EFEK PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN VOLUME CAMPURAN
MORTAR BIASA PADA KUAT GESER PASANGAN BETON RINGAN AERASI (AUTOCLAVED AERATED CONCRETE) THE EFFECT OF VOLUME MIXTURE VARIATION OF CONVENTIONAL MORTAR ON SHEAR STRENGHT OF AUTOCLAVED AERATED CONCRETE MASONRY TRIPLET Faqih Maarif 1 Arif Munandar 2 Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kuat geser pasangan beton ringan aerasi dengan menggunakan perekat mortar biasa. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Bahan Bangunan Fakultas Teknik Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Negeri Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian ini meliputi 3 tahap yakni pemeriksaan material pasangan AAC, pembuatan pasangan AAC dan pengambilan sampel mortar. Perawatan benda uji dengan cara menutupi benda uji dengan karung goni basah selama 14 hari. Dimensi beton ringan Aerasi (Autoclaved Aerated Concrete) berturut turut sebesar 20x10x10 cm. Penelitian ini menggunakan 3 variasi volume campuran semen : pasir sebesar 1:4, 1:5 dan 1:6. Pengujian geser dengan menggunakan Universal Test Machine (UTM). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya porositas, berat jenis dan kuat tekan beton ringan aerasi berturut- turut sebesar 70%, 0,68 gr/mm3 dan 5,48 MPa. Hasil Pengujian kubus mortar biasa didapatkan kuat tekan rerata untuk setiap varian berturut turut sebesar 6,59 MPa, 4,429 MPa dan 3,749 MPa. Hasil pengujian rerata kuat tarik belah silinder mortar beturut turut sebesar 0,822 MPa, 0,523 MPa, dan 0,235 Mpa. Pada nilai kuat geser maksimum pada pengujian pasangan AAC ini terjadi pada pasangan dengan campuran 1: 4 yaitu sebesar 0,330 MPa. Selanjutnya secara berturut turut kuat geser pasangan 1:5 dan 1: 6 adalah 0,0589 MPa dan 0,068 MPa. Pola kerusakan yang terjadi adalah kombinasi antara mortar dan AAC. Kata kunci : kuat geser pasangan beton ringan aerasi, mortar biasa, pola kerusakan Abstract This Research aims to examine the capacity of the shear strenght masonry autoclaved aerated concrete using an adhesive conventional mortar. The Research has done in Laboratory Building Material of Engineering Faculty of Civil Engineering and Education Planning Yogyakarta State University. The implementation of this research includes 3 steps, those are investigations material AAC, both manufacture AAC and mortar. The curring of speciment with wet burlap sacks during 14 days. Autoclaved aerated concrete are 200x100x100mm in dimensions. This research using 3 variation a mixed of cement: sand were 1: 4, 1: 5 and 1: 6 respectively. The test result indicated that the porosity, spesific gravity and compressive strength of autoclaved aerated concretes were the result 70%, 0,68 gr/mm3 and 0,48 MPa respectively. The test result of compressive strenght of conventional cube mortar avearge were 6,59 MPa, 4,429 MPa dan 3,749 MPa respectively. The splitting tensile test result average of conventional cylinder mortar were 0,822 MPa, 0,523 MPa, dan 0,235 MPa respectively. The maximum test result of shear strenght was on the mixed mortar with 1PC:4Ps is 0,330 MPa. Shear strenght of autoclaved aerated concrete masonry triplet mixed 1PC:5Ps and 1PC:6Ps were 0,0589 MPa and 0,068 Mpa repectively. The result of crack pattern behaviour autoclaved aerated concrete masonry triplet are combinations failure between interface and AAC. Keywords: Shear Strength Autoclaved Aerated Concrete Masonry Triplet, conventional mortar, Crack Pattern Behaviour 1 Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, FT, UNY Dosen Pembimbing Penelitian dan Tugas Akhir 2 Mahasiswa Teknik Sipil D3, FT, UNY Jurnal Teknik Sipil Tahun 2014 2 PENDAHULUAN Saat ini perkembangan teknologi di dunia teknik sipil semakin cepat. Oleh karena itu memakai suatu bahan bangunan yang berkualitas dan menghasilkan produksi kerja lebih baik merupakan keharusan. Terlebih lagi di indonesia yang masuk daerah rawan gempa, pemilihan material yang ringan merupakan satu poin tambahan. Diawali dengan mengganti batu bata (dari tanah liat) menjadi dinding dari beton ringan aerasi (hebel), penutup atap yang tidak lagi menggunakan kayu sebagai kuda-kuda beserta reng dan usuknya sekarang mengarah ke tren struktur baja ringan ringan dan sebagainya. Secara lebih khusus pada dinding dimasa lampau masyarakat lebih familiar menggunakan material seperti batu bata dan batako, akan tetapi saat ini dengan adanya perkembangan teknologi bahan bangunan masyarakat lebih cenderung memilih bahan bangunan dengan massa ringan seperti beton ringan aerasi (Aerated Lightweight Concrete/ALC) atau sering disebut juga (Autoclaved Aerated Concrete). Pada kasus bangunan gedung, produsen selalu menganggap bahwa salah satu produk beton aerasi yang berupa bata ringan mengirit pemakaian semen (semen instan/ mortar powerbond), karena untuk pasangan betonnya cukup dengan tebal lapisan mortar 0,5cm ditambah ukurannya yang besar (60cm x 20cm). Namun karena tebalnya yang hanya sekian milimeter banyak orang yang meragukan kekuatan dari mortar perekat beton ringan tersebut. Oleh karenanya di lapangan banyak dijumpai penggunaan mortar biasa pada pasangan beton ringan aerasi. Terkait dengan indonesia yang merupakan wilayah gempa dan banyaknya aplikasi dilapangan yang menggunakan mortar sebagai perekat beton AAC, perlu diadakan pengujian geser pasangan beton ringan aerasi (AAC) untuk mengetahui seberapa kuat mortar ini dapat menahan gaya lateral atau gaya horizontal yang merupakan gaya pada saat terjadi gempa bumi. Penelitian ini juga ditujukan untuk mengetahui kerusakan pasangan beton saat terjadi gempa. Beton ringan aerasi (AAC) adalah salah satu jenis beton ringan yang mempunyai bahan baku utama terdiri dari pasir silika, kapur, semen, air, ditambah dengan suatu bahan pengembang yang kemudian dirawat dengan tekanan uap air. Tidak seperti beton biasa, berat beton ringan dapat diatur sesuai kebutuhan. Pada umumnya berat beton ringan berkisar antara 600 1600 kg/m3. Mortar, adukan yang terdiri dari pasir, bahan perekat dan air (Tjokrodimuljo, 2007). Mortar yang digunakan dalam penelitian ini termasuk jenis mortar semen karena pembuatannya terdiri dari pencampuran air, semen portland dan agregat halus (pasir) dalam perbandingan yang tepat. Mortar semen biasanya dipakai untuk perekat bata, pembuatan bata beton dan plesteran tembok. Adukan mortar dibuat kelecakannya cukup baik sehingga mudah untuk dikerjakan. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat antara satu dengan yang lain dan membandingkan hasilnya sehingga menjadikan sebuah referensi untuk aplikasi nyatanya. Benda uji yang dibuat dalam penelitian ini adalah dinding pasangan aerasi/ beton ringan yang menggunakan perekat mortar biasa dimana nantinya akan diuji geser. Setting pengujian geser yang dilakukan seperti Gambar 1dibawah ini: Gambar 1. Setting pengujian geser mortar biasa (Sumber: Simundic, Mojsilovi, Page: 2009) Kuat Geser Mortar (Arif Munandar) 3 Besarnya kuat geser dihitung dengan persamaan 1: = ...........................................................(1) Keterangan: P = Besarnya kuat geser mortar (N) = tengangan (MPa) A = Luasan bidang geser mortar (mm 2 ) Penelitian Ini dimaksudkan untuk mencari tahu seberapa besar kemampuan mortar biasa sebagai perekat beton AAC pengganti thin bed mortar dalam menahan gaya geser dan seperti apa karakteristik pasangan beton ringan aerasi yang terbentuk. Sehingga didapatkan campuran mortar yang paling optimal untuk mortar itu sendiri. Penelitian dilakukan dengan mengikuti diagram alir seperti Gambar 2 di bawah ini. HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN Dari hasil pengujian, didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Pengujian Pasir Tabel 1. Pengujian Pasir Pasir krasak yang digunakan termasuk dalam zone 2, yaitu pasir kasar dan modulus kehalusan butir sebesar 3,329 dan kadar zat organik di pasir ini ditunjukkan pada no. 2 di alat pembanding. 2. Pengujian beton AAC Beton ringan yang digunakan adalah Powerblock, masingmasing pengujian menggunakan 3 sampel. Berikut hasil pengujian seperti ditampilkan di Tabel 2 No Jenis Pengujian Hasil pegujian 1 Berat jenis alami 2,59 gr/cm 3 2 Berat jenis SSD 2,54 gr/cm 3 3 Bobot isi pasir 1,57 gr/cm 3 4 Kadar air alami 2,19 % 5 Kadar air SSD 2,42 % 6 Kadar lumpur 0,51% Persiapan alat dan bahan Pengujian beton ringan: 1. Porositas 2. Kuat tekan 3. Berat jenis Pengujian Agregat Halus 1. Pasir (SSD) 2. Berat Jenis 3. Gradasi Agregat Halus 4. Kadar Lumpur Pemotongan bata ringan dari ukuran 60x20x10cm menjadi 20x10x10 cm Ya 1. Pemasangan mortar ke bata ringan 2. Membuat benda uji pendahuluan Perawatan / Curring Pengujian Geser Mortar Biasa pada pasangan beton aerasi dengan variasi campuran mortar 1PC:4Ps, 1PC:5Ps dan 1PC:6Ps Uji Pendahuluan : 1. Uji tarik belah 2. Uji tekan Analisis Data & Pembahasan Hasil Penelitian Simpulan Finish start Pengujian Geser Mortar Biasa pada pasangan beton aerasi dengan variasi campuran mortar 1PC:4Ps, 1PC:5Ps dan 1PC:6Ps Gambar 2. Diagram alir penelitian Trial Mix A A Jurnal Teknik Sipil Tahun 2014 4 Tabel 2. Pengujian AAC No Jenis Pengujian AAC Hasil 1 Berat jenis 0,68 gr/cm3 2 Porositas 70% 3 Kuat tekan 5,48 MPa 3. Pengujian Tekan dan Tarik Mortar rerata Pengujian kuat tekan mortar menggunakan 3 sampel benda uji kubus ukuran 5cmx5cm. pengujian tarik belah mortar menggunakan silinder ukuran 10cmx20cm sebanyak 2 samper per variasi campuran. Tabel 3. Pengujian Tekan dan Tarik Mortar rerata 4. Pengujian geser pasangan beton ringan aerasi (AAC) Berdasarkan Tabel 4. Yang akan ditampilkan dibawah, kuat geser pasangan AAC rerata berturut-turut sebesar 0,330 Mpa, 0,0589 MPa dan 0,068 MPa. Kuat geser optimum pada campuran 1PC:4Ps. Hal ini dikarenakan campuran 1PC:4Ps mengandung nilai faktor air semen yang tinggi dibanding dengan campuran yang lain sehingga didapatkan workability yang sangant baik. Tabel 4. Pengujian Geser Pasangan AAC No Kode Benda Uji Kuat Geser (MPa) Kuat Geser Rerata (MPa) 1 Gp 1 A 1:4 0.478 0.330 Gp 2 A 1:4 0.349 Gp 3 A 1:4 0.163 2 Gp 1 B 1:5 0.053 0.0589 Gp 2 B 1:5 0.026 Gp 3 B 1:5 0.098 3 Gp 1 C 1:6 0.098 0.068 No Kode Benda Uji Kuat Geser (MPa) Kuat Geser Rerata (MPa) Gp 2 C 1:6 0.070 Gp 3 C 1:6 0.036 E. SIMPULAN Berdasarkan dari hasil pengujian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengujian kuat karakteristik mortar didapatkan, besarnya kuat tekan rerata mortar 1PC:4Ps, 1PC:5Ps dan 1PC:6Ps, berturut- turut 6,593 MPa, 4,429 MPa, dan 3,7494 MPa. Kuat tarik belah rerata berturut-turut sebesar 0,822MPa, 0,523 MPa, dan 0,235 MPa. 2. Besarnya berat jenis, porositas dan kuat tekan beton ringan aerasi berturut- turut sebesar 0,71 gr/cm 3 , 38,6% dan 3,11 MPa. 3. Besarnya kuat geser rerata pasangan beton ringan aerasi dengan variasi perbandingan campuran 1PC:4Ps, 1PC:5Ps dan 1PC:6Ps, beturut-turut sebesar 0,330 MPa, 0,0589 MPa, dan 0,068 MPa. 4. Pola kerusakan yang terjadi adalah gagal interface atau gagal mortar dan gagal kombinasi atau pasangan. 5. Dengan hasil yang didapatkan, maka campuran mortar 1PC:4Ps dapat menggantikan thin bed mortar karena kuat geser yang didapatkan lebih tinggi dibanding pasangan yang menggunakan powerbond sebagai perekat. SARAN Saran dalam penelitian ini antara lain adalah: 1. Perlu diadakan pengujian lebih lanjut tentang pasangan beton ringan aerasi agar nantinya diperoleh berapa sebenarnya komposisi yang pas untuk mortar bisa menjadi pelekat. 2. Perlu dipikirkan lagi mengenai teknis pemasangan beton ringan aerasi agar dalam aplikasi dilapangan lebih mudah jika nantinya mortar biasa digunakan sebagai pelekat. No Variasi Campuran Kuat Tekan (Mpa) Kuat Tarik (Mpa) 1 1PC:4Ps 6.5928 0,822 2 1PC:5Ps 4.4297 0,523 3 1PC:6Ps 3.7494 0,235 Kuat Geser Mortar (Arif Munandar) 5 Perlu diperhatikan lagi pelaksanaan pengujian geser agar data yang kita dapat nantinya valid dan sesuai dengan yang diharapkan. DAFTAR PUSTAKA. Badan Standardisasi Nasional. (2008). Spesifikasi Lembaran Penutup Untuk Perawatan Beton. SNI 4817:2008. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. Institute of Structural Engineering. (2009). Static-Cyclic Shear Tests on Masonry Wallettes with a DampProof Course Membrane. ETH Zurich, Switzerland. Badan Standardisasi Nasional. (1991). Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di laboratorium. SNI 03-2493-1991. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. Eric Tung. 2008. Parametric study of masonry infilled reinforced concrete frames using mortar joint properties. The 14th World Conference On Earthquake Engineering October 1217, 2008, Beijing, China. Tjokrodimulyo, K. (2007). Teknologi Beton. Yogyakarta: KMTS FT UGM. www.informasihargabahanbangunan.blogspot.co m. 2013. Perbedaan Bata Ringan AAC dan CLC