bidang
REKAYASA
H a l a ma n 211
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.10, No. 2 Mohamad Donie Aulia
H a l a m a n 212
Mohamad Donie Aulia Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.10, No. 2
pembantu, guna keperluan reaksi kimia Menurut( Mulyono.T, 2004) secara umum
selama proses pengerasan dan beton dapat dibedakan atas 2 kelompok
perawatan beton berlangsung. Agregat yaitu :
halus dan kasar disebut sebagai bahan
susun kasar campuran merupakan 1. Beton berdasarkan kelas dan mutu
komponen utama beton. Nilai kekuatan beton.
serta daya tahan (durability) beton Beton berdasarkan klasifikasi ini dapat
merupakan fungsi dari banyak faktor, dibagi 3 seperti yang tercantum dalam
diantaranya ialah nilai banding campuran table 1. dibawah ini:
dan mutu bahan susun,metode
pelaksanaan pengecoran, pelaksanaan a. Beton kelas I adalah beton untuk
finishing, temperature, dan kondisi pekerjaan-pekerjaan non strukturil.
perawatan pengerasannya. Nilai kuat Untuk pelaksanaannya tidak
tariknya hanya berkisar 9%-15% saja dari diperlukan keahlian khusus.
kuat tekannya (Dipohusodo, Istimawan Pengawasan mutu hanya dibatasi
1994).Menurut SNI.T-08-1991-03 kuat pada pengawasan ringan terhadap
tekan beton minimal adalah 17,5 MPa. mutu bahan-bahan, sedangkan
terhadap kekuatan tekan tidak
disyaratkan pemeriksaan. Mutu
H a l a ma n 213
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.10, No. 2 Mohamad Donie Aulia
H a l a m a n 214
Mohamad Donie Aulia Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.10, No. 2
H a l a ma n 215
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.10, No. 2 Mohamad Donie Aulia
MgO, CaO, TiO2, SO3, dan Cl, hilang pijar Semen Portland dapat dibagi atas 5 tipe
(Los of Ignition) 6%, pH 5, bobot isi ruah yaitu:
480-960 kg/cm3, peresapan air (water Tipe I, semen Portland yang dalam
absorbtion) 16,67%, berat jenis 0,8 gr/ penggunaannya tidak memerlukan
cm3, hantaran suara rendah (sound persyaratan khusus seperti jenis-jenis
transmission), rasio kuat tekan terhadap lainnya.
beban tinggi, konduktifitas panas rendah, Tipe II, semen Portland yang dalam
dan tekanan terhadap api sampai dengan penggunaannya memerlukan
6 jam. Batu apung banyak dijumpai di ketahanan terhadap sulfat dan panas
Indonesia, misalnya : Pulau hidrasi sedang.
Sumatera dan Jawa. Sifatnya menyatu Tipe III, semen Portland yang dalam
dengan semen. Kuat tekannya rendah. penggunaannya memerlukan kekuatan
awal yang tinggi dalam fase permulaan
Semen setelah pengikatan terjadi.
Tipe IV, semen Portland yang dalam
Semen (cement) adalah hasil industri dari penggunaannya memerlukan panas
perpaduan bahan baku batu kapur/ hidrasi yang rendah.
gamping sebagai bahan utama dan Tipe V, semen Portland yang dalam
lempunung/tanah liat atau bahan penggunaannya memerlukan
pengganti lainnya dengan hasil akhir
ketahanan yang tinggi terhadap sulfat.
berupa padatan berbentuk bubuk (bulk),
tanpa memandang proses Agregat
pembuatannya,yang mengeras atau
membantu pada pencampuran dengan Kandungan agregat dalam campuran
air. Batu kapur/gamping adalah bahan beton biasanya sangat tinggi. Komposisi
alam yang mengandung senyawa Calcium agregat tersebut berkisar 60% - 70% dari
Oksida (CaO), sedangkan lempung/tanah berat campuran beton. Walaupun
liat adalah bahan alam yang mengandung fungsinya hanya sebagai pengisi, tetapi
senyawa: Silika Oksida (SiO2), Aluminium karena komposisinya yang cukup besar,
Oksida (Al2O3), Besi Oksida (Fe2O3) dan agregat inipun menjadi penting. Sifat yang
Magnesium Oksida (MgO). Untuk paling penting dari suatu agregat (batu-
menghasilkan semen, bahan baku batuan, kerikil, pasir, dan lain-lain) ialah
tersebut dibakar sampai meleleh, kekuatan hancur dan ketahanan terhadap
sebagian untuk membentuk klinkernya benturan, yang dapat mempengaruhi
yang kemudian dihancurkan dan ikatannya dengan pasta semen, porositas
ditambah dengan gibs (gypsum) dalam dan karakteristik penyerapan air yang
jumlah yang sesuai (Mulyono. T, 2004). mempengaruhi daya tahan terhadap
proses pembekuan dan agresi kimia serta
a. Semen non-hidrolik, tidak dapat
ketahanan terhadap penyusutan (Brook
mengikat dan mengeras di dalam air
K.M, Murdock L.J, 1991).
akan tetapi dapat mengikat dan
mengeras di udara. Contoh : kapur
Jenis-jenis Agregat
b. Semen hidrolik, mempunyai
kemampuan untuk mengikat dan
Berdasarkan ukuran butiran nominal yang
mengeras di dalam air. Contoh : semen
diisyaratkan oleh SNI T-15-1991-03
Portland, semen Terak. (Shiroku Saito,
agregat dapat dibagi 2 yaitu :
1985)
Agregat kasar
c. Hidrasi dari Semen
d. Jenis-jenis Semen Portland Agregat kasar adalah agregat yang
semua butirannya tertinggal di atas
H a l a m a n 216
Mohamad Donie Aulia Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.10, No. 2
H a l a ma n 217
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.10, No. 2 Mohamad Donie Aulia
Dengan :
Perawatan beton ada 2 cara yaitu dengan F = gaya maksimum dari mesin tekan, N
cara penguapan dan pembasahan. A = luas penampang yang diberi tekanan,
Perawatan beton dengan cara cm2
pembasahan yaitu: P = kuat tekan, N/cm2
Menaruh beton dalam ruangan
lembab. Pada mesin uji tekan benda diletakkan
Menaruh beton dalam genangan dan diberikan beban sampai benda
air. runtuh, yaitu pada saat beban maksimum
Menaruh beton dalam air. bekerja seperti Gambar 2 berikut ini.
Menyelimuti permukaan beton
dengan air. ANALISA DATA
Menyelimuti permukaan beton
dengan karung basah. Mix Design Data
Menyirami permukaan beton secara Conplast WP421
kontinu.
Perawatan dengan uap yaitu Conplast wp421 adalah bahan tambahan
perawatan dengan tekanan rendah yang biasa digunakan untuk beton tahan
dan perawatan dengan tekanan tinggi air/waterproof concrete seperti bangunan
( Mulyono Tri, 2004). basement, kolam renang, beton atap,
reservoir, dan lain-lain.
Karakterisasi Beton Ringan
Keuntungan menggunakan Conplast
Beton dibuat dari campuran : semen, wp421 diantaranya :
pasir, zat aditif dan kerikil (batu apung).
Watertight : meminimalkan penetrasi
Campuran beton kemudian dicetak dan
air ke dalam beton
dirawat (curing) selama 28 hari.
Meningkatkan kekuatan tekan beton
Karakteristik beton yang diukur meliputi,
kuat tekan (compressive strength), Meningkatkan plastisitas beton yaitu
memudahkan pekerjaan beton
H a l a m a n 218
Mohamad Donie Aulia Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.10, No. 2
Agregat halus : pasir alam ex. Cimalaka Water cement ratio : 0,52
: SSD = 2,63 Free water required : 216 kg/m3 216 dm3
Agregat kasar : batu pecah ex. Purwakarta Cement : 351 kg/m3 111,4 dm3
: SSD = 2,61 Fly ash : 62 kg/cm 29,5 dm3
Semen : gresik, Portland cement tipe I Admixtures 1 : 1,05 lt/m3 1,05 dm3
: SP. Gravity = 3,15 Paste volume : 357,8 dm3
Fly ash : tipe F ex. PLTU suralaya Aggregate volume : 642,2 dm3
: SP. Gravity = 2,10 Fine aggregate-1 (SSD) : 0,47 x 642,2 x 2,63 =
Air : tidak mengandung > 0,1 % ion chloride 790 kg
: SP. Gravity = 1,0 Coarse aggregate (SSD) : 0,53 x 642,2 x 2,61 =
Admixtures-1 : tipe D TAM cem 6R, ex PT. TAM 891 kg
International Indonesia
: SP. Gravity = 1.18
H a l a ma n 219
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.10, No. 2 Mohamad Donie Aulia
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
kg/
Normal cm2 245.03 260.88 227.49 271.07 243.34 281.25 235.98 267.67 346.33
kg/
WP cm2 438.01 364.44 448.76 443.66 428.95 379.15 398.96 315.77 202.59
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
306.72 288.61 315.77 384.81 284.08 275.59 348.03 273.33 312.38 275.59 270.5
408.58 357.65 442.53 346.33 325.39 333.88 298.79 342.37 451.59 340.67 336.14
H a l a m a n 220
Mohamad Donie Aulia Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.10, No. 2
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
H a l a ma n 221
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.10, No. 2
H a l a m a n 222