Anda di halaman 1dari 14

Artikel Ilmiah

KUAT TEKAN BETON RINGAN DAN BETON NORMAL


PADA PERAWATAN STEAM DAN PERENDAMAN

Compressive Strength of Light Concrete and Normal Concrete on Steam and


Immersion Treatment

Tugas Akhir
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil

Oleh

RIYADI RIZKIYA PUTRA


F1A 012 129

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2018
ii
iiiii
KUAT TEKAN BETON RINGAN DAN BETON NORMAL PADA
PERAWATAN STEAM DAN PERENDAMAN

"Compressive Strength of Light Concrete and Normal Concrete on Steam and


Immersion Treatment"

Riyadi Rizkiya Putra(1), Suryawan Murtiadi(2), Suparjo(2)


(1)
Mahasiswa Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram.
(2)
Dosen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram.
E-mail: riyadirrp@gmail.com

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram.

ABSTRAK

Pembangunan di era modern dalam bidang konstruksi menunjukkan perkembangan yang sangat
pesat. Hal ini membuat beton menjadi salah satu bahan konstruksi bangunan sipil yang banyak
diterapkan secara luas dimasyarakat. Untuk memenuhi kuat tekan beton yang disyaratkan, perlu
adanya perawatan terhadap beton. Perawatan beton yang baik harus dilakukan pada umur awal,
sehingga digunakan perawatan penguapan beton, dalam mempercepat waktu produksi beton
dilapangan untuk mendapatkan kuat tekan awal yang tinggi. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui pengaruh dari beberapa metode perawatan terhadap nilai kuat tekan beton normal dan
beton ringan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Struktur dan Bahan Jurusan Teknik Sipil,
Universitas Mataram.
Dalam penelitian ini digunakan benda uji berbentuk kubus berukuran 15×15×15 cm dengan
jumlah benda uji masing-masing berjumlah 37 buah untuk setiap jenis beton, dengan kuat tekan
rencana untuk beton ringan sebesar 17 MPa dan untuk beton normal sebesar 30 MPa, pada perawatan
perendaman, perendaman dengan penambahan accelarator, dan penguapan (steam curing). Perawatan
steam curing diberikan selama 3 jam pada suhu konstan antara 66-70C, dan setelah beton dirawat dan
telah berumur 1, 3, 7 dan 28 hari maka dilakukan pengujian kuat tekan beton dengan menggunakan
alat mesin kuat tekan Compression Testing Machine (CTM), hal ini dilakukan untuk mengetahui
kekuatan dari benda uji.
Dari hasil penelitian didapatkan Hasil kuat tekan beton terhadap umur 28 hari pada umur 1 hari
pada perawatan perendaman, perendaman dengan penambahan accelarator, dan penguapan (steam
curing) untuk beton normal berturut-turut berpresentase berkisar 28%, 38%, dan 56%, dan untuk beton
ringan berturut turut berpresentase berkisar 35%, 46%, dan 54%. Pada umur 3 hari pada perawatan
perendaman, perendaman dengan penambahan accelarator, dan penguapan (steam curing) untuk beton
normal berturut-turut berpresentase berkisar 62%, 68%, dan 72%, %, dan untuk beton ringan berturut
turut berpresentase berkisar55%, 64%, dan 65%. Pada umur 14 hari pada perawatan perendaman,
perendaman dengan penambahan accelarator, dan penguapan (steam curing) berturut-turut untuk
beton normal berpresentase berkisar 93%, 97%, dan 87%, dan untuk beton ringan berturut turut
berpresentase berkisar 89%, 96%, dan 82%. Dalam penelitian ini perlu ditingkatkan ketelitian dalam
pembuatan benda uji agar tidak terjadi fluktuasi ketidak seragaman mutu beton.

Kata Kunci: Beton ringan, beton normal, perawatan, steam curing, persentase kuat tekan,

1
PENDAHULUAN Beton Ringan dan Beton Normal Pada
Pembangunan diera modern dalam bidang Perawatan Steam dan Perendaman”.
konstruksi menunjukkan perkembangan yang
sangat pesat. Hal ini membuat beton menjadi LANDASAN TEORI
salah satu bahan konstruksi bangunan sipil yang Beton
banyak digunakan dan diterapkan secara luas Beton adalah bahan yang diperoleh dari
oleh masyarakat. Dimana bahan penyusun beton mencampurkan semen, agregat halus (pasir),
terdiri dari semen,agregat kasar, agregat halus, agregat kasar (koral atau batu pecah) dan air,
air dan bahan tambah. yang mengeras menjadi benda padat
Pada saat keras, beton diharapkan mampu (T.Gunawan, 2007). Menurut SNI 03 – 2847 –
memikul beban sehingga sifat utama yang harus 2002, beton adalah bahan yang didapat dengan
dimiliki oleh beton adalah mempunyai nilai kuat mencampurkan semen portland atau semen
tekan yang besar. Selain mempunyai nilai kuat hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar
tekan yang besar, beton juga mudah dibentuk . dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang
Dari kelebihan yang dimiliki beton tersebut, membentuk masa padat yang setelah dicampur
penggunaan beton juga memiliki kekurangan merata (warnanya seragam) menghasilkan suatu
yaitu berat struktur beton itu sendiri memikul campuran yang plastis (antara cair dan padat)
beban yang relatif cukup besar. Maka untuk sehingga dapat dituang kedalam cetakan, untuk
mengatasi hal itu, perlu digunakan alternatif lain membentuknya menjadi bentuk yang diinginkan
seperti penggunaan beton ringan. setelah menjadi keras atau padat
Beton ringan memiliki campuran yang (Tjokrodimuljo,1992)
hampir sama dengan beton normal, akan tetapi Beton ringan adalah beton yang memiliki
untuk mengurangi berat jenisnya maka agregat berat jenis (density) lebih ringan daripada beton
kasar yang digunakan harus diganti dengan pada umumnya. Beton ringan dapat dibuat
agregat yang lebih ringan (batu apung, pasir, dengan berbagai cara, antara lain dengan
tanah liat, dll). Untuk memenuhi kuat tekan menggunakan agregat ringan (fly ash, batu
beton yang disyaratkan maka perlu adanya apung, expanded polystyrene, dll), campuran
perlakuan terhadap beton, yaitu perawatan antara semen, silika, pozolan, dll, atau semen
(curing) dengan kimia penghasil gelembung udara.
Curing secara umum dipahami sebagai (Ngabdurrochman, 2009)
perawatan beton,yang bertujuan untuk menjaga Pada konstruksi beton, berat sendiri material
kelembaban agar beton tidak cepat mengalami memberikan beban total yang sangat besar pada
dehidrasi. Curing sendiri dilakukan segera struktur. Untuk mengurangi beban mati suatu
setelah proses finishing beton selesai. struktur beton atau mengurangi sifat
Perawatan beton yang baik harus penghantaran panasnya maka telah banyak
dilakukan pada umur awal, sebab bila terjadi dipakai beton ringan. (Tjokrodimuljo,2012)
penguapan air yang significan di umur awal, Beton disebut sebagai beton ringan jika
beton akan mengalami penyusutan yang dapat beratnya kurang dari 1800 kg/m3. Pada
menyebabkan retak, oleh karena itu perlu dasarnya, beton ringan diperoleh dengan cara
adanya suatu perawatan untuk mempertahankan penambahan pori-pori udara kedalam campuran
beton supaya terus dalam keadaan betonnya. Oleh karena itu, pembuatan beton
basah,sehingga digunakan perawatan beton pada ringan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut
steam curing (Tjokrodimuljo,2012) :
Steam curing adalah proses perawatan a. Dengan penambahan gelembung-gelembung
dengan menggunakan penguapan dimana beton gas/udara dalam adukan semen.
dimasukkan dalam alat penguapan (curing tank) b. Dengan menggunakan agregat ringan,
setelah pengecoran dengan menggunakan misalnya tanah liat bakar, dan batu apung.
tekanan uap, suhu dan waktu yang diinginkan, c. Pembuatan beton tidak dengan butir-butir
perawatan sistem penguapan (steam curing) agregat halus.
merupakan salah satu penyelesaian
permasalahan dalam mempercepat waktu Perawatan Beton (Curing Concrete)
pembuatan dan produksi beton dilapangan untuk Perawatan beton adalah proses mengatur laju
mendapatkan kuat tekan awal yang tinggi. dan tingkat kehilangan kelembaban dari beton
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, selama hidrasi semen berlangsung. Kelembaban
penulis akan mengkaji mengenai “Kuat Tekan permukaan beton itu harus dijaga agar air
didalam beton segar tidak keluar. Hal ini untuk
menjamin proses hidrasi semen (reaksi semen
2
dan air) berlangsung dengan sempurna. Bila hal Kuat Tekan
ini tidak dilakukan, maka oleh udara panas akan Sifat yang paling diutamakan dari beton yaitu
terjadi proses penguapan air dari permukaan kuat tekan beton. Kuat tekan beton
beton segar, sehingga air dari dalam beton segar mengidentifikasi mutu dari suatu struktur.
mengalir keluar, dan beton segar kekurangan air Semakin tinggi tingkat kekuatan struktur yang
untuk hidrasi, sehingga timbul retak-retak pada dikehendaki, semaki tinggi pula mutu beton
permukaan betonnya (Tjokrodimuljo,2007). yang dihasilkan (Mulyono, 2003). Kekuatan
Pekerjaan perawatan beton menggunakan 4 tekan beton dapat dicapai sampai 1000 kg/cm2
metode yaitu : atau lebih, tegantung dari jenis campuran,
1 . Perawatan dengan pembasahan kualitas agregat, serta perawatannya.
2. Perawatan dengan penguapan Perawatan Kuat tekan beton adalah perbandingan antara
dengan uap dapat dibagi menjadi 2, yaitu tingkatan beban yang diberikan dengan luas
perawatan dengan tekanan rendah dan penampang, yang menyebabkan benda uji beton
perawatan dengan tekanan tinggi hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu
3. Perawatan dengan membran yang dihasilkan mesin tekan. Kekuatan tekan
membran yang digunakan untuk perawatan beton ditentukan oleh pengaturan dari
merupakan penghalang fisik untuk perbandingan semen, agregat kasar dan halus,
menghalagi penguapan air air dan berbagai jenis campuran beton.
4. Perawatan lainya. Pengukuran kuat tekan (Compressive
Strength) dapat dihitung dengan persamaan
Perawatan pada beton lainya yang dapat sebagai berikut (SNI 03-1974-1990):
dilakukan adalah perawatan dnengan
menggunakan sinar infra merah, yaitu dengan ……….......………(1)
melakukan penyinaran selama 2-4 jam pada
suhu 90 C Keterangan :
f’c = kuat tekan beton (MPa)
Perawatan yang Dipercepat P = beban maksimum (N)
Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, A = luas penampang benda uji (mm2)
penguapan pada tekanan atmosfir, panas dan
lembab, atau proses lainya yang dapat diterima, Apabila kekuatan tekan beton tidak
dapat dilakukan untuk mempercepat ditentukan dengan benda uji silinder, tetapi
peningkatan kekuatan dan mengurangi waktu dengan benda uji kubus 150 mm, maka
perawatan (SNI 03-2847-2002). Perawatan ini perbandingan antara kekuatan tekan yang
harus mampu menghasilkan kekuatan tekan didapat harus dikalikan faktor pengali 0,83.
sesuai dengan kekuatan rencana, dan prosesnya Karena, dari hasil-hasil percobaan diperoleh
harus mampu menghasilkan beton yang tegar bahwa karena pengaruh bentuknya maka kuat
(Mulyono, 2004). Untuk cuaca yang panas perlu tekan beton dengan benda uji kubus
diperhatikan bahan-bahan penyusunnya, cara menghasilkan kuat tekan sekitar 83% daripada
produksi, penanganan dan pengangkutan, dengan benda uji silinder (Tjokrodimuljo, 2007).
penuangan, perlindungan dan perawatan untuk
mencegah suhu beton atau penguapan air yang Analisa Data
berlebihan sehingga dapat mengurangi kekuatan Analisa data yang akan dilakukan dalam
tekannya dan mempengaruhi kekuatan struktur. penelitian ini yaitu analisa data kuantitatif.
Perawatan dengan uap (Steam Curing) dapat Menurut Sugiyono (2008) analisa data
meningkatkan kuat tekan beton karena daya ikat kuantitatif merupakan metode analisis yang
semen dengan agregat dan kekuatannya berlandaskan pada filsafat positivisme,
mengalami peningkatan pada suhu yang tinggi, digunakan untuk meneliti pada populasi dan
tetapi dengan suhu awal yang tinggi sampel tertentu. Analisis data bersifat kuantitatif
mengakibatkan pori-pori pada beton yang dapat atau lebih dikenal dengan statistik dilakukan
mengurangi kekuatannya karena penguapan dengan tujuan menguji hipotesis yang
yang cepat. Oleh karena itu dengan perawatan
uap dapat mencegah proses hidrasi yang cepat
METODE PENELITIAN
yang tidak beraturan dengan temperatur yang
Lokasi Penelitian
tinggi, sehingga kuat tekan beton dapat cepat
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
tercapai dan pori-pori beton dapat dihindari.
Struktur dan Bahan Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Universitas Mataram.
3
Perawatan Benda Uji
Bahan dan Alat Penelitian Perawatan ini dilakukan setelah beton
Bahan yang digunakan dalam proses mengalami final setting, artinya beton telah
pencampuran adalah: Semen Portland(PC) type mengeras. Curing atau perawatan beton
1, agregat halus (pasir), agregat kasar (batu mempunyai maksud untuk menjamin proses
pecah), agregat kasar ringan (batu apung), hidrasi semen agar dapat berlangsung dengan
accelarator, dan air. sempurna, sehingga retak-retak pada permukaan
Kemudian alat-alat yang digunakan dalam beton dapat dihindari serta mutu beton yang
penelitian ini yaitu satu set ayakan atau saringan diinginkan dapat tercapai.
agregat, timbangan, penggaris, bak rendam, Pada penelitian ini, perawatan benda uji
cetakan beton kubus ukuran 15×15×15 cm, kubus umur 1, 3, 14 dan 28 hari dilakukan
piknomter, keranjang kawat, mesin los angeles, dengan tiga cara, yaitu:
kerucut abrams, dan alat CTM. a. Perawatan dengan steam curing
1. Beton yang telah diaduk dimasukkan
Pengujian Pendahuluan kedalam cetakan kubus berukuran
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk 15x15x15 cm dan didiamkan selama ±2
mengetahui spesifikasi bahan yang akan jam hingga benda uji mampu diangkat dari
digunakan sebagai bahan penyusun beton. cetakan.
Adapun pemeriksaan yang dilakukan yaitu 2. Benda uji dimasukkan kedalam alat
pemeriksaan berat satuan agregat, penguapan dengan cetakannya dan di
pememeriksaan berat jenis agregat, analisis berikan uap panas dengan waktu awal ± 30
saringan, pemeriksaan kandungan lumpu,dan menit (hingga mendapat suhu stabil antara
ketahanan aus agregat kasar 60-70°C)
3. Kemudian benda uji di berikan steam pada
Perencanaan Campuran Beton (Mix Design) suhu konstan selama 3 jam.
Perencanaan campuran beton merupakan 4. Setelah itu dilakukan penurunan suhu
suatu proses teoritis untuk menentukan jumlah selama 30 - 1 jam untuk proses pendinginan
masing-masing bahan yang diperlukan dalam Adapun perencanaan temperatur dan waktu
suatu campuran beton, hal ini dilakukan agar pada penguapan benda uji dalam pelaksanaan
proporsi dapat memenuhi syarat. Pada tahap ini, perawatan dengan steam ditunjukkan oleh
dilakukan pembuatan mix design yang Gambar 1
berdasarkan metode perhitungan SNI 03-3449-
2002 (beton ringan ) dan SNI 03-2834-2000 Uap mati

Pendinginan
Rambatan

66°C - 70°C

Benda uji ditest


(beton normal).
Mulai diuap
Selesai cor

Kebutuhan Benda Uji suhu ruang


30°C - 32°C

Dalam penelitian ini, dibuat benda uji kubus 2 jam 0,5 jam 3 jam 0,5 jam 0,5 jam
15 x 15 x 15 cm dengan dan tanpa penambahan 6,5 jam
accelaratorr untuk pengujian kuat tekan pada
umur 1, 3, 14 dan 28 hari dengan Gambar 1. Grafik Rencana Pemberian Suhu dan
mengkondisikan benda uji pada tiga keadaan Waktu Tekan Dalam Alat Steamer
perawatan yaitu; perawatan dengan steam, (Rommel,E.,2011)
perawatan dengan cara perendaman dan
perendaman dengan penambahan accelarator. Alat yang digunakan dalam perawatan
Adapun jumlah benda uji beton normal dan steam ini adalah alat Steamer yang terbuat dari 2
beton ringan dengan beberapa perawatan dapat buah dandang pengukus yang dihubungkan oleh
dilihat pada tabel 1 berikut. pipa tahan panas untuk menyalurkan uap panas,
Tabel 1. Jumlah Benda Uji Kubus seperti pada gambar dibawah ini:
Benda Uji Umur Beton Umur Beton Ju
Dengan Normal Ringan m
Beberapa (Hari) (Hari) la
Perawatan h
1 3 14 28 1 3 14 28
Perendaman 3 3 3 3 3 3 3 3 24
Steam 3 3 3 3 3 3 3 3
Accelarator 3 3 3 3 3 3 3 3 24
Jumlah 36 36 72

4
Gambar 2 sketsa alat steamer
Gambar 4 Alat CTM

Bagan Alir Penelitian

Mulai

Persiapan Material & Alat Uji

Pengujian & Pemeriksaan Bahan

Memenuhi
Syarat ? Tidak

Ya
Gambar 3 Perletakan benda uji
Mix Design

a. Perawatan normal atau dengan cara benda uji Pembuatan Benda Uji Kubus

di rendam dalam jangka waktu tertentu


didalam bak perendaman . Perawatan normal
Perawatan dengan penguapan Accelerator
(Steam Curing)

b. Perawatan dengan cara menambah Pengujian Kuat Tekan Benda Uji


accelarator pada benda uji kemudian Usia 3, 7 dan 28 Hari

direndam dalam jangka waktu tertentu


didalam bak perendaman Analisis Data

Kesimpulan
Pengujian Kuat Tekan Beton
Setelah beton dirawat dan telah berumur 1, Selesai
3, 14 dan 28 hari maka dilakukan pengujian kuat
Gambar 5. Bagan Alir Penelitian
tekan beton hal ini dilakukan untuk mengetahui
kekuatan dari benda uji. Nilai Kuat tekan beton
Analisa Data
dapat diketahui dengan melakukan pengujian Setelah semua data yang dibutuhkan
menggunakan alat mesin kuat tekan didapat, selanjutnya menganalisis data yang
Compression Testing Machine (CTM), dengan
telah diperoleh dari pengujian. Analisa data
cara memberikan beban tekan bertingkat dengan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kecepatan peningkatan beban tertentu dengan dengan analisis data kuantitatif. data yang
benda uji berupa kubus berukuran 15×15×15
diperoleh dari hasil pengujian diolah serta
cm. Selanjutnya benda uji ditekan dengan mesin dianalisi secara langsung dan dengan persamaan
CTM hingga pecah, beban tekan maksimum yang ada pada bab landasan teori. Kemudian
pada saat pengujian dibagi luas penampang dari menghimpun data ke dalam tabel dan grafik dan
benda uji merupakan nilai kuat tekan beton yang
pedoman SNI yang digunakan, kemudian
dinyatakan dalam satuan MPa atau kg/cm2. membandingkan hasl analisi yang didapat.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton
Dari hasil pemeriksaan bahan penyusun
beton ini didapatkan nilai berat satuan, nilai

5
gradasi, nilai berat jenis, nilai kadar lumpur, dan apung termasuk agregat ringan dengan berat
nilai ketahanan aus. Hasil pemeriksaan bahan- satuan kurang dari 0.80gr/cm3.
bahan penyusun tersebut dapat dilihat pada
tabel-tabel berikut: Berat Jenis Agregat
Pemeriksaan berat jenis agregat yang
Tabel 2 Hasil Pemeriksaan Bahan dilakukan pada penelitian ini adalah
No Sifat Fisik Jenis Agregat pemeriksaan berat jenis dalam keadaan kering
Pasir Batu Batu dan dalam keadaan jenuh kering muka (SSD).
Apung peca Hasil pemeriksaan menunjukkan berat jenis
h pasir pada kondisi kering rata-rata yaitu 2,562
1 Berat Berat sedangkan berat jenis pada kondisi jenuh kering
Satua satuan muka (SSD) rata-rata sebesar 2,651 dan hasil
n lepas 1,395 0,523 1,344 pemeriksaan batu pecah pada kondisi kering
Agre rata-rata rata-rata adalah 2,584 sedangkan berat jenis
gar (gr/cm³) pada kondisi jenuh kering muka (SSD) rata-rata
Berat sebesar 2,618..
satuan Hasil ini menunjukkan bahwa pasir dan batu
padat 1,589 0,595 1,471 pecah yang digunakan termasuk jenis agregat
rata-rata normal sesuai Tjokrodimuljo (2012) yang
(gr/cm³) memiliki berat jenis antara 2,50-2,70.
2 Berat Berat Sedangkan hasil pemeriksaan berat jenis batu
Jenis jenis apung pada kondisi kering rata-rata adalah 1,074
Agre kondisi 2,526 1,074 2,584 sedangkan berat jenis pada kondisi SSD rata-
gat kering rata sebesar 1,408. Hasil yang didapatkan sesuai
rata-rata dengan pernyataan Mulyono (2004) dimana batu
Berat apung termasuk agregat ringan karena berat
jenis jenisnya kurang dari 2.
kondisi 2,651 1,408 2,618
SSD Gradasi Agregat Halus
rata-rata Berdasarkan pemeriksaan gradasi agregat
3 Grada Modu yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa
si Halus pasir termasuk dalam zona II yaitu pasir agak
2,945 6,757 6,641 kasar dengan nilai modulus halus butir (MHB)
Agre Butir
gat (MHB) yang didapatkan sebesar 2,945. Hal ini
4 Kadar Kadar menunjukkan agregat halus memenuhi
Lump lumpur persyaratan modulus kehalusan butiran sebesar
0,456 - - 1,5-3,8 (Tjokrodimuljo, 2012).
ur agregat
(%)
5 Ketahanan Aus 44,88 38,86 Gradasi Agregat Kasar
- Melalui prosedur yang sama seperti gradasi
% %
agregat halus, hasil pemeriksaan agregat kasar
Berat Satuan Agregat (batu pecah) didapatkan modulus halus butir
Pada penelitian ini dilakukan dua (MHB) sebesar 6,641 dengan diameter butiran
pemeriksaan yaitu pemeriksaan berat satuan maksimum yang digunakan sebesar 20 mm.
lepas dan berat satuan padat. Hasil pemeriksaan Agregat kasar (batu pecah) yang digunakan ini
menunjukkan berat satuan lepas rata-rata yaitu telah memenuhi persyaratan modulus kehalusan
1,395 gr/cm3 untuk pasir dan 1,344 gr/cm3 untuk butiran sebesar 6-8 (Tjokrodimuljo, 2012).
batu pecah, sedangkan untuk berat satuan padat
rata-rata sebesar 1,589 gr/cm3 untuk pasir dan Pemeriksaan Kadar Lumpur
1,471 gr/cm3 untuk batu pecah. Hasil pemeriksaan didapatkan kadar lumpur
Sedangkan hasil pemeriksaan berat satuan rata-rata pada pasir sebesar 0,456% Hal ini
lepas rata-rata dan berat satuan padat rata-rata menunjukkan kandungan lumpur agregat halus
untuk batu apung berturut-turut adalah 0.523 memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 5% dari
dan 0.595 gr/cm3. Hasil yang didapatkan sesuai berat agregat (Tjokrodimuljo, 2012). Dengan
dengan pernyataan Mulyono (2004) dimana batu demikian pasir tersebut dapat dipakai sebagai
bahan penyusun beton

6
Pemeriksaan Kadar Lumpur ringan dan beton normal dapat dilihat pada
Hasil pengujian ketahanan aus untuk batu Gambar 6 berikut.
pecah setelah putaran 100 kali sebesar 12,38 %
dan setelah putaran ke 500 kali sebesar 38,86 %.
Dan hasil pengujian ketahanan aus untuk batu
apung setelah 100 kali putaran sebesar 28,92%
dan setelah putaran ke 500 kali sebesar 44,88%.

Desain Campuran Adukan Beton


Perhitungan rancangan campuran (mix
desain) adukan beton berdasakan SNI 03-2834-
Gambar 6 Grafik kenaikan suhu selama
2000 dengan atau tanpa bahan tambah
penguapan
Viscocrete 3115N (superplasticizier) dan
SikaCim Accelerator (Accelerator). Kebutuhan
Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton
bahan penyusun beton per 1 m3 dapat dilihat
Melalui hasil pengujian kuat tekan
pada Tabel 2 sebagai berikut.
beton, dapat diketahui perkembangan kekuatan
tekan dari tiap umur beton dengan variasi
Tabel 3. Kebutuhan Bahan Penyusun Beton
perawatan (curing) yang digunakan pada
per 1 m3
masing-masing benda uji tersebut. Hasil
f’c Accel
Se pengujian kuat tekan beton ringan rata-rata
Per ren arat
Agregat m dapat dilihat pada Tabel 4.3, dan hasil pengujian
aw can Air Pasir or
FAS Kasar en
ata a (kg) (kg) (Kg) kuat tekan beton normal rata-rata dapat dilihat
(kg) (k
n (M
g) pada Tabel 4.
Pa)
NN 0,45 225 656,46 906,54 500 - Tabel 4. Kuat Tekan Beton Ringan Rata-rata
30 . 75 dengan Beberapa Perawatan
NA 150 656,46 906,54 500
0.3 Kuat Tekan Rata-Rata (MPa)
149,0 - Perlakuan
LN 0,40 748,365 470,5731 375
17 619 Beton 1 3 14 28
LA 0.27 99,38 748,365 470,5731 375 49,69 Hari Hari Hari Hari
Keterangan:
LN 5.4 8.0 13.0 14.6
NN : Beton Nomal
NA : Beton Normal + Accelerator LA 6.5 9.0 13.5 14.0
LN : Beton Ringan
LA : Beton Ringan + Accelerator LS 7.2 8.6 10.9 13.3
Perendaman benda uji
Untuk menjamin proses hidrasi semen agar Tabel 5. Persentase kuat tekan beton ringan
dapat berlangsung dengan sempurna maka terhadap umur 28 hari dengan beberapa
dilakukan perawatan pada benda uji, yaitu perawatan
perawatan dengan cara perendaman. Sebanyak
42 buah benda uji direndam dalam bak Persentase Kuat Tekan (%)
perendam berisi air dengan atau tanpa Perlakuan
penambahan accelarator, selama 3 hari, 14 hari, Beton 1 3 14 28
dan 28 hari, Hari Hari Hari Hari

Perawatan Penguapan LN 35% 55% 89% 100%


Pemberian uap ini dilakukan untuk
menngkatkan kekuatan beton dan mengurangi LA 46% 64% 96% 100%
waktu perawatan. Penguapan ini dilakukan
dengan alat steam yang dibuat dengan dua buah LS 54% 65% 82% 100%
dandang yang dihubungkan dengan
menggunakan pipa tahan panas. Pemberian uap LB - 66% 84% 100%
pada benda uji ini dilakukan selama 4 jam
dengan suhu sebesar 66-70 °C. Adapun grafik
kenaikan suhu selama penguapan untuk beton

7
Keterangan: diperoleh early strength (kekuatan awal) yang
LN : Light Weight Normal tinggi pada umur muda.
LA : Light Weight Accelerator Persentasi kuat tekan beton ringan
LS : Light Weight Steam Curing tertinggi pada umur 3 hari, berada pada
LB : Lght Weight Banding (Azhar.M 2015) perawatanpebguapan, yaitu sebesar 65%, hal ini
Dari hasil nilai kuat tekan beton ringan dikarenakan uap panas yang diberikan
yang telah diperoleh sebelumnya, dapat menyebabkan hidrasi berjalan cepat sehingga
diketahui perbandingan kekuatan tekan pada tiap diperoleh early strength (kekuatan awal) yang
umur beton dengan variasi perawatan (curing) tinggi pada umur muda.
beton. Perbandingan kuat tekan beton ringan Presentase kuat tekan beton ringan
umur 1 hari, 3 hari, 14 hari dan 28 hari pada tiap tetinggi pada umur 14 hari, berada pada
perawatan dapat dilihat pada Gambar 7 berikut. perawatan perendaman dengan penambahan
accelarator, yaitu sebesar 96%, hal ini
dikarenakan penambahan accelarator
mempercepat waktu ikatan (setting time) dan
pengerasan beton, sehingga memberikan
kekuatan beton yang tinggi.
Dari Gambar 8 menunjukkan perawatan
dengan penguapan memberikan kekuatan beton
awal yang tinggi,namun tidak memberikan
kenaikan kekuatan beton yang signifikan hal ini
terlihat dari penurunan kecepatan kenaikan
kekuatan beton, sedangkan perawatan dengan
perendaman dan penambahan accelarator
Gambar 7 Perbandingan Kuat tekan beton memberiakan kecepatan kenaikan kekuatan
ringan rata rata pada setiap perawatan beton yang besar, hal ini karena beton diberikan
perawatan terus meneres, sehingga proses
Gambar 7 diatas menunjukkan bahwa hidrasi beton berlangsung dengan sempurna, dan
nilai kuat tekan beton ringan pasca steam penambahan accelarator memberikan kecepatan
diperoleh cukup besar yaitu sebesar 7,2 MPa (42 pengerasan beton yang besar.
% dari kuat tekan rencana). Hal ini dikarenakan Tabel 6. Kuat Tekan Beton Normal Rata-
penguapan yang diberikan pada beton yang rata dengan Beberapa Perawatan
menyebabkan hidrasi berjalan cepat sehingga
diperoleh early strength (kekuatan awal) yang
Kuat Tekan Rata-Rata (MPa)
tinggi.
Perlakuan
Beton 1 3 14 28
Hari Hari Hari Hari

NN 10.6 21.8 33.6 38.0

NA 14.1 24.9 35.0 37.8

NS 17.8 22.9 27.8% 32.0

Tabel 7. Persentase kuat tekan beton ringan


terhadap umur 28 hari dengan beberapa
Gamabr 8 Grafik Perbandingan Kuat Tekan perawatan
Beton Ringan Umur 1 Hari, 3 Hari, 14 hari dan
umur 28 Hari pada Setiap Perawatan Persentase Kuat Tekan (%)
Perlakuan
Gambar 8 menunjukkan bahwa Beton 1 3 14 28
persentase kuat tekan beton ringan pada umur 1 Hari Hari Hari Hari
hari dengan perawatan penguapan diperoleh
cukup besar yaitu 54%. Hal ini dikarenakan NN 28% 62% 93% 100%
penguapan yang diberikan pada beton yang
NA 38% 68% 97% 100%
menyebabkan hidrasi berjalan cepat sehingga

8
NS 56% 72% 89% 100% (59,43 % dari kuat tekan rencana). Hal ini
dikarenakan penguapan yang diberikan pada
NB - 67% 87% 100% beton yang menyebabkan hidrasi berjalan cepat
sehingga diperoleh early strength (kekuatan
awal) yang tinggi.
Tabel 8 Perbandingan rasio kuat tekan beton
dengan PB 1989:16
Persentase Kuat Tekan
(%)
Perlakuan
Beton
14 28
3 hari
Hari Hari

NN 0.57 0.88 1
Gamabr 10 Grafik Perbandingan Kuat Tekan
NP 0.46 0.88 1
Beton Normal Umur 1 Hari, 3 Hari, 14 hari dan
umur 28 Hari pada Setiap Perawatan
Keterangan:
Gambar 10menunjukkan bahwa persentase
NN : Normal Normal
kuat tekan beton normal pada umur 1 hari
NA : Normal Accelerator
diperoleh cukup besar yaitu 56%. Hal ini
NB : Normal Banding Perawatan
dikarenakan penguapan yang diberikan pada
Rendam (Yulita, 2011)
beton yang menyebabkan hidrasi berjalan cepat
NP : Rasio kuat tekan beton normal
sehingga diperoleh early strength (kekuatan
(PB 1989:16, dalam Mulyono,
awal) yang tinggi pada umur muda.
2005)
Persentasi kuat tekan beton normal
Pada tabel 8 dapat diketahui bahwa tidak
tertinggi pada umur 3 hari, berada pada
adanya perbeaan yang significant antara rasio
perawatan steam curing yaitu sebesar 72%, hal
kuat tekan beton normal yang dihasilkan pada
ini dikarenakan semakin tinggi suhu perawatan
penelitian ini dengan rasio kuat tekan beton
maka akan semakin cepat kenaikan kekuatan
normal yang ada pada PB 1989 : 16
tekan beton pada umur muda (Tjokrodimuljo
Dari hasil nilai kuat tekan beton normal
dalam angjaya 2013)
yang telah diperoleh sebelumnya, dapat
Presentase kuat tekan beton tertinggi
diketahui perbandingan kekuatan tekan pada tiap
pada umur 14 hari, berada pada perawatan
umur beton dengan variasi perawatan (curing)
perendaman dengan penambahan accelarator,
beton. Perbandingan kuat tekan beton normal
yaitu sebesar 97%, hal ini dikarenakan
umur 1 hari, 3 hari, 14 hari dan 28 hari pada tiap
penambahan accelarator mempercepat waktu
perawatan dapat dilihat pada Gambar 4.7
ikatan (setting time) dan pengerasan beton,
berikut.
sehingga memberikan kekuatan beton yang
tinggi.
Dari gambar 10 menunjukkan
perawatan dengan penguapan memberikan
kekuatan beton awal yang tinggi,namun tidak
memberikan kenaikan kekuatan beton yang
signifikan hal ini terlihat dari penurunan
kecepatan kenaikan kekuatan beton, sedangkan
perawatan dengan perendaman dan penambahan
accelarator memberiakan kecepatan kenaikan
kekuatan beton yang besar, hal ini karena beton
diberiakan perawatan terus meneres, sehingga
Gambar 9 Perbandingan Kuat beton normal proses hidrasi beton berlangsung dengan
tekan rata rata pada setiap perawatan sempurna, dan penambahan accelarator
memberikan kecepatan pengerasan beton yang
Gambar 9 diatas menunjukkan bahwa besar.
nilai kuat tekan beton normal pasca steam
diperoleh cukup besar yaitu sebesar 17,8 MPa
9
KESIMPULAN DAN SARAN permukaan yang halus, sehingga menyebabkan
Kesimpulan lemahnya ikatan antara pasta semen dengan
Setelah melakukan pengujian terhadap agregat kasar tersebut.
kuat tekan beton dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut: Saran
1. Beton Ringan Berdasarkan hasil penelitian, maka
dapat diberikan saran antara lain:
Hasil kuat tekan beton ringan terhadap 1. Pada proses perawatan perendaman beton,
umur 28 hari pada umur 1 hari pada perawatan hal ini belum dilakukan dengan baik karena
perendaman, perendaman dengan penambahan tempat bak perendam yang seharusnya tidak
accelarator, dan penguapan (steam curing) berada dibawah sinar matahari karena hal
berturut-turut berpresentase 35%, 46%, dan tersebut dapat mengganggu proses perawatan
54%. Hasil kuat tekan beton ringan terhadap beton.
umur 28 hari pada umur 3 hari pada perawatan 2. perlu dilakukan pengujian pada bentuk kubus
perendaman, perendaman dengan penambahan dan silinder dalam rancangan campuran yang
accelarator, dan penguapan (steam curing) sama untuk mengetahui pengaruh dan
berturut-turut berpresentase berkisar 55%, hubungan kedua bentuk tersebut pada
64%, dan 65%. Hasil kuat tekan beton normal perawatan steam curing.
terhadap umur 28 hari pada umur 14 hari pada 3. Perlu adanya penelitan lebih lanjut tentang
perawatan perendaman, perendaman dengan kombinasi perawatan antara steam dengan
penambahan accelarator, dan penguapan perendaman ataupun steam dengan
(steam curing) berturut-turut berpresentase pendinginan.
berkisar 89%, 96%, dan 82% 4. Perlu adanya penelitian tentang perbandingan
dan pengaruh penambahan bahan tambah,
2. Beton Normal misalnya abu sekam padi pada perawatan
Hasil kuat tekan beton normal terhadap steam curing dan perendaman dalam
umur 28 hari pada umur 1 hari pada perawatan mempengaruhi sifat fisik dan mekanik beton.
perendaman, perendaman dengan penambahan 5. Pada penelitian selanjutnya dapat dicoba
accelarator, dan penguapan (steam curing) penggunaan agregat kasar ringan dari limbah
berturut-turut berpresentase berkisar 28%, plastik yang diolah menjadi agregat kasar
38%, dan 56%. Hasil kuat tekan beton normal ringan dan berikan perawatan pada steam
terhadap umur 28 hari pada umur 3 hari pada curing .
perawatan perendaman, perendaman dengan 6.
penambahan accelarator, dan penguapan DAFTAR PUSTAKA
(steam curing) berturut-turut berpresentase Mulyono, T., 2004, "Teknologi Beton", Penerbit
berkisar 62%, 68%, dan 72%. Hasil kuat tekan Andi, Yogyakarta.
beton normal terhadap umur 28 hari pada umur
14 hari pada perawatan perendaman, Sarah, F., 2016, Pengaruh Set Accelerator
perendaman dengan penambahan accelarator, Terhadap Perkembangan Kuat
dan penguapan (steam curing) berturut-turut Tekan dan Kuat Lentur Beton
berpresentase berkisar 93%, 97%, dan 87%. Berserat Campuran, Jurusan
Pendidikan Teknik Sipil dan
3.Dari tiga perlakuan perawatan yang dilakukan, Perencanaan, Fakultas Teknik,
dapat dilihat bahwa dengan perawatan uap Universitas Negeri Yogyakarta,
(steam curing) hanya akan mempengaruhi Yogyakarta.
kekuatan awalnya saja karena dengan
temperatir tinggi akan mempercepat proses Septyanto. K.,2016,Analisa Perawatan Beton
hidrasi dan pengikatan, tetapi untuk kekuatan Cetak Dengan Uap.Jurusan Teknik
akhirnya akan lebih rendah dari perawatan Sipil Universitas Muhamadiyah
perendaman Metro, Lampung.
SNI 03-3449-2002., "Tata Cara Rencana
4.Kuat tekan beton ringan yang diperoleh pada Pembuatan Campuran Beton Ringan
penelitian ini tidak mencapai kuat target dengan Agregat Ringan", Badan
rencana namun dapat dikatakan hasil tersebut Standardisasi Nasional.
mendekati kuat target tersebut, hal ini dapat
disebabkan oleh agregat kasar ringan yang
digunakan dalam penelitian ini mempunyai
10
SNI 03-2834-2000., "Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton Normal",
Badan Standardisasi Nasional.

Tjokrodimuljo. K., 2012, "Teknologi Beton",


Biro Penerbit, Yogyakarta.

Yazdani, N., Filsaime, M. & Manzur, T. (2010).


Effect of Steam Curing on Shrinkage
of Concrete Piles with Silica Fume.
Second International Conference on
Sustainable Construction Materials
and Technologies, June.

11

Anda mungkin juga menyukai