Anda di halaman 1dari 8

MODUL 1

PENGENALAN KOMINUSI

Praktikan :
N ANNISA WIDANINGSIH
123.13.022

Asisten :

Sabtu, 5 Desember 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL


FAKULTAS TEKNIK DAN DESAIN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG

TUJAUN PERCOBAAN

1. Memahami mekanisme peremukan dan cara kerja alat remuk


2. Memahami mekanisme penggerusan dan cara kerja alat gerus
3. Memahami mekanisme pengayakan dan cara kerja alat ayak

TUJAUN PERCOBAAN

Secara umum, proses reduksi ukuran suatu bijih (kominusi) terdiri dari dua proses yaitu proses
peremukan (crushing) dan penggerusan (grinding). Terdapat dua jenis alat yang digunakan untuk
proses reduksi ukuran bijih (kominusi) yaitu:
1. Crusher
Crusher merupakan mesin yang dirancang untuk mengurangi ukuran atau mengubah bentuk bahan
tambang sehingga dapat diolah lebih lanjut. Crusher merupakan alat yang digunakan dalam prose
crushing.
Crushing merupakan proses yang bertujuan untuk meliberasi mineral yang diinginkan dari mineral
pengotornya. Crushing biasanya dilakukan dengan prose kering, dan dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu primary crushing, secondary crushing, dan fine crushing.
Primary crushing merupakan peremukan tahap pertama, alat peremuk yang biasanya pada tahap ini
adalah Jaw Crusher dan Gyratory Crusher. Umpan yang digunakan biasanya daari hasi
penambangan dengan ukuran berkisar 1500 mm, dengan ukuran setting antara 30 mm sampai 100
mm. Ukuran terbesar dari produk peremukan tahap pertama biasanya kurang dari 200 mm.
Gambar proses primary crusing (dengan Jaw Crusher):

Secondary crusher merupakan peremukan tahap kedua, alat peremuk yang digunakan biasanya
adalah Jaw Crusher ukuran kecil, Gyratory Crusher ukuran kecil, Cone Crusher, Hammer Mill,
Roll Crusher. Umpan yang digunakan berkisar 150 mm, dengan ukuran antara 12,5 mm sampai
25,4 mm. Produk terbesar yang dihasilkan adalah 75 mm.
Gambar Secondary Crusher (dengan Roll Crusher) adalah sebagai berikut:
Laporan Praktikum MODUL 1 Lab Metalurgi I MM3141

Fine Crushing merupakan peremukan tahap lanjut dari secondary crushing, alat yang digunakan
adalah Rolls, Dry Ball Mills, Disc Mills dan Ring Mills. Upan yang biasa digunakan kurang dari
25,4 mm. untuk memperkecil material hasil penambangan yang umumnya masih berukuran
bongkah digunakan alat peremuk. Material hasil dari peremukan kemudian dilakukan pengayakan
atau screening yang akan menghasilkan dua macam produk yaitu produk yang lolos ayakan yang
disebut undersize yang merupakan produk yang akan diolah lebih lanjut atau sebagai produk akhir,
dan material yang tidak lolos ayakan di sebut oversize yang merupakan produk yang harus
dilakukan peremukan kembali.
2. Mill
Merupakan alat yang digunakan dalam proses grinding yaitu tahap pengurangan ukuran dalam
batas ukuran halus yang diinginkan.
Tujuan Grinding :
Mengadakan liberalisasi mineral berharga

Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyratan industry

Mendapatkan ukuran yang memenuhi persyaratan proses selanjutnya

Penggerusan dimulai dari ukuran kasar hasil peremukan dengan menggunakan Mill dan media
penggerus seperti bola atau batang baja, porselen atau bijih itu sendiri (autogenous
grinding).operasi penggerusan ini dapat dengan cara basah bila umpan berupa bijih yang
bercampur air atau cara kering bila umpan berupa bijih yang betul-beul kering.

Laporan Praktikum MODUL 1 Lab Metalurgi I MM3141

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Peremukan

2. Penggerusan
Silinder diisi dengan bola gerus berukuran 2.5
cm dan 2 cm hingga 50% volume silinder
Umpan hasil Roll Crusher dimasukan (kira-kira
berukuran 2 mm)

Ball mill dijalankan selama 10 menit

Produk hasil penggerusan Ball Mill diamati


berupa ukuran dan bentuk bijih

Laporan Praktikum MODUL 1 Lab Metalurgi I MM3141

3. Pengayakan

Pengayakan dilakukan pada produk hasik Roll Crusher


Pengayakan dilakukan pada produk hasil Ball Mill
dengan Vibrating Screen
Hasil pengayakan diamati pada kedua proses tersebut

PENGOLAHAN DATA

Crushing
RunNo
1
2
3
4
5

Ukuran Bijih Hematite


(Fe2O3)
4 x 5 inch
4 x 4.5 insh
4.5 x 4 inch
3 x 5 inch
3.5 x 5 inch

Produk Jaw
Crusher
1.75 x 2.75 inch
3 x 3.75 inch
2.75 x 2.5 inch
1.75 x 2.5 inch
1.5 x 3 inch

RR
4.155844
1.6
2.618182
3.428571
3.888889

RR =
Grinding
15 Menit Pengayakan
No

Mesh

1
2
3
4
5
6

20
35
60
100
150

Total
P80
42

Ukuran
Ayakan
(mikro)
850
425
250
150
106

Ukuran
Ayakan
(mm)
0.850
0.425
0.250
0.150
0.106

329

0.329

Berat
% Berat
% Kumulatif
%
Tertampung Tertampung Tertampung Kumulatif
(g)
Lolos
50
5%
5%
95%
100
10%
15%
85%
150
15%
30%
70%
200
20%
50%
50%
300
30%
80%
20%
200
20%
100%
0%
1000
100%

Berat
Kumulatif
Lolos (g)
950
850
700
500
200
0

Laporan Praktikum MODUL 1 Lab Metalurgi I MM3141

0.900
y = 28.442x4 - 62.151x3 + 48.753x2 - 15.515x + 1.7106
R = 1

Ukuran Ayakan (mm)

0.800
0.700
0.600
0.500
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
0%

20%

40%

60%

80%

100%

% Komulatif Lolos

25 Menit Pengayakan

No

Mesh

1
2
3
4
5
6

20
35
60
100
150

Total
P80
28

Ukuran
Ayakan
(mikro)
850
425
250
150
106

Ukuran
Ayakan
(mm)
0.850
0.425
0.250
0.150
0.106

609

0.609

Berat
Tertampu
ng (g)
50
300
200
200
150
100
1000

% Berat
Tertampu
ng
5%
30%
20%
20%
15%
10%
100%

% Kumulatif
Tertampung

% Kumulatif
Lolos

5%
35%
55%
75%
90%
100%

95%
65%
45%
25%
10%
0%

Berat
Kumulatif
Lolos (g)
950
650
450
250
100
0

0.900
y = 0.3563x3 + 0.3855x2 + 0.1111x + 0.0912
R = 1

0.800

Ukuran Ayakan (mm)

0.700
0.600
0.500
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
0%

20%

40%

60%

80%

100%

% Komulatif Lolos

Laporan Praktikum MODUL 1 Lab Metalurgi I MM3141

PEMBAHASAN

Dari data hasil praktikum crushing didapat nilai RR


RR
4.155844
3.888889
3.428571
2.618182
1.6

Run-No
1
5
4
3
2

Dari perolehan RR tersebut dapat dilihat nilai RR yang paling baik adalah pada Run-No 1,
dimana semakin besar nilai RR maka produk yang dihasilkan pada proses crushing ini akan
lebih kecil sedangkan ukuran bijih / umpan yang diberikan semakin besar. Dapat juga
dikatakan bahwa mempunyai efisiensi alat yang baik dari segi kualitas karena dari umpan yang
lebih besar mampu menghasilkan produk yang lebih kecil hasil peremukannya.
Lebih besar ukuran mesh maka akan semakun kecil ukuran ayakan sehingga lebih kecil pula
hasil pengayakan yang didapat.
Nilai P80 yang didapat pada proses grinding adalah sebagai berikut :
Waktu Pengayakan (menit)
15
25

Mesh
42
28

Ukuran Ayakan (mm)


0.329
0.609

Dari kedua nilai p80 yang didapat dalat dilihat bahwa pada saat pengayakan dilakukan dalam
waktu 15 menit menghasilkan ukuran mesh yang lebih besar dibandingkan dengan waktu
pengayakan 25 menit sehingga hasil yang didapat pada waktu 15 menit akan lebih halus.

KESIMPULAN

1. Mekanisme yang terjadi pada peremukan adalah abrasi, impak, cleavage.


2. Gaya yang terjadi pada penggerusan adalah impak, gesek dan tumbuk.
3. Semakin besar ukuran mesh maka akan semakin kecil ukuran ayakan sehingga akan semakin
kecil diameter partikel yang lolos.
4. Beberapa yang perlu diperhatikan dalam pengayakan yaitu jenis ayakan, cara pengayakan,
kecepatan pengayakan, ukuran ayakan, waktu pengayakan, serta sifat bahan yanh akan diayak.

Laporan Praktikum MODUL 1 Lab Metalurgi I MM3141

DAFTAR OUSTAKA

1. Kelly, Errol dan David Spottiswood, Introduction to Mineral Processing. John Willey and
Sons.1982.

Laporan Praktikum MODUL 1 Lab Metalurgi I MM3141

Anda mungkin juga menyukai