
peremukan (crushing) dan penggerusan (grinding). Terdapat dua jenis alat yang digunakan untuk
proses reduksi ukuran bijih (kominusi) yaitu:
1. Crusher
Crusher merupakan mesin yang dirancang untuk mengurangi ukuran atau mengubah bentuk bahan
tambang sehingga dapat diolah lebih lanjut. Crusher merupakan alat yang digunakan dalam prose
crushing.
Crushing merupakan proses yang bertujuan untuk meliberasi mineral yang diinginkan dari mineral
pengotornya. Crushing biasanya dilakukan dengan prose kering, dan dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu primary crushing, secondary crushing, dan fine crushing.
Primary crushing merupakan peremukan tahap pertama, alat peremuk yang biasanya pada tahap ini
adalah Jaw Crusher dan Gyratory Crusher. Umpan yang digunakan biasanya daari hasi
penambangan dengan ukuran berkisar 1500 mm, dengan ukuran setting antara 30 mm sampai 100
mm. Ukuran terbesar dari produk peremukan tahap pertama biasanya kurang dari 200 mm.
Gambar proses primary crusing (dengan Jaw Crusher):
Secondary crusher merupakan peremukan tahap kedua, alat peremuk yang digunakan biasanya
adalah Jaw Crusher ukuran kecil, Gyratory Crusher ukuran kecil, Cone Crusher, Hammer Mill,
Roll Crusher. Umpan yang digunakan berkisar 150 mm, dengan ukuran antara 12,5 mm sampai
25,4 mm. Produk terbesar yang dihasilkan adalah 75 mm.
Gambar Secondary Crusher (dengan Roll Crusher) adalah sebagai berikut:
Laporan Praktikum MODUL 1 Lab Metalurgi I MM3141
Fine Crushing merupakan peremukan tahap lanjut dari secondary crushing, alat yang digunakan
adalah Rolls, Dry Ball Mills, Disc Mills dan Ring Mills. Upan yang biasa digunakan kurang dari
25,4 mm. untuk memperkecil material hasil penambangan yang umumnya masih berukuran
bongkah digunakan alat peremuk. Material hasil dari peremukan kemudian dilakukan pengayakan
atau screening yang akan menghasilkan dua macam produk yaitu produk yang lolos ayakan yang
disebut undersize yang merupakan produk yang akan diolah lebih lanjut atau sebagai produk akhir,
dan material yang tidak lolos ayakan di sebut oversize yang merupakan produk yang harus
dilakukan peremukan kembali.
2. Mill
Merupakan alat yang digunakan dalam proses grinding yaitu tahap pengurangan ukuran dalam
batas ukuran halus yang diinginkan.
Tujuan Grinding :
Mengadakan liberalisasi mineral berharga
Penggerusan dimulai dari ukuran kasar hasil peremukan dengan menggunakan Mill dan media
penggerus seperti bola atau batang baja, porselen atau bijih itu sendiri (autogenous
grinding).operasi penggerusan ini dapat dengan cara basah bila umpan berupa bijih yang
bercampur air atau cara kering bila umpan berupa bijih yang betul-beul kering.
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Peremukan
2. Penggerusan
Silinder diisi dengan bola gerus berukuran 2.5
cm dan 2 cm hingga 50% volume silinder
Umpan hasil Roll Crusher dimasukan (kira-kira
berukuran 2 mm)
3. Pengayakan
PENGOLAHAN DATA
Crushing
RunNo
1
2
3
4
5
Produk Jaw
Crusher
1.75 x 2.75 inch
3 x 3.75 inch
2.75 x 2.5 inch
1.75 x 2.5 inch
1.5 x 3 inch
RR
4.155844
1.6
2.618182
3.428571
3.888889
RR =
Grinding
15 Menit Pengayakan
No
Mesh
1
2
3
4
5
6
20
35
60
100
150
Total
P80
42
Ukuran
Ayakan
(mikro)
850
425
250
150
106
Ukuran
Ayakan
(mm)
0.850
0.425
0.250
0.150
0.106
329
0.329
Berat
% Berat
% Kumulatif
%
Tertampung Tertampung Tertampung Kumulatif
(g)
Lolos
50
5%
5%
95%
100
10%
15%
85%
150
15%
30%
70%
200
20%
50%
50%
300
30%
80%
20%
200
20%
100%
0%
1000
100%
Berat
Kumulatif
Lolos (g)
950
850
700
500
200
0
0.900
y = 28.442x4 - 62.151x3 + 48.753x2 - 15.515x + 1.7106
R = 1
0.800
0.700
0.600
0.500
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
0%
20%
40%
60%
80%
100%
% Komulatif Lolos
25 Menit Pengayakan
No
Mesh
1
2
3
4
5
6
20
35
60
100
150
Total
P80
28
Ukuran
Ayakan
(mikro)
850
425
250
150
106
Ukuran
Ayakan
(mm)
0.850
0.425
0.250
0.150
0.106
609
0.609
Berat
Tertampu
ng (g)
50
300
200
200
150
100
1000
% Berat
Tertampu
ng
5%
30%
20%
20%
15%
10%
100%
% Kumulatif
Tertampung
% Kumulatif
Lolos
5%
35%
55%
75%
90%
100%
95%
65%
45%
25%
10%
0%
Berat
Kumulatif
Lolos (g)
950
650
450
250
100
0
0.900
y = 0.3563x3 + 0.3855x2 + 0.1111x + 0.0912
R = 1
0.800
0.700
0.600
0.500
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
0%
20%
40%
60%
80%
100%
% Komulatif Lolos
PEMBAHASAN
Run-No
1
5
4
3
2
Dari perolehan RR tersebut dapat dilihat nilai RR yang paling baik adalah pada Run-No 1,
dimana semakin besar nilai RR maka produk yang dihasilkan pada proses crushing ini akan
lebih kecil sedangkan ukuran bijih / umpan yang diberikan semakin besar. Dapat juga
dikatakan bahwa mempunyai efisiensi alat yang baik dari segi kualitas karena dari umpan yang
lebih besar mampu menghasilkan produk yang lebih kecil hasil peremukannya.
Lebih besar ukuran mesh maka akan semakun kecil ukuran ayakan sehingga lebih kecil pula
hasil pengayakan yang didapat.
Nilai P80 yang didapat pada proses grinding adalah sebagai berikut :
Waktu Pengayakan (menit)
15
25
Mesh
42
28
Dari kedua nilai p80 yang didapat dalat dilihat bahwa pada saat pengayakan dilakukan dalam
waktu 15 menit menghasilkan ukuran mesh yang lebih besar dibandingkan dengan waktu
pengayakan 25 menit sehingga hasil yang didapat pada waktu 15 menit akan lebih halus.
KESIMPULAN
DAFTAR OUSTAKA
1. Kelly, Errol dan David Spottiswood, Introduction to Mineral Processing. John Willey and
Sons.1982.